Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SUMBER-SUMBER HUKUM PERDATA SERTA PENJELASAN


YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

Disusun sebagai pemenuhan tugas


Mata Kuliah Hukum Perdata
Dosen Pengampu : Wandra Wardiansha Purnama, S.Sos., M.H

Diajukan Dan Dibuat oleh Kelompok 1


Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas Reguler A semester 3

Oleh :
Abdulah Alwasili (211610001)
Suryadi Suhendar Sidik (211610036)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) SUKABUMI
Jalan Karamat No. 69 Telp. (0266) 231745 – Sukabumi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, berkah, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah yang berjudul "SUMBER-SUMBER HUKUM
PERDATA SERTA PENJELASAN YANG TERKANDUNG DI
DALAMNYA” dengan baik, Makalah ini pula disusun sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Hukum Perdata dengan dosen pengampu yaitu Bapak.
Wandra Wardiansha Purnama, S.Sos.,M.H. sehingga yang penulis harapkan
dari adanya pembuatan Makalah ini agar senantiasa dapat membantu dan
mengembangkan wawasan serta pengetahuan bagi diri pribadi penulis
maupun pembaca dalam menjalankan mekanisme kehidupan bermasyarakat
serta kegiatan pembelajaran di kehidupan sehari-harinya.
Selain daripada itu, makalah ini juga disusun dengan tujuan untuk dapat
menjadi bacaan bagi khalayak umum agar senantiasa menjadi manusia yang
paham mengenai konsep-konsep dasar Hukum Perdata khususnya berbagai
teori maupun pandangan yang mencakup materi-materi dalam ruang lingkup
sumber-sumber Hukum Perdata yang ada di Indonesia.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang
sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus dan ikhlas. semoga isi
dari makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, serta semoga Allah SWT
senantiasa memberikan berkah dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Amin

Sukabumi, 07 Oktober 2022

Penulis

Makalah Sumber Hukum Perdata_i


LEMBAR ORIGINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami :


Nama : Abdulah Alwasili
NIM : 211610001
Nama : Suryadi Suhendar Sidik
NIM : 211610036

Pada Hari Jumat, tanggal 07 Oktober 2022. Dengan ini kami menyatakan
bahwa isi dari Makalah dengan Judul,
SUMBER-SUMBER HUKUM PERDATA SERTA PENJELASAN
YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA
Ini adalah benar-benar karya buatan kami sendiri, Adapun referensi yang
kami ambil baik secara langsung melalui buku bacaan, pendapat para ahli,
ataupun media massa, telah kami cantumkan rujukan/sumber referensinya
sesuai dengan aturan penulisan karya tulis ilmiah dan berdasarkan pada
sumber aslinya.
Atas pernyataan ini, kami menerima tindakan/sanksi yang akan timbul
dikemudian hari jika terdapat kesalahan/hal yang keliru dari karya tulis ini.

Yang membuat pernyataan, Yang membuat pernyataan,

( Abdulah Alwasili ) (Suryadi Suhendar Sidik)


NIM. 211610001 NIM.211610036

Makalah Sumber Hukum Perdata_ii


ABSTRAK
Istilah Hukum Perdata pertama kali diperkenalkan oleh Profesor
Djoyodiguno sebagai terjemahan dari burgerlijkrecht. Di samping istilah itu,
sinonim Hukum Perdata adalah civielrecht dan privatrecht. Di lihat dari ruang
lingkupnya, istilah Hukum Perdata dalam arti luas, meliputi Hukum Privat
Materiil, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan
perseorangan. Ada juga yang memakai istilah Hukum Sipil untuk Hukum
Privat Materiil, tetapi karena istilah sipil juga lazim dipakai sebagai lawan
dari militer. Maka dapat didefinisikan bahwa hukum perdata adalah hukum
yang mengatur hubungan hukum antara orang atau badan hukum yang satu
dengan orang atau badan hukum yang lain di masyarakat dengan
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan (pribadi atau badan
hukum).

Sumber hukum adalah asal mula Hukum Perdata, atau tempat di mana Hukum
Perdata ditemukan. Asal mula menunjuk kepada sejarah asal dan
pembentuknya, sedangkan “tempat” menunjukkan kepada rumusan-rumusan
tersebut dimuat, ditemukan dan dapat dibaca. Pada dasarnya sumber hukum
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materi hukum itu diambil.
Sumber dalam arti materiil adalah sumber dalam arti “tempat“ adalah
Staatsblad (Stbl) atau Lembaran Negara di mana dirumusan ketentuan
undangundang Hukum Perdata dapat dibaca oleh umum.

2. Sumber Hukum Formil

Sumber Hukum Formil merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum. Ini


berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum
formal itu berlaku serta dapat dipertahankan.

