Anda di halaman 1dari 21

PEMBINAAN KEMASJIDAN

OLEH KANTOR URUSAN AGAMA

KARYA TULIS ILMIAH PENGHULU


Oleh : Nasichun Amin, M.Ag
197607282000031003
Penghulu Madya / IV b
Pada KUA Kec. Balongpanggang Kab. Gresik

Ditulis guna memenuhi tugas/fungsi penghulu


Dalam memperoleh Angka Kredit Penghulu

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa,
kita dapat menjalankan tugas dan kewajiban yang kita emban hingga saat ini. Puji dan
syukur juga kita haturkan kehadirat-Nya atas selesainya penulisan karya tulis ilmiah
yang dimaksud untuk berperan serta dalam karya tulis ilmiah penghulu dan untuk
menambah kridit poin dalam meningkatkan kinerja penghulu dan juga proses kenaikan
pangkat jabatan fungsional penghulu.
Karya tulis ilmiah dengan judul ”Pembinaan Kemasjidan oleh Kantor
Urusan Agama” ini ditulis dalam rangka menjelaskan salah satau tugas dan fungsi KUA
yang termaktub dalam pasal 2 PMA nomor 34 tahun 2016.
Tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ini sebagai manusia
yang tidak sempurna. Untuk itu saran dan nasehat sangat dibutuhkan oleh penulis guna
perbaikan karya tulis ini.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ini juga kepada
semua pihak yang membantu terselenggaranya program bantuan itsbat nikah.
Diharapkan apa yang telah dicapai Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam
kurun waktu tersebut dapat memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan
pembangunan agama.

Gresik, Oktober 2021


Penulis

NASICHUN AMIN

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................6
1. Pembinaan Manajemen Masjid : Idaroh, Imaroh dan Riayah (Kepdirjen Bimas
Islam 802/2014)
2. Pembinaan Imam, Muadzin dan Khotib serta Remaja Masjid
3. Sosialisasi PBM Pendirian Rumah Ibadah
4. Program unggulan masjid
a. Masjid Pusat Dakwah
b. Masjid Inovatif ( masjid eco green , masjid limbah plastic, masjid wisata dll )
c. Masjid Ramah Anak dan Difabel
d. Masjid Pusat Pengembangan Ekonomi Umat dll

BAB III PENUTUP ...............................................................................................16


A. Kesimpulan ......................................................................................................16
B. Kritik dan Saran ...............................................................................................16
Daftar Pustaka .......................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG :
Masjid adalah salah satu lambang Islam. Ia adalah barometer atau ukuran dari
suasana dan keadaan masyarakat muslim yang ada di sekitarnya. Maka
pembangunan masjid bermakna pembangunan Islam dalam suatu masyarakat.
Keruntuhan masjid bermakna keruntuhan Islam dalam masyarakat1
Memahami masjid secara universal berarti juga memahaminya sebagai sebuah
instrumen sosial masyarakat Islam yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada umumnya merupakan salah satu
perwujudan aspirasi umat Islam sebagai tempat ibadah yang menduduki fungsi
sentral. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perlu dibina sebaik - baiknya,
baik segi fisik bangunan maupun segi kegiatan pemakmurannya.2
Pada masa Nabi saw. ataupun di masa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau
sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan pun mencakup,
ideologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan
di lembaga masjid. Masjid berfungsi pula sebagai pusat pengembangan kebudayaan
Islam, terutama saat gedung-gedung khusus untuk itu belum didirikan. Masjid juga
merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji, dan memperdalam ilmu-
ilmu pengetahuan agama ataupun umum. 3 Masjid pada zaman Rasullullah dan
sahabat banyak difungsikan sebagai pusat aktivitas umat muslim (Islamic Centre),
sehingga umat islam pada waktu itu dapat meraih masa keemasan/kejayaannya.
Berbeda dengan masjid pada hari ini, umumnya hanya difungsikan sebagai
sarana tempat ibadah shalat saja, padahal banyak aktivitas yang dapat kita fasilitasi
untuk kegiatan dan pembinaan umat islam. Melihat pentingnya arti masjid tersebut,
maka benar-benar dibutuhkan lembaga serta SDM yang mumpuni serta terampil
dalam kepengurusan pengelolaan masjid. Peran masjid sangat penting bagi
keberlangsungan peradaban umat Islam, sebagaimana sejarah masjid di zaman

1
http://repository.radenintan.ac.id/2255/2/BAB%20I.pdf ; 1 Sidi Gazalba, Mesjid Pusat
Ibadat dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1994), hal. 268.
2
Ibid ; A. Bachrun Rifa‟i dan Moch. Fakhruroji, Manajemen Masjid, (Bandung: Benang
Merah Press, 2005), hal. 14
3
Ibid; 3 Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 2

1
rasulullah yang pada waktu itu bukan hanya sekedar dipergunakan sebagai tempat
ibadah, namun dijadikan sebagai pusat peradaban umat islam (sidi gazalba: 1994).
Masjid sangat membutuhkan organisasi yang solid dan teratur, sebab karena
tanpa organisasi yang demikian program mesjid tidak dapat terealisasi sesuai
dengan yang diharapkan. Sehingga dengan demikian, pengelolah atau pengurus
masjid hendaklah mereka yang mahir manajemen masjid serta memiliki komitmen
yang tinggi dalam pengembangan dakwah islamiyah, karena jika mesjid dikelola
dan difungsikan dengan baik, maka akan memberikan kemaslahatan bagi umat
islam.4
Sebagaimana TUSI KUA pada pasal 3 ayat 1E PMA 34 tahun 2006, yakni
memberikan pelayanan kemasjidan maka diharapkan terciptanya semangat dan
kesungguh -sungguhan tekad untuk lebih memakmurkan umat berbasiskan masjid.

B. RUMUSAN MASALAH :
1. Apa saja program KUA dalam memberikan pelayanan kemasjidan?

C. TUJUAN :
1. Untuk memperdalam wawasan keilmuan salah satu TUSI KUA dalam
memberikan pelayanan kemasjidan.
2. Untuk memenuhi tugas mahasiswa akhir dalam kegiatan PPL dalam lingkup
KUA perihal pelayanan kemasjidan.

4
file:///C:/Users/ICT-10/Downloads/14-Article%20Text-40-1-10-20210303%20(2).pdf

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PEMBINAAN :
Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan pe- dan
akhiran –an, yang berarti bangun/bangunan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
pembinaan berarti, membina, memperbaharui atau proses, perbuatan, cara mimbina,
usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan
merupakan suatu hal umum yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, kecakapan dibidang pendidikan, ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan
lainnya. Pembinaan menekankan pada pendekatan praktis, pengembangan sikap,
kemampuan dan kecakapan.
Pada umumnya pembinaan terjadi melalui prosesmelepaskan halhal yang
bersifat menghambat, dan mempelajari pengetahuan dengan kecakapan baru yang
dapat meningkatkan taraf hidup dan kerja yang lebih baik. Pembinaan tersebut
menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi,
pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan hasil yang
maksimal.
Dalam definisi tersebut mengandung interpretasi bahwa pembinaan
adalah segala usaha dan kegiatan mengenai perencanaan, pengorganisasian,
pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan, suatu pekerjaan dalam
mencapai tujuan hasil yang maksimal.5
Seperti yang diungkapkan widjaja (1998): Pembinaan adalah suatu
peroses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali
dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang diserta
dengan usaha-usaha perbaikan, penyempurnaan, dan mengembangkannya.
Widjaja menambahkan bahwa dalam definisi tersebut secara implicit
mengandung suatu interpretasi bahwa pembinaan adalah segala usaha dan kegiatan
mengenai perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan,

5
http://repository.uin-suska.ac.id/15933/7/7.%20BAB%20II_2018264PMI.pdf

3
dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang
maksimal.
Untuk menghindari bias kepentingan individu dengan kepentingan
organisasi, maka diperlukan pembinaan yang bermuatan suatu tugas, yakni
meningkatkan disiplin dan motivasi. Masyarakat mengartikan peningkatan
kepedulian untuk turut berpartisipasi dalam membangun hingga pembinaan
berfungsi untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan kedisiplinan kerja yang tinggi
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Merujuk pada definisi diatas, jika
diinterpretasikan lebih jauh maka pembinaan didasarkan atas suatu konsensus yang
baku dan memiliki sifat berlaku untuk semua. Pembinaan suatu perangkat yang
harus dijalankan secara fungsional untuk menjamin suatu bertahannya system
tersebut hingga mencapai tujuan yang diharapkan.6

