Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Gerakan social keagamaan transional dalam Pendidikan islam di Indonesia

Dosen Pengampu :

Oleh :

1. Mariza (21010192)
2. Lalu Irfan satria (210101203)
3. M. Thoriq ilham (210101192)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada kami atas
petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tanpa
pertolongannya mungkin kami tidak dapat menyelesaikannya makalah ini dengan baik.
Shalawat sarta salam tidak henti-hentinya kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti dan
mengamalkan sunnahsunnahnya. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini menjelaskan Gerakan social keagamaan transional dalam
Pendidikan islam di Indonesia

Sebelum itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
sekaligus membimbing kami dalam menghadapi dan menyusun makalah ini. Mohon maaf atas
kekurangannya pada makalah ini, namun kami telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh
karena itu jika ada kesalahan baik penulisan atau masalah lain dari makalah kami, kami
mempersilahkan pembaca untuk mengkritik dan memberi saran untuk kemajuan pengetahuan
kami.

Mataram, 31 Oktobe 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian keagamaan teransnasional ......................................................


B. Mengidentifikasi Lembaga Pendidikan Islam yang Berafiliasi Dengan Gerakan Transnasional
i) NU (NAHDATUL ULAMA) ……………………………………………..
ii) Muhammadyah …………………………………………………………….
C. Dampak Pendidikan Transnasional Dalam Kehidupan Umat Islam Kontemporer

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG

Pendidikan Islam sudah berlangsung di Indonesia sejak lama. Dalam definisi yang agak longgar,
pendidikan Islam bisa dikatakan sudah berlangsung sejak penetrasinya Islam keteritorial ini.
Hanya saja kegiatan pendidikan Islam baru dianggap fenomenal dan mendapat perhatian serius
dari para historian pada fase jayanya kerajaan-kerajaan Islam Nusantara. Pada masa kerajaan
kerajaan Islam eksistensi dan maju mundurnya aktivitas pendidikan Islam sepenuhnya
tergantung pada struktur dan perhatian yang diberikan kerajaan kepadanya.

Pada abad ke-20 –setelah melalui proses panjang pembusukan sistem kerajaan Islam Nusantara
dan jatuhnya teritori ini ke bawah kolonialisme bangsa-bangsa Barat–watak pendidikan Islam
Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Memudarnya kerajaan secara langsung
menjadikan sistem pendidikan tradisional terdisolvasikan; lalu keadaan ini diperburuk pula oleh
misi kolonialisme yang pada intinya tidak menghendaki majunya pendidikan Islam.
Terdisolvasinya sistem politik dan lemahnya social system umat Islam memaksa umat Islam
mengorganisasikan pendidikan dalam unit-unit dan bahkan sub-sub unit yang lebih kecil dari
masyarakat Islam.
Dengan kata lain, fragmentasi sosio-politik mengakibatkan fragmentasi sistem pendidikan.
Salah satu aspek menarik dari totalitas proses ini adalah lahirnya sejumlah organisasi social
keagamaan –Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERSIS, Al-Jam’iyatul Washliyah, Al- Irsyad, dan
lain-lain– yang menjadikan pendidikan sebagai bagian yang signifikan dari programnya.
Peranan dari organisasi-organisasi ini dalam menggagas, melaksanakan, dan mengembangkan
kegiatan pendidikan Islam tidak saja telah berhasil memenuhi kebutuhan pendidikan umat
Islam Indonesia, tetapi lebih dari itu juga telah memainkan peran yang lebih luas berdasarkan
kondisi yang melingkupinya. Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh para ahli berkenaan
dengan berbagai organisasi ini.1
1
Asrori , rusman ,2022, al – hikmah ,gerakan social keagamaan dan pendidikan abad 20 ,/ vol. 8, no 1,.
A. Rumusan masalah
 Apa yang di maksud Gerakan keaagamaan transnasional ?
 Apa saja Lembaga Pendidikan islam yang berfasilitas dengan gerakan transnasional ?
 Apa dampak social Pendidikan transnasional dalam kehiddupan umat islam
konterporer ?