Sedangkan Vollmar membagi sumber Hukum Perdata menjadi 4 (empat)


macam, yaitu: Undang-Undang (KUHPerdata), Traktat, Yurisprudensi dan
Kebiasaan. Traktat adalah suatu perjanjian yang dibuat antara dua Negara
atau lebih dalam bidang keperdataan. Terutama erat kaitannya dengan
perjanjian internasional.

Makalah Sumber Hukum Perdata_iii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………….……..…………………….. i

LEMBAR ORIGINALITAS KARYA ……...…………...……………… ii

ABSTRAK ………………………………………………..………...……. iii

DAFTAR ISI ...……...……………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN ………………………..…………………….…. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………...….… 1


1.2 Rumusan Masalah …….…………………………………………....….. 2
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………....…. 2
1.4 Metode Penyusunan Makalah ………………………………………..... 3
1.5 Manfaat ………………………………………………………………... 3

BAB II ISI ……………………………………………………….…….…. 4


2.1 Pengertian Hukum Perdata …………………………………….…..….. 4
2.2 Sumber-Sumber Hukum Perdata ……………………………….…....... 6
2.3 Penjelasan tentang Sumber Hukum Perdata …….……………….….… 7

BAB III TEORI DAN ANALISIS KELOMPOK ……………….......… 12


3.1 Pengertian Hukum Perdata ………………………………………...…. 12

3.2 Pengertian Sumber Hukum …………...………………………………. 12

3.3 Daftar Tabel …………………………………………………………... 12

BAB IV PENUTUP ………………………………………………….…... 14


4.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 14
4.2 Saran ………………………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA ……………………..…………………………….. 15

Makalah Sumber Hukum Perdata_iv


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan antar orang-perorangan didasarkan pada
adanya suatu ‘hubungan’ baik hubungan atas suatu kebendaan atau
hubungan yang lain. ada kalanya hubungan antar perorangan atau badan
hukum itu tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, sehingga
seringkali menimbulkan permasalahan hukum.1
Dalam tatanan hukum negara kita, permasalahan hukum disebut
dengan hukum perdata yang mana merupakan hukum yang sangat
berkaitan dengan hubungan antara orang-perorangan, seperti misalnya
hukum perkawinan yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
perkawinan (yang didalamnya berupa perkawinan yang sah dan tidak sah,
hubungan hukum antara suami dan istri, hubungan hukum antara wali dan
anak, harta benda dalam perkawinan) perceraian, serta akibat akibat
hukumnya; hukum kewarisan. hukum perdata juga mengatur masalah
kebendaan dan hak-hak atas benda, aturan mengenai jual beli, sewa
menyewa, pinjam meminjam, persyarikatan (kerjasama bagi hasil),
pengalihan hak, dan segala yang berkaitan dengan transaksi.
Oleh karena itu, masalah hukum perdata menjadi masalah yang sangat
penting bagi kita untuk dipelajari karena bisa dibilang kita sudah biasa
melihat masalah-masalah perdata dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
Sedangkan jika meninjau hukum perdata di Indonesia, sebenarnya hal
ini merupakan peninggalan produk hukum yang berasal dari sistem Eropa
kontinental (eropa continental system). ciri-ciri hukum yang menganut
sistem Eropa continental, yaitu hukumnya terbentuk melalui kodifikasi.
kodifikasi adalah pembentukan hukum dalam kitab hukum yang tersusun
secara sistematis dan lengkap. bentuk kodifikasi dari hukum perdata
adalah Burgelike Wet Boek yang diterjemahkan menjadi kitab undang-
undang hukum perdata.2
Istilah hukum perdata merupakan terjemahan dari bugerlijkerecht yaitu
hukum yang mengatur hubungan antara warga sipil hukum perdata disebut
juga civilrecht.

1
Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S., Pengantar Hukum Perdata, Setara Press, Malang, 2017, h.9
2
Bambang Daru Nugroho, Hukum Perdata Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2017, h.21

Makalah Sumber Hukum Perdata_1


Hukum perdata merupakan bagian dari hukum privat (privatrecht)
yang pengaturannya terdapat didalam Burgerlijke Wetboek disingkat
(BW) atau Kitab UndangUndang Hukum Perdata.Hukum Perdata terdiri
dari Hukum Perdata Materiil dan Hukum perdata Formil. Hukum Perdata
Materiil adalah materi hukum perdata yang sebagian besar terdapat
didalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijke Wetboek).
Hukum Perdata tertulis dalam arti luas meliputi Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, Undang-Undang Perkawinan, Undang-Undang Pokok
Agraria, UndangUndang tentang Hak Tanggungan, dan Undang-Undang
tentang Fidusia. Hukum Perdata Formil adalah Hukum Perdata yang
mengatur tentang tata cara penyelesaian perkara perdata atau disebut
dengan istilah Hukum Acara Perdata.3
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terdiri dari empat buku yaitu:
1. Buku I tentang Orang (Van Personen)
2. Buku II tentang Benda (Van Zaken)
3. Buku III tentang Perikatan (Van Verbintenissen)
4. Buku IV tentang Bukti dan Daluarsa (Van Bewijs en Verjaring).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian Latar Belakang Masalah diatas, maka makalah ini
akan difokuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut.
- Apa yang dimaksud dengan Hukum Perdata?
- Apa saja yang menjadi sumber dari Hukum Perdata?
- Bagaimana penjelasan yang terkandung di dalam sumber Hukum
Perdata tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di uraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan dalam
penulisan Makalah ini adalah untuk memahami dan memaparkan tentang apa
yang menjadi Sumber Hukum Perdata, khususnya yang berlaku di Inodnesia.
Serta menjawab apa yang terdapat pada Rumusan Masalah.

