Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI SOSIAL KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN

ISLAM (MUHAMMADIYAH, NAHDLATUL ULAMA, &


PERSATUAN ISLAM)
Dosen pengampu:
Drs. Dwi Santosa A.B, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Hasan At Tawfiq 20170720091


2. Awang Dhani Armansyah 20170720144
3. Aruna Oktapresiana 20170720161

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah sejarah pendidikan dengan baik yang berjudul “Oganisasi Sosial
Keagamaan Dan Pendidikan Islam; Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan
Persatuan Islam”. Dalam makalah ini kami membahas mengenai organisasi
masyarakat khususnya di Indonesia yang bergerak dibidang sosial.

Sholawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita kejalan yang benar, yaitu jalan yang di
ridhai Allah subhanahu wa ta’ala. Tak lupa dalam proses pembuatan makalah ini
kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Dwi Santosa A.B, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah sejarah pendidikan dan juga teman-temen
kelompok atas kerjasama dan usahanya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat untuk semua orang
dan menjadi amal jariyah bagi kami.

Yogyakarta, 3 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II MATERI................................................................................................ 4
A. Muhammadiyah ........................................................................................ 4
B. Nahdlatul Ulama ....................................................................................... 5
C. Persatuan Islam ......................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 8
A. Pergerakan Organisasi Muhammadiyah Di Bidang Sosial.......................... 8
B. Pergerakan Organisasi Nahdlatul Ulama Di Bidang Sosial ........................ 9
C. Pergerakan Organisasi Pesrsatuan Islam Di Bidang Sosial ....................... 11
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Kata Penutup ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya organisasi-organisasi di Indonesia pada awal abad ke-20
menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan sosial di Indonesia baik
pada masa sebelum kemerdekaan maupun setelah merdeka. Pada masa
awal-awal pergerakan nasional di Indonesia, tidak terlepas dari pengaruh
pergerakan Islam yang terjadi di Asia Barat, dengan munculnya gerakan
reformasi di negara-negara Islam Asia Barat, gerakan ini ingin mencari
nilai-nilai yang dianggap sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga
gerakan mereka tersebut menjadi gerakan emansipasi keagamaan yang
bercita-cita menjalankan Islam sesuai dengan ajaran aslinya yang terlepas
dari taqlid buta dan bid’ah dan juga menginginkan agama Islam dihargai
sepenuhnya oleh pihak barat. Akibatnya, nasionalisme berdasarkan
keagamaan ini meluas ke seluruh negara-negara Islam, termasuk negara
Indonesia.

Gerakan reformis Islam di Asia Barat inilah kemudian menjadi ide dan
landasan berpikir para tokoh pembaharuan Indonesia untuk membentuk
gerakan yang serupa dengan bermunculannya organisasi-organisasi Islam
di Nusantara.

Di Indonesia organisasi-organisasi keislaman ini juga digunakan


sebagai senjata ampuh pada masa pergerakan nasional guna
membangkitkan semangat jihad dan nasionalisme yang tinggi dalam
menghadapi kolonial pada masa itu. Dan memang sudah terbukti dalam
sejarah Indonesia, bahwa para tokoh dan anggota organisasi-organisasi
Islam ini memiliki peranan yang sangat besar dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.

1
Pada masa setelah kemerdekaan Indonesia, organisasi-organisasi
keislaman banyak yang berubah konsep dan tujuan sehingga menjadikan
mereka beragam haluan dalam mempertahankan eksistensinya. Diantara
pergerakan mereka yang sangat terlihat jelas adalah dalam politik dan
pendidikan,

Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membahasnya dalam


makalah yang berjudul “Oganisasi Sosial Keagamaan Dan Pendidikan
Islam; Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Islam”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pergerakan Organisasi Muhammadiyah di bidang
sosial?
2. Bagaimana cara pergerakan Organisasi Nahdlatul Ulama di bidang
sosial?
3. Bagaimana cara pergerakan Organisasi Persatuan Islam bergerak di
bidang sosial?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pergerakan Organisasi Muhammadiyah di
bidang sosial.
2. Untuk mengetahui cara pergerakan Organisasi Nahdlatul Ulama di
bidang sosial.
3. Untuk mengetahui cara pergerakan Organisasi Persatuan Islam bergerak
di bidang sosial.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

2
1. Manfaat bagi penulis
a. Melatih dalam menulis karya ilmiah berupa makalah dalam bidang
sejarah pendidikan dan sosial.
b. Sebagai prasyarat bahan presentasi dan diskusi.
c. Untuk mendapatkan nilai dan keberkahan pada mata kuliah Sejarah
Pendidikan.
2. Manfaat bagi pembaca
1. Memberikan pengetahuan tentang sejarah khususnya dibidang
pendidikan.
2. Memberikan informasi tentang organisasi Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Islam.
3. Sebagai bahan refrensi tambahan mengenai sejarah pendidikan.

