MAKALAH
Tugas Akhir Kelas XII Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI)
GURU PEMBIMBING :
SAIFULLAH, S.Pd., MA.
NIP: 198406012 200904 1006
DI SUSUN OLEH :
NAMA : NASYA ALIYA
NISN :
KELAS : XII MIPA-1
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Nasya Aliya
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..…. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 1
C. Tujuan………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHSAN…………………………………………………………….. 2
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 6
BIODATA…………………………………………………………………………. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi masyarakat Jepang, Islam sejatinya masih terasa asing. Karenanya banyak
salah pengertian, mispersepsi dan bahkan kecurigaan terhadap Islam dan muslim.
Umumnya, media berperan penting dalam pembentukan persepsi publik. Sayangnya,
pada media Jepang berita-berita bernarasi netral relatif lebih sedikit dari pada berita-
berita negatif tentang Islam dan muslim (Atsushi Yamagata, 2019). Stereotip terhadap
Islam dan muslim adalah keliru. Untuk itu, perlu upaya untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik, jernih dan objektif.
Jumlah minoritas muslim pada 2019 sekitar 0,2 persen (atau 230 ribu jiwa) dari
total 127 juta penduduk Jepang. Sebagiannya adalah warga asli Jepang (perkiraan:
sekitar 50 ribu) dan sebagian terbesar adalah para pendatang (the Economist, 9 Januari
2021). Jelas tidak mudah hidup sebagai minoritas banyak suka-duka yang harus dilalui.
Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, minoritas muslim mengenyam situasi
yang lebih baik dari sebelumnya tercermin dari semakin banyaknya mesjid, adanya
ruang sholat di bandara dan pusat-pusat pertokoan, juga ketersediaan makanan halal.
Namun, toleransi sejatinya bukan hanya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik dari
kelompok minoritas. Toleransi bermakna lebih dalam lagi yaitu adanya respek nyata
terhadap nilai (values), hak (rights) dan martabat (dignity) dari kelompok minoritas
muslim di Jepang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Jepang?
2. Sebutkan Bukti Perkembangan Islam di Jepang?
3. Apasaja Perbedaan Dan Persamaan Islam di Indonesia Dengan Jepang?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru mata
pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam). Selain itu penyusunan makalah ini juga
1
bertujuan agar penyusun dan pembaca dapat mengetahui mengenai Sejarah
Perkembangan Islam di Negara Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perkembangan di era modern
Dalam perkembangannya, hubungan masyarakat Jepang dengan Muslim di Asia
Tenggara membuat Islam semakin berkembang di Jepang. Dari situlah, muncul
Persatuan Jepang Muslim di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq pada 1953.
Persatuan Jepang Muslim menjadi organisasi Islam di Jepang yang pertama.
Kemudian, peristiwa krisis minyak di Negeri Sakura pada 1973 turut membuat Islam
semakin berkembang. Saat itu, media massa di Jepang memberitakan tentang dunia
Islam, khususnya dunia Arab, yang dianggap penting bagi perekonomian Jepang.
Berkat pemberitaan media-media Jepang tersebut, banyak masyarakat Jepang yang
tidak mengetahui Islam kemudian mengenalnya. Selain dampak krisis minyak, ada
juga Islamisasi massal yang melibatkan banyak orang di Jepang.
Saat ini, jumlah Muslim di Jepang sekitar 185.000 jiwa, atau 0,1 persen dari
keseluruhan populasi Negeri Sakura. Kebanyakan Muslim Jepang adalah para pelajar
dari luar negeri, imigran, dan pekerja dari negara-negara mayoritas Islam. Islam
dapat dibilang cukup sulit berkembang di Jepang. Hal ini karena berbagai faktor,
seperti gaya hidup modern yang jauh dari ajaran Islam, pendidikan, keberadaan
restoran halal, dan kurangnya pusat kegiatan Islam di Jepang. Hingga saat ini, pusat
kegiatan Islam hanya ada di beberapa tempat saja. Salah satunya di Kobe, di masjid
yang dibangun pada 1935.
3
Jepang pada 1943. Namun, masjid dapat kembali berfungsi, bahkan hingga hari ini
pasca-Agresi 1945 dan gempa besar Hanshin 1995.
Masjid Nagoya
Masjid yang dibangun pada Januari 1937 ini, dilatarbelakangi adanya beberapa
warga Turk Tatar yang bermigrasi dan menetap di Nagoya sekitar 1920-an. Mereka
mendirikan sebuah asosiasi yang memiliki dewan pengawas dan direksi. Masjid
Nagoya dibangun dengan desain dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk ibadah
dan ada sebuah sekolah untuk anak-anak Turki. Di Masjid ada sekitar 20 anggota
Turki yang terlibat dalam Kegiatan Islam di Nagoya pada waktu itu. Masjid ini luluh
lantak akibat Agresi AS pada 14 Mei 1945. Sejak itu dan sampai 1998 tidak ada
Masjid yang dibangun di Nagoya. Masjid Nagoya yang sekarang ini didirikan pada
1998. Dan dibuka pada 24 Juli pada tahun yang sama.
Masjid Tokyo Camii
Tokyo Camii merupakan masjid terbesar di Jepang yang dibangun dengan gaya
khas Ottoman. Camii adalah kata Turki yang berarti masjid jamaah. Masjid ini
menjadi masjid utama untuk melaksanakan shalat Jumat. Arsitektur masjid dirancang
mirip dengan Masjid Biru (Blue Mosque) yang terkenal di Istanbul. Semua bahan
bangunan dan interior yang digunakan di dalam masjid dibawa dari Turki. Sekitar
seratus pengrajin Turki bekerja selama satu tahun untuk membangun masjid ini.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam pertama masuk ke Jepang melalui hubungan penduduknya dengan orang-
orang dari berbagai wilayah Islam. Hubungan tersebut diperkirakan terjadi sekitar 1860-
an. Akan tetapi, baru pada 1877, Islam masuk ke Jepang. Penduduk Jepang mengenal
Islam sebagai pemikiran agama Barat, yang ditandai dengan banyaknya kitab yang
berisi kehidupan Nabi Muhammad, yang diterjemahkan ke bahasa Jepang.
Selain itu, pada 1890 terjadi hubungan diplomatik antara Tukri Utsmani dengan
Jepang. Salah satu dampak hubungan diplomatik tersebut adalah adanya orang Jepang
yang kemudian memeluk agama Islam. Orang Jepang yang pertama masuk Islam adalah
Mitsutaro Takaoka, pada 1909, yang kemudian mengganti namanya menjadi Omar
Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah.
Perang Dunia II selesai pada 1945, pusat kajian Islam tersebut bubar dan
menghilang.
Islam ada di Jepang dibuktikan oleh kota Kobe yang merupakan sebuah kota di
pesisir Jepang yang pertama kali membuka diri kepada dunia internasional sejak politik
isolasi nasional Jepang yang didalam kota ini juga terdapat sebuah masjid yang kokoh
yang menjadi saksi bisu dimulainya Islam pertama kali di Jepang.
5
DAFTAR PUSTAKA
Thohir, Ajid 2004, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Ulil. (2014). Islam di Mata Orang Jepang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
6
BIODATA PENULIS
NISN :
NIK :
Alamat Lengkap : Desa Mns. Lhok Kec. Meureudu Kab. Pidie Jaya
Hobi :
Cita - Cita :
Email :
Nasya Aliya
NISN :
7