3
Ibid, h.22

Makalah Sumber Hukum Perdata_2


1.4 Metode Penyusunan Makalah
- Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam pembuatan Makalah ini yaitu
melalui pendalaman materi yang diakses melalui Buku Pengantar
Hukum Perdata, buku elektronik (e-book) serta media elektronik
lainnya (seperti jurnal dan website),
- Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan
makalah ini adalah dengan metode teoritis dan secara Deskriptif,
maksudnya bahwa penulis mengumpulkan semua data yang diperoleh
dari berbagai sumber dan referensi yang kemudian dibentuk menjadi
suatu Makalah. Dengan metode tersebut akhirnya penulis dapat
menyusun dan menyelaraskan isi dari makalah ini, dengan beberapa
pendapat yang disampaikan maupun referensi yang diperoleh
terutama yang berkaitan dengan Pengertian Hukum Perdata, sumer
Hukum Perdata serta penjelasan yang terkandung didalamnya.
- Teknik Analisis Data
Cara penulis dalam menganalisis data yang diperoleh yaitu dengan
memastikan bahwa semua data dan materi yang diperoleh sesuai
dengan landasan ilmiah berdasarkan rumpun kebahasaan, serta
dengan rujukan pustaka yang sesuai dan tidak menyalahi aturan
penulisan ilmiah.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
- Manfaat Teoritis
Makalah ini bermanfaat sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa
untuk mengetahui tentang apa yang menjadi sumber Hukum Perdata
serta bagaiman penjelasan yang ada di dalamnya,
- Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, khazanah,
wawasan dan keilmuwan bagi penulis maupun bagi pembaca terkait
kajian yang berkenaan dengan pengertian dan sumber dari Hukum
Perdata

Makalah Sumber Hukum Perdata_3


BAB II
ISI
2.1 Pengertian Hukum Perdata
Menurut Subekti, hukum perdata dalam arti luas meliputi semua
hukum privat materiil yaitu segala hukum pokok yang mengatur
kepentingan-kepentingan perseorangan.1
Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum perdata adalah hukum antar
perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu
terhadap yang lain di dalam hubungan keluarga dan dalam pergaulan
masyarakat. pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pihak.2
Sedangka, menurut Vollmar, hukum perdata ialah aturan-aturan atau
norma-norma yang memberikan pembatasan dan oleh karenanya
memberikan perlindungan pada kepentingan kepentingan perseorangan
dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan yang
lain dari orang-orang didalam suatu masyarakat tertentu terutama yang
mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas.3
Dari tiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum perdata
adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang atau badan
hukum yang satu dengan orang atau badan hukum yang lain di masyarakat
dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan (pribadi atau
badan hukum).
Menurut Salim HS, kaidah hukum perdata dibedakan menjadi dua
macam yaitu tertulis dan tidak tertulis. kaidah hukum perdata yang tertulis
adalah kaidah-kaidah hukum perdata yang terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi. kaidah hukum perdata
tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum perdata yang sudah lama
tumbuh dan berkembang dalam praktek kehidupan masyarakat
(kebiasaan).4

1
Subekti, Pokok Pokok Hukum Perdata, PT. Intramasa, Jakarta, 2001, h.9 (dan Melalui buku Pengantar Hukum
Perdata oleh Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S, hal.1)
2
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (suatu pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1986, h.108 (dan Melalui
buku Pengantar Hukum Perdata oleh Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S, hal.1)
3
Vollmar, H.F.A, Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid II (dan Melalui buku Pengantar Hukum Perdata oleh
Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S, hal.1)
4
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h.6 (dan Melalui buku
Pengantar Hukum Perdata oleh Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S, hal.2)

Makalah Sumber Hukum Perdata_4


Dari rumusan tersebut diatas dapat dikemukakan unsur-unsur yang
tercantum dalam definisi hukum perdata, yaitu.5
1. Adanya kaidah hukum;
2. Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum satu dengan
subjek hukum yang lain;
3. Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata meliputi hukum
orang hukum keluarga hukum benda hukum waris hukum
perikatan serta hukum pembuktian dari pembuktian dan daluwarsa.
Sudikno Mertokusumo menyebutkan empat tolak ukur dari hukum
perdata terutama dalam hal untuk membedakannya dengan hukum publik.
berikut adalah empat tolak ukur tersebut.6
1. dalam hukum publik salah satu pihak adalah penguasa. sedangkan
dalam hukum perdata kedua belah pihak adalah perorangan tanpa
menutup kemungkinan bahwa penguasa pun dapat menjadi salah
satu dari dua pihak tersebut.
2. peraturan hukum publik sifatnya memaksa, sedangkan peraturan
hukum perdata pada umumnya bersifat melengkapi meskipun ada
juga yang bersifat memaksa.
3. tujuan hukum publik ialah melindungi kepentingan umum,
sedangkan hukum perdata bertujuan melindungi kepentingan
individu atau perorangan. kriteria ini ternyata mengalami
perkembangan, baik hukum publik maupun hukum perdata
bertujuan memberi perlindungan pada kepentingan umum.
4. hukum publik mengatur hubungan hukum antara negara dengan
individu, sedangkan hukum perdata mengatur hubungan hukum
antara individu.
Sedangkan hukum perdata di Indonesia hingga saat ini beraneka ragam
(pluralistis), masing-masing golongan penduduk mempunyai hukum
perdata sendiri-sendiri kecuali bidang-bidang tertentu yang sudah ada
unifikasi, misalnya hukum perkawinan, hukum agrarian. perkataan hukum
perdata dari arti yang lebih luas meliputi semua hukum privat materiil dan
juga dapat dikatakan sebagai lawan dari hukum pidana. khusus untuk
hukum privat material ini ada juga yang menggunakan istilah hukum sipil
tapi oleh karena istilah sipil juga digunakan sebagai lawan dari militer
maka yang lebih umum digunakan adalah nama hukum perdata saja, untuk
segenap peraturan hukum materiil (hukum perdata materiil).

5
Ibid h.7 (dan Melalui buku Pengantar Hukum Perdata oleh Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S, hal.2)
6
Sudikno Mertokusumo, Op Cil, h.8 6 (dan Melalui buku Pengantar Hukum Perdata oleh Prof. Dr. H. Moch.
Isnaeni, S.H., M.S, hal.2)

Makalah Sumber Hukum Perdata_5


2.2 Sumber-Sumber Hukum Perdata
A. Hukum Perdata Di Indonesia
Pengertian hukum perdata yang dipaparkan para ahli di atas,
sebenarnya kajian utamnya terletak pada pengaturan tentang perlindungan
antara orang yang satu degan orang lain, akan tetapi di dalam ilmu hukum
subyek hukum bukan hanya orang tetapi badan hukum juga termasuk
subyek hukumnya, jadi untuk pengertian yang lebih sempurna yaitu
keseluruhan kaidah-kaidah hukum (baik tertulis maupun tidak tertulis)
yang mengatur hubungan antara subjek hukum satu dengan yang lain
dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam pergaulan kemasyarakatan.
Hukum perdata yang berlaku di Indonesia beranekaragam, artinya
bahwa hukum perdata yang berlaku itu terdiri dari berbagai macam
ketentuan hukum, di mana setiap penduduk itu tunduk pada hukumya
sendiri, ada yang tunduk dengan hukum adat, hukum islam, dan hukum
perdata barat. Adapun penyebab adanya pluralism hukum di Indonesia ini
adalah :
1. Politik Hindia Belanda
Pada pemerintahan Hindia Belanda penduduknya di bagi menjadi 3
golongan:
- Golongan Eropa dengan hukum perdata yang dibawanya.
- Golongan timur asing. Timur asing dibagi menjadi Timur Asing
Tionghoa dan bukan Tionghoa, Seperti Arab, Pakistan. di
berlakukan hukum perdata Eropa, sedangkan yang bukan
Tionghoa di berlakukan hukum adat.
- Bumiputra, yaitu orang Indonesia asli. Diberlakukan hukum adat.
Konsekuensi logis dari pembagian golongan di atas ialah timbulnya
perbedaan system hukum yang diberlakukan kepada mereka.7
2. belum adanya ketentuan hukum perdata yang berlaku secara
nasional.
B. Sumber Hukum Perdata
Jika meninjau terhadap sejarah perkembangan dari Hukum Perdata itu
sendiri, khususnya yang berlaku di Indonesia, maka sumber Hukum
perdata sesuai dengan keberadaanya terbagi menjadi dua, yaitu.