B. Tujuan
 Mengetaahui ap aitu Gerakan keagamaan transnasional.
 Mengetahui Lembaga penddidikan nya.
 Mengetahui dampak dari transnasional dalam kehidupan umat islam kontepore.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Keagamaan Transnasional

Arti dari transnasional adalah internasional atau multinasional. Transnasional ini sering
diidentikan dengan gerakan keagamaan, yang disebut dengan gerakan Islam transnasional atau
transnasionalisme Islam dengan makna awal, gerakan Islam yang melintasi wilayah
teritorial/batas negara tertentu. Pengertian lain kata Transnasional dalam kelompok atau
masyarakat, adalah komunitas migran yang pergi dan menetap di AS dan Inggris, atau ke negara-
negara Eropa lainnya yang memiliki keyakinan kuat pada agama mereka di mana mereka
mungkin tidak terkontaminasi oleh ideologi sekuler di negara-negara Barat 2. . Gerakan kelompok
organisasi ini bertujuan pada agenda untuk penyatuan seagama di seluruh dunia, dimana ideologi
didominasi oleh pemikiran skripturalis, tekstual, normatif, radikal, fundamental, dimana
gagasannya berbeda dengan konsep negara bangsa (nation-state), yang kemudian gagasan ini
sangat menjamur dengan kelompok yang mengatasnamakan agama, termasuk Islam.3 Munculnya
term Islam transnasional di Indonesia, hal ini sebagaimana Hasyim Muzadi sampaikan, bahwa
Islam transnasional merupakan ideologi impor baik dari Timur Tengah maupun dari Barat yang
yang dikembangkan di Indonesia. Gerakan kelompok Timur Tengah, seperti Ikhwanul Muslimin
(Hasan Al Bana), Majlis Mujahidin, al Qaeda, Hizbut Tahrir, Pusat kebudayaan Islam Bersatu
Indonesia (UICCI), sedangkan gerakan transnasional dari Barat dengan getol dan semangat Islam
liberalnya yakni Jaringan Islam Liberal (JIL). Namun dalam Islam, sejak semula telah kental dan
melekat, ada gerakan pemurnian yang ingin kembali ke ajaran Al-Quran dan Sunnah sebagai
ajaran murni dalam Pendidikan Islam Dalam Gerakan Transnasional dengan meninggalkan
bahkan menghapuskan ajaran lain di luar ajaran Quran dan Sunnah. Gerakan ini disebut gerakan
puritanisme Islam atau Wahabisme. Wahabisme adalah ideologi Wahabi, sekte Sunni yang
ortodoks dirintis oleh Muhammad ibn Abd al-Wahab Dalam bahasa Baskara, tujuannya adalah

2
Aska. (2017, Agustus). Gerakan Islam Transnasional: Sebuah Nomenklatur, Sejarah dan Pengaruhnya di Indonesia.
Yupa, Vol.1, No.1, 6.
3
Azra, A. (2011, Desember). “Azra, Azyumardi, “Akar Radikalisme Keagamaan: Peran Aparat Negara, Pemimpin
Agama dan Guru untuk Kerukunan Umat Beragama,” . Bogor: The Habibie Center
untuk kembali kepada Islam melalui perintah Quran dan Sunnah dan menolak segala inovasi
yang merusak ideologi.

Aktivitas transnasional dipandu melalui agama yang muncul dalam banyak bentuk yang
disebarkan oleh berbagai proses termasuk ibadah.lembaga pendidikan dapat berperan sebagai
fasilitator untuk mempromosikan pemahaman dan cinta yang toleran kepada bangsa; ini sudah
diterapkan oleh rakyat Indonesia selama bertahun-tahun. Sayangnya, fakta lain menunjukkan
bahwa institusi pendidikan juga dapat digunakan sebagai media dan keberlangsungan hidup
dalam menyebarkan ideologi radikal di kalangan masyarakat Indonesia, inilah kemudian sampai
saat ini gerakan transnasional masih bertahan dengan konsep pendidikan Islamnya yang telah
dibangun. Pendidikan Islam yang dibangun oleh gerakan transnasional pada umumnya
berdasarkan realitas dan praktiknya melalui tiga bentuk praktik yang telah dan akan dilakukan di
antaranya dengan cara berdakwah. . Hal ini umumnya merupakan dilakukan dengan sasaran
utamanya adalah orang awam, sehingga secara pribadi diperkenalkan pendidikan Islam dengan
metode diskusi, nasihat dan ceramah di dalam masjid-masjid materi yang disampaikan pun
bersifat nilai-nilai Islam secara umum.4 Penyebaran Islam radikal dengan gerakan transnasional
telah dikumpulkan, kemudian direncanakan, dan diimplementasikan dengan menggunakan
desain kurikulum sistemik dan sistematis, terutama di lembaga pendidikan publik atau lembaga
pendidikan Islam. Gerakan Islam transnasional yang diimpor dari Timur Tengah merupakan
proses berlangsung dan bertahannya ideologi salafi, pendidikan berbasis agama yang dijadikan
bahan dan proyeksi yang muncul dan menyebar di Indonesia, kadang menyisakan luka dengan
ajaran radikalisme sebgai gerakan transnasionalnya. Bertahan dan menguatnya ideologi tersebut
bisa bertahan pada ranah pendidikan baik melalui pesantren maupun lembaga pendidikan sebagai
penawaran pilihan apalagi atas nama keyakinan dan agama. 5

