Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Kerjasama Antar Negara ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak positif negatif interaksi sosial,
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Terima Kasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A Kesimpulan .......................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kerjasama Antar Negara (Internasional) ?
2. Bagaimana Sarana Hubungan dan Perjanjian Internasional ?
3. Apa Saja Organisasi Internasional dan Manfaat Hubungan
Internasional ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
J.C. Johari
Kerjasama internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang
berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang
pelaku-pelaku non negara yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas
Negara.
Mochtar Mas’oed
Kerjasama internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas
karena didalamnya terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing
berdaulat sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan
antar kelompok.
1
Anak Agung Banyu Perwita, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: Rosdakarya, 2011) h. 1
2
Tulus Warsito
Hubungan internasional adalah studi tentang interaksi dari politik luar
negeri dari beberapa negara.
Drs.R.Soeprapto
Hubungan internasional adalah sebagai spesialisasi yang
mengintegritaskan cabang-cabang pengetahuan lain yang mempelajari segi-segi
internasional kehidupan sosial umat manusia.
Anonymous
Hubungan internasional adalah studi hubungan tentang unit-unit sebagai
bentuk inter-relasi bagian-bagian biasanya mengacu pada sistem intern negara-
negara. Dalam hal ini diakui adanya adanya peranan-peranan aktor-aktor non
states seperti PBB, MNC, kelompok teroris namun tidaklah sepenting state atau
negara.
Para Tradisionalis
Hubungan internasional serupa dengan diplomasi dan strategi serta
kerjasama dan konflik atau secara lebih sederhana hubungan internasional
merupakan studi tentang perang dan damai.
Drs.R Soeprapto
Hubungan internasional studi yang orientasinya bersifat efektif (orientasi
pasca perilaku ) yang sering mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan ilmiah
dengan tujuan yang jelasnilainya seperti mensubtitusikan perang dengan metode-
metode perdamaian untuk menyelesaikan pertikaian, pengendalian penduduk,
perlindungan terhadap lingkungan, pemberantasan penyakit, kemelaratan
manusia.
Trygive Mathisen
Hubungan internasional merupakan semua aspek internasional dari
kehidupan sosial umat manusia, dalam arti semua tingkah laku manusia yang
terjadi atau berasal dari suatu negara dapat mempengaruhi tingkah laku manusia
di negara lain.
3
Kenneth W.Thompson
Hubungan internasional adalah studi tentang rivalitas amtar bangsa beserta
kondisi-kondisi dan institusi-institusi yang memperbaiki atau memperburuk
rivalitas tersebut.
4
lain sebagainya. Disamping itu ada juga kerja sama antar negara yang bersifat
regional seperti ASEAN, Organisasi negara-negara Afrika dan sebagainya.
Kemudian ada pula kerja sama antar dua negara yang disebut kerja sama bilateral.
Semua hubungan tersebut diatas melahirkan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban dari organisasi internasional tersebut dan juga negara-negara yang
berhubungan internasional.
Hak-hak dan kewajiban tesebut ditata dan dilaksanakan serta dengan
sanksi-sanksi atas pelanggaran-pelanggarannya yang diatur di dalam Hukum
Internasional Publik.2
Pada dasarnya, hubungan Internasional berasal dari praktek manusia untuk
mengafiliasikan perorangan-perorangan ke dalam kelompok-kelompok besar.
Pada ujung timbangan yang kecil, terdapat himpunan-himpunan seperti suku-
suku, gerombolan-gerombolan dan penduduk desa-desa yang biasanya berjumlah
antara 30-1000 orang, dan pada ujung yang besar terdapat bangsa-bangsa yang
berjumlah dari beberapa juta hingga beberapa ratus juta orang.3
Politik luar negeri suatu negara terdiri dari dua elemen utama yaitu tujuan
nasional yang akan dicapai dan instrumen yang dimiliki suatu negara untuk
mencapainya. Tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari
kepentingan nasional yang dirumuskan elit suatu negara sedangkan instrumen
untuk mencapai tujuan tersebut trgambar dari strategi diplomasi yang merupakan
implementasi dari kebijakan politik luar negeri yang telah dirumuskan.