7
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), h.7

Makalah Sumber Hukum Perdata_6


1. Sumber hukum materiil
Sumber hukum materiil adalah suatu kumpulan peraturan
perundang-undangan yang mengatur hubungan hukum tentang hak
dan kewajiban keperdataan antara satu pihak dengan pihak yang
lainnya, atau bisa disebut juga sebagai tempat dari mana materi
hukum itu diambil.
2. Sumber hukum formil
Sumber hukum formil adalah hukum yang mengatur bagaimana
cara mempertahankan berlakunya hukum perdata materiil. Atau
merupakan bagaimana cara seseorang dalam mempertahankan
haknya apabila dilanggar oleh orang lain. Hukum perdata formil
berfungsi sebagai penerapan tata cara perlindungan hak yang
diatur hukum perdata materiil. Dalam hukum perdata, hukum
formil tertuang pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Perdata.8

2.3 Penjelasan tentang Sumber Hukum Perdata


Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan
aturan-aturan yang bersifat mengikat dan memaksa, sehingga apabila
aturan itu dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi
pelanggarnya. Berdasarkan apa yang dijelaskan diatas, sumber hukum
terbagi menjadi dua yaitu Materil dan Formil, lantas apa yang ada didalam
kedua sumber hukum tersebut? Mari kita pahami Bersama-sama termasuk
dengan suatu konsep tentang sumber hukum dari seorang pakar.
A. Sumber Hukum Materiil
Sudah dijelaskan di atas bahwa Sumber hukum perdata materil
merupakan aturan-aturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban pada hukum perdata. Hukum perdata materiil juga
mengatur kepentingan-kepentingan perdata subjek hukum. Dalam
pelaksanaannya, hukum perdata materiil menggunakan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) sebagai
pedomannya. Beberapa contoh kasus yang tergolong dalam hukum
perdata adalah pencemaran nama baik, masalah hak waris,
perceraian, dan perebutan hak asuh.
Sama halnya dengan hukum lain, hukum perdata materiil juga
memiliki sumber. Sumber hukum perdata materiil terbagi menjadi
dua, yakni tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum perdata

8
Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi Yuridis, Jakarta, 2022, h.5

Makalah Sumber Hukum Perdata_7


tertulis terkandung dalam :
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW)
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
4. UU No 1 Tahun 1974 (Tentang Perkawinan)
5. UU No 5 Tahun 1960 (Tentang Agraria)
6. UU Nomor 4 Tahun 1996 (Tentang hak tanggungan terhadap
tanah dan benda berhubungan dengan tanah)
7. UU Nomor 42 Tahun 1999 (Tentang Jaminan Fidusia)
8. UU Nomor 24 Tahun 2004 (Tentang Lembaga Jaminan
Simpanan)
9. Inpres Nomor 1 Tahun 1991 (Tentang Kompilasi Hukum
Islam).9
Sedangkan untuk sumber hukum tidak tertulis, dapat dijumpai
dalam hukum kebiasaan atau hukum adat. Hukum kebiasaan atau
hukum adat merupakan hukum yang didasarkan pada kebiasaan
yang telah diterapkan sejak zaman nenek moyang. Di Indonesia
sendiri, hukum adat merupakan hukum yang masih digunakan
namun dalam lingkup yang terbatas berdasarkan daerahnya.
Dilihat dari berbagai sumbernya, dapat disimpulkan bahwa hukum
perdata memang mengatur hak perorangan sebagai warga negara.
Berbeda dengan hukum lainnya, hukum perdata digolongkan
sebagai hukum privat dan bersifat melindungi setiap orang.
Sebagai pedoman hukum perdata, Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) terbagi menjadi empat bagian,
yakni:
1. Buku I Buku I KUHPerdata membahas tentang hukum perdata
yang mengatur hak perseorangan dan menjadikan orang sebagai
subyek hukumnya. Dalam buku ini juga tercantum tentang hukum
keluarga dan hukum perkawinan.
2. Buku II Buku II KUHPerdata membahas tentang hukum perdata
yang mengatur tentang benda. Benda yang dimaksud adalah
barang atau hak yang dimiliki oleh seseorang. Bidang hukum
perdata yang terdapat pada buku kedua ini, salah satunya adalah
hukum waris.
3. Buku III Buku III KUHPerdata membahas tentang hukum
perdata yang mengatur tentang perikatan atau perjanjian.

9
Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi Yuridis, Jakarta, 2022, h.8

Makalah Sumber Hukum Perdata_8


4. Buku IV Buku IV KUHPerdata membahas tentang hukum
perdata yang mengatur tentang pembuktian.10

B. Sumber Hukum Formil


Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa Hukum Perdata Formil
mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila
dilanggar oleh orang lain. Hukum perdata formil berfungsi sebagai
penerapan tata cara perlindungan hak yang diatur hukum perdata
materiil. Dalam hukum perdata, hukum formil tertuang pada Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Perdata.
Hukum Acara Perdata merupakan aturan hukum yang mengatur
tata cara menjamin ditaatinya hukum perdata materil dengan
perantara hakim. Hukum acara perdata berisi aturan untuk
mengajukan Hak, memeriksa serta memutuskannya pelaksanaan dari
pada putusan dengan perantara hakim. Masyarakat dapat menuntut
untuk menjamin perlindungan hukum dari pengadilan. Hal ini
bertujuan supaya tidak terjadi Eigenrichting. Eigenrichting
merupakan Tindakan sewenang-wenang tanpa adanya kehendak dari
pihak-pihak berkepentingan sehingga menimbulkan kerugian bagi
salah satu pihak maupun kedua belah pihak. Proses penyelesaian
permasalahan perdata dilakukan oleh hakim, sebagaimana makna
“acara” pada kitab hukum acara perdata.
Secara garis besar, Peraturan Hukum Acara Perdata atau hukum
formil perdata ini mengatur tentang:
1. Bagaimana cara seseorang mengajukan perkara kepada hakim di
pengadilan.
2. Bagaimana cara pihak yang tertuduh mempertahankan diri.
3. Bagaimana hakim bertindak terhadap pihak-pihak yang berperkara
sehingga dapat diselesaikan dengan adil.
4. Bagaimana cara melaksanakan putusan hakim sesuai dengan hak
dan kewajiban seseorang yang telah diatur dalam hukum perdata
sehingga hukum dapat ditegakkan.11
Lalu tentang hukum acara perdata, dalam penggunaannya, hukum
acara perdata memiliki asas-asas yang perlu diperhatikan. Asas-asas
hukum acara perdata adalah.
1. Hakim Bersifat Menunggu. Artinya adalah hakim tidak boleh
mencari perkara atau kasus di masyarakat. Hakim harus menunggu

10
Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi Yuridis, Jakarta, 2022, h.9
11
Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi Yuridis, Jakarta, 2022, h.6

Makalah Sumber Hukum Perdata_9


sampai ada yang mengajukan gugatan. Namun, apabila ada sebuah
perkara yang datang, hakim tidak boleh menolaknya dalam alasan
apapun.
2. Hakim Pasif. Ruang lingkup permasalahan yang dikaji oleh hakim
hanya sebatas gugatan yang diberikan orang yang berperkara. tugas
hakim adalah mengkaji masalah itu dan memberi keputusan.
3. Sidang Perkara Terbuka Untuk Umum. Maksudnya adalah setiap
orang berhak untuk menghadiri dan mendengarkan pemeriksaan
perkara persidangan, tetapi ada beberapa persidangan yang bersifat
tertutup. Contohnya, persidangan kasus perkara asusila, hal ini
bertujuan untuk menjaga nama baik para korbannya.
4. Mendengarkan Kedua Belah Pihak. Hal ini bertujuan supaya hakim
dapat bersikap netral dengan berlaku adil terhadap pihak terlapor
maupun yang dilaporkan. Dengan demikian, hakim wajib
mendengarkan permasalahan dari dua sisi.
5. Putusan Harus disertai Alasan-Alasan. Hakim memiliki tanggung
jawaban pada setiap putusannya. Oleh karena itu, hakim diharuskan
memiliki pendasaran kuat ketika ingin memutuskan suatu perkara.
6. Beracara dikenakan Biaya. Beracara memiliki biaya berupa biaya
kepaniteraan, materai dan lainnya
7. Tidak Ada Keharusan Mewakilkan. Artinya baik tergugat maupun
penggugat dapat diperiksa secara langsung di pengadilan.
8. Kekuasaan Kehakiman. Hakim memiliki kuasa penuh dalam
memutuskan perkara. Orang-orang yang terlibat wajib tunduk pada
putusan hakim.

Kemudian, Adanya fungsi hukum formil perdata, melahirkan


tujuan sebagai jawaban alasan kitab hukum acara perdata ditegakkan.
Berikut tujuan adanya hukum formil perdata:
1. Mengetahui tata cara yang harus dilakukan seseorang atau lembaga
supaya perkara yang dihadapinya dapat diperiksa oleh pengadilan.
2. Mengetahui tahapan pemeriksaan suatu perkara dilakukan
3. Mengetahui bagaimana cara pengadilan menjatuhkan putusan atas
perkara yang sedang diperiksa.
4. Mengetahui bagaimana cara supaya putusan pengadilan itu dapat
dijalankan sehingga alasan tujuan dari orang atau lembaga yang
mengajukan perkaranya kepengadilan dapat tercapai.12

Di Negara Indonesia, hukum materiil memiliki sumber hukumnya.


