LAPORAN BUKU
Oleh :
NIS : 1314.10.039
(YASPIA)
KABUPATEN BEKASI
Menyetujui
Khoiriyah S.Pd
Tanggal : ..............................
Mengetahui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing Tanggal Tanda Tangan
Mengetahui
NIS : 1314.10.039
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat sehat, nikmat iman, dan
nikmat islam bagi kita semua. Shalawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. Yang sudah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang
benderang saat ini. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelasaikan tugas laporan buku ini, yaitu :
Bekasi,..........................1437 H
........................2015 M
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Judul Laporan Buku.........................................................................................................
Lembar Persetujuan.......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan.......................................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................................. iii
Daftar Isi............................................................................................................................. iv
BAB I – PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Laporan..................................................................................................... 2
D. Sistematika Laporan............................................................................................. 2
BAB II – PEMBAHASAN................................................................................................ 4
A. Mengikat Persahabatan Abadi................................................................................. 4
B. Menjadi Sahabat, Harus Setipe?.............................................................................. 4
C. Materi Jangan Jadi Patokan..................................................................................... 5
D. Takabur Mesti Dikubur Dalam-Dalam.................................................................... 6
E. Bisa Saja Dia Lebih Baik......................................................................................... 6
F. Nasihatilah............................................................................................................... 6
G. Bungkuslah Dirimu dengan Bungkus yang Baik.................................................... 7
H. Berkumpul untuk Kebaikan..................................................................................... 8
I. Maafkanlah, Bagimu Surga..................................................................................... 9
J. Berlomba dalam Kebaikan...................................................................................... 9
K. Menanamkan Rasa Malu......................................................................................... 10
L. Dua yang Harus Diingat.......................................................................................... 10
M. Dua yang Harus Dilupa........................................................................................... 11
N. Menata Hati yang Terzalimi.................................................................................... 11
O. Andai Kalian Tahu .................................................................................................. 12
P. Balaslah dengan Lebih Baik.................................................................................... 13
Q. Gibah; Memakan Bangkai Saudara Sendiri............................................................. 13
R. Wa laa tanaabazu bil alqaab!................................................................................. 14
S. Ash shamtu hikmah.................................................................................................. 15
T. Altruis, Bukan Egois................................................................................................ 15
U. Jangan Berlebihan.................................................................................................... 16
V. Satu Cara untuk Memperpanjang Umur.................................................................. 17
W. Berilah Tanpa Mengharap Lebih............................................................................. 18
X. Gasap, Dianggap Biasa............................................................................................ 18
Y. Jauh di Mata Dekat di Hati...................................................................................... 19
Z. Kepergian Menjadi Renungan................................................................................. 20
BAB III – PENUTUP........................................................................................................ 21
A. Kesimpulan............................................................................................................. 21
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku....................................................................... 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita merasa ada banyak makna yang hilang di tengah persahabatan kita, warna-warna
di dalamnya tidak lagi menghiasi, energi produktivitasnya melemah, dan jalinannya menjadi
semakin pudar, sudah seharusnya kita menyadari adanya masalah.
Untuk melihat dan menyadari adanya masalah itu kita butuh cahaya yang membuat
terang pandangan kita. Ketahuilah sahabatku cahaya itu adalah ilmu. Di dalam agama Islam
yang kita pelajari ini, sesungguhnya ada ilmu yang apabila kita mempelajari dan
mengamalkannya, niscaya akan bermakna hidup kita. Termasuk, ilmu tentang membangun
persahabatan hakiki.
Dengan adanya laporan buku ini untuk memenuhi persyaratan Ujian Nasional (UN)
Madrasah ‘Aliyah (MA) tahun ajaran 2015/2016 maka penyusun memilih buku dengan judul
“Cahaya untuk Persahabatan” yang siap untuk dikaji dari setiap poin-poin materinya.
B. Rumusan Masalah
1. Agar kita dapat mengetahui hakikat sebenarnya yang terkandung dalam persahabatan.
2. Kita dapat menuai arti dan manfaat yang lebih terasa dari sebuah persahabatan.
3. Karena bersahabat sangatlah berperan aktif dalam bergaul.
4. Banyak sekali karakteristik dalam persahabatan. Maka, kita harus pintar dalam
memilihnya agar tidak terjerumus dalam pergaulan tidak baik.
5. Membantu penyusun dan pembaca dapat memahami dan mengkaji persahabatan yang
baik.
PEMBAHASAN
ِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا
أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan. Kemudian, kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha mengetahui, Maha teliti.” (Q.S Al-Hujurat: 13)
F. Nasihatilah
Sabda Rasulullah SAW. berikut ini; “jika seseorang dari kalian dimintai nasihat oleh
saudaranya (seiman), maka hendaklah ia memberikan nasihat kepada saudaranya itu.” (H.R
Bukhari). Saling memberi nasihat, inilah kewajiban kita dalam bersaudara dan bersahabat.
Nasihat kebaikan adalah sesuatu yang lebih berharga daripada seonggok uang. Nasihat yang
melekatkan ilmu di dalam benak kita akan menjadi cahaya yang menuntun perjalanan kita dalam
mengarungi kehidupan yang sekali lewat ini. Tanpa cahaya kita tidak bisa memandang apa-apa.
