Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran PAI
Disusun Oleh :
Nazka Vayrena
XI – IPS 3
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
serta karunia-nya sehingga makalah dengan judul “MASA KEJAYAAN ISLAM” dapat
terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata pelajran Pendidikan
Agama Islam. Selain itu, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan
kepada para pembaca khusunya saya pribadi tentang peradaban islam yang pernah ada.
Saya selaku penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Ibu Nur Aisyah Jamil, S.Pd.I.
selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berkat tugas yang Ibu berikan ini, saya
dapat menambah wawasan saya tentang topik yang dibahas. Saya juga ingin mengucapkan
terimakasih sebesar besarnya kepada Bibi Rini Mustika Sari yang selalu membimbing saya
dalam proses penyelesaian makalah ini dan terimakasih banyak kepada Spotify yang selalu
menemani saya dalam proses menyelesaikan makalah ini.
Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, saya harap Ibu Nur Aisyah Jamil, S.Pd.I. yang
telah memberikan tugas, diharapkan dapat memberikan masukan, kritikan, atau saran, serta
nilai yang sepadan.
Nazka Vayrena
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PERIODESASI SEJARAH ISLAM
Para sejarawan memiliki pendapat yang berbeda terkait dimulainya sejarah Islam. Secara
umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad Saw diangkat
menjadi rasul. Menurut pendapat ini, selama 13 tahun Muhammad tinggal di Makkah telah
lahir masyarakat muslim, meskipun belum berdaulat.
Kedua, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai sejak Muhammad
hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Muhammad tinggal di
Madinah. Muhammad tinggal di Madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap
sebagai pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah.
iv
4. Periode Sejarah Kekhalifahan Umayyah (661 M–749 M)
Periode ini dimulai sejak tahun 661 M hingga 749 M. Pada masa ini, pemerintahan Islam
mengalami perluasan yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahan
Islam yang demikian luasnya itu. Sayangnya, komitmen kepada syariat Islam mengalami
sedikit kemerosotan daripada periode sebelumnya.
v
B. FASE UMUM PERIODESASI SEJARAH ISLAM
1. Periode Klasik
Periode klasik dibagi ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi, dan kemajuan (650
M–1000 M) dan fase disintegrasi (1000 M–1250 M). Pada fase kemajuan, Islam mengalami
internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol.
Pengaruh Islam kemudian meluas dari Afrika Utara sampai Spanyol di belahan Barat. Lebih
lanjut, perluasan ini menyentuh Persia hingga ke India di belahan Timur.
Mengutip buku Sejarah Peradaban Islam karya Syamruddin Nasution, pada masa ini ilmu
pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol, seperti Cordoba dan Granada.
Beberapa bangunan dengan arsitektur megah juga dibangun, seperti istana Az Zahra Cordoba
dan istana Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini, yaitu Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam
Syafi’i, dan Imam Ibn Hambal dalam bidang fikih. Adapun dalam bidang teologi muncul
Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam, dan Al-
Jubba’i.
Pada masa ini, perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasaPahlawi ke
Bahasa Arab dimulai oleh Abdul Malik. Orang–orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai
pandai berbahasa Arab. Untukmenyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab,
terutama pengetahuan pemeluk–pemeluk Islam baru dari bangsa–bangsa bukan Arab,
perhatian kepada bahasa Arab, terutama tata bahasanya mulaidiperhatikan. Inilah yang
mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun al–Kitab, yang selanjutnya menjadi pegangan
dalam masalah tata bahasa Arab.
Perhatian kepada syair Arab Jahiliah timbul kembali dan penyair–penyair Arab baru mulai
muncul, misalnya Umar bin Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al–Udhri (w. 701 M), Qays bin
al–Mulawwah (w. 699 M) yang dikenal dengan nama Laila Majnun, al–Farazdaq (w. 732 M),
Jarir (w. 792 M), dan al–Akhtal (w. 710 M). Selain itu, perhatian dalam bidang tafsir, hadis,
fikih, dan ilmu kalam pada zaman ini juga mulai muncul. Inilah yang kemudian
memunculkan nama–nama seperti Hasan al–Bashri, Ibnu Syihab al–Zuhri, dan Washil bin
Atha’. Kufah dan Bashrah di Irak menjadi pusat dari kegiatan–kegiatan ilmiah ini.
Sayangnya, pada fase disintegrasi keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah.
Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada 1258. Kekhalifahan sebagai
simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai
kawasan.
vi
2. Periode Pertengahan
Sama halnya dengan periode klasik, peradaban Islam pada periode pertengahan juga dibagi
dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran
(1250 M–1500 M), desentralisasi dan disintegrasi meningkat.
Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri atas
Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara bagian Persia yang
berpusat di Iran terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
Pada fase tiga kerajaan besar (1500 M–1700 M), perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat
kurang. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan besar mendapat banyak
tekanan. Kekuatan militer dan politik pun menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh
serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan
Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan oleh Napoleon Bonaparte dari
Prancis.
Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra,
benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.
Pada masa ini, tarekat terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat Islam. Selain
Arab dan Persia, Turki dan India muncul sebagai kerajaan besar. Inilah yang membuat bahasa
Turki dan bahasa Urdu mulai muncul sebagai bahasa penting dalam Islam, tetapi kedudukan
bahasa Arab menjadi bahasa persatuan semakin menurun.