Begitu pula dengan hukum formil perdata Indonesia, berikut sumber

12
Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi Yuridis, Jakarta, 2022, h.6

Makalah Sumber Hukum Perdata_10


hukum acara perdata:
1. Burgerlijke Wetbook (BW).
2. Rechtsreglement Voor de Buitengewesten (RGB).
3. Reglement of de Burgerlijke Rechtsvordering (RV).
4. Undang-Undang No 4 Tahun 2004 (Tentang Kekuasaan
Kehakiman).
5. Undang-Undang No 8b Tahun 1989 (Tentang Kepailitan).
6. Undang-Undang No 1 Tahun 1974 (Tentang Perkawinan).
7. Undang-Undang No 14 Tahun 1985 (Tentang Mahkamah Agung).
8. Undang-Undang No 20 Tahun 1947 (Tentang Peradilan Ulang).
9. Yurisprudensi (Keputusan Hakim Terdahulu).
10. Doktrin (Keputusan para ahli Hukum).
11. Adat/Kebiasaan.
12. Instruksi dan Surat Edaran Mahkamah Agung.13

C. Sumber Hukum Perdata Menurut Vollmar


Vollmar, seorang ahli hukum berpendapat bahwa hukum perdata
adalah aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan
pembatasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada
kepentingan-kepentingan perseorangan dalam perbandingna yang
tepat antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain dari
orang-orang dalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai
hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas. Vollmar juga membagi
sumber Hukum Perdata menjadi 4 (empat) macam, yaitu diantaranya :
1. Undang-Undang,
2. Kebiasaan, yaitu sesuatu yang didasarkan pada pekerjaan yang
biasa dikerjakan dan sebagainya, serta bersifat turun temurun.
3. Traktat, adalah suatu perjanjian yang dibuat antara dua Negara
atau lebih dalam bidang keperdataan, atau merupakan perjanjian
formal yang mengikat, kontrak, atau instrumen tertulis lainnya
yang menetapkan kewajiban antara dua atau lebih subyek hukum
internasional (terutama negara dan organisasi internasional).
4. Yurisprudensi, adalah keputusan-keputusan dari hakim terdahulu
untuk menghaadapi suatu perkara yang tidak diatur di dalam UU
dan dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk
menyelesaian suatu perkara yang sama.
5. Ilmu.14

13
Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi Yuridis, Jakarta, 2022, h.6&7
14
Dari spada.unprimdn.ac.id, Hukum Perdata, Fakultas Hukum, 2019, pada 07.33 wib

Makalah Sumber Hukum Perdata_11


BAB III
TEORI DAN ANALISIS KELOMPOK

3.1 Pengertian Hukum Perdata


1. Hukum perdata adalah bagian dari tatanan hukum di Indonesia
yang erat kaitannya dengan hukum adat dan hukum islam ataupun
hukum-hukum lainnya yang bersumber dari suatu kebiasaan.
Hukum perdata tampil menjadi suatu kumpulan tentang
perundang-undangan dan kebijakan yang fokus pelaksanaanya
berpatok untuk senantiasa mengatur hubungan hukun antara
perseorangan dengan orang lainnya (Abdulah Alwasili, Sukabumi,
2022).
2. Hukum Perdata adalah Hukum yang bersifat pribadi, yang
mengatur hak dan kewajiban seorang warga masyarakat dengan
warga masyarakat lain, yang berfokus pada kepentingan-
kepentingan yang bersifat pribadi (Suryadi Suhendar Sidik,
Sukabumi, 2022).

3.2 Pengertian Sumber Hukum


1. Sumber hukum adalah landasan hukum, tempat dimana suatu
hukum berasal dan lahir. Sumber hukum mengatur tentang apa
dan bagaimana yang menjadi peraturan perundang-undangan serta
bagaimana tata cara pelaksanaan dan mempertahankannya
(Abdulah Alwasili, Sukabumi, 2022).
2. Sumber hukum perdata, sumber dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) yaitu tempat keluar/ tempat asal, jika di
gabungkan dengan hukum perdata, sumber hukum perdata yaitu
tempat berasalnya hukum perdata tersebut (Suryadi Suhendar
Sidik, Sukabumi, 2022).

3.3 Daftar Tabel


1. Tabel Perbedaan Pengertian Sumber Hukum

NO PENGERTIAN MATERIIL PENGERTIAN FORMIL

Sumber hukum materiil adalah Sumber hukum formil adalah


suatu kumpulan peraturan hukum yang mengatur bagaimana
perundang-undangan yang cara mempertahankan berlakunya
mengatur hubungan hukum hukum perdata materiil. Atau
tentang hak dan kewajiban merupakan bagaimana cara
1
keperdataan antara satu pihak seseorang dalam mempertahankan

Makalah Sumber Hukum Perdata_12


dengan pihak yang lainnya, haknya apabila dilanggar oleh
atau bisa disebut juga sebagai orang lain.
tempat dari mana materi
hukum itu diambil.

