Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Abdillah Wildan Santosa (202010360311255)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih
sayang-nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
besar Muhammad SAW, nabi akhir zaman teladan kita semua. Makalah ini berisikan
tentang Hubungan Internasional di Indonesia. Melalui Makalah ini Diharapkan dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Hubungan Internasional di Indonesia
yang membuat seseorang mengetahui apa manfaat Hubungan Internasional di Indonesia.
Makalah Hubungan Internasional di Indonesia ini merupakan salah satu tugas atau syarat
dalam memenuhi nilai tugas pada mata kuliah PPKN. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang, 19 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................3
DAFTAR ISI..........................................................................................................................4
BAB 1.....................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................6
1.3 Tujuan......................................................................................................................................6
BAB 2.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
2.1 Latar Belakang Munculnya Hubungan Internasional................................................................7
2.2 Makna Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia.......................................................................9
2.3 Tujuan dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia...................................................................11
2.4 Landasan Politik Luar Negeri Indonesia..................................................................................12
2.5 Pelaksanaan Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Masa Orde Lama......................................13
2.6 Sengketa Internasional dan Berbagai Aspeknya.....................................................................14
2.6.1 Penyebab Sengketa Internasional....................................................................................14
2.6.2 Masalah-Masalah Internasional.......................................................................................16
BAB 3...................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara
beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-
negara, organisasi internasional, organisasi nonpemerintah, kesatuan substansional
(kelompok- kelompok atau badan-badan dalam suatu negara), seperti birokrasi dan
pemerintah domestik, serta individu-individu. Dalam hubunngan internasional terdapat
berbagai pola hubungan antar bangsa seperti: pola penjajahan, pola hubungan
ketergantungan, pola hubungan sama derajat antarbangsa. Memiliki arti penting serta
sarana hubungan internasional yang dapat mengikat dua atau beberapa pihah telah dibuat
dalam bententuk aturan yang harus ditaati oleh semua pihak yang mengadakan hubungan
dan kerja sama internasional. Ketentuan ini disebut Pacta Sunt Servanda. Perjanjian
internasional menjadi hokum terpenting bagi kerjasama internasional Bangsa bangsa di
dunia sudah lama melakukan hubungan kerjasama dengan bangsa lain. Ketentuan atas
karena perjanjian internasional akan mengakibatkan hokum yang juga sekaligus
akanmenjalani kepastian hukum pada perjanjian internasianal hal-hal yang menyangkut hak
dan kewajiban antar subjek-subjek hokum internasional (Irfa Puspitasari et al., 2014).

Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan hubungan


dengan bangsa lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan bangsa lain, kita menetapkan
politik luar negeri yang "bebas" dan "aktif". Politik luar negeri bebas aktif ini mulai
dicanangkan sejak awal merdeka. Bebas artinya bahwa bangsa Indonesia bebas menjalin
hubungan dan kerja sama dengan bangsa mana pun di dunia ini.

Bangsa kita tidak membatasi hubungan dengan Negara - negara barat saja, juga
tidak membatasi dengan bangsa-bangsa timur saja. Indonesia menjalin hubungan dengan
semua bangsa di dunia. Aktif artinya bahwa bangsa Indonesia selalu berusaha secara
aktifdalam usaha menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial (Olivia, 2013).

Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif berdasar pada
landasan konstitusional, yakni tercantum pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan
pasal 11 UUD 1945. Dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia, pada masa orde lama
(tahun 1959 - 1965) pernah terjadi penyimpangan terhadap politik luar negeri yang bebas
dan aktif ini. Saat itu bangsa Indonesia cenderung mengeblok ke Rusia (timur). Pada waktu
itu, politik luar negeri Indonesia berporos Jakarta - Pyongyang - Peking. Sebagai salah satu
perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonesia pernah
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan juga
membentuk Gerakan Non-Blok bersama beberapa negara Asia Afrika lainnya (Sitepu,
2011).

1.2 Rumusan Masalah


Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Hubungan Internasional di Indonesia”
ini dapat dirumuskan seperti pertanyaan berikut.

a. Bagaimana Latar Belakang Munculnya Hubungan Internasional?


b. Apa saja Makna Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia?
c. Jelaskan Pengertian Sengeketa Internasional dan Berbagai aspeknya?
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas PKN oleh ibu Fida Pangesti, S.Pd.,
M.A. dimana yang mungkin akan dipresentasikan untuk bahan diskusi mata pelajaran PKN.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Munculnya Hubungan Internasional


Faktor penyebab terjadinya hubungan internasional adalah kekayaan alam dan
perkembangan industri yang tidak merata. Setiap negara memiliki sumber kekuatanyang
berbeda. Mungkian ada negara yang kaya akan sumber daya alam, ada pula negara yang
banyak jumlah penduduknya. Sementara negara lain mengandalkan berlimpahnya jumlah
ilmuwan. Hal tersebut mendorong kerjasama antar negara dan antar individu yang tunduk
pada hukum yang dianut negaranya masing-masing. Hubungan Internasional merupakan
hubungan antarnegara atau antar individu dari negara yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut baik dalam hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Kerjasama ini
tidak hanya diperlukan oleh bangsa atau negara yang berkembang. Akan tetapi, juga
negara-negara besar dan maju. Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain
dilandasi oleh persamaan derajat dan didasarkan pada kemajuan serta persetujuan dari
beberapa atau semua negara (Masa & Baru, 2021).

Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik
secara bilateral maupun multilateral, antara lain adalah kekuatan nasional, jumlah
penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Jika suatu negara memiliki kekuatan empat
faktor tersebut, maka negara tersebut relatif lebih longgar untuk mengadakan hubungan
internasional. Namun, jika empat faktor kekuatan tersebut lemah, maka suatu negara akan
sangat membutuhkan hubungan internasional. Dalam kenyataan, tidak ada negara yang
tidak membutuhkan hubungan dengan negara lain. Bahkan negara-negara industri maju pun
membutuhkan negara-negara lain yang belum maju untuk memasarkan produk-produk
mereka. Tidak jarang bahkan negara industri maju membutuhkan bahan mentah yang
mungkin lebih banyak dimiliki negara yang sedang berkembang.
Dewasa ini, dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, hampir semua negara telah mengadakan hubungan kerjasama dalam lingkup
internasional. Tetapi, harus diakui bahwa pertumbuhan ekonomi di antara berbagian negara
tidak berimbang. Ada negara yang sudah sangat maju, sementara sebagian lainnya berusaha
untuk mengembangkan ekonominya.

1. Manusa adalah mahluk sosial sehingga memiliki kecenderungan untuk bergaul dan
bekerjasama dengan manusia lainnya. Kecenderungan untuk berkelompok dan
bekerjasama manusia lainnya juga didorong oleh naluri untuk memenuhi kebutuhannya
baik secara lahirian maupun batiniah.
2. Sebagai bangsa, manusua tak mungkin hidup tanpa menjalin hubungan dengan bangsa
lain.
3. Lahirnya era keterbukaan lahirnya era globalisasi, yang imbasnya adalah

a. Hubungan antarbangsa makin erat karena pada era ini kemajuan teknologi
informasi makin pesat, sehingga hubungan antar warga dunia tak dapat dibatasi oleh
apa pun.

b. Ketergantungan antar warga makin tinggi, sehingga kebijakan demostik suatu


negara (bangsa) tak bias dilepaskan begitu saja dari pertimbangan pandangan
internasional.

c. Karena ketergantungan antarnegara makin tinggi serta hubungan makin erat,


maka tidak dapat dihindari efek negatifnya, yaitu gesekan kepentingan antarn
negara yang satu dan negara yang lainnya. Untuk itu, perlu diadakan hubungan
internasional guna menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan menentukan
pola hubungan yang jelas.

d. Bangsa Indonesia perlu menetapkan pola hubungan dengan bangsa lain dengan
landasan yang kokoh baik landasan formal maupun material, sehingga kepentingan
nasional tetap dikedepankan. Dengan demikian, dalam percaturan internasional,
bangsa kita tetep kokoh dan tidak mudah terombang-ambing serta menjadi subjek
dan bukan menjado objek. Selain faktor-faktor tersebut asal mula dari ilmu
Hubungan Internasional sebenarnya juga dimulai saat pecahnya perang dunia I
(1914-1918), perang yang begitu mengerikan hingga membuat orang percaya bahwa
itu adalah perang untuk mengakhiri segala peperangan sebelumnya. Kerusakan dan
kehancuran, usaha fisik dan ekonomi diperluas melalui pembunuhan dan
pembantaian mengerikan dari seluruh generasi (terutama kaum muda) dalam skala
yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Studi ilmu Hubungan Internasional
muncul karena keyakinan bahwa perang adalah masalah terburuk yang pernah
dihadapi umat manusia dan sesuatu yang harus diakhiri untuk memastikan tidak
adanya lagi “kehilangan generasi”.

