Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Kerjasama Antar Negara ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak positif negatif interaksi sosial,
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Terima Kasih

Medan, 02 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang ..................................................................................... 1


B Rumusan Masalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A Pengertian Kerjasama Antar Negara .................................................... 2


B Bentuk-Bentuk Kerjasama Internasional ............................................. 6
C Sarana Hubungan Internasional ........................................................... 7
D Perjanjian Internasional ........................................................................ 8
E Perwakilan Negara di Luar Negeri ....................................................... 10
F Organisasi Internasional ....................................................................... 12
G Faktor Kerjasama Internasional ........................................................... 15
H Konsep Kerjasama Internasional.......................................................... 18
I Manfaat Hubungan Internasional ......................................................... 21
J Kerjasama Internasional Indonesia ...................................................... 22

BAB III PENUTUP

A Kesimpulan .......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh


suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang
meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan,
dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Agar kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama
antarnegara tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi. Pada dasarnya di
dunia ini banyak dikenal berbagai macam organisasi. Pertama, organisasi
internasional yaitu menghimpun berbagai berbagai negara tanpa memperhatikan
latar belakang suatu negara. Satu-satunya organisasi yang demikian adalah
Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua, organisasi regional, yaitu organisasi
yang menghimpun negara-negara dalam suatu kawasan tertentu. Ketiga,
organisasi multilateral, yaitu organisasi yang menghimpun tiga negara atau lebih
berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kepentingan agama, ekonomi,
pertahanan-keamanan dan lain-lain. Keempat organisasi yang melibatkan dua
negara, terutama untuk mempererat perrsahabatan kedua negara, seperti Lembaga
Persahabatan Indonesia-Amerika (LPIA), Persahabatan Indonesia-Malaysia, dan
lain-lain.

B Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kerjasama Antar Negara (Internasional) ?
2. Bagaimana Sarana Hubungan dan Perjanjian Internasional ?
3. Apa Saja Organisasi Internasional dan Manfaat Hubungan
Internasional ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerjasama Antar Negara

Pada awal proses pekembangannya, ada diantara mereka yang berpendapat


bahwa ilmu hubungan internasional mencakup semua hubungan antar negara.
Misalkan saja dapat kita kutip pendapat dari schwarzenbeger yang menyatakan
bahwa ilmu hubungan internasionaln adalah bagian dari sosiologi yang khusus
mempelajari masyarakat internasional (sosiology of internasional relations). Jadi,
ilmu hubungan internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup unsur
politik saja, tetapi juga mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya, hankam,
dan sebagainya, seperti misalnya , perpindahan penduduk (imigrasi dan emigrasi),
pariwisata, olimpiade (olah raga), atau pertukaran budaya.1
Pengertian kerjasama internasional menurut para ahli :

J.C. Johari
Kerjasama internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang
berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang
pelaku-pelaku non negara yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas
Negara.

Couloumbis dan Wolfe


Kerjasama internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-
fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar
untuk menjelaskan prilaku serta mengungkapkan karakteristik-Karakteristik atau
tipe-tipe hubungan antar unit-unit sosial.

Mochtar Mas’oed
Kerjasama internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas
karena didalamnya terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing
berdaulat sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan
antar kelompok.

1
Anak Agung Banyu Perwita, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: Rosdakarya, 2011) h. 1

2
Tulus Warsito
Hubungan internasional adalah studi tentang interaksi dari politik luar
negeri dari beberapa negara.

Drs.R.Soeprapto
Hubungan internasional adalah sebagai spesialisasi yang
mengintegritaskan cabang-cabang pengetahuan lain yang mempelajari segi-segi
internasional kehidupan sosial umat manusia.

Anonymous
Hubungan internasional adalah studi hubungan tentang unit-unit sebagai
bentuk inter-relasi bagian-bagian biasanya mengacu pada sistem intern negara-
negara. Dalam hal ini diakui adanya adanya peranan-peranan aktor-aktor non
states seperti PBB, MNC, kelompok teroris namun tidaklah sepenting state atau
negara.

Para Tradisionalis
Hubungan internasional serupa dengan diplomasi dan strategi serta
kerjasama dan konflik atau secara lebih sederhana hubungan internasional
merupakan studi tentang perang dan damai.

Drs.R Soeprapto
Hubungan internasional studi yang orientasinya bersifat efektif (orientasi
pasca perilaku ) yang sering mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan ilmiah
dengan tujuan yang jelasnilainya seperti mensubtitusikan perang dengan metode-
metode perdamaian untuk menyelesaikan pertikaian, pengendalian penduduk,
perlindungan terhadap lingkungan, pemberantasan penyakit, kemelaratan
manusia.

Trygive Mathisen
Hubungan internasional merupakan semua aspek internasional dari
kehidupan sosial umat manusia, dalam arti semua tingkah laku manusia yang
terjadi atau berasal dari suatu negara dapat mempengaruhi tingkah laku manusia
di negara lain.

3
Kenneth W.Thompson
Hubungan internasional adalah studi tentang rivalitas amtar bangsa beserta
kondisi-kondisi dan institusi-institusi yang memperbaiki atau memperburuk
rivalitas tersebut.

