MADRASAH NIZAMIYAH
DOSEN PENGAMPU :
Fathurrahman, M. Ag
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada
kami atas petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tanpa
pertolongannya mungkin kami tidak dapat menyelesaikannya makalah ini dengan baik. Shalawat
sarta salam tidak henti-hentinya kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan sunnah-
sunnahnya.
Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini menjelaskan
tentang Madrasah Nizamiyah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
semoga tulisan ini menjadi amal ibadah bagi kita semua. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
(Penulis)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................6
C. Tujuan.....................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................7
A. Simpulan.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah merupakan ciri khas dalam pendidikan dunia Islam. Banyak orang yang
memandang sebelah mata apabila dikenalkan nama pendidikan Islam. Menurut sebagian orang,
pendidikan Islam kalah kualitas dibandingkan pendidikan umum. Tentunya, mereka yang
berpandangan demikian karena belum pernah membaca sejarah Islam secara utuh. Pada
pertengahan abad kedelapan Masehi atau abad kedua Hijriyah, merupakan masa-masa keemasan
Islam (The Golden Ages of Islam). Kondisi ini berlangsung pada masa kekhalifahan Islam di
bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah (133-656 H/750-1258 M). Saat itu, dua per tiga bagian
dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam. Selain itu, tradisi keilmuan berkembang pesat. Berbagai
sumber menyebutkan, masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid. Dia adalah khalifah Dinasti
Abbasiyah yang berkuasa pada 786 M hingga 809 M.
Salah satu puncak pencapaian yang membuat nama Khalifah Harun al-Rasyid melegenda
adalah perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban. Pada masa kepemimpinannya,
terjadi penerjemahan sejumlah karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi titik awal
kemajuan yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Pada era itu pula, beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban mulai berkembang.
Perkembangan tersebut berkat dorongan pemerintah saat itu yang menyediakan berbagai fasilitas
dan memberikan kebebasan intelektual para siswanya.
Pengembangan ilmu pengetahuan pada masa itu dilakukan dengan beberapa cara. Pertama,
dilakukan penerjemahan buku-buku Yunani, Persia, Suriah, dan India ke dalam bahasa Arab.
Ribuan buku yang diambil dari perpustakaan-perpustakaan lama, dibawa ke Irak (pusat
pemerintahan Dinasti Abbasiyah–Red) untuk diterjemahkan dan sejumlah perpustakaan baru
didirikan. Gerakan penerjemahan ini berlangsung dari tahun 750-850 M.
Kedua, karya-karya yang diterjemahkan itu kemudian diberi komentar oleh para sarjana
Islam. Teori-teori yang ada diberi penjelasan dan disesuaikan dengan ajaran Islam. Melalui
renungan, pengamatan, penelitian, dan eksperimen (percobaan), para tokoh Muslim dapat
melahirkan teori-teori dan konsep-konsep baru. Dari kegiatan ini, mereka menghasilkan ribuan
karya tulis dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Ketiga, didirikan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi,
seperti Baitul Hikmah (perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu pengetahuan dan
peradaban terbesar pada masa itu), Majelis al-Manazarah, dan Madrasah Nizhamiyah. Selain itu,
masjid-masjid, istana, dan rumah para sarjana difungsikan sebagai tempat belajar. Pada tulisan
4
ini kami menghususkan membahas mengenai sejarah dan perkembangan Madrasah Nizamiyah,
asal usul pendirinya serta berbagai keunggulannya.
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya madrasah nizamiyah ?
