Oleh :
Kelompok 8
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pada kita berupa
keimanan dan keislaman, kemudian salam dan sejahtera atas junjungan kita
Nabi Muhammad saw. dan keluarganya serta para sahabatnya.
Ucapan terima kasih kami hantarkan kepada bapak Syukran untuk
tugas dan wawasan baru yang diberikan lewat mata kuliah ini. Pemakalah
menyadari banyak kekeliruan dalam makalah ini, maka saran dan masukan
dari pembaca akan membantu untuk menyempurnakannya.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
3
A. PENDAHULUAN
Salah satu kajian keislaman zaman dahulu yang ada di nusantara adalah
penulisan tafsir al-Qur‟an. Penulis tafsir al-Qur‟an itu dianggap sebagai
warisan intelektual Islam di Nusantara. Para ulama di Indonesia sudah sejak
lama menulis Kitab Tafsir, baik dalam bahasa Melayu, Indonesia, bahasa
Arab dan bahasa daerah. Tafsir Al-Ibriz adalah karya KH. Bisri Mustafa
yang cukup terkenal di Jawa, khususnya di lingkungan pesantren. Tafsir ini
sengaja menggunakan bahasa Jawa dalam penyusunannya karena K.H Bisri
Musthafa menginginkan agar ilmu yang beliau peroleh dapat bermanfaat.
Telah sampai karya ini kepada kita (masa sekarang).
B. PEMBAHASAN
1
Pasangan Dakilah dan Khotijah dikaruniai dua orang anak yaitu Zuhdi dan Maskanah.
2
Ketika menikah dengan Dalimin, pasangan Dalimin dan Khotijah dikaruniai dua orang
anak yaitu Achmad dan Tasmin.
4
1967, Bisri kemudian menikah lagi dengan wanita asal Tegal bernama Umi
Atiyah. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai seorang putra bernama
Maimun.3 Bisri Mustofa wafat pada hari Rabu tanggal 17 Februari 1977 (27
Safar 1397 H.), menjelang Asar di Rumah Sakit Umum Dr. Karyadi
Semarang karena serangan jantung, tekanan darah tinggi dan gangguan
paru-paru.
Rihlah Ilmiyyah
Mbah Bisri dibimbing oleh kedua orang tuanya mengenai dasar-
dasar pendidikan Islam. Setelah ayahnya wafat Mbah Bisri mengembara
untuk mencari ilmu dari pesantren satu ke pesantren lain. Sebelum
mengenal pesantren, pasca sepeninggal ayahnya tanggung jawab keluarga
Mbah Bisri berganti kepada kakak tirinya yaitu Zuhdi. Pada saat itu di
Rembang terdapat beberapa sekolah, Eropese School, Hollands Inlands
School, Sekolah Ongko 2. Mulanya H. Zuhdi mendaftarkan Mbah Bisri di
HIS, namun akhirnya diurungkan karna HIS adalah sekolah milik Belanda.
Mbah Bisri akhirnya menempuh sekolahnya di Sekolah Ongko 2 kurang
lebih selama 3 tahun. Pada tahun 1925, Mbah Bisri melaksanakan
tabarukan4 di pesantren Kajen, pimpinan KH. Chasbulloh. Pada tahun 1926,
Bisri lulus sekolah di Ongko Loro dan melanjutkan mengaji di Pesantren
KH Cholil di Kasingan. Pada tahun 1930 M, Bisri diajarkan oleh Suja‟i
kitab Alfiyyah ibn Malik kitab yang berisikan 1000 Nadzam yang
menjelaskan ilmu Nahwu dan Sorof yang dikarang oleh Ibnu Malik, Bisri
menempuh 2 tahun pembelajaran untuk menguasainya. Setelah menikah di
tahun 1935, Bisri pergi ke Mekkah melanjutkan perjalanan intelektualnya,
selama di Mekkah Bisri tinggal dirumah Syaikh Chamid Said. Pada tahun
1937 beliau diminta pulang oleh KH. Cholil ke Remabng. Pada tahun 1939
KH. Cholil wafat dan Bisri mengantikannya menjadi pengurus pesantren
KH. Cholil.
3
Muhammad Khoirul Anwar, Program Studi Ilmu al Qur'an dan Tafsir (2010), hlm. 25.