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh


suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat dan kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, meliputi
kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan
ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Kerjasama biasa
dilakukan oleh dua negara atau lebih tujuan dari kerjasama adalah untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat masing-masing negara, untuk mencegah atau
menghindari konflik yang mungkin terjadi, untuk memperoleh pengakuan sebagai
negara merdeka, untuk mempererat hubungan antar negara di berbagai
bidang. membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan,kelaparan dan
keterbelakangan di bidang ekonomi, memajukan perdagangan, mempercepat
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kestabilan dalam bidang ekonomi, politik,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan, memelihara ketertiban dan perdamaian
dunia, meningkatkan dan memperat tali persahabatan antarbangsa di dunia. Agar
kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama antarnegara
tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi.
Konfederasi atau serikat Negara-negara melahirkan serikat negara atau
hubungan negara yang berkonfederasi. Hubungan kerja sama dan hubungan antar
negara diatur dalam perjanjian internasional negara-negara serta melahirkan pula
organisasi internasional. Badan-badan intenasional ini dapat bersifat menyeluruh
seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara-negara yang menjadi anggota
perserikatan bangsa-bangsa ini tidak dibatasi oleh sistem politik dari masing-
masing negara, baik sistem politik liberal, Komunis, sosialis atau sistem politik
negara-negara nasional dunia ketiga lainnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota PBB ini membentuk badan-badan khusus pula seperti organisasi
perburuhan Internasional (ILO), organisasi bahan makanan dan pertanian (FAO),
organisasi pendidikan dan ilmu pengetahuan (UNESCO), organisasi kesehatan
dunia (WHO), dana moneter Internasional (IMF), Mahkamah Internasional dan

4
lain sebagainya. Disamping itu ada juga kerja sama antar negara yang bersifat
regional seperti ASEAN, Organisasi negara-negara Afrika dan sebagainya.
Kemudian ada pula kerja sama antar dua negara yang disebut kerja sama bilateral.
Semua hubungan tersebut diatas melahirkan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban dari organisasi internasional tersebut dan juga negara-negara yang
berhubungan internasional.
Hak-hak dan kewajiban tesebut ditata dan dilaksanakan serta dengan
sanksi-sanksi atas pelanggaran-pelanggarannya yang diatur di dalam Hukum
Internasional Publik.2
Pada dasarnya, hubungan Internasional berasal dari praktek manusia untuk
mengafiliasikan perorangan-perorangan ke dalam kelompok-kelompok besar.
Pada ujung timbangan yang kecil, terdapat himpunan-himpunan seperti suku-
suku, gerombolan-gerombolan dan penduduk desa-desa yang biasanya berjumlah
antara 30-1000 orang, dan pada ujung yang besar terdapat bangsa-bangsa yang
berjumlah dari beberapa juta hingga beberapa ratus juta orang.3
Politik luar negeri suatu negara terdiri dari dua elemen utama yaitu tujuan
nasional yang akan dicapai dan instrumen yang dimiliki suatu negara untuk
mencapainya. Tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari
kepentingan nasional yang dirumuskan elit suatu negara sedangkan instrumen
untuk mencapai tujuan tersebut trgambar dari strategi diplomasi yang merupakan
implementasi dari kebijakan politik luar negeri yang telah dirumuskan.
Dengan mengaitkan kedua elemen tersebut maka kita dapat menilai sejauh
mana keefektifan pelaksanaan politik luar negeri yang dijalankan suatu negara
dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian politik luar negeri yang dijalankan
suatu negara dapat berhasil jika memiliki suatu strategi diplomasi tertentu yang
secara efektif dapat melindungi pencapaian kepentingan nasional negara tersebut.4

2
Bintar R. Saragih, Ilmu Negara (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 214.
3
Charles A. McClelland, Ilmu Hubungan Interansional (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 24
4
Suwono Sudarsono, dkk, Perkembangan Studi Internasional dan Tantangan Masa Depan (Pustaka Jaya,
1996), h. 97.

5
B. Bentuk-bentuk Kerjasama Internasional
Dalam kerjasama internasional terdapat beberapa bentukAda empat bentuk
kerjasama internasional yaitu :

1. Bilateral
Kerja sama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara. Misalnya,
kerja sama ekonomi yang terjalin antara Indonesia dengan Singapura atau
Amerika dengan Arab Saudi. Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina
hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerja sama perdagangan
dengan negara mitra. Kerjasama bilateral yang diputuskan secara sepihak,
pemutusannya disebut secara unilateral.

2. Multilateral
Organisasi multilateral, yaitu organisasi yang menghimpun tiga negara
atau lebih berdasarkan pertimbangan tertentu, dimana negara yang bekerjasama
saling membantu, seperti ASEAN.

3. Regional
Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-negara
sewilayah atau sekawasan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan
perdagangan bebas antara negara di suatu kawasan tertentu. Bentuk kerja sama
regional sudah dijajaki oleh PBB melalui pembentukan komisi regional yang
dimulai dari Eropa, Asia Timur dan Amerika Latin. Komisi ini mengembangkan
kebijakan bersama untuk masalah pembangunan khususnya pada bidang ekonomi.
Kerja sama secara regional biasanya lebih pada hubungan dengan lokasi negara
serta berdasarkan alasan historis, geografis, teknik, sumber daya alam dan
pemasaran.

4. Internasional
Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama yang mencakup banyak
negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling
membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Misalnya IMF, WTO, dan lain-lain.

6
C. Sarana Hubungan Internasional
Menurut J. Frankel (1980) ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan
oleh negara-negara dalam melakukan hubungan internasional, yaitu: diplomasi,
propaganda, hubungan ekonomi dan militer.
1. Diplomasi
Diplomasi merupakan seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar
negeri suatu negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara lain.
Diplomasi dapat bersifat bilateral (melibatkan dua negara) atau multilateral
(melibatkan lebih dari dua negara). Instrumen diplomasi ada dua yaitu deplu yang
berkedudukan di ibukota negara, merupakan “otak”nya dan perwakilan
diplomatik yang berkedudukan di ibukota negara penerima yang merupakan
“panca indera dan penyambung lidahnya.”
Dalam mewakili negara dan bangsanya, seorang diplomat memiliki tiga
fungsi dasar yaitu sebagai lambang, sebagai wakil yuridis yang sah sesuai hukum
internasional dan sebagai perwakilan politik.
Sedangkan tugas seorang diplomat dapat dibagi menjadi empat fase pokok
diplomasi, yaitu: perwakilan (representation), perundingan (negotiation), laporan
(reporting) dan perlindungan kepentingan bangsa, negara, dan warga negaranya di
luar negeri.

2. Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi
dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum. Ada dua hal
yang membedakan diplomasi dan propaganda:
Propaganda ditujukan kepada rakyat negara tersebut, bukan
pemerintahnya. Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat
propaganda.

3. Ekonomi
Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak mutlak dilakukan
oleh pemerintah, swasta pun dapat berperanan besar, baik selama masa damai
maupun dalam situasi perang. Semua negara terlibat dalam hubungan ekonomi

7
untuk mendapatkan barang yang tidak dapat diproduksinya sendiri. Keuntungan
lainnya dari perdagangan internasional adalah diperolehnya suatu barang melalui
sistem produksi yang paling efisien dan murah.

4. Kekuatan Militer dan Perang


Berlawanan dengan ekonomi, bidang militer benar-benar dikuasai oleh
pemerintah. Bidang militer sangat mempengaruhi diplomasi karena memiliki
kekuatan militer yang tangguh akan menambah rasa percaya diri, sehingga bisa
mengabaikan ancaman-ancaman dan tekanan lawan yang dapat mengganggu
kepentingan nasionalnya. Kekuatan militer diperlihatkan dalam parade militer di
hari-hari nasional untuk menggertak dan memperingatkan negara-negara lawan
sehingga perang dapat dihindarkan. Perang adalah pilihan terakhir.

D. Perjanjian Internasional
Sebuah perjanjian merupakan perjanjian yang mengikat di bawah hukum
internasional yang dibuat para pelaku hukum internasional, yaitu negara dan
organisasi internasional. Setelah menandatangani instrumen nasional, pihak yang
sepakat untuk melibatkan diri mereka secara baik untuk memastikan bahwa tidak
ada satu hal pun yang akan dilakukan yang dapat melawan tujuan dan obyek
perjanjian internasional, menangguhkan ratifikasi. Treaty dinamai dengan
berbagai nama: treaty, perjanjian internasional, protokol, kovenan, konvensi,
pertukaran surat, pertukaran catatan, dll. Tanpa mengindahkan nama yang dipilih,
semua perjanjian internasional ini di bawah hukum internasional berdiri sejajar
dan peraturan-peraturannya bernilai sama. Dapat atau tidaknya semua perjanjian
internasional itu dianggap sebagai sumber hukum, kesemuanya merupakan
sumber kewajiban bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pasal 38 ayat (1)
huruf (a) dari Statuta Peradilan Internasional tahun 1946, yang menggunakan
istilah “konvensi internasional”, memusatkan pada perjanjian internasional
sebagai sumber kewajiban kontraktual namun juga mengakui kemungkinan
sebuah negara menyatakan menerima kewajiban suatu perjanjian internasional
meskipun bukanlah merupakan pihak secara formal. Perjanjian internasional bisa
secara gamblang dibandingkan dengan kontrak, keduanya merupakan kesepakatan

8
dari pihak-pihak terkait untuk menerima kewajiban di antara keduanya, dan salah
satu pihak yang gagal memenuhi kewajibannya bisa dimintai pertanggungjawaban
di bawah hukum internasional akan pelanggaran tersebut. Prinsip utama dari
hukum perjanjian terlihat dalam maxim pacta sunt servanda-- “pakta-pakta
haruslah dihormati.” Namun, di beberapa negara, perjanjian internasional
dianggap sejajar dengan perundang-undangan domestik. Agar aturan berbasis
perjanjian internasional menjadi sumber hukum, maka aturan itu harus mampu
mempengaruhi pihak yang tidak terlibat atau berdampak bagi pihak-pihak terlibat
secara lebih luas daripada pihak-pihak yang secara khusus terkena perjanjian
internasional itu sendiri.5
Aneka perjanjian antar negara yang kita ketahui, sebenarnya dapat
dikelompokan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai seginya. Dalam
uraian ini akan dibahas secara singkat macam-macam perjanjian tersebut, sekedar
untuk memperluas pemahaman tentang identitas perjanjian internasional itu
sendiri. Perjanjian internasional itu dapat dibedakan menjadi beberapa golongan,
ditinjau dari segi-segi, seperti:
1. Perjanjian internasional ditinjau dari jumlah pesertanya
Dalam suatu perjanjian internasional para peserta yang membuat,
merumuskan, maupun terikat di dalam tersebut bisa dua negara, tiga maupun lebih
dari itu. Tetapi dari beraneka macam jumlah peserta perjanjian tersebut, secara
garis besar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
a. Perjanjian internasional bilateral
b. Perjanjian internasional multilateral.6

2. Perjanjian internasional ditinjau dari kaidah hukum yang dilahirkannya


a. Perjanjian internasional yang melahirkan kaidah-kaidah hukum yang
khusus berlaku bagi pihak-pihak yang bersangkutan, atau yang lazim
disebut treaty contract atau perjanjian khusus. Perjanjian khusus atau
tertutup atau istilah asing treaty contract, merupakan perjanjian yang

5
Rhona K. M Smith, Dkk. Hukum Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: PUSHAM UII, 2008), h. 61
6
Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional (Bandung: Mandar Maju, 2003), h. 210.

9
hanya melahirkan kaidh hukum atau hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang hanya berlaku antara pihak-pihak yang bersangkutan saja.
b. Perjanjian internasional yang melahirkan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku yang berlaku umum atau yang terbuka bagi pihak ketiga, atau
disebut law making treaty atau perjanjian umum. Yang dimaksud
perjanjian umum atau law making treaty adalah perjanjian-perjanjian
yang ditinjau dari isi atau kaidah hukum yang dilahirkannya, dapat
diikuti oleh negara-negara lain yang semula tidak serta dalam proses
pembuatan perjanjian tersebut.7
3. Perjanjian internasional ditinjau dari prosedur atau tahap pembentukannya
a. Perjanjian internasional yang melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut
adalah tahap perundingan (negotiation) dan tahap penandatanganan
(signature).
b. Perjanjian internasional yang melalui tiga tahap. Dismping tahap
perundingan dan tahap penandatanganan juga ada tahap yang ketiga
yaitu tahap pengesahan.

4. Perjanjian internasional ditinjau dari jangka waktu berlakunya


Pembedaan atas perjanjian internasional berdasarkan atas jangka waktu
berlakunya, secara mudah dapar diketahui pada naskah perjanjian itu sendiri.8

E. Perwakilan Negara di Luar Negeri.


Dalam hubungan dengan luiar nergeri, perwakilan negara-negara
umumnya dibagi menjadi dua golongan, yakni:
1) Perwakilan diplomatik.
2) Perwakilan konsuler.

Menurut ketentuan dari Vienna Convention dan kongres di Aix-Ia


Chapelle. Kepala Perwakilan Diplomatik atau chief of the diplomatic mission
dibagidalam tiga kategori yang berikut :

7
Ibid., h. 214.
8
Ibid., h. 221

10
1) Ambassador ( Duta Besar).
Jabatan ini secara lengkap disebut ambassador extra ordinary and
plenipotentiary yang berarti Duta Besar Luuar Biasa dan Berkuasa Penuh. Duta
Besar ini menjadi kepala perwakilna Diplomatik yang disebut Embassy (Kedtaan
Besar).
2) Envoy (Duta)
Jabatan ini secara lengkap disebut dengan “Envoy Extraordinary and
minister plenipotentiary” artinya Duta Luar Biasa dan Menteri Berkuasa Penuh.
Seorang Duta menjadi Kepala Perwakilan Diplomatik yang disebut (legation)
Kedutaan. Duta dianggap sebagai wakil dari pemerintah dan wakil pribadi
KepalaNegara di Negara dimana beliau di tempatkan. Beliau menerima “ surat
kepercayaan” dari Kepala Negara. Walaupun fungsi Duta Besar dan Duta adalah
sama, namun Duta Besar berkedudukan lebih tinggi dari seorang Duta.

3) harge d’affaires ( Kuasa Usaha)


Kuasa Usaha adalah pejabat diplomatik yang menjadi Kepala Perwakilan
Diplomatik tingkat ketiga.beliau berwenang memimpin PerwakilanDiplomatik
(tingkat Kedutaan Besar dan Kedutaan) selama Kepala Perwakilan Diplomatik
berhalangan atau belum ada Kepala Perwakilan Diplomatik pada suatu negara
sahabat.
Tiga kategori kuasa usaha, yakni:
1. Kuasa Usaha Tetap.
Diangkat jika suatu negara tidak mempunya perwakilan diplomatik ataupun
Duta Besar belum di tetapkan.
2. Kuasa Usaha sementara.
Ditunjuk untuk memimpin Perwakilan Diplomatik selama waktu tertentu.
3. Kuasa Usaha.
Ditunjuk untuk mewakili Kepala Perwakilan dalam pekerjaan administrasi
sehari hari.
Adapun konsul pada umumnya dibagi dalam 5 golongan, yakni:
1) Konsul Jenderal.
2) Konsul.

11
3) Konsul muda( berdasarkan karier)
4) Konsul muda (tidak berdasarkan karier)
5) Agen Konsuler.9

F. Organisasi Internasional.
Organisasi internasional adalah suatu organisasi yang dibentuk dengan
perjanjian internasioanl oleh dua negara atau lebih berisi fungsi, tujuan,
kewenangan asas, struktur organisasi. Organisasi internasional diakui sebagai
subjek HI yang berhak menyandang hak dan kewajuban dalan HI barulah sejak
keluarnya advisory opinion Mahkamah Internasinal dalam kasus reparation case
1949.
Tidak semua organisasi internasional memiliki status sebagai subjek hukum
internasioanl. Organisasi internasioanal yang diakui sebagai subjek hukum
internasional harus memenuhi karakteristik berikut:
1) Dibentuk dengan suatu perjanjian internasional oleh lebih dari 2 negara,
apapun namanya dan tunduk pada rezim hukum internasional.
2) Memiliki sekretariat tetap.
Organisasi yang memiliki kedudukan sebagai subjek dalam hukum
internasional hanyalah organisasi antar pemerintah ( inter government
organization) bukan Non Governmen Organization..10

Beberapa organisasi internasional.


1. PBB
Lahir 24 oktober 1945 yaitu hari pada saat Piagam PBB sudah diratifikasi
oleh 51 negara anggota pertamanya
1. Tujuan didirikan
 Menjaga perdamaian di seluruh dunia.
 Membangun hubungan persahabatan di antara bangsa-bangsa.

9
Kansil, hubungan diplomatik republik Indonesia( jakarta: balai pustaka 1989), hal. 35.
10
Sefriani, hukum internasional suatu pengantar,( jakarta: PT Raja Grafindo,2011) hlm 143.

12
 Bekerjasama untuk membangun dunia yang lebih baik, memerangi
kemiskinan dan kebodohan, menghentikan kerusakan lingkungan dan
mendorong penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.
 Sebagai pusat untuk membantu bangsa-bangsa mencapai tujuan tersebut.

2. Prinsip-Prinsip PBB
 Semua anggota memiliki kedudukan yang sama dan sederajat.
 Semua anggota harus mematuhi Piagam PBB.
 Negara-negara harus menyelesaikan perselisihan mereka dengan jalan
damai.
 Penggunaan kekerasan atau ancaman penggunaan kekerasan harus
dihindari.
 PBB tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara manapun.
 Negara-negara anggota harus membantu PBB.

3. Badan-Badan/ alat perlngkapan PBB


- Majelis Umum (General Assembly)
- Dewan Keamanan (Security Council)
- Dewan Ekonomi dan Social (Economic and Social Council)
- Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
- Mahkamah Pengadilan Internasional (International Court of Justice)
- Sekretariat (Secretariat)

4. Badan-Badan khusus PBB


 Organisasi Buruh Internasional (ILO atau International Labour
Organization
 Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture
Organization of UN) atau FAO
 Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO
 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO atau World Health Organization

13
 Bank Pembangunan dan Perkembangan Internasional atau IBRD
(International Bank of Reconstruction and Development
 Dana Moneter International (IMF atau International Monetery Fund)
 Association of South East Asian Nations (ASEAN)

2. ASEAN
Dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967
oleh lima tokoh pendiri yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura) dan Narsisco
Ramos (Filipina).
Kini anggota ASEAN berjumlah 10 negara dengan masuknya Brunei
Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997) dan
Kamboja (sejak 30 April 1999). Organisasi ASEAN : KTT, AMM, AEM,
AFMM, ASC, Sekretariat ASEAN

3. NATO (North Atlantic Treaty Organization)


NATO disebut juga Organisasi Perjanjian Atlantik-Utara. Organisasi ini
adalah organisasi kerja sama regional yang dititikberatkan pada pertahanan dan
keamanan. NATO berdiri pada tahun 1949. NATO didirikan akibat makin
meluasnya pengaruh Uni Soviet atau paham komunis di Eropa Barat serta
memuncaknya ketegangan dan persaingan negara superpower Amerika Serikat
dan Uni Soviet sebelum berakhimya Perang Dunia II. Pada awalnya inggris dan
Prancis membuat perjanjian pertahanan pada tahun 1947. dan tahun 1948
menjadi Western European Union setelah Benelux bergabung.
Tujuan NATO adalah sebagai berikut:
a. Mengupayakan penyelesaian perseng-ketaan secara damai
b. Menghiiangkan persengketaan politik internasional.
c. Menghadapi ancaman komunisme nasional.
d. Tidak menggunakan ancaman. militer dalam kalangan internasional.
e. Membela negara anggota, yaitu bahwa apabila terdapat ancaman pada satu
negara anggota maka akan menjadi ancaman seluruh NATO.

14
Anggota NATO adalah AS, Kanada, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman
Barat, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norvvegia, Eslandia, Denmark, Portugal,
Italia, Yunani, Turki, Polandia, Hongaria, dan Cekoslovakia.
4. APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)
APEC merupakan kerja sama -ekonomi di Asia Pasiik. Berdirinya APEC
pada bulan November 1989 di Australia, merupakan usulan dari Perdana l\/lenteri
Australia yaitu Bob Hawke. Pembentukan APEC dilatarbelakangi adanya kondisi
ketidakpastian perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Anggota APEC
terdiri atas negara Asia, Eropa, Amerika Serikat (18 negara) ditambah 6 negara
ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam)
dan ditambah lagi Australia, Kanada, Cina, Chili, Hongkong, Jepang, Korea
Selatan, Meksiko, Papua Nugini, Selandia Baru, Taiwan.

5. OKI (Organisasi Konferensi Islam)


OKI berdiri secara resmi dl Jedah, Arab Saudi pada tahun 1971 untuk
menggalang solidaritas Islam. Berdirinya OKI diprakarsai oleh Raja Feisal Ibun
Abdul Aziz dan didirikan oleh beberapa negara Islam, yaitu Maroko, Malaysia,
Pakistan, Arab Saudi, Somalia, dan Nigeria. Tujuan OKI di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Memajukan solidaritas Islam antar anggota.
b. Memperkuat kerja sama antarnegara anggota.
c. Menghilangkan perbedaan rasialis, diskriminasi, clan kolonialisme dalam
segala bentuk.
d. Melindungi tempat-tempat suci, mendukung dan membantu perjuangan
rakyat Palestina untuk mendapatkan kebebasan dan hak-haknya di tanah
airnya.
e. Memperkuat perjuangan umat Islam untuk melindungi kehormatan,
kemerdekaan, clan hak-hak mereka.

15
G. Faktor Kerjasama Internasional
Setiap kerja sama yang dilakukan oleh suatu negara dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi dapat didasarkan pada
perbedaan dan persamaan yang dimiliki antarnegara.
1. Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Perbedaan

Berikut ini perbedaan-perbedaan yang mendorong kerja sama antarnegar

a. Perbedaan sumber daya alam

Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari
segi jenis dan jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam.
Contohnya Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa bahan baku, namun
negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk industri, padahal
kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian negara-negara
yang sedikit menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan negara
yang kaya akan bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku
dapat terpenuhi.

b. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah

Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara
lain akan menyebabkan perbedaan jenis tanaman. Misalnya Indonesia dan
beberapa negara lainnya yang beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan
yang subur akan menghasilkan padi, kopi, teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan
negara-negara seperti di Eropa yang beriklim sedang tidak cocok untuk jenis
tanaman tersebut, sehingga mereka harus memperolehnya dari negara-negara
tropis.

c. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta


keterampilan antara satu negara dengan negara lain tidak sama. Negara maju
seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, dan Jerman memiliki kemampuan
dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan negara-negara
berkembang seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya perbedaan tersebut,

16
negara-negara berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara
maju. Dengan demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologinya.

d. Perbedaan ideologi

Perbedaan ideologi antarsuatu wilayah negara dengan negara lain dapat


memicu konflik antarnegara bahkan menjadi konflik internasional. Untuk
meredakan konflik atau ketegangan perlu adanya kerja sama, sehingga tidak
memperbesar konflik yang telah ada. Misalnya negara seperti Hongkong yang
memisahkan diri dengan RRC yang berideologi komunis, memerlukan kerja sama
dalam bidang politik dengan negara yang berideologi liberal seperti Amerika
Serikat. Hal ini perlu dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat
diselesaikan di meja perundingan.

2. Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Kesamaan

Berikut ini beberapa kesamaan yang mendorong kerja sama antarnegara.

a. Kesamaan sumber daya alam

Kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorong


terbentuknya kerja sama antarnegara. Misalnya beberapa negara penghasil minyak
bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of
Petroleum Exporting Countries).

b. Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis)

Negara-negara yang terletak di suatu wilayah yang memiliki kondisi


geografis yang sama sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan wilayah
dari masing-masing negara anggotanya. Misalnya negara-negara yang terletak di
wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEAN, dan
sebagainya.

c. Kesamaan ideologi

Negara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi dapat mendorong


suatu negara melakukan kerja sama. Sebagai contoh NATO (North Atlantic
Treaty Organization) adalah kerja sama negara-negara di Atlantik Utara yang

17
berideologi liberal. Selain itu, negara-negara yang tidak memihak pada blok Barat
ataupun blok Timur membentuk kerja sama dalam organisasi Nonblok.

d. Kesamaan agama

Adanya persamaan agama juga dapat mendorong beberapa negara untuk


bergabung dalam suatu organisasi. Misalnya OKI (Organisasi Konferensi Islam),
yaitu kelompok organisasi negara-negara Islam. Mereka bergabung dalam OKI
sebagai respon atas peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang
dilakukan oleh Israel.

H. Konsep Kerjasama Internasional


Kerjasama Internasional adalah kerjasama yang dilakukan untuk
mendukung perjuangan melawan segalah bentuk pelanggaran nilai-
nilaikemanusiaan.11
Kerjasama internasionaljuga dapat mengatasi segala bentuk agresi atau
ancaman kedaulatan nasional, persatuan nasional atau integrasi torotorial, dan
penolakan terhadap hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri dan hak setiap
oranguntuk melaksanakan kedaulatan sepenuhnya atas kekayaan dan sumber daya
nasional.
Kerjasama internasional adalah kerjasama yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup masing-masing bangsa, untuk bantu membantu,
mengatur batas-bataskekuasaan suatu bangsa, tukar menukar utusan dan lain
sebagainya.12
Bentuk hubungan antar bangsa atau hubungan internasional dibagi
menjadi :
1.hubungan individu, seperti perdagangan, pelajar atau mahasiswa, misi agama
turis.
2.hubungan antar kelompok, seperti lembaga keahlian (dokter, ahli geografi),
kelompok perdagangan,lembaga kebudayaan.

11
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester2, 2007, hal. 109
12
Gunawan, Widayat. IPS Sub Bidang Studi Geografi Dan Kependidikan Untuk Kelas 3 SMP.1988. hal. 53

18
3.hubungan antar bangsa.13
Menurut para ahli sejarah hubungan masyarakat internasional dapat
dikelompokan menjadi 4 periode sesuai dengan urutan waktu, yaitu :
1. zaman kuno sampai berakhirnya zaman romawi.
2. zaman pertengahan sampai abad ke-16.
3. zaman antar modern yaitu zaman pertenganhan sampai abad ke-19.
4. zaman modern yaitu periode abad ke-20.14

Sebagai pelaksanaan dasar negara pancasila dan tujuan negara ikut


melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka negara dan bangsa mengadakan hubungan dan kerjasama
internasional.15
Kerjasama itu meliputihubungan diplomatik, ekonomi, sosial, kebudayaan
dan lain-lain. pelaksanaan kerjasama ini ada yang diorganisir oleh PBB,
kerjasama antar pemarintah seperti IGGI adapula berdasarkan perjanjian antar
suatu negara dengan negara lain (perjanjian bilateral).16
Jadi kerjasama Internasional adalah kerjasama yang dilakukan oleh setiap
negara untuk membangun hubungan antar negara yang bertujuan untuk saling
membantu dalam segala aspek kehidupan.
1. Kerjasama Bilateral

Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara.


Kerjasama bilateral ini meliputi kerjasama antara Indonesia dengan Jepang,
kerjasama antara Indonesia dengan Amerika Serikat, kerjasama Indonesia dengan
Jerman Barat.17

Kerjasama bilateral juga diartikan kerjasama yang dilakukan antara satu


negara dengan negara tertentu. Dengan kata lain, kerjasama bilateral adalah
kerjasama yang dibangun oleh dua negara saja. Kerjasama bilateral tidak hanya

13
Ibid, hal. 54
14
bid,hal. 5
15
Salladien, Bahroni, Suwadi. Geografi dan Kependudukan Ilmu Bumi Dunia untuk SMA Kelas 3. 1985. hal.
183
16
Ibid, hal. 184
17
Supendi Haryadhi.Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi Kependudukan SMP Kelas 3,1990, hal. 18

19
dibangun dalam bidang ekonomi saja, tetapi kerjasama ini dibangun dalam bidang
politik juga.18

Selain melakukan kerjasama bilateral hubungan antar negara juga harus


adanya suatu perjanjian internasional yang berfungsi sebagai pengatur kerjasama
antar negara yang terlibat.

Dalam hal ini kerjasama bilateral juga melibatkan perjanjian bilateral.


Yang dimaksud dengan perjanjian bilateral adalah perjanjian yang dibuat atau
diadakan oleh dua negara. Biasanya perjanjian bilateral mengatur tentang hal-hal
yang menyangkut kepentingan kedua negarasaja. Artinya tertutup kemungkinan
bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut.19

Jadi kerjasama Bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara
untuk mengadakan hubungan kerjasama.

2. Kerjasama Multilateral

Kerjasama Multilateral adalah kerjasama antara dua negara atau lebih yang
tidak dibatasi oleh wilayah atau kawasan tertentu dan bersifat internasional.20

Kerjasama Multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari


dua negara. Kerjasama multilateral meliputi kerjasama antara Indonesia dengan
negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), kerjasama
Indonesia dengan Liga Arab, dan PBB.21

Dalam kerjasama multilateral terdapat perjanjian multilateral, yang


dimaksud dengan perjanjian multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau
diadakan oleh lebih dari dua negara. Biasanya perjanjian multilateral ini mengatur
tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan umum. Artinya tidak saja mengatur
kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga menyangkut

18
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester2, 2007, hal. 96
19
Ahmad Rustandi SH dan Zul Afdi Ardian SH, Tata Negara Jilid 2, 1988, hal.176
20
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk, Log, Cit. hal.100
21
Supendi Haryadh, Log, Cit. hal. 18

20
kepentingan negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian
multilateral tersebut.22

Suatu perjanjian yang dinamakan perjanjian multilateral selalu terbuka dan


memberi kesempatan bagi negara lain yang tadinya tidak turut serta dalam
perjanjian, karena yang diatur dalam perjanjian multilateral ini merupakan
masalah-masalah umum yang menyangkut kepentingan semua anggota
masyarakat internasional.23

Jadi kerjasama multilateral adalah kerjasama yangdilakukan oleh banyak


negara untuk menjain hubungan kerjasama yang dapat berbentu organisasi.

I. Manfaat hubungan internasioanal


Sesuai dengan Keppres No. 64 tahun 1999, keanggotaan Indonesia pada
organisasi internasional diamanatkan untuk memperoleh manfaat yang maksimal
bagi kepentingan nasional, didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku
dan memperhatikan efisiensi penggunaan anggaran dan kemampuan keuangan
negara. Keanggotaan Indonesia pada OI diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu antara lain :
1) secara Politik : dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh
persatuan dan kesatuan, mendukung terciptanya kohesi sosial, meningkatkan
pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan, mendorong terwujudnya tata
pemerintahan yang baik, mendorong pernghormatan, perlindungan dan
pemajuan HAM di Indonesia;
2) secara ekonomi dan keuangan : mendorong pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan daya saing, meningkatkan
kemampuan iptek, meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya pencapaian
pembangunan nasional, mendorong peningkatan produktivitas nasional,
mendatangkan bantuan teknis, grant dan bantuan lain yang tidak mengikat;
3) secara Sosial Budaya : menciptakan saling pengertian antar bangsa,
meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, mendorong pelestarian budaya

22
Achmad Roestandi S. H dan Zul Afdi Ardian S.H, Log Cit, hal. 176
23
Ibid, hal. 177

21
lokal dan nasional, mendorong upaya perlindungan dan hak-hak pekerja
migran; menciptakan stabilitas nasional, regional dan internasional;
4) segi kemanusiaan : mengembangkan early warning system di wilayah rawan
bencana, meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana,
membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan
citra positif Indonesia di masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian
lingkungan hidup dan mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-
usaha pelestarian lingkungan hidup.

J. Kerjasama Internasional Indonesia

1. Hubungan Internasional Indonesia dengan Korea

Hubungan internasional Indonesia dengan Korea berjalan di segala bidang.


Salah satunya adalah bidang pendidikan. Di bidang pendidikan, Indonesia dan
Korea melakukan suatu kerjasama dalam bentuk beasiswa bagi siswa dan
mahasiswa Indonesia untuk belajar di Korea.

Beberapa program beasiswa diturunkan dari beberapa lembaga dan


universitas di Korea. Ada pula yang diturunkan oleh Kedutaan Besar Korea di
Indonesia. Program beasiswa ini tentunya membantu para siswa dan mahasiswa
Indonesia yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri, khususnya Korea.
Program yang ditawarkan biasanya beasiswa S1, S2, hingga S3.

2. Hubungan Internasional Indonesia – Norwegia

Hubungan bilateral Indonesia – Norwegia dalam bidang energi telah


meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagai hasil nyata dari perjanjian
kerjasama bidang energi yang ditandatangani di Jakarta tanggal 18 September
1995. Salah satu contoh dekatnya hubungan antara kedua negara ini dapat dilihat
dari meningkatnya kegiatan seminar dalam bidang peningkatan produksi minyak
tahap lanjut (enhanced oil recovery), dan teknologi laut dalam.

22
3. Hubungan Internasional Indonesia-Inggris

Hubungan Indonesia – Inggris berjalan di sektor perekonomian. Salah satu


bentuk koneksi dagang Indonesia-Inggris adalah ekspor migas ke Inggris karena
Inggris tak memiliki cadangan minyak bumi. Guna menutupi kekurangannya
terpaksa pemerintah British Raya mencari koneksi dagang terhadap negara
penghasil minyak bumi termasuk Indonesia. Bentuk kerjasama Indonesia-Inggris
di sektor perdagangan antara lain ekspor baja, karet alam, mebel dari kayu ke
Inggris. Sebaliknya Inggris mengekspor bahan pangan berupa gandum, makanan
olah lainnya, berbagai macam jenis mesin pabrik dan teknologi IT ke Indonesia.

4. Hubungan Internasional Indonesia-Jepang

Hubungan ini dalam bentuk forum investasi bersama tingkat tinggi


pemerintah swasta antara Jepang dan Indonesia. Rencana investasi ini meliputi
masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.

23
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Sejalan dengan berbagai perubahan mendasar yang kini sedang melanda
dunia, sumber-sumber power dalam hubungan internasional kini telah berpindah
dari penekanan pada kekuatan militer menuju spektrum lainnya. Faktor-faktor
seperti penguasaan teknologi, pendidikan, budaya dan pertumbuhan ekonomi
menjadi semakin penting ketimbang geografi, jumlah penduduk dan sumber daya
alam dalam mengukur nasional power. Hal ini akan begitu terasa ketika kita
menyadari betapa economic power yang duhasilkan dari transsaksi bisnis dan
perdagangan internasional telah menggeser kedudukan military poweer sebagai
aspek utama nastional power suatu negara.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung Banyu Perwita. 2011. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional


(Bandung: Rosdakarya).

Saragih, Bintar R. 2000. Ilmu Negara (Jakarta: Gaya Media Pratama).

McClelland,Charles A. 1986. Ilmu Hubungan Interansional (Jakarta: Rajawali).

Sudarsono, Suwono dkk. 1996. Perkembangan Studi Internasional dan


Tantangan Masa Depan (Pustaka Jaya).

Smith, Rhona K. M, Dkk. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia (Yogyakarta:


PUSHAM UII).

Parthiana, Wayan. 2003. Pengantar Hukum Internasional (Bandung: Mandar


Maju).

Kansil. 1989. Hubungan Diplomatik Republik Indonesia( jakarta: balai pustaka).

Sefriani. 2011. Hukum Internasional Suatu Pengantar, ( jakarta: PT Raja


Grafindo).

25

Anda mungkin juga menyukai