B. KEMASJIDAN
Kemasjidan adalah sebuah program bimas islam kementrian agama dalam
memberikan pembinaan rohani pada mesjid-mesjid.7 Sebagai aparat Kementerian
Agama di tingkat kecamatan, KUA berkewajiban memberikan bimbingan dalam
mewujudkan Idarah, Imarah dan Ri’ayah masjid. Selain itu juga mengkoordinir
segala kegiatan keagamaan (Islam) di wilayahnya, meliputi penerangan/penyuluhan
agama, bimbingan dan penyelenggaraan ibadah haji, serta memberikan dorongan
dan motivasi serta pembinaan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana kehidupan beragama.
Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah saja akan
tetapi juga dapat dijadikan tempat pembinaan keagamaan bagi kaum muslimin dan
kegiatan lain yang bersifat keagamaan serta pengembangan kualitas hidup umat
islam. Pengisian masjid dengan berbagi kegiatan keagamaan adalah dalam upaya
memakmurkan masjid, syiar Islam dan dakwah islamiyah sehingga kaum muslimin
dapat beribadah dan bermasyarakat dengan benar dalam suasana pergaulan yang
berlandaskan akhlaqul karimah. Dalam fungsinya sebagai tempat ibadah, tentu saja
masjid memiliki peranan mengenai kehusyuan masyarakat dalam beribadah. Maka

6
Ibid, Widjaja, Administrasi Kepegawaian: Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers,
1998), hlm 47
7
http:Bimas Islam.Kemenag.go.id/site/Profil/Sejarah

4
dari itu diperlukan manajemen kemasjidan dalam rangka mengelola masjid sebagai
tempat ibadah umat Islam.

5
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagaimana yang tertera pada PMA NOMOR 34 tahun 2016, bahwasannya
salah satu dari TUSI KUA ialah menyelenggarakan fungsi pelayanan bimbingan
kemasjidan, maka dalam kajian ini akan dibahas :
a. Pembinaan Manajemen Masjid.
b. Pembinaan Imam, Muadzin, Khotib dan juga Remaja Masjid.
c. Program Unggulan Masjid.

A. PEMBINAAN MANAJEMEN MASJID


Pengertian Manajemen masjid berasal dari dua kata , manajemen dan
masjid. Manajemen menurut Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan
manajemen adalah langkah-langkah pemanfaatan sumberdaya secara efektif
dalam mencapai tujuan. 8 Hani Handoko mendefinisikan manajemen sebagai
berikut: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi penggunaan smuber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.9
Dalam pengertian sederhana, manajemen adalah suatu ilmu untuk
mengelola suatu aktivitas, dalam rangka mencapai suatu tujuan, dengan
bekerjasama secara efisien dan terencana dengan baik. Sebagai ilmu baru yang
berkembang menjelang abad dua puluh, manajemen terus berkembang dengan
pesat, sesuai dengan perkembangan zaman. Ilmu itu dewasa ini dapat digunakan
untuk kegiatan apa saja, yang bersifat kerjasama untuk mencapai suatu tujuan
secara efektif dan efisien, atau usaha dengan kegiatan sekecil mungkin dan
memperoleh hasil yang maksimal. Ilmu Manajemen bergerak untuk
mengefisienkan semua unsur manajemen, yaitu orang, uang, barang, mesin dan
sebagainya. Paling tidak ia dilakukan melalui empat fungsi manajemen yang
disingkat POAC, yaitu: (1) Planning, (2) Organizing, (3) Actuating dan (4)
Controlling. Para ahli yang lain menambahkan beberapa fungsi, sebagai
pengembangan dari empat fungsi di atas, yaitu : (1) research, atau penelitian, (2)

8
http://eprints.umpo.ac.id/4573/3/BAB%202.pdf ; Amran YS. Chaniago, Kamus Bahasa
Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal. 376.
9
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia (Yogyakarta: BPFE, 2009) hal. 8

6
staffing atau penempatan personil, (3) evaluating dan (4) budgeting atau anggaran
pendapatan dan belanja.10
Masjid berasal dari bahasa arab sajada yang berarti tempat bersujud atau
tempat menyembah Allah SWT. Selain itu, masjid juga merupakan tempat orang
berkumpul dan melaksanakan shalat secara berjama’ah dengan tujuan
meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi dikalangan kaum muslimin, dan di
masjid pulalah tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at.11
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Jin ayat 18 :
‫و ان المسجد هلل فال تدعوا مع هللا احدا‬
Artinya: ”Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah.” (Qs. AlJin: 18).12
Secara istilah ada beberapa pengertian Masjid menurut para ahli yaitu:
1) Menurut Quraish Shihab, bahwa Masjid merupakan tempat untuk
melaksanakan segala aktivitas manusia muslim yang mencerminkan
kepatuhan kepada Allah SWT. Dengan demikian, maka Masjid menjadi
pusat segala bentuk kegiatan orang-orang muslim.13
2) Menurut Abubakar, Masjid adalah tempat memotifasi dan membangkitkan
kekuatan ruhaniyah dan keimanan seorang muslim.14
3) Moh. E. Ayub, mendefinisikan Masjid merupakan tempat orangorang
muslim berkumpul dan melakukan shalat berjama’ah dengan meningkatkan
solidaritas dan silaturrahim dikalangan muslimin.15
Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Masjid
merupakan tempat untuk melaksanakan segala bentuk aktifitas umat Islam
yang mencerminkan penghambaan diri kepada Allah SWT, baik
berupaibadah shalat, i’tikaf, pendidikan dan aktifitas-aktifitas yang lain.

10
1 Ike Kusdyah Rachmawati, Manajemen: Konsep-kansep Dasar dm Pengmtar Teori,
(Malang: UMM Press, 2004)
11
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3545/3/101311026_Bab2.pdf Mohammad E.
Ayub. Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press. 1996. Hal 1
12
Ibid, Depag RI.Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemahny.Semarang: PT: Karya Toha
Putra, 1996. Hal.457 21
13
Ibid, M. Quraish Shihab.Masjid,
http://media.isnet.org/islam/quraish/wawasan/masjid.html . Tanggal 16 juli 2014 jam
15.00
14
Ibid, Abubakar.Manajemen Berbasis IT. Yogyakarta: PT. Arina, 2007. Hal.9
15
Ibid, Moh. E. Ayub. Hal. 1-2

7
Beberapa fungsi masjid diantaranya :
a. Fungsi Peribadatan
b. Fungsi Sosial
c. Fungsi Ekonomi
d. Fungsi Budaya
e. Fungsi Siasi (politik) dan Hankam
f. Fungsi Transformasi ilmu
Manajemen masjid adalah sebuah mekanisme yang tersistematis untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan fungsi masjid itu sendiri.16 Secara
rinci manajemen pengurus mesjid mestilah bertugas sebagai :
1. Merancang program dan pembangunan
2. Melaksanakan
3. Menggerakkan
4. Mengendalikan dan
5. Mengevaluasi
Oleh karena itu tata perencanaan dan pelaksanaan dalam membangun
mesjid harus menjadi perhatian umat, baik sebagai jama’ah terutama oleh
pengurus mesjid itu sendiri, diantaranya :
a. Pembangunan mesjid harus dengan perencanaan yang matang dan
komprehenship. Dikatakan demikian karna pengurus tidak hanya melihat
kepentingan sesaat yaitu asal siap dan cepat dapat digunakan, karna
pembangunan mesjid pada hakikatnya adalah pembangunan yang terus
menerus dan tiada henti-hentinya hingga akhir zaman.
b. Memposisikan Mihrab kearah yang lebih tepat. Fungsi Mihrab disamping
tempat imam memimpin sholat dan tempat mimbar untuk khatib berkhutbah,
jugaberfungsi sebagai nilai seni dari arsitekturnya. Bangunan yang satu ini
disamping tujuan diatas juga berperan sebagai penentuan arah kiblat ketika
sholat dan membedakannya dengan rumah ibadah lainnya.17

16
Nasichun Amin, ANALISA SWOT MANAJEMEN MASJID.
17
https://aldayub.wordpress.com/materi-kuliah/idaroh/

8
Dalam manajemen masjid terdapat susunan bagan organisasi , yakni :
Idaroh, imaroh dan riayah.
1. Bidang Idaroh
Tugas Pokok :idaroh adalah membantu Pelaksanaan Program Ta’mir
Masjid dalam Administrasi/Tata Usaha, Pembinaan Pengurus & Pegawai,
Pendataan dan Arsip/Dekomentasi, Hubungan Masyarakat & Publikasi.
Fungsi Idaroh adalah melaksanakan Program-Program antara lain :
1. Administrasi/tata usaha :
a. Pendataan Jama’ah.
b. Penataan agenda program kerja dan laporan pelaksanaan program kerja.
2. Pembinaan Pengurus dan Pegawai :
a. Pengadaan Pelatihan Manajemen.
b. Penataan gaji pegawai, imam rowatib, muadzin & khotib.
3. Arsip/Dokumentasi :
a.Penataan sirkulasi surat menyurat.
b. Pengarsipan hasil rapat/pertemuan pengurus.
c. Dokumentasi kegiatan.
4. Hubungan Masyarakat & Publikasi :
a. Pelaksana distribusi undangan/surat.
b. Pengadaan publikasi kegiatan.
2. Bidang Imaroh
Tugas Pokok Imaroh adalah membantu Pelaksanaan Program Ta’mir
Masjid dalam Urusan Ibadah, Pendidikan, dan Kegiatan Sosial.
Fungsi Imaroh untuk melaksanakan Program-Program antara lain :
1. Pelaksanaan Ibadah :
a. Penetapan Imam Rowatib
b. Penetapan Imam & Khotib Jum’ah
c. Penyelenggaraan Sholat Lail & Istighosah
d. Penyelenggaraan Sholat Hari Raya dan ibadah mahdoh lainnya
2. Pelaksanaan Pendidikan :
a.Pengadaan Majelis Ta’lim
b. Pendidikan Al-Qur’an
c. Pembinaan Remaja Masjid / Pembentukan Organisasi remaja Masjid
d. Pengadaan Pendidikan Formal (TK/RA, SD/MI, dll)

