Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan NKRI. Besar harapan saya agar pembaca
mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari sempurna.
Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan saran yang
membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Masalah......................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian NKRI....................................................................................... 3
B. Sejarah NKRI............................................................................................ 3
C. Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia .................... 5
D. Menjaga keutuhan NKRI .......................................................................... 6
E. Sikap dan Perilaku .................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga dikenal dengan nama
Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Letak wilayah NKRI berada di antara:
 Dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia; serta
 Dua samudra. yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia berada di:
 6° lintang utara (LU) – 11° lintang selatan (LS), dan
 95° bujur timur (BT) – 141° bujur timur (BT).

Karna letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiIlki iklim
tropis dan rnerniliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pulau-pulau
yang termasuk dalam wilayah NKRI berjumlah 17.504 terdiri dari pulau besar dan kecil.
Beberapa di antaranya, yaitu 6000 pulau tidak berpenghuni.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m² di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483
km². Pulau dengan jumlah penduduk terpadat adalah pulau Jawa. Setengah dari jumlah
penduduk Indonesia menempati pulau Jawa.
Pulau-pulau besar, yaitu:
 Jawa dengan luas 132.107 km²,
 Sumatera dengan luas 473.606 km²,
 Kalimantan dengan luas 539.460 km²,
 Sulawesi dengan luas 189.216 km2, dan
 Papua dengan luas 421.981 km².

Pulau-pulau kecil, antara lain Pulau Nias, Pulau Siberut, Pulau Bangka, Pulau Belitung,
Pulau Madura, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Flores, Pulau Ambon, dan Pulau
Halmahera. Perkernbangan jumlah provinsi Indonesia clan tahun ke tahun terus
bertambah. Pada awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang
telah terbentuk 33 provinsi. Perkernbangan jumlah provinsi Indonesia dari tahun ke tahun

1
terus bertambah. Pada awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga
sekarang telah terbentuk 33 provinsi. Tujuan perkernbangan jumlah provinsi dan
kabupaten adalah untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian NKRI ?
b) Bagaimana sejarah NKRI
c) Bagaimana pemerintahan daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)?
d) Bagaimana manjaga keutuhan NKRI ?

C. Tujuan Masalah
a) Untuk mengetahui pengertian NKRI
b) Untuk mengetahui sejarah NKRI
c) Untuk mengetahui pemerintahan daerah dalam negara kesatuan republik
indinesia (NKRI)
d) Untuk mengetahui bagaimana menjaga keutuhan NKRI
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan
berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat
Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang
2) Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7) Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.

B. Sejarah NKRI
Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya tanam
paksa (Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan hancurnya
struktur tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah
mengubah jenis tanaman pribumi dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa
yang nota bene tidak di kuasai oleh pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagi
mampu mengelola tanah yang dimilikinya dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasal
dari Eropa, sehingga pribumi pada saat itu terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan
tertindas. Hal inilah kemudian yang di manfaatkan oleh pihak Belanda untuk membangun
pemerintahan yang dinamakan Hindia-Belanda guna mengatur kehidupan pribumi yang
semakin tertindas, yang pada akhirnya terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasi
hasil bumi yang ada di Indonesia.
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan politik
ethis sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu sistem
pendidikan di wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan untuk
mendapatkan pendidikan ini terlalu mahal, maknanya tidak semua pribumi mampu
menikmati pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Dari sinilah terbangun strata sosial
di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Adapun bentuk strata sosial tersebut telah
memposisikan pribumi sebagai kaum mayoritas berada pada kelas terbawah, kelas di
atasnya adalah ningrat-ningratnya pribumi dan para pendatang dari Asia Timur (Cina,
India, Arab, dsb), kemudian kelas teratas adalah orang-orang Eropa dan kulit putih
lainnya. Hal ini menjadikan pribumi sebagai kaum mayoritas semakin terbodohkan,
termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Sehingga pada tahun 1908, Dr. Soetomoe
membangun pendidikan bagi kaum pribumi secara informal dan gratis dengan nama Budi
Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap pribumi yang semakin tertindas. Pada
akhirnya pendidikan pribumi tersebut diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan
mendirikan Taman Siswa pada tahun 1920 secara formal, pendidikan pribumi yang di
jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar Dewantara telah membangkitkan jiwa-jiwa
kebangsaan dan persatuan untuk melakukan perlawanan kepada Belanda, yang pada
akhirnya mengakumulasi lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928
melalui momen Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari
Jong-jong atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki
komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-orang Indonesia
(pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian bahu
membahu mengadakan perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut kemerdekaan
Indonesia dan barulah 17 tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari atau tepatnya pada tanggal
17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah SWT Bangsa Indonesia dapat mencapai
kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan oleh Dwi-Tunggal
Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Bangsa
Indonesia membentuk suatu Negara Republik Indonesia dengan disahkannya konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai aturan dasar di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

C. Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Bentuk Republik Indonesia
Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi
garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asiadan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 13.487 pulau, oleh karena itu ia disebut juga
sebagai Nusantara, Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006 dan
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang
berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan
agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling
dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika, berarti keberagaman
yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,
Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkatkeanekaragaman
hayati terbesar kedua di dunia.

2. Bentuk pemerintahan Indonesia


Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota
negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan,
dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara
tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan
Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

3. Sistem Politik Indonesia


Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR). Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para
Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia, setelah
tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan
rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di
ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik
Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun
kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997),
pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang
bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.

D. Menjaga keutuhan NKRI


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia.
Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan
nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan
bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat.
Misalnya, ada upaya untuk menggantikan bentuk negara menjadi Indonesia Serikat.
Tetapi upaya untuk menggantikan bentuk negara itu segera berlalu. Indonesia kembali
kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai
generasi penerus bangsa dan juga sebagai peserta didik kita merasa terpanggil untuk turut
serta dalam usaha membela negara.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah. Berbagai kemajuan dan
perkembangan terus dinikmati oleh rakyat. Tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan
keharmonisan bangsa dan negara masih terus terjadi, meskipun intesitasnya kecil.
Ancaman-ancaman itu meskipun dalam intesitas yang kecil tapi jauh lebih rumit.
Ancaman-ancaman itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian, yaitu ancaman yang
dating dari luar negeri dan ancaman dari dalam negeri.
Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan
manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Menurut
Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana batas-
batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Untuk menghadapi era
globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita
memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.
2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.
3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
4. Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan


bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal
dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis
penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan
terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk
menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan
nasional dan tugas-tugas internasional. Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia
mempunyai kepentingan strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman keamanan
tradisional dan nontradisional.
Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer
negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan wilayah NKRI.
Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan wilayah, kebijakan
pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai bangsa yang cinta damai tetapi
lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan tindakan pencegahan dengan
mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka Confidence Building Measure (CBM)
dan Preventive Diplomacy. Penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan
tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai
tidak membuahkan hasil.
Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika
politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar telah
menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar melampaui
batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional yang timbul di dalam negeri
dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan mengedepankan cara-cara dialogis.
Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis
harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam pembangunan dan
pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena yang mengelilingi kita setiap
saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta oleh adanya interaksi dengan orang
lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu yang merupakan hasil bersama (shared),
atau kesepakatan kelompok (held in common). Beberapa produk hasil bersama antara lain
adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti
“kualitas produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam,
cara berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka.
Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan budaya
akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan
ketimpangan/ketertinggalan budaya).

E. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan Negara RI


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang dapat
menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI.
Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk
menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatan bangsa.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :


 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
 Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan
karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam
bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah
maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan
nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas,
kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki wawasan nusantara
berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati dan dipelihara
oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu antara lain pancasila
sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan
lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur
kehidupan bermasyarakat.
 Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan tertib
dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat
menimbulkan perpecahan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi
berdasarkan otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan pusat .
Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah
bertanggungjawab rasa kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi hak-
hak warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga
harus menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat cinta kasih,
keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban, antara hak dan
kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela negara dari segala
ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara kita.
Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal tersebut misalnya
meningkatkan kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri setiap warga
negara, membangun saling pengertian dan pengahargaan antarsesama warga yang
memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang berbeda, para
pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien,
dan memperkuat unsur-unsur yang menjadi alat pertahanan negara, seperti TNI

B. Saran
Upaya untuk mempertahankan NKRI bisa ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat
menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak
timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21, Indonesia”
Dephan, 2003, Jakarta.
Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 1990.
Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.
Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang Hankamneg”,
Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai