Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH ISLAM

MADRASAH NIZAMIYAH

DOSEN PENGAMPU :

Fathurrahman, M. Ag

Di susun oleh kelompok 1 :

Hidayatul Aini (210101196)

Fatur Ramadhan (210101211)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada
kami atas petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tanpa
pertolongannya mungkin kami tidak dapat menyelesaikannya makalah ini dengan baik. Shalawat
sarta salam tidak henti-hentinya kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan sunnah-
sunnahnya.

Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini menjelaskan
tentang Madrasah Nizamiyah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
semoga tulisan ini menjadi amal ibadah bagi kita semua. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Mataram, 29 September 2022

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................6
C. Tujuan.....................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................7

A. Sejarah berdirinya madrasah nizamiyah ...........................................................7


B. Kurikulum dan metode madrasah nizamiyah ...................................................7
C. Tenaga pengajar madrasah nizamiyah ..............................................................10
D. Sarana madrasah nizamiyah ...............................................................................10
E. Keturunan madrasah nizamiyah .........................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Simpulan.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Madrasah merupakan ciri khas dalam pendidikan dunia Islam. Banyak orang yang
memandang sebelah mata apabila dikenalkan nama pendidikan Islam. Menurut sebagian orang,
pendidikan Islam kalah kualitas dibandingkan pendidikan umum. Tentunya, mereka yang
berpandangan demikian karena belum pernah membaca sejarah Islam secara utuh. Pada
pertengahan abad kedelapan Masehi atau abad kedua Hijriyah, merupakan masa-masa keemasan
Islam (The Golden Ages of Islam). Kondisi ini berlangsung pada masa kekhalifahan Islam di
bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah (133-656 H/750-1258 M). Saat itu, dua per tiga bagian
dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam. Selain itu, tradisi keilmuan berkembang pesat. Berbagai
sumber menyebutkan, masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid. Dia adalah khalifah Dinasti
Abbasiyah yang berkuasa pada 786 M hingga 809 M.

Salah satu puncak pencapaian yang membuat nama Khalifah Harun al-Rasyid melegenda
adalah perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban. Pada masa kepemimpinannya,
terjadi penerjemahan sejumlah karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi titik awal
kemajuan yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Pada era itu pula, beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban mulai berkembang.
Perkembangan tersebut berkat dorongan pemerintah saat itu yang menyediakan berbagai fasilitas
dan memberikan kebebasan intelektual para siswanya.

Pengembangan ilmu pengetahuan pada masa itu dilakukan dengan beberapa cara. Pertama,
dilakukan penerjemahan buku-buku Yunani, Persia, Suriah, dan India ke dalam bahasa Arab.
Ribuan buku yang diambil dari perpustakaan-perpustakaan lama, dibawa ke Irak (pusat
pemerintahan Dinasti Abbasiyah–Red) untuk diterjemahkan dan sejumlah perpustakaan baru
didirikan. Gerakan penerjemahan ini berlangsung dari tahun 750-850 M.

Kedua, karya-karya yang diterjemahkan itu kemudian diberi komentar oleh para sarjana
Islam. Teori-teori yang ada diberi penjelasan dan disesuaikan dengan ajaran Islam. Melalui
renungan, pengamatan, penelitian, dan eksperimen (percobaan), para tokoh Muslim dapat
melahirkan teori-teori dan konsep-konsep baru. Dari kegiatan ini, mereka menghasilkan ribuan
karya tulis dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Ketiga, didirikan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi,
seperti Baitul Hikmah (perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu pengetahuan dan
peradaban terbesar pada masa itu), Majelis al-Manazarah, dan Madrasah Nizhamiyah. Selain itu,
masjid-masjid, istana, dan rumah para sarjana difungsikan sebagai tempat belajar. Pada tulisan

4
ini kami menghususkan membahas mengenai sejarah dan perkembangan Madrasah Nizamiyah,
asal usul pendirinya serta berbagai keunggulannya.

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya madrasah nizamiyah ?
2. Bagaimana kurikulum madrasah nizamiyah ?
3. Siapa saja tenaga pengajar madrasah nizamiyah ?
4. Bagaimana sarana madrasah nizamiyah ?
5. Apa penyebab terjadinya keruntuhan madrasah nizamiyah ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya madrasah nizamiyah
2. Untuk Mengetahui kurikulum madrasah nizamiyah
3. Untuk mengetahui tenaga pengajar madrasah nizamiyah
4. Untuk mengetahui sarana madrasah nizamiyah
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya keruntuhan madrasah nizamiyah
6. Untuk mengetahui cara bersuci dari hadas dan najis

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah berdirinya madrasah Nizhamiyah


Madrasah Nizamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan pada
tahun 1065-1067 oleh Nizam al-Mulk. Madrasah Nizamiyah ini pada mulanya hanya ada
di kota Baghdad, ibu kota dan pusat pemerintahan Islam pada waktu itu. Madrasah
Nizamiyah ini didirikan dekat pinggir sungai Dijlah, di tengah-tengah pasar selasah di
Baghdad. Mulai dibangun pada tahun 457 H/1065 M) dan selesai dibangun pada tahun
459 H (dua tahun lamanya baru selesai). Pada masa itu, madrasah tersebut dicatat sebagai
tempat pendidikan yang paling masyhur. Kemudian Nizam al-Mulk mengembangkan
madrasah tersebut dengan membuka dan mendirikan madrasah serupa di berbagai kota,
baik di wilayah barat maupun timur dari daerah kekuasaan Islam. Diantaranya didirikan
di kota-kota Balkh, Nisabur, Isfahan, Mosul, Basra dan Tibristan. Oleh karena itu, kota-
kota tersebut kemudian menjadi pusat-pusat studi keilmuan dan menjadi terkenal di dunia
Islam pada masa itu. Para pelajar berdatangan dari berbagai daerah untuk mencari ilmu di
madrasah-madrasah Nizamiyah tersebut. Kesungguhan Nizam al-Mulk dalam membina
madrasah-madrasah yang didirikannya itu tercermin pada kesediaannya menyisihkan
waktunya untuk melakukan kunjungan ke madrasah-madrasah Nizamiyah di berbagai
kota tersebut. Disebutkan, bahwa dalam kesempatan kunjungannya tersebut, ia dengan
penuh perhatian ikut menyimak dan mendengarkan kuliah-kuliah yang diberikan,
sebagaimana ia juga kadang ikut mengemukakan pikiran-pikirannya di depan para pelajar
di madrasah itu.
Selanjutnya Nizham Al- Mulk mendirikan gedung- gedung ilmiah untuk ahli
fikih, membangun madrasah- madrasah untuk para ulama dan asrama untuk orang
beribadah serta fakir miskin. Pelajar yang tinggal di asrama diberi belanja secukupnya
dari uang Negara dengan jumlah yang tidak sedikit oleh Nizham al- Mulk. Akibatnya
Nizham al- Mulk mendapat teguran dari Malik Syah karena diadukan orang, bahwa uang
yang dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran tersebut merupakan
usaha Nizham al- Mulk untuk menaklukkan kota Qustantiah (Constantinopel). Tindakan
Nizham al- Mulk ini akhirnya dapat diterima Malik Syah setelah dijelaskan alasan yang
logis dan bahkan dapat menyadarkan khalifah. Begitu besarnya perhatian Nizham al-
Mulk terhadap pendidikan dan pengajaran.
Madrasah Nizhamiyah merupakan madrasah termasyhur di dunia. Di antara
madrasah tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad (selain
madrasah di Balkh, Naisabur, Jarat, Asfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain
sebagainya). Madrasah- madrsah Nizhamiyah itu dapat disamakan dengan perguruan
tinggi di masa sekarang, mengingat gurunya adalah ulama besar yang termasyhur salah
satunya adalah Abu Hamid bin Muhammad al- Ghazali. Al- ghazali terkenal dengan asas
mengajarnya, yaitu : Memperhatikan tingkat daya berpikir anak, Menerangkan pelajaran
dengan jelas, Mengajarkan dari konkrit ke abstrak, Mengajarkan ilmu pengetahuan
secara berangsur-angsur.
B. Kurikulum dan metode madrasah Nizhamiyah
 Kurikulum
Menurut Mahmud Abbas Madrasah Nizhamiyah pengajarannya adalah ilmu-ilmu
Syari’ah saja dan tidak ada ilmu-ilmu hikmah (filsafat). Madrasah Nizhamiyah

