Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI, BATASAN, DAN ISTILAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Hukum Internasional
Dosen Pengampu : Cholida Hanum, M.H.

Disusun oleh :

1. Muslichin ( 33030170084)
2. Lulu Laelul Farida ( 33030170089 )
3. Selly Kristina Damayanti ( 33030170100 )

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kami Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga,sahabat, dan
pengikut yang setia mendampingi beliau.
Terimakasih kepada teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
yang dengan doa dan bimbingan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
makalah ini, kami menguraikan tentang “Definisi, Batasan, dan Istilah Hukum
Internasional“ yang kami ambil dari berbagai sumber. Makalah ini diharapkan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kami cari dan kami berharap
makalah ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Demikian pula makalah ini dibuat oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. PENGERTIAN DAN BATASAN HUKUM INTERNASIONAL.............................2-5
B. ISTILAH-ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL....................................................5-7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
A. KESIMPULAN............................................................................................................8-9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada umumnya seseorang mempelajari dan memahami suatu bidang ilmu


pengetahuan tertentu, yang pertama hendaklah mengetahui dan memahami batasan,
pengertian umum, serta istilah-istilah mengenai bidang ilmu pengetahuan tersebut.
Namun tidak berarti bahwa, setelah mengetahui batasan, pengertian umum, serta
istilah-istilah dengan bidang ilmu yang bersangkutan, kita akan mengetahui
keseluruhan isinya secara mendalam. Melainkan masih banyak aspek-aspek lain yang
perlu diketahui dan dipahami.
Tetapi setidaknya, dengan mengetahui batasan, pengertian umum, serta istilah-
istilah atas bidang ilmu pengetahuan tersebut, kita dapat memperoleh gambaran
umum tentang isi atau materi yang terdapat dalam bidang ilmu tersebut. Dengan
begitu kita dapat mengetahui isi luar (ekstern) serta dapat membedakan bidang ilmu
pengetahuan tersebut dengan bidang ilmu pengetahuan yang lain.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai pengertian, istilah, dan batasan
Hukum Internasional. Yang dimana merupakan pembahasan dasar dalam mata kuliah
Hukum Internasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan batasan Hukum Internasional ?


2. Bagaimana istilah-istilah mengenai Hukum Internasional ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN BATASAN HUKUM INTERNASIONAL

Hukum internasioal dapat diartikan sebagai kumpulan ketentuan hukum yang


berlakunya dipertahankan oleh masyarakat internasional. Hukum internasional
merupakan salah satu bagian dari hukum, dimana didalamnya memenuhi unsur-unsur
menetapkan pengertian hukum, yaitu kumpulan yang mengatur tingkah laku orang
dalam masyarakat yang berlakunya dipertahankan oleh “external power” masyarakat
yang bersangkutan.1
Terdapat beragam definisi Hukum Internasional yang dikemukakan oleh para
ahli. Salah satu yang cukup dapat diandalkan adalah pendapat dari Charles Cheny
Hyde mengenai definisi hukum internasional yang dikutip oleh J. G. Starke, yakni
sebagai berikut 2:
“ Hukum internasional merupakan sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri
atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan tingkah laku di mana negara-negara itu
sendiri merasa terikat dan menghormatinya, dan oleh karena itu, juga harus
menghormati dalam hubungan antara negara satu dengan negara lainnya, dan yang
mencakup :
a) peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga
atau organisasi internasional; hubungan antara organisasi internasional itu satu
dengan lainnya; hubungan antara organisasi internasional itu dengan negara
atau negara-negara; dan hubungan antara organisasi internasional dengan
individu atau individu-individu,
b) peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu
dan subyek-subyek hukum bukan negara (non state entities) sepanjang hak-
hak; kewajiban-kewajiban individu; beserta subyek-subyek hukum bukan
negara itu bersangkut-paut dengan masyarakat internasional.”
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, didalamnya terdapat unsur subyek atau
pelaku-pelaku yang berperan, hubungan-hubungan hukum antara subyek tersebut
serta kaidah-kaidah maupun prinsip-prinsip hukum yang lahir dari hubungan antar
subyek tersebut yang keseluruhannya itu merupakan ruang lingkup isi atau materinya
secara umum yang menjadi satu kesatuan yang saling terjalin. Kemudian selain itu isi
atau materi hukum internasional itu sendiri meliputi prinsip-prinsip dan peraturan-
peraturan hukum, sebagai berikut 3 :

1
Sugeng Istanto, Hukum Internasional, (Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma Jaya, 2010), hlm 4-5.
2
J. G. Starke, Introduction to Internastional Law, Edisi delapan, (London : Butterwords, 1977), hlm 1.
3
I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasiona, ( Bandung : CV Mandar Maju, 1990), hlm 5-6.

