Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI

PENGARUH KERJASAMA BILATERAL INDONESIA-KOREA


SELATAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH
Hafidz Maulana
XI IPA 2

Jl. Raya Labuan - Pandeglang No.KM. 3, Saruni, Kuranten, Kabupaten Pandeglang,


Banten 42216
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta rahmat-
Nya tak terkecuali kesehatan yang terus teriring. Sehingga, saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengaruh Kerjasama Bilateral Indonesia-Korea Selatan
Terhadap Perekonomian Indonesia” ini dengan sangat baik tanpa rintangan yang berat.
Makalah ini saya susun dengan sangat hati-hati dan intelektual demi
memberikan gambaran terkait kondisi perekonomian negara ini dengan amat baik.
Selain itu, proses pengerjaan makalah ini pun tak luput dari bantuan-bantuan yang
diberikan kepada saya. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh instrument pendukung saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini,
masih terdapat kekurangan serta kecacatan, dari segi penyusunan ataupun isinya sendiri.
Oleh karena itu, saya selaku penyusun makalah ini meminta maaf juga meminta saran
agar kedepannya penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik
Akhir kata saya meminta semoga makalah yang saya susun ini bisa menjadi
suatu hal positif dan juga inspirasi kepada para pembacanya.

Tangerang, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kerjasama Internasional..............................................................3


B. Profil Ekonomi Indonesia.........................................................................4
C. Profil Ekonomi Korea Selatan..................................................................5
D. Joint Declaration and its Action Plan on the ASEAN-ROK.............................6
E. Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement
(IKCEPA).................................................................................................7

F. Hubungan Bilateral Indonesia-Korea Selatan dalam Masa Pandemi........9


G. Pengaruh Kerjasama Bilateral Indonesia-Korea Selatan...........................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari
bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan
νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar,
ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah
tangga".
Ekonomi sendiri merupakan suatu bidang yang sudah ada sejak manusia
mulai memasok, menciptakan, menonsumsi, serta mendistribusikan barang dan
jasa. Oleh karena itu, ekonomi bisa dibilang sudah ada sejak waktu yang sangat
lama. Ekonomi mencakup kebutuhan primer, sekunder, dan tersier yang pasti
dibutuhkan oleh manusia. Oleh karena itu, ekonomi harus selalu ada dalam
kehidupan kita agar kita bisa memenuhi kebutuhan serta keperluan kita dan
itulah salah satu motif manusia melakukan suatu perekonomian
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, bahwa perekonomian
dibutuhkan oleh setiap manusia. Sehingga, negara pun memeiliki
perekonomiannya sendiri dan itulah salah satu faktor pendukung keberhasilan
suatu negara dalama membangun negaranya.
Indonesia memiliki perekonomiannya sendiri. Perekonomian itu
dibentuk agar negara ini bisa menjadi lebih maju. Perekonomian itu sendiri
ditopang dengan adanya sector-sektor pendukung. Namun, untuk mencapai
kemakmuran itu sendiri tidaklah semudah itu. Adakalanya kebutuhan akan suatu
hal tidak dapat dipenuhi karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki
suatu negara tersebut.
Oleh karena itu, dibentuklah perekonomian internasional. Dengan sistem
ekspor-impornya negara-negara bisa saling memenuhi kebutuhannya. Tak
terkecuali Indonesia yang juga ikut andil dalam perekonomian internasional ini.
Banyak sekali hubungan regional, bilateral, bahkan internasional yang
dijalin Indonesia dengan negara lain, seperti hubungan bilateral Indonesia
dengan salah satu “Macan Asia Timur” yaitu Korea Selatan.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalah tersebut dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses kerjasama antarnegara ini berlangsung?
2. Bagaimana pengaruh kerjasama ini terhadap perekonomian Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui proses kerjasama Indonesia-Korea Selatan sejak
dimulainya kerjasama tersebut hingga kini.
2. Menjelaskan pengaruh yang kita dapatkan dari adanya
kerjasama bilateral ini.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan akan berguna untuk:
1. Sebagai sumber informasi serta bacaan bagi para penyusun
makalah dengan tema yang sama.
2. Memberikan gambaran kepada orang lain terkait kerjasama
yang diadakan dua negara ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kerjasama Internasional