7
mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fiqh yang sejalan dengan satu atau
lebih dari mazhab ahli sunah. Rencana pengajaran atau kurikulum di Madrasah
Nizhamiyah menurut Mahmud Abbas adalah Al-Qur’an (membaca, menghapal dan
menulis), sastra Arab, sejarah Nabi Muhammad SAW, fiqh, ushul fiqh dengan menitik
beratkan kepada mazhab Syafi’I dan sistem teologi Asy’ariyah. Sekedar memperjelas
Madrasah ini juga diatur dengan sistem dan manajemen yang bagus sehingga menjadi
salah satu madrasah yang termashur pada saat itu.
Sedangkan menurut Mahmud Yunus rencana pengajarannya adalah ilmu- ilmu
syari’ah saja dan tidak ada ilmu- ilmu hikmah (filsafat), ini terbukti sebagai berikut:

1. Para ahli sejarah tidak seorang pun yang mengatakan bahwa di antara mata
pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak, dan ilmu- ilmu pasti, mereka hanya
menyebut mata pelajaran nahu, ilmu kalam, dan fikih.

2. Guru- guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah ulama- ulama syariah
sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syari’ah bukan madrasah
filsafat.

3. Pendiri madrasah itu bukanlah orang yang membela ilmu filsafat dan bukan pula
orang- orang yang membantu pembebasan filsafat.

4. Zaman berdirinya Madrasah Nizhamiyah bukanlah zaman filsafat melainkan


zaman menindas filsafat serta orang- orang filsuf.

Sedangkan ilmu- ilmu hikmah baru berkembang di kancah madrasah Islam


setelah Madrasah Nizhamiyah. Ilmu- ilmu itu meliputi: ilmu pasti (matematika),
kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu alam dan kemasyarakatan.
Berdasarkan keterangan di atas, dapatlah diketahui bahwa madrasah Nizhamiyah
tidak mengajarkan ilmu yang bersifat duniawi, tetapi lebih terfokus pada pelajaran ilmu
agama terutama ilmu fikih. Mazhab fikih yang menonjol adalah fikih Syafi’I dan teologi
Asy’ary keduanya secara aktif dipelajari dan didalami. Walaupun yang menonjol adalah
mazhab Syafi’I, tetapi mazhab yang lain juga tetap dipelajari dengan adanya imam- imam
khusus untuk masing- masing mazhab dan khalifah membentuk kadi yang ahli untuk
masing- masing mazhab.
Mengenai apa yang diajarkan di Madrasah Nizamiyah masih terbuka untuk
didiskusikan. Ciri-cirinya yang telah diulas singkat itu akan menentukan kurikulumnya.
Keterlibatan Imam Haramayn di Madrasah Nizamiyah Nishapur merupakan bukti kuat
bahwa ajaran-ajaran Ash’ariyyah diajarkan di situ. Bahkan, nama Abu al-Hasan Ash’ari
terpampang di pintu lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh Nizam.
Disamping fiqih dan tauhid, cabang-cabang ilmu agama yang lain, seperti ushul
fiqh, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits Nabi, akhlaq, sangat mungkin sekali diajarkan di situ.
Alasannya adalah bahwa setiap muslim wajib, fard al-’ain, mempelajari ilmu-ilmu
tersebut. Imam al-Ghazali menekankan pentingnya kewajiban ini dalam karyanya Ihya
al-’Ulum al-Din. Masuk akal bahwa al-Ghazali mengalamatkan kewajiban belajar kepada
siswa-siswanya di Baghdad karena dia menulis beberapa bukunya sambil mengajar di
madrasah itu. Masuk akal juga bahwa cabang-cabang ilmu agama yang lain, seperti

8
nahwu, sharaf, adab (literature) juga disajikan di situ meskipun ilmu-ilmu itu hanya
sebagai pelengkap.
Agaknya Madrasah Nizamiyah mempunyai kurikulum yang menekankan
supremasi fiqih. Semua cabang ilmu agama yang lain diperkenalkan dalam rangka
menopang superioritas dan penjabaran hukum Islam. Pendidikan serba fiqih adalah ciri
yang menonjol dalam pendidikan Sunni muslim abad ke-11. sebagaimana yang terungkap
dalam sejarah, pola pendidikan semacam ini terus berlanjut dari abad ke abad. Jadi
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Madrasah Nizamiyah benar-benar menjadi
model pendidikan madrasah pada masa klasik dan pertengahan Islam.