3
BAB II
MATERI

A. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah Sebuah organisasi sosial islam yang berdiri di
Indonesia sebelum Perang Dunia II hingga sekarang. Organisasi ini
didirikan di Yogyakarta tanggal 18 November 1912 oleh K.H Ahmad
Dahlan atas saran yang diajukan oleh muridnya dan beberapa orang yang
bergabung dalam gerakan Budi Utomo. (Zuhairini dkk, 1986: 171)
Organisasi Muhammadiyah didirikan dengan tujuan menyebarkan
pengajaran Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putera dan
memajukan agama Islam kepada anggota-anggotanya. (Nata, 2001: 255)
Untuk mencapai tujuan maka didirikannya lembaga-lembaga pendidikan,
mengintensifkan pelaksanaan dakwah dengan lebih mengutamakan aspek-
aspek Islam, mendirikan masjid serta menerbitkan buku, majalah, dan surat
kabar lainnya.
Sikap keberagaman umat Islam ada saat itu yang masih belum rasional,
banyak bercampur dengan syirik, khurufat, bid’ah, dan taqlid. Sikap ini
disebabkan oleh besarnya pengaruh kepercayaan dan keyakinan Hindhu dan
animisme dalam kehidupan masyarakat. Gencarnya gerakan kristenisasi dan
westernisasi kala itu yang sengaja memperkenalkan ilmu-ilmu dan
kebudayaan barat yang sekuler tanpa diimbangi dengan pedidikan agama
oleh pemerintah Belanda, adalah menurut K.H. Ahmad Dahlan merasa
gerang dan berfikir bahwa salah satu wadah yang tepat untuk menangkal
gerakan tersebut adalah dengan cara mendirikan Muhammadiyah. K.H.
Ahmad Dahlan beranggapan bahwa gerakan kristenisasi tersebut adalah
ancaman umat islam terbesar di awal abad ke-20. (Nata, 2001: 257)

4
B. Nahdlatul Ulama
Organisasi Nahdhatul ulama didirikan oleh K.H Hasyim Asy’ari
Pada tanggal 31 januari 1926 di Surabaya guna memperluas dari komite
hijaz. Didirikannya organisasi ini mempunyai maksud mengimbangi komite
khilafat yang tengah berlangsung di timur tengah yang secara perlahan jatuh
di tangan pembaharu, disamping itu organisasi ini juga berseru kepada ibnu
Sa’ud selaku raja baru di tanah arab dengan maksud agar tetap bisa
meneruskan kebiasaan beragama secara tradisi dapat di lanjutkan. (Dauluay,
2001: 71)

K.H Hasyim Asy’ari dilahirkan pada 14 Februari 1871 bertepat di


Pesantren Gedang, Desa Tambakrejo, Jawa Timur, ayahnya Asy’ari Pendiri
Pesantren Keras di Jombang , sedangkan kakeknya kiai Usman merupakan
Kiai yang terkenal serta pendiri pesantren gedang pada akhir abad ke-19,
wajar saja K.H. Hasyim Asy’ari menyerap ilmu pengetahuan agama Islam
dari lingkungan pesantren keluarganya. (Kurniawan, 2013: 205)

Adapun susunan kepengurusan pertama NU sebagai berikut:

Raisul Akbar : K.H Hasyim Asy’ari

Wakil Raisul Akbar : K.H Dahlan

Khatib Awal : K.H Abdul Wahab Hasbullah

Khatib sani : K.H Abdul Halim

A’wan : K.H M Alwi Abdul Aziz

Mustasyar : K.H Ridwan

(Dauluay, 2001: 72-73)

Pada tahun 1928 NU mengadakan muktamar untuk menetapkan


anggaran dasar guna mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah
belanda, pada tanggal 6 Februari 1930 NU resmi mendapat pengakuan dari