Kemajuan Islam pada era ini lebih banyak berpusat di bidang politik. Selain itu, Barat juga
mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan
mentah di Timur Jauh, melalui Afrika Selatan dan ditemukannya Amerika oleh Columbus
tahun 1492 M. Namun demikian, kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah jika
dibandingkan dengan kekuatan Islam.
3. Periode Modern
Periode modern (1800 M–sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam yang mulai
sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Ekspedisi Napoleon di
Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan
Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai
memikirkan cara meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kontak Islam dengan Barat sejak masa ini berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat
periode klasik. Pada waktu itu, Islam sedang naik dan Barat sedang dalam kegelapan.
Sekarang sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang.
vii
Dengan demikian, timbullah sesuatu yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau
modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran cara
membuat umat Islam maju kembali, sebagaimana yang terjadi pada periode klasik. Usaha-
usaha ke arah itu mulai dijalankan di kalangan umat Islam. Namun, Barat di sisi lain juga
bertambah maju dalam hal itu.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800–
1967) dan kebangkitan kedua (1967–sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul
kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan
budaya.
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik
yang menggugah umat. Inilah yang kemudian menyebabkan berkembangnya pemikiran-
pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan Islam pada era kontemporer.
viii
BAB 2
MASA KEJAYAAN ISLAM
Tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejayaan islam pada masa-masa itu. Dari
beberapa faktor tersebut akan saya sebutkan beberapa :
1. Tradisi keilmuwan telah berkembang lebih dulu di wilayah Persia, sehingga umat
Islam tinggal mengembangkan dan menambah keunggulannya.
2. Umat Islam melakukan adaptasi terhadap budaya asing terutama ilmu /Filsafat
Yunani, diteruskan dengan proses menterjemahkan buku-buku asing tersebut.
3. Terjadinya gerakan translitasi (penterjemahan) oleh umat Islam pada kebudayaan
atau hasil karya lain, terutama buku-buku hasil pemikiran filosof Yunani.
4. Proses penterjemahan tersebut melahirkan kecenderungan baru dalam tradisi
berfikir. Kalau pada masa pemerintahan Bani Umaiyah, pola berfikir umat
didominasi oleh pemikiran keagamaan dan dogmatik, maka pada masa
pemerintahan Bani Abasiyah berkembang pemikiran rasional analitis.
5. Proses tranformasi keilmuan Islam terhadap keilmuan luar lebih di dorong oleh
daya tarik Filsafat, yang menurut umat Islam mempunyai sisi menarik.
ix
Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan
ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut,
antara lain seperti berikut.
2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-
menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu
agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan
manusia di dunia ini.
x
BAB 3
TOKOH-TOKOH MASA KEJAYAAN ISLAM
1. Ilmu Filsafat
a) Al-Kindi (809‒873 M)
b) Al Farabi (wafat tahun 916 M)
c) Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
d) Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
e) Ibnu Shina (980‒1037 M)
f) Al-Ghazali (1085‒1101 M)
g) Ibnu Rusd (1126‒1198 M)
2. Bidang Kedokteran
a) Jabir bin Hayyan (wafat 778 M)
b) Hurain bin Ishaq (810‒878 M)
c) Thabib bin Qurra (836‒901 M)
d) Ar-Razi atau Razes (809‒873 M)
3. Bidang Matematika
a) Umar Al-Farukhan
b) Al-Khawarizmi
4. Bidang Astronomi
a) Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b) Al-Gattani/Al-Betagnius
c) Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d) Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Ilmu Tafsir
a) Ibnu Jarir ath Tabary
b) Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H)
c) As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H)
d) Muhammad bin Ishak
xi
6. Ilmu Hadis
a) Imam Bukhori (194‒256 H)
b) Imam Muslim (wafat 231 H)
c) Ibnu Majah (wafat 273 H)
d) Abu Daud (wafat 275 H)
e) At-Tarmidzi
Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi,
kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab
yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan
pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat
wa Asy-Syariat.
Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam
menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.
2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada
tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga.
Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak
terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita
sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari
khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian
menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah,
dan Tus.
Jasa-Jasa Al-Ghazali :
xii
Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai
tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya ‘Ulum ad-Din, yakni membahas masalah-
masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan al-Qur’an dan hadis. Dalam
bidang filsafat, beliau menulis tahafu al-Falasifah (tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali
merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul
Islam (bukti kebenaran Islam).
3. AI-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di
Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif.
Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik,
musik, dan matematika.
Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama
membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari
Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).
4. AI-Farabi (872‒950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di
Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau
keturunan Turki.
Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik,
kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang
terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah (pemikiran tentang penduduk
negara utama).
xiii
5. Ibnu Sina (980‒1037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat
Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika,
logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah
terkenal dan dipanggil untuk mengobati.
Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara
karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭib, yaitu ensiklopedi tentang ilmu
kedokteran dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
xiv
BAB 4
KESIMPULAN
Terbagi menjadi beberapa periode, diantaranya adalah periode awal, periode tengah, dan
periode modern. Selain itu terbagi juga menjadi beberapa periodesasi sejarah Islam dalam 8
tahap.
Dari adanya kejayaan Islam terlahirlah tokoh-tokoh terkenal seperti Ibnu Rusyd, Al-Ghazali,
Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Selain dari tokoh-tokoh di atas banyak juga terlahir
tokoh-tokoh penguasa filsuf, bidang kedokteran, tafsir hadist, dan lain sebagainya.
xv