 Metode

Adapun gambaran tentang metode pengajaran di madrasah (atau pengajaran yang


lebih tinggi) yang berlaku pada masa-masa ini (“Abad Pertengahan” Islam) dapat dilihat
dari informasi Nakosteen (1996:78-79). Dia mengungkapkan bahwa guru membaca dari
manuskrip yang dipersiapkan atau dari teks, menjelaskan materi kuliah dan memberi
pertanyaan-pertanyaan dan mendiskusikan mata kuliah yang diberikan. Para mahasiswa
didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang statemen-statemen guru mereka dan
bahkan untuk berbeda pendapat dengannya, mereka mengajukan bukti-bukti yang
mendukung pendapat mereka. Para mahasiswa ini mencatat penuh masing-masing mata
kuliah dan harus menyalin ke buku catatan.

Gambaran yang senada tapi agak spesifik tentang metode pengajaran ini
datangnya dari Stanton (1994:54). Dia menjelaskan bahwa: Di masjid-akademi dan
madrasah studi fiqih diuraikan oleh seorang syaikh dalam satu silabus yang disebut
ta’liqah. Karangan ini disusun oleh masing-masing tenaga pengajar berdasarkan catatan-
catatan perkuliahannya selagi menjadi mahasiswa, bacaannya, dan kesimpulan pribadinya
tentang topik terkait. Ta’liqah mengandung rincian materi pelajaran dan bisa
membutuhkan lebih kurang empat tahun untuk menyampaikannya dalam perkuliahan.
Mahasiswa menyalin ta’liqah dalam proses dikte; dalam banyak kasus, mereka betul-
betul hanya menyalin, dengan sangat sedikit perobahan. Yang lain--barangkali yang lebih
sungguh-sungguh, mungkin menambahkan ide-ide dari diskusi kelas atau dari penelitian
sendiri, sehingga ta’liqah mereka lebih merupakan refleksi pribadi mereka tentang materi
kuliah yang disampaikan syaikh.

Pengajaran di Madrasah Nizamiyah berjalan dengan cara para guru berdiri


didepan kelas menyajikan materi-materi kuliah (ceramah/talqin), sementara para siswa
mendengarkan diatas meja-meja kecil yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan
diskusi (munaqasyah) antara guru dan para siswa mengenai materi yang disajikan dalam
suasana semangat keilmuan yang tinggi.

1. Asistensi (pendampingan)
2. Dialog (tanya jawab)

9
3. Talqin (ceramah)
4. Munaqosah (diskusi)
5. Ta’liqah (silabus / kumpulan materi).

C. Tenaga Pengajar Guru Madrasah Nizhamiyah.


Adapun status dosen di madrasah tersebut ditetapkan berdasarkan pengangkatan
dari khalifah dan bertugas dengan masa tertentu. Untuk menunjukkan betapa madrasah
ini mencoba mengembangkan diri menjadi suatu lembaga pendidikan yang lebih sesuai
dengan tuntutan zaman. Sesudah Nizam al-Mulk membuka madrasah-madrasah
Nizamiyah di banyak kota, ia menetapkan untuk memberi gaji setiap bulan bagi setiap
tenaga pengajar di madrasah-madrasah tersebut. Namun kebijaksanaan Nizam al-Mulk
tentang gaji tersebut belum bisa diterima oleh para tenaga pengajar di Madrasah
Nizamiyah. Mereka lebih suka tanpa digaji tetapi kesejahteraan hidupnya terjamin. Bagi
para dosen gagasan untuk menggaji guru pada masa itu dipandang sebagai suatu gagasan
yang terlalu maju.
Diantara kekuatan Madrasah Nizamiyah adalah bahwa madrasah tersebut
mendapat pengakuan negara. Madrasah Nizamiyah telah mencatat nama-nama besar dan
orang-orang yang mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar. Di antara mereka adalah
1. Syekh Abu Ishaq asy-Syirazi, seorang faqih Baghdad
2. Syekh Abu Nasr as-Sabbag
3. Abu Abdullah at-Tabar
4. Abu Muhammad asy-Syiraz
5. Abu Qasim al-Alaw
6. At-Tibriz
7. Al -Qazwini
8. Al-Fairuzabadi
9. Imam al-Haramain Abdul Ma’ali al-Juwaini
10. Imam al-Ghazali