Dengan mengaitkan kedua elemen tersebut maka kita dapat menilai sejauh
mana keefektifan pelaksanaan politik luar negeri yang dijalankan suatu negara
dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian politik luar negeri yang dijalankan
suatu negara dapat berhasil jika memiliki suatu strategi diplomasi tertentu yang
secara efektif dapat melindungi pencapaian kepentingan nasional negara tersebut.4
2
Bintar R. Saragih, Ilmu Negara (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 214.
3
Charles A. McClelland, Ilmu Hubungan Interansional (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 24
4
Suwono Sudarsono, dkk, Perkembangan Studi Internasional dan Tantangan Masa Depan (Pustaka Jaya,
1996), h. 97.
5
B. Bentuk-bentuk Kerjasama Internasional
Dalam kerjasama internasional terdapat beberapa bentukAda empat bentuk
kerjasama internasional yaitu :
1. Bilateral
Kerja sama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara. Misalnya,
kerja sama ekonomi yang terjalin antara Indonesia dengan Singapura atau
Amerika dengan Arab Saudi. Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina
hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerja sama perdagangan
dengan negara mitra. Kerjasama bilateral yang diputuskan secara sepihak,
pemutusannya disebut secara unilateral.
2. Multilateral
Organisasi multilateral, yaitu organisasi yang menghimpun tiga negara
atau lebih berdasarkan pertimbangan tertentu, dimana negara yang bekerjasama
saling membantu, seperti ASEAN.
3. Regional
Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-negara
sewilayah atau sekawasan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan
perdagangan bebas antara negara di suatu kawasan tertentu. Bentuk kerja sama
regional sudah dijajaki oleh PBB melalui pembentukan komisi regional yang
dimulai dari Eropa, Asia Timur dan Amerika Latin. Komisi ini mengembangkan
kebijakan bersama untuk masalah pembangunan khususnya pada bidang ekonomi.
Kerja sama secara regional biasanya lebih pada hubungan dengan lokasi negara
serta berdasarkan alasan historis, geografis, teknik, sumber daya alam dan
pemasaran.
4. Internasional
Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama yang mencakup banyak
negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling
membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Misalnya IMF, WTO, dan lain-lain.
6
C. Sarana Hubungan Internasional
Menurut J. Frankel (1980) ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan
oleh negara-negara dalam melakukan hubungan internasional, yaitu: diplomasi,
propaganda, hubungan ekonomi dan militer.
1. Diplomasi
Diplomasi merupakan seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar
negeri suatu negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara lain.
Diplomasi dapat bersifat bilateral (melibatkan dua negara) atau multilateral
(melibatkan lebih dari dua negara). Instrumen diplomasi ada dua yaitu deplu yang
berkedudukan di ibukota negara, merupakan “otak”nya dan perwakilan
diplomatik yang berkedudukan di ibukota negara penerima yang merupakan
“panca indera dan penyambung lidahnya.”
Dalam mewakili negara dan bangsanya, seorang diplomat memiliki tiga
fungsi dasar yaitu sebagai lambang, sebagai wakil yuridis yang sah sesuai hukum
internasional dan sebagai perwakilan politik.
Sedangkan tugas seorang diplomat dapat dibagi menjadi empat fase pokok
diplomasi, yaitu: perwakilan (representation), perundingan (negotiation), laporan
(reporting) dan perlindungan kepentingan bangsa, negara, dan warga negaranya di
luar negeri.
2. Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi
dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum. Ada dua hal
yang membedakan diplomasi dan propaganda:
Propaganda ditujukan kepada rakyat negara tersebut, bukan
pemerintahnya. Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat
propaganda.
3. Ekonomi
Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak mutlak dilakukan
oleh pemerintah, swasta pun dapat berperanan besar, baik selama masa damai
maupun dalam situasi perang. Semua negara terlibat dalam hubungan ekonomi
7
untuk mendapatkan barang yang tidak dapat diproduksinya sendiri. Keuntungan
lainnya dari perdagangan internasional adalah diperolehnya suatu barang melalui
sistem produksi yang paling efisien dan murah.