2. Bagaimana kurikulum madrasah nizamiyah ?
3. Siapa saja tenaga pengajar madrasah nizamiyah ?
4. Bagaimana sarana madrasah nizamiyah ?
5. Apa penyebab terjadinya keruntuhan madrasah nizamiyah ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya madrasah nizamiyah
2. Untuk Mengetahui kurikulum madrasah nizamiyah
3. Untuk mengetahui tenaga pengajar madrasah nizamiyah
4. Untuk mengetahui sarana madrasah nizamiyah
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya keruntuhan madrasah nizamiyah
6. Untuk mengetahui cara bersuci dari hadas dan najis
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fiqh yang sejalan dengan satu atau
lebih dari mazhab ahli sunah. Rencana pengajaran atau kurikulum di Madrasah
Nizhamiyah menurut Mahmud Abbas adalah Al-Qur’an (membaca, menghapal dan
menulis), sastra Arab, sejarah Nabi Muhammad SAW, fiqh, ushul fiqh dengan menitik
beratkan kepada mazhab Syafi’I dan sistem teologi Asy’ariyah. Sekedar memperjelas
Madrasah ini juga diatur dengan sistem dan manajemen yang bagus sehingga menjadi
salah satu madrasah yang termashur pada saat itu.
Sedangkan menurut Mahmud Yunus rencana pengajarannya adalah ilmu- ilmu
syari’ah saja dan tidak ada ilmu- ilmu hikmah (filsafat), ini terbukti sebagai berikut:
1. Para ahli sejarah tidak seorang pun yang mengatakan bahwa di antara mata
pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak, dan ilmu- ilmu pasti, mereka hanya
menyebut mata pelajaran nahu, ilmu kalam, dan fikih.
2. Guru- guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah ulama- ulama syariah
sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syari’ah bukan madrasah
filsafat.
3. Pendiri madrasah itu bukanlah orang yang membela ilmu filsafat dan bukan pula
orang- orang yang membantu pembebasan filsafat.
8
nahwu, sharaf, adab (literature) juga disajikan di situ meskipun ilmu-ilmu itu hanya
sebagai pelengkap.
Agaknya Madrasah Nizamiyah mempunyai kurikulum yang menekankan
supremasi fiqih. Semua cabang ilmu agama yang lain diperkenalkan dalam rangka
menopang superioritas dan penjabaran hukum Islam. Pendidikan serba fiqih adalah ciri
yang menonjol dalam pendidikan Sunni muslim abad ke-11. sebagaimana yang terungkap
dalam sejarah, pola pendidikan semacam ini terus berlanjut dari abad ke abad. Jadi
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Madrasah Nizamiyah benar-benar menjadi
model pendidikan madrasah pada masa klasik dan pertengahan Islam.
Metode
Gambaran yang senada tapi agak spesifik tentang metode pengajaran ini
datangnya dari Stanton (1994:54). Dia menjelaskan bahwa: Di masjid-akademi dan
madrasah studi fiqih diuraikan oleh seorang syaikh dalam satu silabus yang disebut
ta’liqah. Karangan ini disusun oleh masing-masing tenaga pengajar berdasarkan catatan-
catatan perkuliahannya selagi menjadi mahasiswa, bacaannya, dan kesimpulan pribadinya
tentang topik terkait. Ta’liqah mengandung rincian materi pelajaran dan bisa
membutuhkan lebih kurang empat tahun untuk menyampaikannya dalam perkuliahan.
Mahasiswa menyalin ta’liqah dalam proses dikte; dalam banyak kasus, mereka betul-
betul hanya menyalin, dengan sangat sedikit perobahan. Yang lain--barangkali yang lebih
sungguh-sungguh, mungkin menambahkan ide-ide dari diskusi kelas atau dari penelitian
sendiri, sehingga ta’liqah mereka lebih merupakan refleksi pribadi mereka tentang materi
kuliah yang disampaikan syaikh.
1. Asistensi (pendampingan)
2. Dialog (tanya jawab)
9
3. Talqin (ceramah)
4. Munaqosah (diskusi)
5. Ta’liqah (silabus / kumpulan materi).
Salah satu profil dosen Nizamiyah, Abdul Ma’ali Al-Juwaini Sang ‘Cahaya
Agama’ Dia sebagai guru besar di Madrasah Nizaminah, tempat di mana Imam al-
Ghazali pernah menimba ilmu. Ia dijuluki Imam Haramain karena pernah tinggal di dua
kota suci, Makkah dan Madinah. Ulama ini bernama lengkap Abdul Malik bin Abdullah
bin Yusuf bin Muhammad Al-Juwanini An-Nisaburi. Dia dilahirkan di Bustanikan,
Nisabur, pada 12 Pebruari 1058. Pendidikan pertamanya didapatkan dari ayahnya yang
bernama Syekh Abdullah, seorang keturunan Arab berdarah bangsawan. Di samping itu,
Al-Juwaini juga menimba ilmu di sekolah agama yang berada di wilayah tempat
tinggalnya.