4
Suatu kegiatan yang dilakukan setiap Ramadhan untuk mengaji kitab, tabarukan
dapat diartikan mencari barokah
5
Setting Sosial
Dalam perjalanannya, Mbah Bisri memiliki berbagai capaian di
bidang politik, dakwah dan perdagangan. Mbah Bisri dikenal oleh banyak
lapisan masyarakat. Mbah Bisri hidup pada era penjajahan, tepatnya tahun
1941, saat itu Jepang mengumumkan perang melawan sekutu. Pada Maret
1942 Jepang mendarat di Jawa. KH. Bisri hidup dalam tiga zaman, yaitu
zaman penjajahan, zaman pemerintahan Soekarno dan masa Orde Baru.
Pada zaman penjajahan, Mbah Bisri duduk sebagai ketua Nahdlatul Ulama
dan ketua Hizbullah Cabang Rembang. Kemudian, setelah Majelis Islam
A‟la Indonesia (MIAI) dibubarkan Jepang, Mbah Bisri diangkat menjadi
ketua Masyumi Cabang Rembang, sedang ketua Masyumi pusat waktu itu
adalah KH. Hasyim Asy‟ari dan wakilnya Ki Bagus Hadikusumo. Masa-
masa menjelang kemerdekaan, KH. Bisri mendapat tugas dari PETA
(Pembela Tanah Air). KH. Bisri Mustafa juga pernah menjabat sebagai
kepala Kantor Urusan Agama dan ketua Pengadilan Agama Rembang.5
5
M Ibrahim, “BAB III Biografi KH Bisri Mustafa dan profil Tafsir Al-Ibriz”
http://repo.uinsatu.ac.id/19819/8/BAB III.pdf diakses pada 28 September 2022
6
Laduni.ID Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman
www.laduni.id/post/read/715/biografi-kh-bisri-mustofa, diakses pada 28 September 2022
6
Suja‟i
Kiai Kamil
Syeikh Hamdan al-Maghribi
Syeikh Alwi al-Maliki
Sayyid Amin
Syeikh Hasan Massyat dan Sayyid Alwi
KH. Abdullah Muhaimin (menantu KH. Hasyim Asy'arie)
KH. Bakir (Yogyakarta).
Murid
Karangan-karangan
7
Risalah al-Ijtihadi wa at-Taqlid
Al-Khabibah
Al-Qawa‟idu al-Fiqhiyah
Al-Aqidah al-Awam
b. Tafsir Al-Ibriz
Tafsir Al – Ibriz karya KH. Bisri Mustafa memiliki judul lengkap Al-
Ibriz li Ma‟rifat Tafsir Al-Qur‟an Al-Aziz. Tafsir ini cukup dikenal di
kalangan para muslim jawa, khususnya di lingkungan pesantren. Tujuan
KH. Bisri Mushthafa menulis Tafsir Al-Ibriz ini agar umat Islam dari
berbagai latar belakang bahasa yang berbeda, bisa lebih untuk memahami
pesan maupun makna yang terkandung di dalam al-Qur‟an. KH. Bisri
Mushthafa juga ingin turut serta untuk menyebarkan pesan dan makna
dalam al-Qur‟an dengan menghadirkan Tafsir al-Qur‟an berbahasa jawa.
Dalam penulisan tafsirnya KH. Bisri menamai tafsirnya dengan Al-Ibriz,
tidak ditemukan alasan KH. Bisri menamainya dengan Al-Ibriz. Menurut
kamus bahasa arab terkemuka, Al-Munjid kata Al-Ibriz berasal dari bahasa
Yunani yang berarti Emas Murni. KH. Bisri Musthafa berharap kitab ini
menjadi seperti emas murni yang tidak lekang oleh waktu. Sejak kitab Al-
Ibriz ditulis sampai sekarang masih akrab dengan masyarakat jawa hingga
saat ini, juga mudah dijumpai di toko sehingga kalangan santri banyak
memilikinya. Sebelum tafsir ini disebarluaskan kepada khalayak ramai,
terlebih dahulu di-taftisy (dikoreksi secara mendalam) oleh beberapa ulama
terkenal, seperti al-„Allamah al-Hafidz KH. Arwani Amin, al-Mukarram
KH. Abu „Umar, al-Mukarram al-Hafidz KH. Hisyam, dan al-Adib al-
Hafidz KH. Sya‟ roni Ahmadi yang merupakan ulama asal Kudus, Jawa
Tengah. Kemudian di cetak di Penerbit Salim Nahban dan dicetak juga di
Menara Kudus, Kudus. Tidak ada data yang akurat yang menyebutkan
kapan awal Tafsir Al-Ibriz ini ditulis, tetapi tafsir ini diselesaikan pada
tanggal 29 Rajab 1379 atau pada tanggal 28 Januari 1960. Menurut
keterangan istri beliau, Ny. Ma‟rufah, Tafsir Al-Ibriz selesai bertepatan
setelah kelahiran putri yang terakhir yang bernama Atikah 1964, pada tahun
8
ini pula, Tafsir Al-Ibriz untuk pertama kalinya dan dicetak oleh penerbit
Menara Kudus.