D. Perjanjian Internasional
Sebuah perjanjian merupakan perjanjian yang mengikat di bawah hukum
internasional yang dibuat para pelaku hukum internasional, yaitu negara dan
organisasi internasional. Setelah menandatangani instrumen nasional, pihak yang
sepakat untuk melibatkan diri mereka secara baik untuk memastikan bahwa tidak
ada satu hal pun yang akan dilakukan yang dapat melawan tujuan dan obyek
perjanjian internasional, menangguhkan ratifikasi. Treaty dinamai dengan
berbagai nama: treaty, perjanjian internasional, protokol, kovenan, konvensi,
pertukaran surat, pertukaran catatan, dll. Tanpa mengindahkan nama yang dipilih,
semua perjanjian internasional ini di bawah hukum internasional berdiri sejajar
dan peraturan-peraturannya bernilai sama. Dapat atau tidaknya semua perjanjian
internasional itu dianggap sebagai sumber hukum, kesemuanya merupakan
sumber kewajiban bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pasal 38 ayat (1)
huruf (a) dari Statuta Peradilan Internasional tahun 1946, yang menggunakan
istilah “konvensi internasional”, memusatkan pada perjanjian internasional
sebagai sumber kewajiban kontraktual namun juga mengakui kemungkinan
sebuah negara menyatakan menerima kewajiban suatu perjanjian internasional
meskipun bukanlah merupakan pihak secara formal. Perjanjian internasional bisa
secara gamblang dibandingkan dengan kontrak, keduanya merupakan kesepakatan
8
dari pihak-pihak terkait untuk menerima kewajiban di antara keduanya, dan salah
satu pihak yang gagal memenuhi kewajibannya bisa dimintai pertanggungjawaban
di bawah hukum internasional akan pelanggaran tersebut. Prinsip utama dari
hukum perjanjian terlihat dalam maxim pacta sunt servanda-- “pakta-pakta
haruslah dihormati.” Namun, di beberapa negara, perjanjian internasional
dianggap sejajar dengan perundang-undangan domestik. Agar aturan berbasis
perjanjian internasional menjadi sumber hukum, maka aturan itu harus mampu
mempengaruhi pihak yang tidak terlibat atau berdampak bagi pihak-pihak terlibat
secara lebih luas daripada pihak-pihak yang secara khusus terkena perjanjian
internasional itu sendiri.5
Aneka perjanjian antar negara yang kita ketahui, sebenarnya dapat
dikelompokan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai seginya. Dalam
uraian ini akan dibahas secara singkat macam-macam perjanjian tersebut, sekedar
untuk memperluas pemahaman tentang identitas perjanjian internasional itu
sendiri. Perjanjian internasional itu dapat dibedakan menjadi beberapa golongan,
ditinjau dari segi-segi, seperti:
1. Perjanjian internasional ditinjau dari jumlah pesertanya
Dalam suatu perjanjian internasional para peserta yang membuat,
merumuskan, maupun terikat di dalam tersebut bisa dua negara, tiga maupun lebih
dari itu. Tetapi dari beraneka macam jumlah peserta perjanjian tersebut, secara
garis besar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
a. Perjanjian internasional bilateral
b. Perjanjian internasional multilateral.6
5
Rhona K. M Smith, Dkk. Hukum Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: PUSHAM UII, 2008), h. 61
6
Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional (Bandung: Mandar Maju, 2003), h. 210.
9
hanya melahirkan kaidh hukum atau hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang hanya berlaku antara pihak-pihak yang bersangkutan saja.
b. Perjanjian internasional yang melahirkan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku yang berlaku umum atau yang terbuka bagi pihak ketiga, atau
disebut law making treaty atau perjanjian umum. Yang dimaksud
perjanjian umum atau law making treaty adalah perjanjian-perjanjian
yang ditinjau dari isi atau kaidah hukum yang dilahirkannya, dapat
diikuti oleh negara-negara lain yang semula tidak serta dalam proses
pembuatan perjanjian tersebut.7
3. Perjanjian internasional ditinjau dari prosedur atau tahap pembentukannya
a. Perjanjian internasional yang melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut
adalah tahap perundingan (negotiation) dan tahap penandatanganan
(signature).
b. Perjanjian internasional yang melalui tiga tahap. Dismping tahap
perundingan dan tahap penandatanganan juga ada tahap yang ketiga
yaitu tahap pengesahan.
7
Ibid., h. 214.
8
Ibid., h. 221
10
1) Ambassador ( Duta Besar).
Jabatan ini secara lengkap disebut ambassador extra ordinary and
plenipotentiary yang berarti Duta Besar Luuar Biasa dan Berkuasa Penuh. Duta
Besar ini menjadi kepala perwakilna Diplomatik yang disebut Embassy (Kedtaan
Besar).
2) Envoy (Duta)
Jabatan ini secara lengkap disebut dengan “Envoy Extraordinary and
minister plenipotentiary” artinya Duta Luar Biasa dan Menteri Berkuasa Penuh.
Seorang Duta menjadi Kepala Perwakilan Diplomatik yang disebut (legation)
Kedutaan. Duta dianggap sebagai wakil dari pemerintah dan wakil pribadi
KepalaNegara di Negara dimana beliau di tempatkan. Beliau menerima “ surat
kepercayaan” dari Kepala Negara. Walaupun fungsi Duta Besar dan Duta adalah
sama, namun Duta Besar berkedudukan lebih tinggi dari seorang Duta.
11
3) Konsul muda( berdasarkan karier)
4) Konsul muda (tidak berdasarkan karier)
5) Agen Konsuler.9
F. Organisasi Internasional.
Organisasi internasional adalah suatu organisasi yang dibentuk dengan
perjanjian internasioanl oleh dua negara atau lebih berisi fungsi, tujuan,
kewenangan asas, struktur organisasi. Organisasi internasional diakui sebagai
subjek HI yang berhak menyandang hak dan kewajuban dalan HI barulah sejak
keluarnya advisory opinion Mahkamah Internasinal dalam kasus reparation case
1949.
Tidak semua organisasi internasional memiliki status sebagai subjek hukum
internasioanl. Organisasi internasioanal yang diakui sebagai subjek hukum
internasional harus memenuhi karakteristik berikut:
1) Dibentuk dengan suatu perjanjian internasional oleh lebih dari 2 negara,
apapun namanya dan tunduk pada rezim hukum internasional.
2) Memiliki sekretariat tetap.
Organisasi yang memiliki kedudukan sebagai subjek dalam hukum
internasional hanyalah organisasi antar pemerintah ( inter government
organization) bukan Non Governmen Organization..10
9
Kansil, hubungan diplomatik republik Indonesia( jakarta: balai pustaka 1989), hal. 35.
10
Sefriani, hukum internasional suatu pengantar,( jakarta: PT Raja Grafindo,2011) hlm 143.
12
Bekerjasama untuk membangun dunia yang lebih baik, memerangi
kemiskinan dan kebodohan, menghentikan kerusakan lingkungan dan
mendorong penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.
Sebagai pusat untuk membantu bangsa-bangsa mencapai tujuan tersebut.
2. Prinsip-Prinsip PBB
Semua anggota memiliki kedudukan yang sama dan sederajat.
Semua anggota harus mematuhi Piagam PBB.
Negara-negara harus menyelesaikan perselisihan mereka dengan jalan
damai.
Penggunaan kekerasan atau ancaman penggunaan kekerasan harus
dihindari.
PBB tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara manapun.
Negara-negara anggota harus membantu PBB.
13
Bank Pembangunan dan Perkembangan Internasional atau IBRD
(International Bank of Reconstruction and Development
Dana Moneter International (IMF atau International Monetery Fund)
Association of South East Asian Nations (ASEAN)
2. ASEAN
Dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967
oleh lima tokoh pendiri yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura) dan Narsisco
Ramos (Filipina).
Kini anggota ASEAN berjumlah 10 negara dengan masuknya Brunei
Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997) dan
Kamboja (sejak 30 April 1999). Organisasi ASEAN : KTT, AMM, AEM,
AFMM, ASC, Sekretariat ASEAN
14
Anggota NATO adalah AS, Kanada, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman
Barat, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norvvegia, Eslandia, Denmark, Portugal,
Italia, Yunani, Turki, Polandia, Hongaria, dan Cekoslovakia.
4. APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)
APEC merupakan kerja sama -ekonomi di Asia Pasiik. Berdirinya APEC
pada bulan November 1989 di Australia, merupakan usulan dari Perdana l\/lenteri
Australia yaitu Bob Hawke. Pembentukan APEC dilatarbelakangi adanya kondisi
ketidakpastian perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Anggota APEC
terdiri atas negara Asia, Eropa, Amerika Serikat (18 negara) ditambah 6 negara
ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam)
dan ditambah lagi Australia, Kanada, Cina, Chili, Hongkong, Jepang, Korea
Selatan, Meksiko, Papua Nugini, Selandia Baru, Taiwan.