10
Guna terlaksananya rencana pengajaran (kurikulum) di Madrasah Nizhamiyah ini
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap, gedung- gedung yang megah,
perpustakaan dengan jumlah buku yang lebih kurang 6000 jilid yang merupakan buku-
buku wakaf untuk sekolah itu (M. Athiyah al- Abrasy, 1970). Pendanaan juga dibantu
sepenuhnya baik bagi guru maupun mahasiswa, mereka free yakni bebas dari biaya
pendidikan dan disediakan asrama.
E. Keruntuhan Madrasah Nizamiyah
Madrasah Nizamiyah sedikit demi sedikit mengalami kemunduran setelah
wafatnya Nizam al-Mulk. Madrasah yang sistem pendidikan dan organisasinya ditiru di
Eropa ini sempat berjaya sampai akhir abad ke-14, ketika Timur Lenk menghancurkan
Baghdad. Timur lenk dengan bala tentaranya menyerbu kota Baghdad dan
menghancurkan segala peradaban serta membantai ribuan orang di wilayah yang
ditaklukkannya. Baghdad hancur lebur sekitar tahun 1393 M.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Madrasah Nizhamiyah merupakan madrasah termasyhur di dunia. Di antara madrasah
tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad (selain madrasah di
Balkh, Naisabur, Jarat, Asfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain sebagainya). Madrasah-
madrsah Nizhamiyah itu dapat disamakan dengan perguruan tinggi di masa sekarang,
mengingat gurunya adalah ulama besar yang termasyhur salah satunya adalah Abu Hamid
bin Muhammad al- Ghazali. Al- ghazali terkenal dengan asas mengajarnya, yaitu :
Memperhatikan tingkat daya berpikir anak, Menerangkan pelajaran dengan jelas,
Mengajarkan dari konkrit ke abstrak, Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur-
angsur.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fiqh yang
sejalan dengan satu atau lebih dari mazhab ahli sunah. Rencana pengajaran atau kurikulum di
Madrasah Nizhamiyah menurut Mahmud Abbas adalah Al-Qur’an (membaca, menghapal
dan menulis), sastra Arab, sejarah Nabi Muhammad SAW, fiqh, ushul fiqh dengan menitik
beratkan kepada mazhab Syafi’I dan sistem teologi Asy’ariyah.
Diantara kekuatan Madrasah Nizamiyah adalah bahwa madrasah tersebut
mendapat pengakuan negara. Madrasah Nizamiyah telah mencatat nama-nama besar dan
orang-orang yang mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar. Di antara mereka adalah
1. Syekh Abu Ishaq asy-Syirazi, seorang faqih Baghdad
2. Syekh Abu Nasr as-Sabbag
3. Abu Abdullah at-Tabar
4. Abu Muhammad asy-Syiraz
5. Abu Qasim al-Alaw
6. At-Tibriz
7. Al -Qazwini
8. Al-Fairuzabadi
9. Imam al-Haramain Abdul Ma’ali al-Juwaini
10. Imam al-Ghazali
Madrasah Nizhamiyah ini ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap, gedung-
gedung yang megah, perpustakaan dengan jumlah buku yang lebih kurang 6000 jilid yang
merupakan buku- buku wakaf untuk sekolah tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2021/01/makalah-madrasah-nizhamiyah-pengaruhnya.html?
m=1
https://mazguru.wordpress.com/2009/03/30/madrasah-nizamiyah-sejarah-dan-perkembangannya/
http://www.republika.co.id/koran/153/31656/Keunggulan_Pendidikan_I_Nizhamiyah_I
13