2.Mengidentifikasi Lembaga Pendidikan Islam yang Berafiliasi Dengan Gerakan


Transnasional

a). NU (NAHDATUL ULAMA)

4
Erlend Paasche and Katrine Fangen. (2012, Oktober). Transnational Involvement: Reading Quantitative Studies in
Light of Qualitative Data. International Journal of Population Research, Volume 2012, 1- 12
5
Baskara, B. (2017, Januari-April). Islamic Puritanism Movements in Indonesia as Transnational Movements.
DINIKA, Volume 2, Number 1, 1- 22.
pendidikan tradisional dengan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan ciri dan
kultur jawa yang berafiliasi dengan NU (Nahdhatul Ulama) dikenal dengan tradisional karena
cenderung pengajarannya yang konservatif dengan kepercayaan dan praktik keagamaan yang
mistik. Pendidikan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari, merupakan sistem pendidikan
nasional dengan nilai pancasila dan kurikulumnya diadopsi yang terintegrasi dengan sistem nilai
yang diajarkan kepada siswa di sekolah. Dengan memperhatikan kondisi dan karakteristik
peserta didik yang mengedepankan nilai ta’dibiyah yakni ramah dan sopan ketika berkomunikasi
sekalipun dari latar belakang dan minat yang berbeda. Model pendidikan atau pesantren
independen yang tidak terkait dengan NU atau Muhammadiyah dan lebih cenderung mengadopsi
keyakinan Salafi ideologis.6

b). MUHAMMADIYAH

Pendidikan Muhamadiyah dengan konten kemajuannya menjadikan Islam sebagai pendidikan


yang membawa ide gagasan pembaharuan dengan tujuan untuk memurnikan ajaran lslam yang
dalam prakteknya tidak terkontaminasi oleh adat yang dianggap mengagamakan bagi
pemeluknya, tetap mengadopsi model pendidikan Barat dengan memasukan pengetahuan umum
dengan model pembaharuan pendidikan yang menggabungkan unsur-unsur lama dan baru,
namun tetap berdasar kepada al Qur’an dan Sunah. Begitupun Pendidikan yang berpengaruh
besar terhadap masyarakat dengan ciri khas kultur dan keagamaannya, pesantren hadir
berkembang dengan sistem pembelajaran yang modern dikenal dengan madrasah, yang memuat
kurikulum umum sekaligus pendidikan agama yang lebih banyak ketimbang di sekolah umum.