Salah satu profil dosen Nizamiyah, Abdul Ma’ali Al-Juwaini Sang ‘Cahaya
Agama’ Dia sebagai guru besar di Madrasah Nizaminah, tempat di mana Imam al-
Ghazali pernah menimba ilmu. Ia dijuluki Imam Haramain karena pernah tinggal di dua
kota suci, Makkah dan Madinah. Ulama ini bernama lengkap Abdul Malik bin Abdullah
bin Yusuf bin Muhammad Al-Juwanini An-Nisaburi. Dia dilahirkan di Bustanikan,
Nisabur, pada 12 Pebruari 1058. Pendidikan pertamanya didapatkan dari ayahnya yang
bernama Syekh Abdullah, seorang keturunan Arab berdarah bangsawan. Di samping itu,
Al-Juwaini juga menimba ilmu di sekolah agama yang berada di wilayah tempat
tinggalnya.

D. Sarana Madrasah Nizamiyah

10
Guna terlaksananya rencana pengajaran (kurikulum) di Madrasah Nizhamiyah ini
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap, gedung- gedung yang megah,
perpustakaan dengan jumlah buku yang lebih kurang 6000 jilid yang merupakan buku-
buku wakaf untuk sekolah itu (M. Athiyah al- Abrasy, 1970). Pendanaan juga dibantu
sepenuhnya baik bagi guru maupun mahasiswa, mereka free yakni bebas dari biaya
pendidikan dan disediakan asrama.
E. Keruntuhan Madrasah Nizamiyah
Madrasah Nizamiyah sedikit demi sedikit mengalami kemunduran setelah
wafatnya Nizam al-Mulk. Madrasah yang sistem pendidikan dan organisasinya ditiru di
Eropa ini sempat berjaya sampai akhir abad ke-14, ketika Timur Lenk menghancurkan
Baghdad. Timur lenk dengan bala tentaranya menyerbu kota Baghdad dan
menghancurkan segala peradaban serta membantai ribuan orang di wilayah yang
ditaklukkannya. Baghdad hancur lebur sekitar tahun 1393 M.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Madrasah Nizhamiyah merupakan madrasah termasyhur di dunia. Di antara madrasah
tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad (selain madrasah di
Balkh, Naisabur, Jarat, Asfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain sebagainya). Madrasah-
madrsah Nizhamiyah itu dapat disamakan dengan perguruan tinggi di masa sekarang,
mengingat gurunya adalah ulama besar yang termasyhur salah satunya adalah Abu Hamid
bin Muhammad al- Ghazali. Al- ghazali terkenal dengan asas mengajarnya, yaitu :
Memperhatikan tingkat daya berpikir anak, Menerangkan pelajaran dengan jelas,
Mengajarkan dari konkrit ke abstrak, Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur-
angsur.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fiqh yang
sejalan dengan satu atau lebih dari mazhab ahli sunah. Rencana pengajaran atau kurikulum di
Madrasah Nizhamiyah menurut Mahmud Abbas adalah Al-Qur’an (membaca, menghapal
dan menulis), sastra Arab, sejarah Nabi Muhammad SAW, fiqh, ushul fiqh dengan menitik
beratkan kepada mazhab Syafi’I dan sistem teologi Asy’ariyah.
Diantara kekuatan Madrasah Nizamiyah adalah bahwa madrasah tersebut
mendapat pengakuan negara. Madrasah Nizamiyah telah mencatat nama-nama besar dan
orang-orang yang mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar. Di antara mereka adalah
1. Syekh Abu Ishaq asy-Syirazi, seorang faqih Baghdad
2. Syekh Abu Nasr as-Sabbag
3. Abu Abdullah at-Tabar
4. Abu Muhammad asy-Syiraz
5. Abu Qasim al-Alaw
6. At-Tibriz
7. Al -Qazwini
8. Al-Fairuzabadi
9. Imam al-Haramain Abdul Ma’ali al-Juwaini
10. Imam al-Ghazali
Madrasah Nizhamiyah ini ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap, gedung-
gedung yang megah, perpustakaan dengan jumlah buku yang lebih kurang 6000 jilid yang
merupakan buku- buku wakaf untuk sekolah tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2021/01/makalah-madrasah-nizhamiyah-pengaruhnya.html?
m=1

https://mazguru.wordpress.com/2009/03/30/madrasah-nizamiyah-sejarah-dan-perkembangannya/

http://www.republika.co.id/koran/153/31656/Keunggulan_Pendidikan_I_Nizhamiyah_I

13

Anda mungkin juga menyukai