5
belanda, kemudian NU menetapkan tujuannya yaitu mempromosikan
pemahamannya tentang keempat madzhab dan mengerjakan apa saja yang
menjadikan kemaslahatan Agama Islam.(Feillard, 2017: 11) Untuk
mencapai tujuan tersebut diadakan ikhtiar sebagai berikut:

1. Mengadakan perhubungan diantara ulama-ulama yang bermadzab


syafi’I maliki hanafi dan hambali

2. Memeriksa kitab-kitab sebelum di pakai untuk mengajar, supaya di


ketahui apakah kitab-kitab itu kitab ahlul sunnah wal jama’ah atau kitab
ahlul bid’ah

3. Menyiarkan agama islam berdasarkan madzab tersebut dengan jalan


apa saja yang baik

4. Berikhtiar memperbanyak madrasah-madrasah yang berdasarkan


agama islam

5. Memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masjid-masjid,


surau-surau dan pondok-pondok, begitu juga dengan hal ihwalnya aanak
yatim dan orang-orang fakir miskin

6. Mendirikan badan-badan untuk memajuan urusan


pertanian,perniagaan dan perusahaan yang tiada di larang oleh syara’ agama
islam

Jadi NU menetapkan dirinya menjadi pengawas tradisi dengan


mempertahankan ajaran empat mazhab, meskipun kenyataannya madzhab
Syafi’i-lah yang dianut oleh kebanyakan umat islam diseluruh nusantara.
(Feillard, 2017: 12)

C. Persatuan Islam
Persatuan Islam atau disingkat persis merupakan organisasi Islam yang
berdiri pada tanggal 12 September 1923 oleh sekelompok orang yang
bertadarus dan melakukan studi keislaman di kota Bandung, yang dipimpin

6
pada masa itu oleh H. Muhammad Zamzam dan H. Muhammad Yunus.
Muhammad Zamzam pada masa mudanya pernah belajar di makkah selama
tiga setengah tahun di Darul Ulum, kemudian ia kembali ke Indonesia
sekitar tahun 1910-an dan menjadi guru di sekolah agama Darul Mu’allimin
selama dua tahun di Bandung, ia memiliki hubungan dengan Syekh Ahmad
Syurkati dan Organisasi Al-Irsyad di Jakarta. Berbeda dengan Muhammad
Yunus, ia seorang pedagang akan tetapi minatnya dalam mempelajari
agama tidak surut, ia memperoleh pendidikan agama secara tradisional dan
menguasai bahasa Arab, kekayaannya digunakan untuk membeli kitab-kitab
dan untuk keperluan anggota-anggota persis setelah organisasi ini didirikan.
(Djamaluddin, 1998: 79)

Berdirinya organisasi ini bersamaan dengan berdirinya organisasi-


organisasi pembaharuan di Indonesia yang memiliki ciri sebagai gerakan
tajdid pada permulaan abad ke-20, mereka berusaha memurnikan ajaran
agama Islam dari paham-paham yang menyesatkan. Persis sendiri berasal
dari kelompok tadarusan yang awalnya hanya berjumlah sekitar 20-an orang
yang mengkaji serta mendalami ajaran-ajaran dan hakikat Islam sehingga
mereka menyadari bahayanya taklid buta, bid’ah dan keterbelakangan umat
islam pada masa itu. Kesadaran mereka dalam menyebarkan syariat Islam
secara berjamaah mengantarkan pada berdirinya Persatuan Islam di
Indonesia, (Fathoni, 2018, Sejarah Persatuan Islam (Persis) Tahun 1923-
1983M, http://wawasansejarah.com/sejarah-persatuan-islam-persis/,
diakases pada 2 Mei 2018) dengan diilhami dari firman Allah dalam surat
Ali Imran ayat 103:

ِ ِ‫َجي عا َّوََل تَ َفَّرقُوا واذْ ُكروا نِعمت ه‬


ِ ِ‫صموا ِِبب ِل ه‬
ِ
َ َّ‫اّلل َعلَْي ُك ْم ا ْذ ُكْن تُ ْم اَ ْع َدآءً فَاَل‬
‫ف‬ ٰ َ َ ْ ُْ َ ْ ً ْ َ ‫اّلل‬
ٰ َْ ْ ُ َ‫َو ْاعت‬
‫صبَ ْحتُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه اِ ْخ َو ًاًن َوُكْن تُ ْم َع هلى َش َفا ُح ْفَرةٍ ِٰم َن النَّا ِر فَاَنْ َق َذ ُك ْم ِٰمْن َها‬
ْ َ‫ْي قُلُ ْوبِ ُك ْم فَا‬
َ َْ‫ب‬
‫اّللُ لَ ُك ْم اهيهتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ََتْتَ ُد ْو َن‬ ِ
ُ َِٰ‫ك يُب‬
ٰ‫ْي ه‬ َ ‫َك هذل‬

7
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan
hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan
(ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
agar kamu mendapat petunjuk.”