9
e. Pengadaan Perpustakaan
f. Pengadaan pendidikan seni islami (rebana/banjari dll)
g. Pengadaan Kursus-kursus dll.
3. Pelaksanaan Kegiatan Sosial :
a. Pelaksanaan Qurban
b. Pelayanan Konsultasi Zakat / mendirikan LAZ/UPZ
c. Pengadaan Koperasi Masjid/BMT (profit)
d. Pangadaan Santunan dan pelayanan social lain (poliklinik, pelayanan
jenazah dll)
3. Bidang Riayah
Tugas pokok riayah membantu Pelaksanaan Program Ta’mir Masjid dalam
Urusan Pemeliharaan Sarana.
Riayah mempunyai fungsi Melaksanakan Program-Program antara lain :
1. Pemeliharaan Kesucian :
a. Kesucian Tempat Ibadah Sholat/lantai (karpet)
b. Kesucian tempat Wudlu & Kamar Kecil
i. setting tempat wudlu & kamar kecil = sesuai dg fiqh (thoharoh)
ii. Tempat wudlu/kamar kecil khusus pria – khusus wanita,
iii. jalan keluar masuk , jalan menuju tempat sholat
c. Kesucian Kamar Mandi / WC

2. Pemeliharaan Kebersihan & Keindahan/Penghijauan :


a. Kebersihan tempat sholat/lantai (karpet)
b. Kebersihan bangunan (tembok, ventilasi dll)
c. Kebersihan dan keindahan halaman

3. Menjaga Ketertiban & Keamanan :


a. Ketertiban berjama’ah (shof sholat & menjaga kekhusukan)
b. Keamanan iventaris & asset Masjid, keamanan parkir
c. Membuat tata-tertip untuk jama’ah (ditempel ditempat pengumuman atau
tempat strategis)
d. tata tertib berjama’ah, do’a-do’a yang penting dll.

4. Pemeliharaan Inventaris dan Aset :

10
a. Servis iventaris & penataan tempat iventaris
b. Tata letak sound system
c. Pemeliharaan aset (tanah wakaf = status hukum)
d. Pengembangan aset (wakaf produktif = kerjasama dengan Idaroh &
Imaroh) = disusun program pengembangan aset.
5. Merencanakan & Melaksanakan Pengembangan Sarana :
a. Merencanakan pengembangan sarana (jangka pendek & jangka panjang)
b. Melaksanakan program pengembangan (bila perlu membentuk
tim/panitia khusus) 18
B. Pembinaan Imam, Muadzin, Khotib dan Remaja Masjid
Imam artinya pemimpin, menurut istilah yaitu orang yang memimpin
shalat berjamaah dalam masjid atau mushalla.
Adapun ketentuan imam adalah:
1. Orang yang paling banyak mengerti fiqh Islam
2. Orang yang paling banyak hafal surat Al-Qur’an
3. Orang yang paling luhur akhlaqnya
4. Orang yang paling tua umurnya
5. Orang yang paling wara’
6. Orang yang paling baik suaranya
7. Orang yang paling banyak mengetahui tata cara shalat berjamaah19
Selain syarat umum tersebut imam juga dituntut untuk memiliki
kompetensi umum, memiliki pemahaman terhadap fiqih Shalat, mampu
membaca Al Quran dengan tahsin dan tartil dan yang tidak kalah penting adalah
imam mesti memahami problematika umat.20
Begitu pula muadzin dan khotib Seorang khotib seyogianya bukan
sebatas pelengkap syarat dan rukun shalat jumat semata.Melainkan
hendaknya menjadi penggerak motivasi dan transformasi kualitas keimanan
dan ketakwaan umat Islam.

18
Nasichun amin, manajemen dan pemberdayaan jamaah.
19
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3545/3/101311026_Bab2.pdf
20
http://wonosobo.kemenag.go.id/berita/read/pembinaan-imam-masjid-jami-dan-masjid-
desa-se-kecamatan-selomerto-di-kua-selomerto

11
Tujuan pembinaan Bahwa peran khotib harus lebih ditingkatkan lagi
baik dari segi skill dan kompetensi karena heterogenitas dan multikultural
masyarakat yang kian hari kian beragam. Melalui adanya kegiatan pembinaan
khotib, ini menjadi salah satu instrumen re-charge bagi para khotib masjid.
Dan juga salah satu keberhasilan di bidang dakwah khususnya khutbah
jumat adalah memahami tentang retorika khutbah atau seni berbicara di depan
umum, memahami kontennya, melakukan persiapan yang matang serta
memahami kiat kiat keberhasilan dalam berkhutbah disamping dalam
kapasitasnya nanti ketika menjadi imam.Sehingga diharapkan terwujudnya
remaja masjid yang terampil dan mampu berkhutbah dan menjadi imam di
depan khalayak masyarakat.21
Remaja masjid merupakan bentuk aktivitas yang tumbuh dan
berkembang, namun kehadirannya tidak muncul begitu saja. Berawal dari
usaha-usaha menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
melibatkan anak muda. Banyak remremaja-remaja Islam yang enggan untuk
memakmurkan masjid sekitar, padahal remaja adalah agen dalam melakukan
perubahan baik bangsa maupun agama.
Berbicara pembinaan remaja masjid, hal ini seringkali
menimbulkan permasalahan yang akan dihadapi, karena banyak remaja-
remaja Islam yang memang enggan untuk dibina, dikarenakan lingkungan dan
faktor-faktor lain yang menyebabkan remaja tidak peduli tentang agamanya
sendiri.22
Di era globalisasi dan informasi sekarang ini remaja menghadapi
persoalan dan tantangan hidup yang sangat serius. Persoalan dekadensi moral
karena pengaruh budaya ( internal - eksternal ) atau efek samping teknologi
atau mungkin potensi negatif manusianya. Persoalan kebutuhan hidup diri dan
keluarganya yang kadang mengganggu pikiran mereka.
Disisi lain kecenderungan remaja menjauh dari ilmu agama menjadi
persoalan tersendiri. Maka Institusi Remaja Masjid harus menjadi perhatian
serius baik dalam pengelolaan organisasinya maupun pola pendekatan serta
orientasi program yang membumi untuk kebutuhan remaja, juga sehingga

21
C:/USERS/ICT-10/Download/PENTINGNYA-KHATIB-DAN-IMAM-BAGI-
REMAJA-MASJID.pdf
22
http://repository.radenintan.ac.id/2299/1/SKRIPSI_FIX_FAHMI.pdf

12
Remaja Masjid di era sekarang ini tidak sekedar papan nama, tapi berjalan
aktifitasnya dan diminati oleh kalangan remaja / pemuda saat ini.
Ketika para remaja meghadapi problem, dari tingkat kenakalan
hingga dekadensi moral sekalipun, remaja masjid dapat menunjukan
kiprahnya melalui berbagai kegiatan jika paket kegiatan yang ditawarkan
menarik perhatian, dan diperkenalkan pendekatan yang simpatik, mereka bisa
diajak mendatangi masjid, mengikuti kegiatan-kegiatan di masjid, dan jika
perlu mengajak mereka menjadi anggota remaja masjid.
Kiprah remaja masjidakan dirasakan manfaat dan hasil-hasilnya
manakala mereka bersungguh-sungguh dan aktif dalam melakukan berbagai
kegiatan, baik di masjid maupun didalam masyarakatnya. Hal ini
membuktikan remaja masjid tidak tertinggaldan eklusif. Mereka peka dan
tanggap terhadap problematika masyarakatnya. Sehingga, keberadaannya
benar-benar memberi arti dan manfaat bagi dirinya sendiri, kelompoknya dan
masyarakatnya. Di samping itu, citra masjid menjadi baik dan diharapkan
semakin makmur.23
C. Program Unggulan masjid
Masjid ialah rumah Allah, tempat ibadah dan tempat merajut persaudaraan
sejati dengan semangat tarahum, ta’awun dan tadlamun. Selain itu, Masjid juga
sebagai tempat menyatukan hati, pikiran dan langkah untuk mentakmirkan bumi
Allah bagi kemaslahatam umat. Untuk itu masjid harus mempunyai program
unggulan diantaranya :
1. Masjid Sebagai Pusat Dakwah
2. Masjid Inovatif ( masjid eco green , masjid limbah plastic, masjid wisata dll
)
3. Masjid Ramah Anak dan Difabel
Masjid Ramah Difabel yang aksesibilitasnya mewujudkan berbagai
banyak alternatif yang dapat di jangkau oleh orang difabel, yang mulai dari
teknologi aksesibilitas, akses dari rumah ke masjid, trotoar yang ramah
difabel, transportasi ramah difabel, parkir untuk difabel dsb, yang sehingga
memudahkan difabel untuk menunaikan ibadahnya di masjid. Indicator
Masjid Difabel dapat di ambil dari pengertian pada pasal 1 UU No. 8 Tahun