2.2 Makna Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia


Suatu bangsa yang merdeka tidak dengan serta merta dapat hidup sendiri tanpa
bantuan dari negara lain. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya dan mempertahankan
kemerdekaannya, negara tersebut membutuhkan dukungan dari negara lain. Nah, untuk
mendapatkan dukungan tersebut, suatu negara harus mengadakan hubungan yang baik
dengan negara lain. Misalnya, ketika awal berdirinya negara Kesatuan republik Indonesia,
untuk memperoleh pengakuan dan dukungan dari negara lain terhadap kemerdekaannya,
para pendiri negara kita mengadakan hubungan dengan Australia, Amerika Serikat, Belgia,
Mesir dan sebagainya. Alhasil, negara kita dapat berdiri dengan tegak dan mempertahankan
kemerdekaanya sampai sekarang (Yesserie, 2015). Hubungan yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari kebijakan politik luar negeri
suatu negara termasuk Indonesia, perlu dipahamami dulu definisi atau pengertian dari
politik luar negeri seperti di bawah ini:
1. Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara
dalam berhubungan dengan negara lain.
2. Politik luar negeri merupakan kumpulan kebijaksanaan atau setiap yang
ditetapkan oleh suatu negara untuk mengatur hubungan dengan negara lain untuk
yang ditujukan untuk kepentingan nasional.
3. Politik luar negeri merupakan penjabaran dari politik nasional, sedangkan politik
nasional merupakan penjabaran untuk dari kepentingan nasional atau tujuan negara
yang bersangkutan.

Jadi, pada dasarnya politik luar negeri merupakan strategi untuk melaksanakan
kepentingan nasional atau tujuan negara yang ada kaitannya dengan negara lain. Menurut
Undang Undang Nomor 37 Tahun 1999 dijelaskan bahwa Politik Luar Negeri adalah
Kebijakan, Sikap dan langkah Pemerintah Indonesia yang diambil dalam melakukan
hubungan dengan Negara lain, Organisasi Internasional, dan subjek hukum internasional
lain dalam menghadapi masalah internasional untuk mencapai tujuan nasional. Disini
ditegaskan pula bahwa hubungan luar negeri dan politik luar negeri didasarkan pada
Pancasila, UUD 1945 dan GBHN, bahwa politik negeri Indonesia adalah Bebas Aktif yang
diabdikan demi kepentingan nasional. Diplomasi juga harus bersifat kreatif, aktif, dan
antisipatif, tidak sekadar rutin dan reaktif, teguh dalam berpendirian, serta rasional dan
luwes dalam perdebatan (Jokowi-jk, n.d.).

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sejak tanggal 2 September 1948, Pemerintah


Indonesia mengambil haluan bebas aktif untuk politik luar negerinya. Dalam siding Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Pemerintah Indonesia
menyampaikan sikap politik luar negeri Indonesia seperti berikut. Sikap pemerintah
tersebut dipertegas lagi oleh kebijakan politik luar negeri Indonesia yang antara lain
dikemukakan oleh Drs. Moh. Hatta. Ia mengatakan, bahwa tujuan politik luar negeri
Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara


b. Memperoleh barang-barang dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat,
apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri

c. Meningkatkan perdamaian internasional, karena hanya dalam keadaan damai


Indonesia dapat membangun dan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar
kemakmuran rakyat

d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai cita-cita yang tersimpul dalam


Pancasila, dasar dan falsafah negara Indonesia. Politik yang bebas aktif, bebas
berarti bahwa bangsa Indonesia bebas menentukan dan berhubungan dengan negara
mana pun. Kita tidak membatasi hubungan dengan bangsa- bangsa Eropa saja atau
dengan bangsa Timur saja. Kita berhubungan dengan semua bangsa di dunia. 

2.3 Tujuan dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia


Apabila kita simpulkan dari uraian di atas, tujuan politik luar negeri Indonesia bebas
aktif ialah:

a. Untuk menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan kemerdekaan bangsa

b. Ikut serta menciptakan perdamaian dunia internasional, sebab hanya dalam


keadaan damai kita dapat memenuhi kesejahteraan rakyat

c. Menggalang persaudaraan antarbangsa sebagai realisasi dari semangat Pancasila.

Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonseia
menjalankan prinsip-prinsip berikut:

a. Negara Indonesia menjalankan politik damai, dalam arti bangsa Indonesia


bersama-sama dengan masyarakat bangsa-bangsa lain di dunia ingin menegakkan
perdamaian dunia.
b. Negara Indonesia ingin bersahabat dengan negara-negara lain atas dasar saling
menghargai dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Indonesia
menjalankan politik bertetangga baik dengan semua negara di dunia.

c. Negara Indonesia menjunjung tinggi sendi-sendi hukum internasional.

d. Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan


berpedoman kepada Piagam PBB.

2.4 Landasan Politik Luar Negeri Indonesia


Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif memilki landasan yang
kuat dan kokoh. Landasan tersebut tercantum pada alinea pertama dan keempat Pembukaan
UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 serta pasal 11 UUD 1945. Dalam
alinea pertama disebutkan, " penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan." Sedangkan dalam alinea keempat dinyatakan, " ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial " Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 berbunyi, "Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain." (Syafi et al., n.d.).

Selain landasan tersebut, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia bebas aktif juga
berdasar pada Keterangan Pemerintah di depan sidang BP-KNIP tanggal 2 September 1948.
Politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif tetap diabdikan untuk mencapai
kepentingan dan tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.

Secara sosial bangsa Indonesia menghendaki kehidupan yang damai dengan semua
negara di dunia. Sebab itu, kita tidak hanya menjalin kerjasama dengan negara-negara
tertentu saja. Kita terbuka terhadap semua bangsa dan negara dalam menjalin kerjasama.
Secara kejiwaan, apabila bangsa kita membatasi diri hanya dengan negaranegara tertentu
saja, maka dapat menyebabkan bangsa kita terkucil oleh salah satu kelompok. Karena
alasan itu juga, bangsa Indonesia menentukan haluan politik luar negeri yang bebas aktif.
Bebas artinya dalam menjalin hubungan internasional tidak dibatasi pada negara-negara
tertentu saja. Aktif artinya, bangsa kita tak mau tinggal diam dalam upaya menciptakan
perdamaian dan keamanan internasional (Wuryandari, 2018).

2.5 Pelaksanaan Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Masa Orde Lama
PadaMasa Orde Lama Pada masa orde lama (Demokrasi Terpimpin), politik luar
negeri Indonesia pernah belok ke arah negara-negara Eropa Timur atau Uni Sovyet, dan
memusuhi negara-negara eropa. Hal ini disebabkan oleh dua faktor penting, yaitu:

a. Faktor dari dalam negeri (intern), yaitu karena dominannya (besarnya pengaruh)
Partai Komunis Indonesia (PKI) menguasai kehidupan politik Indonesia.

b. Faktor dari luar negeri (ekstern), yaitu kurang simpatiknya bangsa eropa dan
Amerika dalam menghadapi berbagai persoalan di negara Indonesia.

Dengan dua alasan itu, pemerintah Indonesia akhirnya membelokkan haluan


politiknya ke arah timur (Uni Sovyet). Indonesia mengambil haluan politik luar negeri
dengan membentuk Poros Jakarta _ Hanoi _ Phnom Penh _ Peking _ Pyongyang.
Dianutnya politik luar negeri yang cenderung condong ke Sovyet menyebabkan perubahan
kehidupan sosial politik bangsa Indonesia. Partai Komunis Indonesia (PKI) berkembang
dengan leluasa. Partai-partai politik lain dibubarkan satu per satu, sehingga dalam negara
hanya ada satu partai, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Puncaknya terjadilah
peristiwa G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965

Faktor penting yang ikut menentukan perumusan politik luar negeri Indonesia

a. Posisi Geografis, adanya posisi silang, antara dua samudra dan dua benua b.
Penduduk, jumlah penduduk yang besar dan potensial sebagai tenaga yang efektif
akan menjadi modal dasar pembangunan.

b. Penduduk, jumlah penduduk yang besar dan potensial sebagai tenaga yang efektif
akan menjadi modal dasar pembangunan.
c. Kekayaan Alam, kekayaan alam yang kita miliki harus dikelola dengan baik

d. Militer, TNI sebagai kekuatan pertahanan senantiasa ditingkatkan


profesionalitasnya

e. Perkembangan situasi Internasional, adanya kesenjangan antara negara maju dan


negara berkembang, konflik regional, konfik internasional dsb.

f. Kualitas Diplomasi, bagaimana mempersiapkan, merekrut dan mendidik tenaga


diplomat yang handal dan profesional sehingga dapat melindungi kepentingan
nasional dan dapat mewakili Indonesia di forum-forum internasional.