Kerja sama internasional adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh suatu
negara yang menyangkut aspek bilateral, regional dan internasional untuk mencapai
tujuan bersama. Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa salah satu bentuk kerjasama
internasional adalah kerjasama bilateral. Lantas apa kerjasama bilateral itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bilateral berarti dari dua belah
pihak atau antara dua pihak. Menurut Cambridge English Dictionary, bilateral adalah
situasi di mana dua negara atau organisasi memiliki perjanjian perdagangan atau bekerja
bersama untuk mencapai sesuatu. Dalam Pengantar Ilmu Hubungan Internasional
(2005) karya Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, hubungan
bilateral adalah keadaan yang menggambarkan hubungan timbal balik antara kedua
belah pihak yang terlibat dan aktor utama dalam pelaksanaan hubungan bilateral itu
adalah negara. Dengan demikian, hubungan bilateral mengacu pada hubungan apa pun
antara dua pihak
Bilateralisme menyangkut hubungan atau kebijakan aksi bersama antara dua
pihak. Bilateral adalah hubungan antara dua negara yang tujuannya saling
menguntungkan kedua belah pihak. Istilah bilateral biasanya diaplikasikan pada
persoalan politik, ekonomi dan keamanan antar dua negara. Dapat terjadi bila kedua
negara memiliki hubungan diplomatik dan saling menempatkan wakilnya di tiap-tiap
negara.
Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani mengatakan, dalam
proses hubungan bilateral biasanya ditentukan oleh tiga motif yaitu:
 Memelihara kepentingan nasional.
 Memelihara perdamaian.
 Meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, saat ini
Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral dengan 162 negara serta satu teritori
khusus yang berupa non-self governing territory. Negara-negara mitra kerja sama
Indonesia ini terbagi dalam delapan kawasan. Delapan kawasan itu meliputi Afrika,
Timur Tengah, Asia Timur dan Pasifik, Asia Selatan dan Tengah, Amerika Utara dan
Tengah, Amerika Selatan dan Karibia, Eropa Barat serta Eropa Tengah dan Timur.
Contoh dari kerjasama bilateral Indonesia adalah kerjasama Indonesia dengan Korea
Selatan yang dibahas dalam makalah ini.
B. Profil Ekonomi Indonesia
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang
utama dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia ketiga setelah China
dan India. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi
terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan anggota G-20.
Setelah mengalami gejolak politik dan sosial yang hebat pada pertengahan
1960an, Indonesia dalam pimpinan barunya yaitu Presiden Soeharto segera melakukan
restrukturisasi tata kelola fiskal yang tercerai berai akibat adanya kebijakan ekonomi
yang memberatkan perimbangan neraca APBN. Restrukturisasi ini dilakukan dengan
berbagai macam cara, dari mengadakan renegosiasi terkait pembayaran utang jatuh
tempo hingga meminta IMF untuk mengasistensi pengelola fiskal Indonesia yang masih
rapuh.
kegiatan industri dan perdagangan berbasis ekspor menggerakkan ekonomi
Indonesia masuk sebagai salah satu The East Asia Miracle pada tahun 1990an, di mana
Indonesia mampu menciptakan stabilitas politik, sosial dan pertahanan-keamanan yang
menjadi fondasi ekonomi yang kuat untuk menghasilkan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan ditopang dari sektor industri manufaktur
berbasis ekspor dan industri pengolahan sumber daya alam.
Dengan demikian, ekonomi Indonesia menjadi salah satu ekonomi yang
terindustrialisasi seperti Jepang, Korea Selatan dan Thailand. Meski Indonesia berhasil
mencapai stabilitas polsoshankam dan industri manufaktur dan pengolahan mampu
menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, ternyata keberadaan infrastruktur
transportasi seperti jalan tol, pelabuhan, kereta api dan bandara yang ada di Indonesia
tidak mampu mengejar pertumbuhan kebutuhan pasar yang ada dan perlahan, hal ini
mengakibatkan munculnya kesenjangan ekonomi di antara Pulau Jawa dan Pulau di luar
Jawa akibat minimnya pembangunan infrastruktur transportasi di luar pulau Jawa,
mengakibatkan terjadi maraknya urbanisasi massal warga luar Pulau Jawa yang menuju
Pulau Jawa memunculkan kesimpulan bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya diperuntukkan untuk Pulau Jawa sendiri. Namun, kini perekonomian
Indonesia sudah lebih baik dengan adanya pemenuhan infrastruktur baik di Pulau Jawa
maupun di luar Pulau Jawa.
Dalam belenggu pandemi ini, dapat dikatakan bahwa perekonomian Indonesia