23
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110126.pdf

13
2016, yang memberika definisi “aksesibilitas” sebagai kemudahan yang di
sediakan untuk penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan
kesempatan”, dan pengertian tersebut di gabung dengan ketentuan pasal 97
dan 98, maka aksesibilitas masjid dapat didefinisikan sebagai kemudahan
jalan dan bangunan yang di sediakan untuk penyandang disablitas guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam ibadah di masjid”. Perubahan
pandangan terhadap ini kita mulai dengan mengganti atau setidaknya
mengurangi pandangan disabilitas sebagai kecacatan. Dalam ilmu disability
studies,dapat di sebut mengubah pandagan medis (medical model) terhadap
disabilitas menjadi pandangan social (social model). Letak pandangan yang
berbeda dalam segi penganggapannya, jika dari pandangan medis
memberikan disable adalah orang yang beketerbatasan sebagai pribadi yang
tidak mampu, lain halnya dengan pandangan social memberikan stigma
berpikir bahwasannya ketidakmampuan adalah bagian dari produk
terstruktur dan masyarakat yang membuat individu menjadi tidak mampu.
4. Masjid pengembangan ekonomi umat
Salah satu tempat yang ideal untuk membangun kehidupan
perekonomian masyarakat menuju kesejahteraan dan berlandaskan dengan
nilai-nilai spiritual adalah tempat ibadah atau masjid bagi umat Islam. Bagi
umat Islam, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah namun memiliki
memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan peradaban
ummat Islam, salah satunya dalam perekonomian. Selama ini, sejarah telah
mencatat masjid Nabawi oleh Rasulullah SAW difungsikan sebagai pusat
ibadah, pusat pendidikan dan pengajaran, pusat penyelesaian problematika
umat dalam aspek hukum (peradilan), pusat pemberdayaan ekonomi umat
melalui Baitul Mal (ZISWAF), pusat informasi Islam, hingga sebagai pusat
pelatihan militer dan urusan-urusan pemerintahan Rasulullah, serta fungsi
lainnya sehingga kesimpulannya, pada zaman Rasulullah, masjid dijadikan
sebagai pusat peradaban Islam.
Masjid merupakan tempat strategis untuk pembangunan dan
pemberdayaan umat, salah satunya dalam sektor ekonomi. Namun saat ini,
potensi pemberdayaan ekonomi umat di masjid belum dimanfaatkan secara
optimal. Untuk itu, diperlukan peningkatan fungsi masjid sebagai media
pemberdayaan ekonomi umat.

14
“Masjid juga sangat potensial menjadi basis pemberdayaan ekonomi
umat. Potensi ini yang dalam waktu yang cukup lama belum termanfaatkan
secara baik. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengembalikan salah satu
fungsi masjid sebagai media pemberdayaan ekonomi umat,” tegas Wakil
Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara Webinar Nasional
bertema “Membangun Peradaban Islam Indonesia Berbasis Masjid”, di
kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu
(08/07/2020). Lebih lanjut Wapres menyampaikan, kondisi ini terjadi karena
masih adanya pemahaman yang menilai masjid tidak tepat untuk dijadikan
pusat aktifitas ekonomi. Untuk itu, diperlukan model bisnis yang mendorong
jemaah untuk terlibat secara langsung di dalamnya. “Di antara cara yang bisa
dilakukan adalah dengan menjadikan para jemaah masjid sebagai mata rantai
ekonomi yang terintegrasi sebagai konsumen, produsen dan pemilik dalam
kegiatan ekonomi yang dibangun melalui masjid, terutama dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari,” papar Wapres.24