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pergerakan Organisasi Muhammadiyah Di Bidang Sosial


Organisasi Muhammadiyah pada awal berdirinya menitik beratkan
pada usaha dakwah melalui tabligh, pengajian, pendidikan, danpembinaan
keluarga muslim yang hanya mencakup wilayah yogyakarta. (Nata, 2001:
261) Dalam pergerakan di bidang pendidikan Muhammadiyah
menggabungkan sistem pendidikan belanda dengan sistem pendidikan
pesantren, yang kemudian terbentuknya sekolah Madrasah, adapun sekolah
umum meliputi: Sekolah Kelas Dua, Sekolah Schakel, His, MULO, AMS,
Normal School, Kweek School, HIK, yang didalamnya disisipkan
pengetahuan umum disamping pengetahuan agama. (Syukur, 2012: 177)
Pada tahun 1914 pergerakannya meliputi seluruh Jawa dan setahun
berikutnya ruang gerakanya diperluas meliputi seluruh Hindia Belanda.

Pada tahun 1925 organisasi Muhammadiyah telah mempunyai 29


cabang-cabang dengan 4000 anggota delapan Hollands Inlandse School,
sebuah sekolah guru di Yogyakarta 14 Madrasah dan dua buah klinik di
Surabaya dan Yogyakarta. (Zuhairini dkk, 1986: 176) Pencapaian dalam
sepuluh tahun terakhir disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang bersifat
permanen.

8
Organisasi otonom (ortom) dalam Persyarikatan Muhammadiyah
mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Ortom
dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :

1. ‘Aisyah
2. Pemuda Muhammadiyah
d. Nasyiatul Aisyah (NA)
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
6. Hizbul Wathon
7. Tapak suci

Adapun maksud dan tujuan Muhammadiyah dalam mendirikan amal


usahanya sesuai anggaran dasar Muhammadiyah Desember 1950 adalah :

1. Mengadakan dakwah Islam.


2. Memajukan pendidikan da pengajaran.
3. Menghidup-suburkan masyarakat tolong menolang.
4. Mendirikan dan memelihara tempat ibadah dan wakaf.
5. Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda-pemuda supaya
kelak menjadi orang Islam yang berarti.
6. Berusaha ke arah perbaikan penghidupan dan kehidupan yang
sesuai dengan ajaran Islam.
7. Berusaha dengan segala kebijaksanaan, supaya kehendak dan
peraturan Islam berlaku dalam masyarakat.
(Zuhairini dkk, 1986: 172)

B. Pergerakan Organisasi Nahdlatul Ulama Di Bidang Sosial


Pada tahun 1952 NU berubah menjadi sebuah partai politik dan kembali
menjadi organisasi sosial pada tahun 1984, dengan ini dapat di ambil
kesimpulan bahwa NU merupakan organisasi pendidikan dan pengajaran
Islam. Oleh karena itu NU mendirikan Pesantren dan madrasah-madrasah

9
untuk mencerdaskan masyarakat Islam dan membentuk akhlak pada
masyarakat umum.

Pada tahun 1938 NU mengeluarkan reglement tentang madrasah-


madrasah umum NU yang harus di terapkan pada 2 muharram 1357 H.
berikut ini susunan madrasah umum NU

1. Madrasah awaliyah

2. Madrasah abtidaiyah

3. Madrasah tsanawiyah

4. Madrasah mu’alimin wustha

5. Madrasah mu’alimin ‘ulya

(Zuhairini dkk, 1986: 182-183)

Tidak hanya madrasah tetapi pesantren juga merupakan bentuk sosial


pendidikan dan agama oleh NU, pesantren merupakan tempat pendidikan
dan pembelajaran islam.

Tujuan Organisasi NU adalah menegakkan ajaran Islam menurut


paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu
NU memiliki bidang-bidang usaha dengan tujuan tertentu, yaitu:

1. Di bidang agama, untuk melaksanakan dakwah Islamiyah dan


meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan
dalam perbedaan.