juga masih di tahap positif. Sebagaimana yang dikatakan Direktur Forecast Global EIU,
Agathe Demarais bahwa “Gambaran ekonomi global tampak suram, dengan resesi di
hampir setiap ekonomi maju di seluruh dunia." Data The Economist memperlihatkan,
hanya 3 negara-negara G20 yang diprediksi masih menunjukkan pertumbuhan ekonomi
positif sepanjang 2020. Meski demikian angka itu tetap menurun kian dalam. Ekonomi
global sendiri diprediksi akan terkontraksi sebesar 2,2 persen. Salah satu dari 3 negara
yang masih positif adalah Indonesia. The Economist memprediksi pertumbuhan PDB
riil pada tahun 2020 berada di angka 1 persen. Sebelum virus corona menyerang, PDB
Indonesia diprediksi tumbuh 5,1 persen.
C. Profil Ekonomi Korea Selatan
Korea Selatan memiliki ekonomi pasar dan menempat urutan kelima
belas berdasarkan PDB. Sebagai salah satu dari empat Macan Asia Timur, Korea
Selatan telah mencapai rekor ekspor impor yang memukau, nilai ekspornya merupakan
terbesar kedelapan di dunia. Sementara, nilai impornya terbesar kesebelas.
Kesuksesan ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-
an ketika PDB berkembang dari rata – rata 8% per tahun (US$2,7 miliar) pada tahun
1962 menjadi US$230 miliar pada 1989. Jumlah ini kira - kira 20 kali lipat dari Korea
Utara dan sama dengan ekonomi – ekonomi menengah di Uni Eropa. Kemajuan
ekonomi ini dikenal dengan nama Keajaiban di Sungai Han.
Krisis Finansial Asia 1997 membuka kelemahan dari model pengembangan
Korea Selatan, termasuk rasio utang/persamaan yang besar, pinjaman luar yang besar,
dan sektor finansial yang tidak disiplin. Pertumbuhan jatuh sekitar 6,6% pada 1998,
kemudian pulih dengan cepat ke 10,8% pada 1999 dan 9,2% pada 2000. Pertumbuhan
kembali jatuh ke 3,3% pada 2001 karena perlambatan ekonomi dunia, ekspor yang
menurun, dan persepsi bahwa pembaharuan finansial dan perusahaan yang dibutuhkan
tidak bertumbuh. Dipimpin oleh industri dan konstruksi, ekonomi Korea Selatan mulai
bangkit pada 2002 dengan pertumbuhan sebesar 5,8%. Jumlah penduduk di bawah garis
kemiskinan sebesar 15% pada tahun 2003. Indeks gini menunjukkan perbaikan, dari
angka 35.8 menjadi 31.3 pada tahun 2007. Nilai investasinya sebesar 29.3%
dari PDB dan menempati urutan ke dua puluh satu.
Pada 2005, di samping merupakan pemimpin dalam akses Internet kecepatan
tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam, Korea Selatan
berada dalam peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban,
keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Negara ini
juga menempati peringkat ke tiga puluh enam dalam hal tingkat pengangguran,
kesembilan belas dalam Indeks Kemudahan Berbisnis dan ketiga puluh satu dari 179
negara dalam Indeks Kebebasan Ekonomi berdasarkan data tahun 2010.
D. Joint Declaration and its Action Plan on the ASEAN-ROK
Joint Declaration and its Action Plan on the ASEAN-ROK merupakan awalan dari
dimulainya hubungan Indonesia dengan Korea Selatan. Dimana hubungan ini dibentuk antara
negara-negara ASEAN dengan Korea Selatan. Dimana salah satu negara ASEAN itu adalah
Indonesia. Kerjasama atau hubungan ini mencakup hubungan untuk menciptakan
kemakmuran antar negara.
Hubungan ini diawali dengan diadakannya KTT ASEAN-ROK pada tahun 1997.
Namun, hubungan ASEAN dan Korea Selatan sudah ada sejak 30 tahun silam. Dengan
diadakannya kerjasama kemitraan yang dimulai pada tahun 1991 silam. Investasi langsung
dari ROK ke ASEAN meningkat secara signifikan USD 3,7 miliar (2013) menjadi USD
4,7 miliar (2014) dan USD 5,7 (2015).
Dengan adanya kerjasama ASEAN-ROK ini memudahkan juga adanya kerjasama
bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan. Karena pada KTT Peringatan 30 Tahun Kerja
Sama ASEAN-Korea Selatan (ASEAN-RoK Commemorative Summit), Korea Selatan
dan Indonesia mendeklarasikan bersama penyelesaian perundingan kemitraan ekonomi
komprehensif. Penandatanganan deklarasi secara resmi dilakukan oleh menteri
perdagangan kedua negara pada tanggal 25 November 2019, disaksikan Presiden Joko
Widodo dan Presiden Moon Jae-in, di sela KTT. Proses negosiasi ini merujuk pada
kerangka standar seperti ASEAN-Korea Free Trade Agreement. Dengan
penandatanganan deklarasi tersebut, kedua negara lebih maju menuju penandatanganan
Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKCEPA) yang
ditargetkan pada awal 2020
Pada masa lampau, hubungan kedua negara hanya berkembang di area
perdagangan dan investasi seperti sektor. Sekarang kerjasama keduanya sudah
berkembang ke berbagai proyek raksasa dan industri canggih. Dengan nilai US$27