2
a. Berkaitan dengan negara atau negara-negara, seperti mengenai kualifikasi
suatu negara sebagai pribadi internasional, terbentuk atau terjadinya suatu

2
negara, lenyapnya atau musnahnya suatu negara, hak-hak dan kewajiban-
kewajiban negara dan lain sebagainya.
b. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan atau yang
mengatur permasalahan-permasalahan mengenai hubungan antara negara dan
negara, seperti tentang perjanjian garis batas wilayah antara dua negara atau
lebih, penyelenggaraan hubungan diplomatik, konsuler dan perekonomian
antara negara, dan sebagainya.
c. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkaitan dengan fungsi-
fungsi organisasi atau lembaga internasional yakni seperti mengenai piagam
(charter), kovenan (covenant), statuta (statute) suatu organisasi internasional,
atruran prosedur (rules of procedure) atau semacam dengan hukum acara yang
berlaku dalam suatu organisasi internasional.
d. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur permasalahan
mengenai hubungan antara organisasi internasional dengan organisasi
internasional, seperti perjanjian antara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
dengan ASEAN dalam bidang perdagangan dan lain-lain.
e. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur persoalan-
persoalan antara negara dan organisasi internasional, seperti perjanjian antara
Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Amerika Serikat tentang tempat
kedudukan kantor pusat PBB di New York, perjanjian antara ASEAN dengan
Indonesia mengenai tempat kedudukan Sekretariat Jendral ASEAN di Jakarta,
dan lain sebagainya.
f. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan
individu dan subjek-subjek hukum bukan negara, sepanjang hak-hak dan
kewajiban-kewajiban mereka itu menyangkut masalah masyarakat
internasional, seperti mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia yang
telah dituangkan salam berbagai konvensi dan deklarasi internasional, prinsip-
prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur status dan kedudukan
pengungsi internasional, peraturan hukum yang mengatur status dan
kedudukan wilayah perwalian (trusteeship territories), organisasi-organisasi
pembebasan, dan lain sebagainya.
g. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan
antara organisasi internasional dengan individu, antara organisasi internasional
dengan subyek hukum bukan negara, maupun antara subyek hukum bukan
negara satu dengan lainnya.
Dapat dipertegas kembali bahwa, individu ataupun subyek hukum bukan
negara baru dapat dikatakan berkedudukan sebagai subyek hukum internasional jika
memang hukum internasional secara langsung memberikan hak-hak dan membebani
kewajiban-kewajiban internasional.
F. Sugeng Istanto mengemukakan definisi hukum internasional dalam suatu
rumusan yang membedakannya dengan hukum perdata internasional sekaligus
menolak pandangan bahwa hukum internasional hanyalah merupakan moral
internasional saja.4 Berikut definisi tersebut dinyatakan “Hukum Internasional adalah
4
F. Sugeng Istanto, 2014, Hukum Internasional, Edisi Revisi, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta, hlm. 4-6.

3
kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat
internasional.”5
Jawahir Thontowi memberikan ulasan mengenai ruang lingkup Hukum
Internasional sebagai berikut. “Sebagai suatu peraturan hukum yang memiliki
cakupan yang cukup luas, hukum internasional terdiri dari prinsip-prinsip, peraturan-
peraturan, dan kebiasaan internasional tentang tingkah laku negara-negara dalam
hubungan internasional yang terikat untuk mematuhinya dan melaksanakannya.
Selain itu, hukum internasional mencakup peraturan-peraturan hukum tertentu terkait
antara individu-individu dengan subyek hukum non-negara (non-State entities) dan
aktor-aktor negara yang baru (new State actors).
Analisis terminologi Hukum Internasional dapat dilihat pada uraian berikut.
Hukum Internasional merupakan seperangkat aturan yang ditujukan dan dibuat oleh
negara-negara berdaulat secara eksklusif yang dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip
dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara (subjek hukum
internasional), dan hubungannya satu sama lain.6 Saat ini, Hukum Internasional telah
mengalami proses humanisasi dan internalisasi, yakni perkembangan makna dan
fungsi hukum internasional yang lebih mengedepankan perlindungan manusia, baik
secara individu maupun kolektif.7
Kemudian menurut Mochtar Kusumaatmadja mengenai definisi hukum
internasional, menyatakan sebagai berikut 8 :
“ Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata.”
Pada pernyataan yang disampaikan oleh Mochtar Kusumaatmadja menurut I
Wayan, batasan yang dikemukakan barulah menunjukkan batas-batas luar dari hukum
internasional. Kata-kata kalimat “melintasi batas-batas negara-negara” tampaknya
dimaksudkan untuk menunjukkan perbedaan antara hukum internasional dengan
hukum nasional. Hukum nasional merupakan sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-
asas hukum yang berlaku didalam batas-batas wilayah negara. Sedangkan dengan
adanya kata-kata “ yang bukan bersifat perdata” bermaksud untuk menunjukkan
perbedaan sifat antara hukum internasional yang mengatur persoalan-persoalan yang
bersifat publik dengan hukum perdata internasional. Hukum perdata internasional
adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang
melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara

5
Ibid, hlm 4.
6
Wagiman dan Anasthasya Saartje Mandagi, 2016, Terminologi Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm 171.
7
Ibid.
8
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung : Bina Cipta, 1976), hlm 1.

4
para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang
berlainan9
Dalam kesempatan lain Mochtar menegaskan bahwa hukum internasional
adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara, antara 10 :
a. Negara dengan negara.
b. Negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan
negara satu sama lain.
Dari penegasan di atas tampak dua hal yang ingin disampaikan oleh Mochtar.
Pertama, subyek-subyek hukum internasional dibedakan kedalam dua kelompok yaitu
negara dan subyek hukum bukan negara. Kedua, ruang lingkup atau subtansi dari
hukum internasional menurut Mochtar meliputi11 :
a. Hubungan atau persoalan hukum antara negara dan negara.
b. Hubungan atau persoalan hukum antara negara dan subyek hukum bukan
negara,
c. Hubungan atau persoalan hukum antara subyek hukum bukan negara dan
subyek hukum bukan negara satu dengan lainnya.
Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, dapat
kiranya diformulasikan dalam bahasa yang sedikit berbeda. Hukum Internasional
merupakan seperangkat prinsip dan norma hukum yang melandasi hubungan antara
subyek-subyek Hukum Internasional dan mengatur persoalan-persoalan hukum publik
yang bersifat lintas batas negara. Dengan demikian, terdapat 3 (tiga) unsur dari
batasan tersebut, yakni 12:
1. Terdapat prinsip (asas) hukum dan norma (kaidah) hukum;
2. Berfungsi untuk melandasi hubungan antara subyek-subyek Hukum
Internasional dan mengatur persoalan-persoalan hukum publik yang bersifat
lintas batas negara;
3. Bersifat publik.

B. ISTILAH-ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL


Terminologi Hukum Internasional yang digunakan di Indonesia merupakan padanan
dari istilah bahasa asing, di antaranya International Law (Inggris), Droit International
(Prancis), dan Internationaal Recht (Belanda). Selain itu, istilah lain yang juga sering
digunakan untuk hukum internasional adalah “hukum bangsa-bangsa” ( the law of nations ),
“hukum antar bangsa” (the law among nations), “hukum antar negara” (interstates law),
hukum dunia (world law), dan hukum transnasional (transnational law). Istilah Hukum
Internasional saat ini telah diterima secara umum untuk menggambarkan pranata hukum yang
berlaku dalam hubungan internasional.13

9
I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasiona, ( Bandung : CV Mandar Maju, 1990), hlm 7-8
10
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung : Bina Cipta, 1976), hlm 3.
11
I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasiona, ( Bandung : CV Mandar Maju, 1990), hlm 8.
12
Jordan Daci, Legal Principles, Legal Values and Legal Norms: are they the same or different?, Academicus -
International Scientific Journal.
13
I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasiona, ( Bandung : CV Mandar Maju, 1990), hlm 9.

5
Penggunaan istilah-istilah hukum internasional diatas terdapat masa berlakunya, sebab
semakin berkembangnya masyarakat berkembanglah juga pemikiran mereka. Misalnya,
istilah “hukum bangsa-bangsa” (law of nations), mulai dipergunakan pada saat negara-negara
kebangsaan, di mana negara dan bangsa dipandang identik dan dalam prakteknya digunakan
secara silih bergati. Jadi pada intinya, prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum yang timbul
dari hubungan hukum antar bangsa-bangsa atau negara-negara yang berasaskan kebangsaan
disebut dengan sebutan hukum bangsa-bangsa.14
Selain itu, Istilah law of nations juga sering dimaknai serupa dengan istilah law
among nations. Di masa menjelang berakirnya Perang Dunia II, seorang Hakim Mahkamah
Agung Amerika Serikat bernama Robert H. Jackson melakukan refleksi terhadap situasi
peperangan saat itu dengan mengemukakan pentingnya hukum antar bangsa. Ia
menyatakannya sebagai berikut, “Awareness of the effect of war on our fundamental law
should bring home to our people the imperative and practical nature of our striving for a
rule of law among the nations.” (kesadaran akan dampak perang terhadap hukum dasar kita
harus membawa pulang kepada orang-orang kitasifat penting dan praktis dari perjuangan kita
untuk sebuah peraturan hukum diantara bangsa-bangsa). Sejumlah pakar juga seakan masih
menegaskan bahwa law among nations merupakan esensi dari hukum internasional publik
yang dipahami saat ini.15
Istilah “hukum antarnegara” (interstates law) juga digunakan untuk merujuk hukum
yang mengatur hubungan antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam konteks Hukum
Internasional kontemporer, istilah ini tentu mengandung suatu kelemahan bahwa subjek
hukum internasional hanyalah negara-negara.16 Faktanya, kendatipun negara merupakan
subyek utama dalam hukum internasional, sejumlah entitas yang memiliki kapasitas hukum
internasional terbatas juga telah diakui sebagai subyek hukum internasional.
Perlu untuk diklarifikasi bahwa istilah “interstate‟ juga dapat memiliki makna lain,
yaitu hukum antar negara bagian di suatu negara Federasi, seperti misalnya Amerika
Serikat.17 Para sarjana hukum internasional nampanyak tidak terlalu banyak menggunakan
istilah ini karena cenderung lebih tepat digunakan untuk isu-isu hukum internasional yang
bersifat tematik.18
Karena kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hukum yang muncul pun sudah semakin
luas dan kompleks, maka istilah “hukum antar negara” itu pun sudah dipandang tidak
memadai lagi. Maka istilah “hukum internasional” mulai dipergunakan untuk menggantikan
istilah-istilah terdahulu yang sudah tidak sesuai lagi. Istilah “hukum internasional” ini
sebenarnya hanyalah dimaksudkan untuk mencakup hukum internasional yang bersifat
publik.

14
Ibid, hlm 9.
15
Gerhard Von ,Glahn, James Larry Taulbee, 2013, Law Among Nations: An Introduction to Public International
Law, Pearson.
16
Wagiman dan Anasthasya Saartje Mandagi, 2016, Terminologi Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm 166
17
Wilbur Larremore, Interstate Crime and Interstate Extradition, Harvard Law Review, Vol. 12, No. 8.
18
William W. Van Alstyne, International Law and Interstate River Dispute, California Law Review, Vol 48:596,
1960.

6
Semakin berkembang luas, kompleks dan canggihnya hubungan-hubungan
internasional, mengakibatkan semakin kaburnya batas-batas antara hukum intenasional
(publik) pada satu pihak dengan hukum perdata internasional pada lain pihak. Sehingga
kedua bidang hukum tersebut yang pada zaman dahulu dipisahkan secara tegas, saat ini
semakin sulit untuk ditarik garis pemisah dan pembedanya.
Meskipun istilah hukum internasional itu dipandang lebih memadai dibandingkan
dengan istilah-istilah lainnya, sampai kini masih ada juga yang menggunakan istilah lama
seperti istilah hukum bangsa-bangsa ataupun hukum antar negara. Namun, yang mereka
maksudkan sebenarnya adalah hukum internasioal dalam pengertian modern. Hal ini tampak
dari uraian dan pembahasan mereka tentang hukum internasional yang tidak berbeda dengan
para sarjana lain yang secara konsisten menggunakan istilah hukum internasional.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