15
G. Faktor Kerjasama Internasional
Setiap kerja sama yang dilakukan oleh suatu negara dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi dapat didasarkan pada
perbedaan dan persamaan yang dimiliki antarnegara.
1. Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Perbedaan
Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari
segi jenis dan jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam.
Contohnya Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa bahan baku, namun
negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk industri, padahal
kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian negara-negara
yang sedikit menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan negara
yang kaya akan bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku
dapat terpenuhi.
Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara
lain akan menyebabkan perbedaan jenis tanaman. Misalnya Indonesia dan
beberapa negara lainnya yang beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan
yang subur akan menghasilkan padi, kopi, teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan
negara-negara seperti di Eropa yang beriklim sedang tidak cocok untuk jenis
tanaman tersebut, sehingga mereka harus memperolehnya dari negara-negara
tropis.
16
negara-negara berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara
maju. Dengan demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologinya.
d. Perbedaan ideologi
c. Kesamaan ideologi
17
berideologi liberal. Selain itu, negara-negara yang tidak memihak pada blok Barat
ataupun blok Timur membentuk kerja sama dalam organisasi Nonblok.
d. Kesamaan agama
11
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester2, 2007, hal. 109
12
Gunawan, Widayat. IPS Sub Bidang Studi Geografi Dan Kependidikan Untuk Kelas 3 SMP.1988. hal. 53
18
3.hubungan antar bangsa.13
Menurut para ahli sejarah hubungan masyarakat internasional dapat
dikelompokan menjadi 4 periode sesuai dengan urutan waktu, yaitu :
1. zaman kuno sampai berakhirnya zaman romawi.
2. zaman pertengahan sampai abad ke-16.
3. zaman antar modern yaitu zaman pertenganhan sampai abad ke-19.
4. zaman modern yaitu periode abad ke-20.14
13
Ibid, hal. 54
14
bid,hal. 5
15
Salladien, Bahroni, Suwadi. Geografi dan Kependudukan Ilmu Bumi Dunia untuk SMA Kelas 3. 1985. hal.
183
16
Ibid, hal. 184
17
Supendi Haryadhi.Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi Kependudukan SMP Kelas 3,1990, hal. 18
19
dibangun dalam bidang ekonomi saja, tetapi kerjasama ini dibangun dalam bidang
politik juga.18
Jadi kerjasama Bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara
untuk mengadakan hubungan kerjasama.
2. Kerjasama Multilateral
Kerjasama Multilateral adalah kerjasama antara dua negara atau lebih yang
tidak dibatasi oleh wilayah atau kawasan tertentu dan bersifat internasional.20
18
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester2, 2007, hal. 96
19
Ahmad Rustandi SH dan Zul Afdi Ardian SH, Tata Negara Jilid 2, 1988, hal.176
20
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk, Log, Cit. hal.100
21
Supendi Haryadh, Log, Cit. hal. 18
20
kepentingan negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian
multilateral tersebut.22
22
Achmad Roestandi S. H dan Zul Afdi Ardian S.H, Log Cit, hal. 176
23
Ibid, hal. 177
21
lokal dan nasional, mendorong upaya perlindungan dan hak-hak pekerja
migran; menciptakan stabilitas nasional, regional dan internasional;
4) segi kemanusiaan : mengembangkan early warning system di wilayah rawan
bencana, meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana,
membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan
citra positif Indonesia di masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian
lingkungan hidup dan mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-
usaha pelestarian lingkungan hidup.
22
3. Hubungan Internasional Indonesia-Inggris
23
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Sejalan dengan berbagai perubahan mendasar yang kini sedang melanda
dunia, sumber-sumber power dalam hubungan internasional kini telah berpindah
dari penekanan pada kekuatan militer menuju spektrum lainnya. Faktor-faktor
seperti penguasaan teknologi, pendidikan, budaya dan pertumbuhan ekonomi
menjadi semakin penting ketimbang geografi, jumlah penduduk dan sumber daya
alam dalam mengukur nasional power. Hal ini akan begitu terasa ketika kita
menyadari betapa economic power yang duhasilkan dari transsaksi bisnis dan
perdagangan internasional telah menggeser kedudukan military poweer sebagai
aspek utama nastional power suatu negara.
24
DAFTAR PUSTAKA
25