miliar dalam perdagangan bilateral, Korea Selatan menjadi rekan dagang terbesar
Indonesia keempat pada tahun 2012. Korea Selatan juga menjadi penanam modal asing
terbesar ketiga di Indonesia, dengan nilai $1,94 miliar investasi.
Ada banyak perusahaan Korea Selatan yang menanam modal dan beroperasi di
Indonesia seperti Miwon (Daesang Corporation), Lotte, Yong Ma, Hankook
Tire, Samsung, LG, Kia Motors dan Hyundai. Pada tahun 2011, Hankook Tire
mengumumkan investasinya sebesar US$353 juta untuk sebuah pabrik produksi yang
berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.
E. Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKCEPA)
Perundingan IK-CEPA dilatarbelakangi adanya kesepakatan kedua negara untuk
memulai kemitraan ekonomi komprehensif dengan membentuk kelompok studi
gabungan (JSG/joint study group) IK-CEPA. Pertemuan JSG dilaksanakan tiga kali
pada 2011 dan menghasilkan laporan JSG pada Oktober 2011. Selama periode 2012—
2014, perundingan telah berlangsung hingga putaran ke-7 lalu terhenti karena
pergantian pemerintahan.
Pada 19 Februari 2019, kedua negara sepakat mereaktivasi perundingan IK-
CEPA melalui penandatanganan Joint Ministerial Statement oleh Menteri Perdagangan
kedua negara. Perundingan IK-CEPA ditargetkan selesai pada November 2019.
Adapun, Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor dan sumber impor ke-7
terbesar bagi Indonesia pada 2018.
Pada KTT Peringatan 30 Tahun Kerja Sama ASEAN-Korea Selatan (ASEAN-
RoK Commemorative Summit), Korea Selatan dan Indonesia mendeklarasikan bersama
penyelesaian perundingan kemitraan ekonomi komprehensif. Penandatanganan
deklarasi secara resmi dilakukan oleh menteri perdagangan kedua negara pada tanggal
25 November 2019, disaksikan Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in, di
sela KTT. Proses negosiasi ini merujuk pada kerangka standar seperti ASEAN-Korea
Free Trade Agreement. Dengan penandatanganan deklarasi tersebut, kedua negara lebih
maju menuju penandatanganan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership
Agreement (IKCEPA) yang ditargetkan pada awal 2020
IK-CEPA adalah kemitraan komprehensif bidang perdagangan barang, jasa,
investasi, ketentuan asal barang, serta kerja sama ekonomi. 7 Vol. XI,
No.23/I/Puslit/Desember/2019 Penyelesaian IK-CEPA akan menjadi tonggak sejarah
baru dalam hubungan ekonomi kedua negara. Pada tahun 2019 hubungan Indonesia-
Korea Selatan yang telah berlangsung selama 46 tahun terus menunjukkan kemajuan.
Kedua negara membangun kemitraan strategis pada tahun 2017.
Kerja sama kedua negara terus meningkat di berbagai bidang. Indonesia
merupakan mitra penting bagi Korea Selatan. Eratnya hubungan dan kerja sama
bilateral tersebut antara lain didukung oleh sifat komplementaritas sumber daya dan
keunggulan yang dimiliki masingmasing, di samping proses kemajuan ekonomi dan
politik kedua negara yang membuka peluang kerja sama di berbagai sektor semakin
terbuka lebar. Berdasarkan hal tersebut, tulisan singkat ini hendak mengkaji potensi dan
tantangan kerja sama ekonomi Indonesia-Korea Selatan.
Kerja sama ini juga didukung dengan adanya kebijakan luar negeri korea yaitu
New Southern Policy/NSP (Kebijakan Baru ke Arah Selatan). Kebijakan yang
merupakan upaya pemerintahan Moon Jae-in untuk melepas ketergantungan Korea
Selatan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Rusia.
Melalui perluasan kerja sama serta hubungan dengan negara-negara ASEAN dan India.
NSP mengarah pada kepentingan ekonomi Korea Selatan di Asia Tenggara dan
India. Pemerintahan Mon Jae-in berusaha membangun kemitraan untuk perdamaian dan
kemakmuran (partnership for peace and prosperity) dengan Asia Tenggara demi masa
depan bersama dan penekanannya adalah pada aspek sumber daya manusia (SDM).
Dasar kebijakan Presiden Mon Jae-in adalah pertama, negara-negara ASEAN
merupakan salah satu titik kawasan pertumbuhan secara ekonomi, politik, dan budaya.
Kedua, perang dagang AS-China dan penurunan ekonomi China yang mendorong
Korea Selatan untuk melihat alternatif pasar di ASEAN. Ketiga, hubungan people to
people Korea Selatan dan ASEAN yang semakin hari semakin meningkat. Kebijakan ini
juga mengacu pada Joint Declaration and its Action Plan on the ASEAN-ROK Strategic
Partnership for Peace and Prosperity yang ada sejak tahun 2010.
Semenjak diadakannya “RI-RoK Joint Vision Statement for Co-Prosperity and
Peace” pada 9 November 2017 di istana Bogor, kerja sama kedua negara, termasuk di
bidang ekonomi, semakin meningkat. Peningkatan ini jelas didukung dengan adanya
visi yang jelas antar kedua negara tersebut.

