Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Perjuangan Umat
Islam
Kelompok 6 PAI 3A :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya.
1. Bapak Saridudin, S.Pd.I, M.Pd. sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah
Perjuangan Umat Islam yang dengan tulus hati memberikan petunjuk hingga
laporan ini dapat terselesaikan.
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Nahdatul Ulama.......................................................................................................3
B. Persis........................................................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi politik dan sosial yang kompleks mendorong para ulama untuk
membentuk organisasi-organisasi keagamaan sebagai wadah untuk
menyampaikan pandangan mereka, serta untuk menjaga dan mengembangkan
keberagaman pemahaman Islam di masyarakat.
1
sementara organisasi lain seperti Persis dan NU muncul dengan fokus dan
pendekatan yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Berdirinya NU
3
2. Tujuan NU Dan Upayanya
B. Persatuan Islam
1. Sejarah Singkat
4
Dâr al-‘Ulûm Mekkah bernama H. Zamzam yang sejak tahun 1910-1912
menjadi guru agama di sekolah agama Dâr al-Muta’alimîn. Ia bersama
teman dekatnya, H. Muhammad Yunus, seorang pedagang sukses yang
sama-sama kelahiran Palembang, yang di masa mudanya memperoleh
pendidikan agama secara tradisional dan menguasai bahasa Arab, sehingga
ia mampu autodidak melalui kitab-kitab yang jadi perhatiannya. Latar
belakang pendidikan dan kultur yang sama ini, menyatukan mereka dalam
diskusi-diskusi tentang keislaman. Tema diskusi biasanya mengenai
beberapa masalah di sekitar gerakan keagamaan yang tengah berkembang
saat itu, atau masalah agama yang dimuat dalam majalah al-Munîr terbitan
Padang dan majalah al- Manâr terbitan Mesir, yang telah lama menjadi
bacaan dan perhatian mereka. Pada tahun 1924 A. Hassan mulai terlibat
dalam diskusi-diskusi agama dengan tokoh-tokoh agama di Indonesia sekitar
pertentangan antara kaum muda dan kaum tua, antara paham modernis dan
paham tradisional. Ayah A. Hassan memang termasuk orang yang
berpandangan modernis. Maka dapat dimengerti jika A. Hassan juga sejalan
dengan faham kaum muda. Tidak lama kemudian A. Hassan pindah ke
Bandung dan masuk lingkungan Persatuan Islam. Selanjutnya ia
memusatkan kegiatan hidupnya dalam pengembangan pemikiran Islam dan
menyediakan dirinya sebagai pembela Islam melalui Persis. Beliau dikenal
sebagai pendiri Persis.
2. Ciri Khas
5
3. Tujuan
Persis bertujuan:
6
Pada tahun 1952 Persyarikatan Ulama diubah menjadi Persatuan Umat Islam
(PUI) setelah difusikan dengan Al-Ittihad al- Islamiyah (AII) atau persatuan
Islam. AII didirikan dan dipimpin oleh K.H. Ahmad Sanusi yang berpusat di
Sukabumi, Jawa Barat.
1. Sekolah Thawalib
Sekolah ini berasal dari surau jembatan besi. Surau berarti langgar atau
masjid. Lembaga pendidikan Surau berarti pengajian di Masjid, mirip
dengan pesantren di Jawa. Haji Abdullah Ahmad dan Haji Rasul pada tahun
1906 telah merintis perubahan “sistem surau” menjadi sistem sekolah. Pada
tahun 1919 Haji Jalaludin Hayib menerapkan sistem kelas dengan lebih
sempurna. Ia mengharuskan pemakaian bangku dan meja, kurikulum yang
lebih baik, dan kewajiban pelajar untuk membayar uang sekolah. Selain itu
kepada para pelajar pun diperkenalkan koperasi pelajar guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka. Koperasi ini berkembang menjadi organisasi
sosial yang menyantuni sekolah Thawalib dengan nama Sumatera Thawalib.
Sejak itu organisasi ini tidak lagi dipimpin oleh murid, tetapi oleh para guru.
7
2. Jamiat Khair
3. Al-Irsyad
a. Merubah tradisi dan kebiasaan orang arab tentang kitab suci, bahasa
arab, bahasa belanda dan bahasa-bahasa lainya.
8
Al-Irsyad memusatkan perhatiannya pada bidang pendidikan dengan
mendirikan sekolah dan perpustakaan. Sekolah Al-Irsyad banyak jenisnya.
Ada sekolah tingkat dasar, sekolah guru dan program takhassus
memperdalam agama dan bahasa asing. Cabang-cabang Al- Irsyad segera
dibuka di Cirebon, Pekalongan, Bumiayu, Tegal, Surabaya, dan Lawang.
4. Nahdatul Wathan
9
menerima murid dari kalangan laki-laki. Lalu, pada 21 April 1943,
Zainuddin kembali mendirikan madrasah bernama Nahdlatul Banat Diniyah
Islamiah (NBDI) yang khusus menerima murid dari kalangan perempuan.
NWDI dan NBDI merupakan dua madrasah yang pertama kali berdiri di
Lombok. Seiring berjalannya waktu, cabang-cabang dari madrasah NWDI
dan NBDI pun berkembang dengan sangat pesat. Tahun 1952 tercatat sudah
ada 66 madrasah yang didirikan oleh para alumnus NWDI dan NBDI.
Supaya lebih mudah dalam mengoordinasikan madrasah-madrasah tersebut,
tanggal 1 Maret 1953, Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan
organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial,
dan dakwah Islamiah.
5. Mathla’ul Ulama
a. Moh. Yasin
b. Moh. Soleh
c. Mustagfiri
10
d. Kiyai Tegal
e. Mas Abdurahman
Saat ini organisasi Mathla’ul Anwar memiliki lebih dari 6000 sekolah
mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, yang
tersebar di 33 Propinsi di seluruh Indonesia.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
HA. Sholeh Dimyathi dan Feisal Ghozali.2018.Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Siswa Kelas XII.Jakarta: Kemendikbud RI
https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/26/100000679/sejarah-nahdlatul-wathan?
page=all#page2.
https://www.kompasiana.com/bant/56ce7761bc22bd8b0a3a13a9/sejarah-mathlaul-
anwar-ormas-ketiga-terbesar-di-indonesia?page=all
13