9
Sistematika Tafsir
Sistematika tafsir al-Ibriz mengikuti urutan mushaf, dimulai dari
surah al Fatihah sampai surat an Nas. Tafsir al-Ibriz ini ditulis dan
dipublikasikan per juz, sehinggah terdapat 30 jilid, untuk setiap jilid terdiri
dari satu juz.7
10
wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang
ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka dan tentang
anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu)
supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja
yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahuinya.
11
kawin, siro nyegah mergo siro kuatir warisane. Fatwa sangkeng Allah ta‟ala
koyo mengkono iku ora pareng. Ojo lakuni semono ugo bocah-bocah kang
iseh cilik-cilik. Allah merintahake supoyo siro kabeh podo ngadil marang
bocah-bocah yatim, opo siro lakuni, iku Allah ta‟ala pirso.8
Artinya: taat atau patuh kepada pemimpin (ulil amri) itu wajib
dengan dua syarat, pertama, perintah tersebut tidak bertentangan dengan
agama. Hal tersebut berdasarkan hadis Nabi saw ()الطعة لمخلوق في معصية الخلق
8
Ridhoul Wahidi, Op.cit, h.81
9
Ibid, h.83
12
tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah swt. Kedua,
Kembali kepada Al-Qur‟an dan hadis. Tidak berarti tidak diperbolehkan
memakai ijma‟, qiyas, dan qaul mujtahid sebab kesemuanya bersumber dari
al-Qur‟an dan hadis.
13
ال ِم َن ا إْلِ ِّن فَ َزادُ وهُ إم َر َه قً ا
ٍ س ي ع وذُ و َن بِرِج
َ
ِ
ُ َ ِ َوأَنَّهُ َك ا َن رِ َج ا ٌل م َن إاْلِ نإ
Artinya: Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan
manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin,
tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Wong-wong Arab zaman biyen yen nuju lelungan, banjur arep labuh
manggon ana ingsiji panggonan kan dianggep singgit (wingit) dhewekw
nuli muni “a‟uzu bisayyidi hazal makani min sufaha‟I qoumin” nanging
bareng Islam tumeka nuli diganti ta‟awudz kelawan Allah Ta‟ala, A‟uzu
billahi minassyaithonirrojim. Mangkene, iki ora beda karo wong Jawa
zaman biyen nganthi zaman iki isih ana kekerine, anggone padha memule
utawa sesaji marang dayang-dayang kang dianggep bahureka desa utawa
kampong.
10
A. Hidayaturrohmah, Unsur-unsur Budaya Jawa Dalam Kitab Al-Ibriz, Jurnal
Hermeneutik,Volume 14, No.2 (2020), h. 294.
14
menggunakan bahasa Jawa dalam keseharian dan saat pembelajaran
di Pesantren.
6. Dalam mengemukakan perbedaan pendapat, beliau tidak
menguatkan ataupun memihak pada salah satu pendapat, sehingga
memberikan kebebasan kepada para pembaca untuk memilih.
7. Menyebutkan lokalitas budaya Jawa.
C. PENUTUP
Kesimpulan
15
CUPLIKAN KITAB TAFSIR
16
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, M, “BAB III Biografi KH Bisri Mustafa dan profil Tafsir Al-Ibriz”
http://repo.uinsatu.ac.id/19819/8/BAB III.pdf
17