Untuk bidang ekonomi, prioritas kerja sama yang disepakati antara lain:
1. Meningkatkan komunikasi strategis pada tingkat tinggi melalui berbagai
mekanisme konsultasi bilateral yang ada, ataupun membentuk mekanisme baru;
2. Terus meningkatkan dan memperluas hubungan investasi dan perdagangan,
termasuk untuk mencapai target perdagangan USD30 miliar di tahun 2022 serta
mendorong peningkatan akses pasar produkproduk palm oil, buah-buahan, dan
produk perikanan Indonesia ke Korea Selatan;
3. Pemerintah Indonesia mendorong perusahaanperusahaan Korea Selatan untuk
mengembangkan usaha dan investasi di Indonesia, khususnya dalam mendukung
percepatan industrialisasi, pengembangan infrastruktur dan konektivitas, serta
pertumbuhan dan pembangunan di daerah-daerah;
4. Pemerintah Korea Selatan mendukung upaya Indonesia untuk memperkuat
infrastruktur termasuk pengelolaan air, transportasi, perumahan rakyat, dan
pembangkit tenaga listrik, dengan menggunakan Global Infrastructure Fund dan
Economic Development Cooperation Fund;
5. Kedua negara sepakat untuk memfasilitasi investasi di bidang-bidang
pertumbuhan baru (new growth engine) seperti pariwisata, konten industri,
energi ramah lingkungan, kesehatan dan jasa pelayanan medis, dan teknologi
informasi;
6. Memulai kerja sama triangular untuk membantu pembangunan di negara
ketiga.
Namun hingga kini, kejelasan penandatanganan IK-CEPA ini belum
diberitahukan pasalnya pandemi yang menyerang dunia ini membuat penandatanganan
yang dijadwalkan pada April 2020 belum terlaksana. Meski demikian kerja sama
Indonesia-Korea Selatan tetap terjalin sebagaimana sebelumnya namun belum dibawah
IK-CEPA.
F. Hubungan Bilateral Indonesia-Korea Selatan dalam Masa Pandemi
Demi menekan jumlah penyebaran bertambah, Pemerintah Republik Indonesia
kian mempererat hubungannya dengan Korea Selatan. Karena Pemerintah Republik
Korea Selatan berhasil menekan penyebaran virus tersebut. Pemerintah Korea Selatan
telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas untuk ekspor alat
kesehatan dan karantina, di samping Amerika Serikat (AS) dan Uni Arab Emirat
(UAE).
Dengan adanya bantuan Covid-19 test kits dan 300 rechargeable battery power
sprayers, maka penyebaran virus bisa dikontrol dan ditekan. Dengan demikian,
Indonesia dapat pulih lebih cepat dan kembali menjalankan perekonomiannya yang
sempat tersendat akibat penyebaran virus.