2.6 Sengketa Internasional dan Berbagai Aspeknya


Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum
internasional mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau pernyataan satu
pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya.

2.6.1 Penyebab Sengketa Internasional


Sengketa Internasional disebut dengan perselisihan yang terjadi antara Negara
dan Negara, Negara dengan individu atau Negara dengan badan-badan / lembaga yang
menjadi subjek internasional. Sengketa tersebut terjadi karena berbagai sebab, antara
lain:

1. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian Internasional.

2. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian Internasional.

3. Perebutan sumber-sumber ekonomi.

4. Perebutan pengaruh ekonomi.

5. Adanya intervensi terhadap kedaulatan Negara lain.

6. Perluasan pengaruh politik& ideologi terhadap negara lain.

7. Adanya perbedaan kepentingan.


8. Penghina terhadap harga diri bangsa.

9. Ketidaksepahaman mengenai garis perbatas-an antar negara yang banyak


yang belum tersele-saikan melalui mekanisme perundingan (bilateral dan).

10. Peningkatan persenjataan dan eskalasi kekuatan militer baik oleh negara-
negara yang ada di kawa-san ini, maupun dari luar kawasan.

11. Eskalasi aksi terorisme lintas negara, dan gerakan separatis bersenjata yang
dapat mengundang kesalahpahaman antar negara bertetangga.

Penyebab timbulnya sengketa Internasional meliputi berbagai bidang sebagai


berikut:
a. Bidang Politik Sejak berakhirnya perang dingin, sistem bipolar (perkembangan
kekuatan antara dua negara adidaya yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet) berubah.
Tahun 1945 dengan munculnya dua block kekuatan besar yaitu blok Barat dan Blok
Timur dengan pakta pertahanan NATO dibawah pimpinan Amerika Serikat dan
Pakta Warsawa dipimpin Oleh Uni Soviet yang berakhir dengan kejayaan pakta
pertahanan NATO mengubah dunia secara drastis.

b. Batas Wilayah (laut teritorial dan daratan) Ketidakjelasan batas wilayah


perbatasan, baik darat maupun laut, dengan wilayah negara lain merupakan salah
satu penyebab munculnya sengketa Internasional. Salah satu contoh ketidakjelasan
batas laut teritorial misalnya antara Indonesia dan Malaysia terhadap Pulau Sipadan
dan Ligitan (di Kalimantan). Sengketa tersebut diserahkan ke Mahkamah
Internasional, hingga akhirnya pada tahun 2003 sengketa tersebut dimenangkan oleh
Malaysia.

c. Bidang Ekonomi Adanya perbedaan kepentingan dan ketidakcocokan antara


industri, contohnya ekonomi Jepang dan Amerika Serikat. Amerika mengatakan
bahwa Jepang adalah masyarakat industri yang berbeda dengan negara-negara Barat
karena Jepang tidak mau memedulikan konsumsi rakyatnya, tetapi menguasai
ekonomi dunia dengan cara merkantilisme atau menguasai perdagangan dan
menitikberatkan dirinya sebagai masyarakat produsen.

2.6.2 Masalah-Masalah Internasional


Masalah Internasional adalah masalah yang timbul dalam hubungan antarnegara
yang diatur dalam hukum internasional. Masalah Internasional, antara lain sebagai
berikut:

a. Intervensi
Intervensi adalah tindakan suatu negara untuk mencampuri urusan negara lain,
intervensi bertentangan dengan hukum internasional bila:
1) Campur tangan tersebut bertentangan dengan kehendak negara yang
dicampuri.
2) Campur tangan tersebut mengganggu kemerdekaan politik negara yang
dicampuri.
b. Penyerahan (ekstradisi)
Ekstradisi adalah penyerahan seseorang yang dituduh melakukan tindakan pidana
atau sudah dijatuhi hukuman oleh suatu negara, dan bersembunyi atau melarikan
diri ke negara lain untuk dikembalikan ke negara asal. Orang yang dapat di
ekstradisi adalah:
1) Warga negaranya sendiri.
2) Warga negara dari negara yang telah memiliki perjanjian ekstradisi.
c. Suaka (asylum)
Suaka adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada warga
negara dari negara lain. Pemberian suaka didasarkan dua pertimbangan, yaitu
pertimbangan kemanusiaan dan pertimbangan politik. Pemberian suaka ini
biasanya akan membentuk hubungan antara negara yang memberikan suaka
dengan negara yang warga negaranya mendapat suaka.
d. Hukum Netralitas
Netralitas adalah sikap suatu negara yang tidak turut berperang dan tidak ikut
dalam permusuhan.
Menurut Grotius ada dua prinsip umum nertralitas, yaitu sebagai berikut:
1) Negera netral tidak boleh berbuat sesuatu yang dapat memperkuat pihak-pihak
yang berperang, sedangkan yang berperang berdasarkan alasan perang yang tidak
adil. Di samping itu, negara netral tidak boleh menghalang-halang gerakan pihak
berperang yang alasan perangnya adalah adil.
2) Jika sulit menentukan adil atau tidaknya suatu perang, maka negara netral
harus memperlakukan pihak-pihak berperang secara sama.
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling
ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda. Karena hubungan dan kerjasama
ini terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga
bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling
pengertian antar bangsa di dunia. Politik luar negeri adalah strategi yang digunakan suatu
negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Maka politik luar negeri
berhubungan erat dengan kebijakan yang akan dipilih oleh suatu negara. Hal ini terkait
dengan politik luar negeri yang diterapkan Indonesia. Kebijakan politik luar negeri
Indonesia bebas aktif tentunya merupakan strategi politik yang diterapkan Indonesia dalam
politik global. Agar prinsip bebas aktif ini dapat dioperasionalisasikan dalam politik luar
negeri Indonesia maka setiap periode pemerintahan hendaklah menetapkan landasan
operasional politik luar negeri Indonesia yang senantiasa berubah sesuai dengan
kepentingan nasional. Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari
kepentingan nasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan
nasional suatu negara terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan sebagai salah
satu upaya dalam mengamankan kepentingan ansional negara yang bersangkutan.

3.2 Saran
Saran Hubungan internasional sangatlah penting bagi suatu Negara, dalam era
globalisasi yang sangat kompleks ini tidak ada suatu Negara yang dapat berdiri sendiri.
Dengan adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan Negara akan lebih mudah
dilakukan dan perdamaian dunia akan mudah diciptakan. Realitas menunjukkan bahwa
setiap bangsa memiliki kebutuhan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tidak
selalu dapat dipenuhi oleh potensi setiap bangsa. Keadaan yang demikian mendorong untuk
saling mengadakan hubungan antar negara.
DAFTAR PUSTAKA
Irfa Puspitasari, B. L. S. W. W., Radityo, & Dharmaputra. (2014). Pemetaan Studi
Hubungan Internasional di Indonesia: Sebuah Telaah Perspektif. Global & Strategis,
147–165. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jgsa3b180f60ffull.pdf

Jokowi-jk, P. (n.d.). Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia. September 2014,
67–85.

Masa, D. I., & Baru, O. (2021). DINAMIKA POLITIK DAN HUBUNGAN


INTERNASIONAL INDONESIA DI MASA perubahan dari presidensial sejak tahun.
March.

Olivia, Y. (2013). Level Analisis Sistem dan Teori Hubungan Internasional. Transnasional,
5(01), 898–899.
https://transnasional.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article/download/1796/1767

Sitepu, P. A. (2011). Studi Hubungan Internasional. In Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syafi, I., Permana, Y. S. E. T. Y. A., & Iqbal, Z. (n.d.). Related papers.

Wuryandari, G. (2018). Politik Luar Negeri Indonesia: Refleksi dan Prediksi 10 Tahun.
Jurnal Penelitian Politik (LIPI), 5(1), 59–72.
http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/view/503/312

Yesserie. (2015). No Title 空間像再生型立体映像の 研究動向. Nhk 技研, 151, 10–17.


https://doi.org/10.1145/3132847.3132886

Anda mungkin juga menyukai