1. Mengenai pengertian dan batasan hukum internasional :
 Hukum internasioal dapat diartikan sebagai kumpulan ketentuan hukum yang
berlakunya dipertahankan oleh masyarakat internasional.
 Pendapat dari Charles Cheny Hyde mengenai definisi hukum internasional yang
dikutip oleh J. G. Starke, yakni sebagai berikut :
“Hukum internasional merupakan sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri
atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan tingkah laku di mana negara-negara
itu sendiri merasa terikat dan menghormatinya, dan oleh karena itu, juga harus
menghormati dalam hubungan antara negara satu dengan negara lainnya, dan
yang mencakup :
a) peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga
atau organisasi internasional; hubungan antara organisasi internasional itu
satu dengan lainnya; hubungan antara organisasi internasional itu dengan
negara atau negara-negara; dan hubungan antara organisasi internasional
dengan individu atau individu-individu,
b) peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-
individu dan subyek-subyek hukum bukan negara (non state entities)
sepanjang hak-hak; kewajiban-kewajiban individu; beserta subyek-subyek
hukum bukan negara itu bersangkut-paut dengan masyarakat internasional.”
 Isi atau materi hukum internasional itu sendiri meliputi prinsip-prinsip dan
peraturan-peraturan hukum, sebagai berikut :
a. Berkaitan dengan negara atau negara-negara,
b. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan atau yang
mengatur permasalahan-permasalahan mengenai hubungan antara negara dan
negara,
c. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkaitan dengan
fungsi-fungsi organisasi atau lembaga internasional.
d. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur permasalahan
mengenai hubungan antara organisasi internasional dengan organisasi
internasional.
e. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur persoalan-
persoalan antara negara dan organisasi internasional.
f. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan
individu dan subjek-subjek hukum bukan negara,

8
g. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan
antara organisasi internasional dengan individu, antara organisasi
internasional dengan subyek hukum bukan negara, maupun antara subyek
hukum bukan negara satu dengan lainnya.
 F. Sugeng Istanto mengemukakan definisi hukum internasional adalah hukum
Internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan
oleh masyarakat internasional.
 Jawahir Thontowi, ruang lingkup hukum internasional adalah hukum
internasional terdiri dari prinsip-prinsip, peraturan-peraturan, dan kebiasaan
internasional tentang tingkah laku negara-negara dalam hubungan internasional
yang terikat untuk mematuhinya dan melaksanakannya.
 Menurut Mochtar Kusumaatmadja mengenai definisi hukum internasional,
menyatakan, hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan
asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-
batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
 Dua hal yang ingin disampaikan oleh Mochtar. Pertama, subyek-subyek hukum
internasional dibedakan kedalam dua kelompok yaitu negara dan subyek hukum
bukan negara. Kedua, ruang lingkup atau subtansi dari hukum internasional
menurut Mochtar meliputi :
a. Hubungan atau persoalan hukum antara negara dan negara.
b. Hubungan atau persoalan hukum antara negara dan subyek hukum bukan
negara,
c. Hubungan atau persoalan hukum antara subyek hukum bukan negara dan
subyek hukum bukan negara satu dengan lainnya.
2. Mengenai istilah hukum internasional :
 Istilah lain yang juga sering digunakan untuk hukum internasional adalah “hukum
bangsa-bangsa” ( the law of nations ), “hukum antar bangsa” (the law among
nations), “hukum antar negara” (interstates law), hukum dunia (world law), dan
hukum transnasional (transnational law).
 Prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum yang timbul dari hubungan hukum
antar bangsa-bangsa atau negara-negara yang berasaskan kebangsaan disebut
dengan sebutan hukum bangsa-bangsa.
 Istilah law of nations juga sering dimaknai serupa dengan istilah law among
nations.
 Istilah “hukum antarnegara” (interstates law) juga digunakan untuk merujuk
hukum yang mengatur hubungan antara satu negara dengan negara lainnya.
 Istilah “hukum internasional” mulai dipergunakan untuk menggantikan istilah-
istilah terdahulu yang sudah tidak sesuai lagi. Istilah “hukum internasional” ini
sebenarnya hanyalah dimaksudkan untuk mencakup hukum internasional yang
bersifat publik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alstyne, William W. Van. International Law and Interstate River Dispute. California
Law Review. Vol 48:596, 1960.

Daci, Jordan. Legal Principles, Legal Values and Legal Norms: are they the same or
different?. Academicus - International Scientific Journal.

Istanto, F. Sugeng. Hukum Internasional. Edisi Revisi. (Yogyakarta : Cahaya Atma


Pustaka,2014).
Kusumaatmadja, Mochtar. Pengantar Hukum Internasional, (Bandung : Bina Cipta,
1976).

Larremore, Wilbur. Interstate Crime and Interstate Extradition. Harvard Law Review.
Vol. 12, No. 8.

Parthiana, I Wayan. Pengantar Hukum Internasiona. ( Bandung : CV Mandar Maju,


1990)

Starke ,J. G. Introduction to Internastional Law. Edisi delapan. (London :


Butterwords, 1977).

Von,Gerhard dkk. Law Among Nations: An Introduction to Public International Law.


Pearson, 2013.

Wagiman dan Anasthasya Saartje Mandagi. Terminologi Hukum Internasional,


(Jakarta : Sinar Grafika, 2016).

10

Anda mungkin juga menyukai