G. Pengaruh Kerjasama Bilateral Indonesia-Korea Selatan


Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor dan sumber impor ke-7 terbesar
bagi Indonesia Nilai perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada 2018 mencapai 18,62
miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Korea sebesar 9,54 miliar dolar AS dan
impor sebesar 9,08 miliar dolar AS.
Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus sebesar 443,6 juta dolar AS.
Komoditas ekspor ke Korea Selatan meliputi batu bara, bijih tembaga, karet alam, kayu
lapis, dan timah yang tidak ditempa. 
Selain itu, Korea Selatan menjadi salah satu investor terbesar bagi Indonesia
dengan nilai investasi mencapai 7 miliar dolar AS di beberapa sektor seperti industri
makanan, tekstil, industri kimia, farmasi, baja, serta mesin dan elektronik.
Penyelesaian IK-CEPA merupakan tonggak sejarah baru dalam hubungan
ekonomi Indonesia-Korsel. Lebih dari sekadar perjanjian perdagangan bebas (Free
Trade Agreement/FTA), IK-CEPA merupakan sebuah kemitraan komprehensif di
bidang perdagangan barang, jasa hingga investasi. Dengan adanya IK-CEPA, Indonesia
akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas dibandingkan dengan yang selama ini
diberikan melalui perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerjasama Internasional merupakan kerjasama yang dijalin antar negara demi
mencapai kesejahteraan bersama. Kerjasama internasional mecakup hubungan regional,
bilateral, dan multilateral. Kerjasama bilateral merupakan kerjasama yang dijalin antar dua
negara. Seperti hubungan bilateral Indonesia dengan Korea Selatan. yang sudah dijalin dalam
waktu yang lama. Hingga memunculakn IK-CEPA yang rampung pada November 2019.
Namun tak kunjung ditandatangani karena adanya pandemi yang menyerang dunia. Padahal
seharusnya penandatanganan dijadwalkan pada April 2020.
Kerjasama Indonesia-Korea Selatan jelas memberikan dampak positif. Seperti adanya
surplus ekonomi yang didapatkan Indonesia, kemudian adanya perluasan akses pasar yang
diterima oleh Indonesia. Serta terjadinya ekspor-impor yang saling memenuhi kebutuhan
negara satu sama lain. Sehingga kemakmuran dan perdamaian dapat dicapai.

B. Saran
Menurut saya kerjasama antar negara ini harus tetap dijalin. Di sisi lain kerja sama ini
juga harus dilakukan dengan hati-hati dan pengawasan. Jangan sampai dengan adanya kerja
sama ini membuat negara kita sampai dalam tahap ketergantungan. Tahap ketergantungan ini
merupakan tahap yang tidak baik untuk perekonomian kita.
DAFTAR PUSTAKA

Alika, R. (2019, Juni 28). Indonesia dan Korsel Sepakat Percepat Kerja Sama Ekonomi
CEPA. Indonesia dan Korsel Sepakat Percepat Kerja Sama Ekonomi CEPA.
Anjaeni, R. (2020, April 7). Indonesia jalin kerjasama bilateral dengan Korsel percepat
berantas Covid-19. Indonesia jalin kerjasama bilateral dengan Korsel percepat
berantas Covid-19.
Humas. (2020, April 6). Indonesia Perkuat Kerja Sama Bilateral dengan Korsel Tangani
Covid-19. Indonesia Perkuat Kerja Sama Bilateral dengan Korsel Tangani
Covid-19.
Prasetyo, A. (2019, November 25). Indonesia-Korsel Rampungkan Perundingan IK-
CEPA. Indonesia-Korsel Rampungkan Perundingan IK-CEPA.
Pujayanti, A. (2019, Desember). POTENSI DAN TANTANGAN KERJA SAMA.
POTENSI DAN TANTANGAN KERJA SAMA.
Putri, A. S. (2019, Desember 19). Bentuk Kerja Sama Internasional: Bilateral, Regional,
Multilateral. Bentuk Kerja Sama Internasional: Bilateral, Regional,
Multilateral, p. 1.
Zuraya, N. (2020, Januari 15). IK-CEPA Ditandatangani April 2020. IK-CEPA
Ditandatangani April 2020.

Anda mungkin juga menyukai