2. Tabel Pedoman Sumber Hukum

NO Hukum Materiil Hukum Formil


Berpedoman Pada Berpedoman Pada
1 Algemene Bepalingen van Burgerlijke Wetbook (BW).
Wetgeving (AB)
2 Kitab Undang-Undang Hukum Rechtsreglement Voor de
Perdata (BW) Buitengewesten (RGB).
3 Kitab Undang-Undang Hukum Reglement of de Burgerlijke
Dagang Rechtsvordering (RV).
4 UU No 1 Tahun 1974 (Tentang Undang-Undang No 4 Tahun 2004
Perkawinan) (Tentang Kekuasaan Kehakiman).
5 UU No 5 Tahun 1960 (Tentang Undang-Undang No 8b Tahun 1989
Agraria) (Tentang Kepailitan).
6 UU Nomor 4 Tahun 1996 Undang-Undang No 1 Tahun 1974
(Tentang hak tanggungan terhadap (Tentang Perkawinan).
tanah dan benda berhubungan
dengan tanah)
7 U Nomor 42 Tahun 1999 (Tentang
Undang-Undang No 14 Tahun 1985
Jaminan Fidusia) (Tentang Mahkamah Agung). 8.
Undang-Undang No 20 Tahun 1947
(Tentang Peradilan Ulang).
8 UU Nomor 24 Tahun 2004 Yurisprudensi (Keputusan Hakim
(Tentang Lembaga Jaminan Terdahulu).
Simpanan)
9 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Doktrin (Keputusan para ahli
(Tentang Kompilasi Hukum Hukum).
Islam).
10 Adat/Kebiasaan.
11 Instruksi dan Surat Edaran
Mahkamah Agung.

Makalah Sumber Hukum Perdata_13


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hukum Perdata adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan


kewajiban seseorang dalam masyarakat. Hukum merupakan alat atau
seperangkat kaidah, Perdata merupakan pengaturan hak, harta benda dan
sesuatu yang berkaitan antara individu dengan badan hukum.

Sumber hukum adalah asal mula Hukum Perdata, atau tempat di mana
Hukum Perdata ditemukan. Asal mula menunjuk kepada sejarah asal dan
pembentuknya, sedangkan “tempat” menunjukkan kepada rumusan-rumusan
tersebut dimuat, ditemukan dan dapat dibaca. Pada dasarnya sumber hukum
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materi hukum itu
diambil. Sumber dalam arti materiil adalah sumber dalam arti “tempat“
adalah Staatsblad (Stbl) atau Lembaran Negara di mana dirumusan ketentuan
undangundang Hukum Perdata dapat dibaca oleh umum.

2. Sumber Hukum Formil

Sumber Hukum Formil merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum.


Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum
formal itu berlaku serta dapat dipertahankan.

4.2 Saran

Sumber Hukum Perdata merupakan suatu pedoman umum yang


digunakan sebagi acuan dalam rangka lahirnya suatu peraturan perundang-
udangan yang mengatur tentang pelaksanaan dan tata cara pelaksanaan
hukum tersebut, serta keberadaan hukum ini tidak lepas daripada masyarakat
dan badan hukum sebagai subjek utama pelaksanaan hukum perdata dalam
suatu negara.

Sebagai acuan terhadap pembaca, maka penulis menyarakan agar pembaca


tidak hanya mempelajari apa yang hanya dijelaskan dalam Makalah ini saja,
melainkan juga harus mempelajarinya dari berbagai aspek keilmuan, literatur
hukum, buku hukum, jurnal hukum, maupun dengan metode memperbanyak

Makalah Sumber Hukum Perdata_14


ruang diskusi baik dengan sesama mahasiswa ataupun dengan dosen
pengampu mata kuliah.

Semoga apa yang dituliskan dalam makalah ini, dapat menjadi salah satu
acuan keilmuan dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan
khususnya terhadap Pendidikan di Indonesia.

Makalah Sumber Hukum Perdata_15


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Osgar S. Matompo, S.H., M.H. dan Moh. Nafri Harun, S.H., M.H.,
dengan Pengantarnya Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S., Dalam Buku
Pengantar Hukum Perdata, Setara Press, Malang, 2017.

Prof. Dr. H. Moch. Isnaeni, S.H., M.S., Pengantar Hukum Perdata, Setara
Press, Malang, 2017.

Bambang Daru Nugroho, Hukum Perdata Indonesia, PT. Refika Aditama,


Bandung, 2017.

Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW).


Jurnal Hukum UPN Veteran Jakarta, Sumber Hukum Perdata dalam Segi
Yuridis, Jakarta, 2022.
Dari spada.unprimdn.ac.id, Hukum Perdata, Fakultas Hukum, 2019, pada
07.33 wib.
Semua istilah dan pengertian keilmuan yang secara teoritis, diambil dalam
Website : www.wikipedia.org dan https://kbbi.kemdikbud.co.id, pada 6-8
oktober 2022.

Makalah Sumber Hukum Perdata_16

Anda mungkin juga menyukai