24
https://www.kominfo.go.id/content/detail/27707/tingkatkan-fungsi-masjid-untuk-perkuat-
ekonomi-umat/0/berita

15
BAB IV

A. KESIMPULAN

Peran KUA dalam bimbingan dan pembinaan kemasjidan diantaranya


adalah :
1. Pembinaan Manajemen Masjid : Idaroh, Imaroh dan Riayah (Kepdirjen Bimas
Islam 802/2014)
2. Pembinaan Imam, Muadzin dan Khotib serta Remaja Masjid
3. Mengadakan program unggulan masjid diantaranya :
a. Masjid Pusat Dakwah
b. Masjid Inovatif ( masjid eco green , masjid limbah plastic, masjid wisata
dll )
c. Masjid Ramah Anak dan Difabel
d. Masjid Pusat Pengembangan Ekonomi Umat dll

B. SARAN
Bagi para remaja penerus generasi agama, negara dan bangsa hendaknya
lebih aktif dalam organisasi masyarakat berbau religi dan penuh akhlak. Terlebih
dalam peran memajukan masjid di era modernisasi sekarang ini. Dibutuhkan kader –
kader da’i , imam, khotib, juga penyuluh yang mengenyam pendidikan agama alias
faqih yang adil serta bijaksana. Kita semua tahu bahwasannya agama ada di tangan
ummat. Sementara bilamana pemuda pemudi tidak terjun dalam ormas dan aktif
mengkaji kajian agama, bagaimana nasib budi pekerti luhur yang telah mengakar erat
sebagai budaya indonesia.
Perihal program unggulan masjid di era modernisasi, ilmu teknologi
berkembang pesat memudahkan segala yang terlihat impossible menjadi nyata.
Disadari memang tidak bisa melakukan perubahan bear dengan seorang diri,
melainkan harus secara bersama sama. Dari sinilah kita faham pentingnya bekerja
sama. Masjid jangan sampai berdebu walau sekejap mata. Dalam artian segala
kegiatan positif yang berasaskan ibadah, hendaknya senantias dilanggengkan di
masjid-masjid oleh para remaja masjid.

16
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Maftuhin, “Masjid Ramah Difabel: dari Fiqih ke Praktik Aksesibilitas”.
2. Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia (Yogyakarta: BPFE, 2009) hal.
8http://eprints.umpo.ac.id/4573/3/BAB%202.pdf ; Amran YS. Chaniago, Kamus
Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 1997).
3. http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3545/3/101311026_Bab2.pdf Mohammad
E. Ayub. Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press. 1996.
4. http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3545/3/101311026_Bab2.pdf
5. http://kumpulanmakalah2012.blogspot.com/2014/12/fungsi-masjid-dan-pola-
pembinaannya.html
6. http://media.isnet.org/islam/quraish/wawasan/masjid.html . Tanggal 16 juli 2014
jam 15.00
7. http://repository.radenintan.ac.id/2255/2/BAB%20I.pdf ; 1 Sidi Gazalba, Mesjid
Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1994),.
8. http://repository.radenintan.ac.id/2299/1/SKRIPSI_FIX_FAHMI.pdf
9. http://wonosobo.kemenag.go.id/berita/read/pembinaan-imam-masjid-jami-dan-
masjid-desa-se-kecamatan-selomerto-di-kua-selomerto
10. http:Bimas Islam.Kemenag.go.id/site/Profil/Sejarah
11. https://kumparan.com/marjono-1591148869369739290/masjid-juga-butuh-
inovasi-1uOdnd3i8UD
12. https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110126.pdf
13. https://www.kominfo.go.id/content/detail/27707/tingkatkan-fungsi-masjid-untuk-
perkuat-ekonomi-umat/0/berita
14. Ibid, Depag RI.Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemahny.Semarang: PT: Karya
Toha Putra, 1996.
15. Ike Kusdyah Rachmawati, Manajemen: Konsep-kansep Dasar dm Pengmtar
Teori, (Malang: UMM Press, 2004)
16. Nasichun Amin, ANALISA SWOT MANAJEMEN MASJID.
17. Nasichun amin, manajemen dan pemberdayaan jamaah.
18. PENTINGNYA-KHATIB-DAN-IMAM-BAGI-REMAJA-MASJID.pdf

17
18

Anda mungkin juga menyukai