Langkah kita terkatung-katung. Arah kita tidak jelas. Sungguh, saling menasihatkan dalam
kebaikan adalah pertanda jalinan persahabatan yang utuh.
Betapa pentingnya bila kita mempertahankan kebiasaan saling mengingatkan dalam
kebaikan ini. Sampai-sampai Allah menegaskan tentang ini dalam satu surah yang menurut
Imam Syafi’i kalau kita memikirkannya secara serius, maka inilah firman Allah SWT. :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran.” (Q.S Al-‘Ashr: 1-3)
Kalau kita memang harus menunggu sempurna dulu agar layak untuk menasihatkan
kebenaran, sampai kapan kita akan menunggu? Tidak ada lagi orang yang bisa ber-Islam sebaik
Rasulullah, apalagi lebih sempurna dibanding beliau. Ini merupakan satu hal yang pasti. Maka,
di tengah-tengah ketidaksempurnaan kita inilah kita harus saling menasihatkan. Agar kita
senantiasa sadar apa yang kita lakukan. Bila salah, maka saudara-saudara kita datang
mengingatkan.
Padahal, Allah SWT. Sudah menegaskan bahwa yang harus kita selamatkan lebih dulu
adalah diri sendiri, kemudian keluarga dan orang-orang terdekat. Dengarlah wahai orang-orang
yang beriman!
يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َماَل ئِ َك‚‚ ةٌ ِغاَل ظٌ ِش ‚دَا ٌد اَل
َيَ ْعصُونَ هَّللا َ َما أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras
yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim: 6)
U. Jangan Berlebihan
Inilah yang sulit; menyikapi segala sesuatu sekadarnya saja. Tidak berlebihan. Tidak
keterlaluan. Memang sudah ada batasnya. Namun, terkadang batasan itu justru terasa begitu
menghimpit atau memberatakan. Bila kita menyukai sesuatu, sering kali kita terlalu
menyukainya. Hingga tidak jarang, waktu kita dihabiskan hanya untuk membersamai sesuatu
yang kita sukai itu. Sebaliknya, sering kali kita membenci sesuatu secara berlebihan. Itu terlihat
dari sifat abai dan acuh yang kerap kita lakukan setiap kali sesuatu yang kita benci itu terlihat
atau tersebut namanya. Padahal, apa yang kita sukai, belum tentu baik untuk kita. Bisa jadi yang
kita benci justru punya manfaat yang banyak sekali.
Bagaimana indikatornya dikatakan berlebihan menyukai seseorang? Bisa jadi, salah satu
bentuknya adalah fanatisme. Bila sahabat kita yang bicara, maka dengan sepenuh hati kita terima
tanpa pertimbangan. Kalau ada perkelahian, tanpa peduli mana benar dan mana salah, kita akan
membelanya. Tentunya, ini perbuatan yang salah. Padahal, Allah melarang kita berlaku zalim
pada suatu kaum sebab kebencian.
Sungguh kita harus sering-sering berkunjung ke dalam hati kita. Mungkin saat ini disana
sedang bersarang kecintaan pada sesama makhluk, melebihi cinta kita pada Allah Sang Maha
Pencipta. Pastilah keadaan itu sangat merugikan. Tidak akan ada kebahagiaan yang mutlak untuk
layak dirasakan. Sebentar-sebentar. Pasti kebencian akan mengusik. Hati manusia itu terbolak-
balik. Segala yang berlebihan, segala yang serba terlalu, dan segala yang kita lakukan tanpa
pertimbangan akal sehat akan mendatangkan hasil yang tidak baik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui, di dalam buku ini banyak sekali ilmu-ilmu dalam membangun
persahabatan yang indah. Persahabatan yang baik itu bukan sekedar status, yang rentan
dihinggapi berbagai modus. Tapi dalam persahabatan, kita berhimpun untuk saling
menyokong, menguatkan, dan melindungi. Karena kita sama-sama manusia yang jauh dari
sempurna, dalam persahabatan kita kadang kala khilaf, salah, dan juga lupa. Maka, dengan
sahabat-sahabat kita haruslah saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Sesungguhnya persahabatan adalah hal yang sangat kita butuhkan di dalam kehidupan kita
ini. Sebab kita tidak bisa hidup sendiri. Kita adalah makhluk sosial. Kita punya kelemahan
dan keterbatasan, sehingga kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Kita butuh
orang lain untuk menutupi kelemahan dan kekurangannya itu dengan kekuatan dan
kelebihannya. Maka penting sekali bagi kita menemukan cara untuk menjaga persahabatan
yang kita bina tetap membuahkan kebaikan, bukan keburukan. Beruntungnya kita, agama
kita memberikan tuntunan yang komprehensif di dalam kehidupan kita. Termasuk dalam hal
persahabatan.
Kelebihan
Dalam buku ini ada beberapa kelebihan. Diantaranya, pembahasan yang cukup
mudah untuk dimengerti oleh pembaca, tutur kata yang tidak terlalu baku,
menggambarkan kehidupan dalam persahabatan pada masa kini, dan juga memaparkan
beberapa dalil-dalil yang kuat.
Kekurangan
Dalam buku ini juga ada beberapa kekurangan. Diantaranya, ayat-ayat dalil yang
tidak tertulis secara lafadz arab, pembahasan wawasan yang kurang luas, dan ada
beberapa isi yang kurang jelas pemaparannya