3.Dampak Pendidikan Transnasional Dalam Kehidupan Umat Islam Kontemporer

Umat, organisasi atau partai Islam yang menerima pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa,
dipandang sebagai orang kafir, halal darah dan hartanya, oleh karena itu mereka dengan berbagai
cara mengambil harta-harta kekayaan NU dan Muhammadiyah, sebagai mana disampaikan ketua
PBNU Masdar F Mas’udi kepada wartawan di kantor wahid institut , jalan taman amir hamzah
Jakarta, ditulis ulang di buku Ilusi negara Islam. : kehidupan agama agama di Indonesia semakin
tidak aman, sekelompok orang yang mengatas namakan Islam, telah serampangan mengambil
alih masjid masjid milik warga NU dengan alasan bid’ah dan aliran sesat.  Kelompok Islam
6
Muhtarom, A. (2017, Agustus). The Study Of Indonesian Moslem Responses On Salafy- Shia Transnational Islamic
Education Institution. Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA, Vol. 17. No. 1, 75.
dengan ideologi transnasional pada umumnya menolak toleransi atau sikap saling menghormati,
hal itulah yang kemudian bisa memicu terjadinya konflik antar umat beragama “ Muhammadiyah
juga tidak lepas dari sasaran Islam transnasional, tidak hanya masjid yang diambil melainkan
badan-badan usaha dan kader serta simpatisannya.  Jika sesama umat Islam diperlakukan seperti
itu apalagi umat lain yang berbeda agama dan keyakinan, mereka tidak segan segan diserang
dengan bom-bom pada saat natal dan tahun baru, puncaknya pada tragedi perang umat Islam dan
nasrani di poso dan Ambon yang memakan banyak korban, kerugian tidak hanya pada
kehilangan jiwa, melainkan tidak berjalannya kegiatan ekonomi, pendidikan dan sosial. dari
uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam transnasional hanya menimbulkan
perpecahan dikalangan umat Islam, umat selain Islam dan kehidupan bangsa Indonesia pada
umumnya.7

7
https://yayasanalkahfi.or.id/pengaruh-ajaran-islam-transnasional-terhadap-keutuhan-negara-kesatuan-republik-
indonesia-nkri/
BAB III

PENUTUP

Kesimpian

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang diadopsi dari al Quran dan sunah, sekalipun
bahasanya merupakan produk dan budaya dari Arab tapi teks-teks sucinya diterjemahkan
menggunakan pemikiran yang logis dan kontektual untuk dikembangkan. Pembelajaran yang
mengedepankan nilai dan akhlak Rosulullah sebagai pembawa pesan rahmat inilah pendidikan
Islam yang seutuhnya, yang realisasinya diwujudkan dalam konsep pembelajaran kontektual dan
sesuai dengan kultur masyarakat yang ada di lembaga Pendidikan Indonesia, baik pesantren,
madrasah ataupun sekolah. Sebagai lembagapendidikan yang memiliki kewajiban untuk
menggemakan ideologi nasional dan nilai-nilai besar yang dimiliki oleh orang Islam dan
Indonesia. Tujuannya adalah mempromosikan cara-cara di mana teks-teks tersebut ditafsirkan
sesuai kontekstual dengan sikap profesionalisme baik itu dalam bingkai kompetensi akademik,
sosial, dan profesional. Sebuah konsekuensi logis dan komitmen untuk menciptakan masyarakat
baru yang toleran dan memiliki pemahaman yang ramah tentang Islam melalui pengajaran dan
pembelajaran pendidikan Islam. Ketika dikaitkan dengan konteks kurikulum, guru harus
membaca kurikulum Islam dari sudut pandang Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan kata
lain, pembacaan Islam harus menggunakan perspektif kenusantaraan (nasionalisme) dan
pluralitas di Indonesia.
Daftar pustakaka

a) Aska. (2017, Agustus). Gerakan Islam Transnasional: Sebuah Nomenklatur, Sejarah dan
Pengaruhnya di Indonesia. Yupa, Vol.1, No.1, 6.
b) Azra, A. (2011, Desember). “Azra, Azyumardi, “Akar Radikalisme Keagamaan: Peran
Aparat Negara, Pemimpin Agama dan Guru untuk Kerukunan Umat Beragama,” . Bogor:
The Habibie Center.
c) Erlend Paasche and Katrine Fangen. (2012, Oktober). Transnational Involvement:
Reading Quantitative Studies in Light of Qualitative Data. International Journal of
Population Research, Volume 2012, 1- 12
d) Baskara, B. (2017, Januari-April). Islamic Puritanism Movements in Indonesia as
Transnational Movements. DINIKA, Volume 2, Number 1, 1- 22.
e) Muhtarom, A. (2017, Agustus). The Study Of Indonesian Moslem Responses On Salafy-
Shia Transnational Islamic Education Institution. Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA, Vol. 17.
No. 1, 75.
f) https://yayasanalkahfi.or.id/pengaruh-ajaran-islam-transnasional-terhadap-keutuhan-
negara-kesatuan-republik-indonesia-nkri/

Anda mungkin juga menyukai