2. Di bidang pendidikan, untuk menyelenggarakan pendidikan yang


sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa,
berbudi luhur, berpengetahuan luas.

10
3. Di bidang sosial-budaya, untuk mengusahakan kesejahteraan rakyat
serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.

4. Di bidang ekonomi, untuk mengusahakan pemerataan kesempatan


untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat.

5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

C. Pergerakan Organisasi Pesrsatuan Islam Di Bidang Sosial


Mulai pada saat organisasi ini berdiri, Persis pada umumnya kurang
memberikan tekanan bagi kegiatan organisasi sendiri. Ia tidak terlalu
berminat untuk membentuk banyak cabang-cabang atau menambah
sebanyak mungkin anggota. Pembentukan cabng semata-mata inisiatif dari
peminat dan tidak didasari oleh suatu rencana yang dilakukan oleh
pimpinan pusat. (Zuhairini dkk, 1986: 189)

Perhatian persis tertuju pada penyebaran pemikiran dan cita-citanya. Ini


dilakukan dengan mengadakan pertemuan umum, Tabligh, khutbah-
khutbah, kelompok-kelompok studi, mendirikan sekolah dan menyebarkan
atau menerbitkan pamflet-pamflet, majalah-majalah, dan kitab-kitab.

Persatuan Islam yang gerakan utamanya adalah pendidikan telah


menyiapkan lembaga-lembaga pendidikan berbasis kepesantrenan
sebanyak 230 pesantren. Organisasi Islam ini mempunyai tujuan utama
untuk memberlakukan hukum Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadis di
masyarakat. Organisasi ini berusaha keras untuk mengembalikan kaum
muslimin pada ajaran Al-Qur’an dan hadist, menghidupkan jihad dan
ijtihad, membasmi bid‘ah, khurafat, takhayul, taklid, dan syirik,
memperluas tablig serta dakwah Islam kepada segenap masyarakat,
mendirikan pesantren dan sekolah untuk mendidik kader Islam.
(Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 5. 2001: 16)

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pergerakan Organisasi Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan
Persatuan Islam sama-sama dimulai dari segi pendidikan Islam yang
kemudian meluas menjadi organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
sosial. Setelah menelaah kembali asal-usul dan perkembangan dari setiap
organisasi pembaharu dalam berbagai bidang, dapat diambil kesimpulan
bahwa setiap organisasi mempunyai visi misi yang sama dalam
membaharui Indonesia baik dari segi agama, pendidikan dan politik kearah
yang lebih maju, untuk mengejar berbagai ketinggalan-ketinggalan Negara
sekutu. Tidak dapat dipungkiri system pembaharu dalam berbagai bidang
ini memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia
sendiri.

Organisasi-organisasi baru ini memiliki basis ideologi, pemikiran, dan


strategi gerakan yang berbeda dengan ormas-ormas yang pada umumnya.
Mereka memiliki karakter yang lebih militant, radikal, skripturalis,
konservatif, dan eksklusif. Berbagai ormas baru tersebut memang
memiliki platform yang beragam, tetapi pada umumnya memiliki
kesamaan visi, yakni pembentukan “Negara islam” (daulah islamiyah) dan
mewujudkan penerapan syariat islam, baik dalam wilayah masyarakat,
maupun negara.

B. Kata Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah
ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata
dan kalimat yang salah maupun kurang jelas. Dan kami juga mengharapkan
bagi pembaca makalah ini dapat bertambah motivasinya dan mencapai cita-
cita yang diinginkannya. Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati
dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Dauluay, H. P. (2001). Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah, dan


Madrasah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Djamaluddin. (1998). Kapita Sekkta Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Fathoni, R. S. (2018). Sejarah Persatuan Islam (Persis) Tahun 1923-1983 M.


http://wawasansejarah.com/sejarah-persatuan-islam-persis/.diakses pada
tanggal 02 Mei 2018

Feillard, A. (2017). NU vis-a-vis Negara, terjemahan oleh Lesmana d.


Yogyakarta: Basabasi.

Nata, A. (2001). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga


Pendidikan Islam Di Indonesia . Jakarta: PT Grasindo.

Syamsul Kurniawan, E. M. (2013). Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syukur, F. (2012). Sejarah Pendidikan Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Zuhairini, dkk (1986). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN.

13

Anda mungkin juga menyukai