Anda di halaman 1dari 26

Kamu (Ilmu), Kopi dan Janji (Agama)

1
Sekapur Sirih

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah swt. karena denganNya saya bisa menyelesaikan
tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan mudah. Shalawat serta salam saya tujukan kepada Nabi
Muhammad saw. yang kita tunggu semua di hari yaumul qiyamah nanti. Terimakasih juga dari
berbagai hal yang membantu menyusun buku ini, yang saya beri judul Kamu (Ilmu), Kopi, dan
Janji (Agama) dengan maksud disini, ketika saya ataupun semua orang yang ada di dunia ini
harus menuntut ilmu sampai kapanpum, kita harus mempunyai pijakan hidup atau pedoman
hidup untuk kita yang disebut agama, dan ketika kita kadang merasa lelah akan semua ini, kita
perlu menikmati bahagianya hidup ini sejenak dengan secangkir kopi tetapi tanpa melupakan
kewajiban kita kepada Allah swt.

Motivasi saya menulis dengan judul ini, walaupun ini buku mata kuliah karena, saya kagum
dengan kopi walaupun ia kecil dan hitam tetapi dia mendatangkan banyak kebahagiaan untuk
semua orang yang menikmatinya dari seteguk kopi yang diminumnya. Dan, ketika kita
mempunyai agama kita bisa memiliki acuan ketika kita akan berbuat yang menyimpang dari
aturan dan tempat kembali kita adalah Allah swt..

Terimakasih untuk semua motivasi yang ada dan tercipta, apabila ada banyak kekurangan
dalam penyusunan buku ini saya ucapkan minta maaf yang sebesar-besarnya karena disini saya
hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah.

Sragen, 13 Desember 2018

2
Berawal dari anak-anak yang kadang tidak tau ini baik atau tidak untuk saya. Berawal dari
seseorang yang mungkin jarang tau hingga akhirnya ketika saya lahir ini yang sudah dari awal
saya beragama karena keturunan dari ibu bapak dan keluarga. Hingga sekarang saya paham
mengapa agama itu ada dan nyata keberannya untuk hidup saya. Hari hari berlalu hingga
akhirnya bisa mempelajari itu sedikit demi sedikit. Ketika juga saya sekolah saya diajarkan
banyak hal.

Setiap orang itu harus memiliki pedoman hidup yang menjadikan hati kita tenang jikalau kita
mempunyai tumpuan ataupun pijakan hidup. Kita berproses dari masa kecil hingga akhirnya kita

3
menjadi dewasa seperti sekarang ini. Dalam hidup ini, kita membutuhkan adanya ilmu yang
menjadikan kita tidak tersesat apabila kita berilmu dalam hal ini juga bisa ditarik kesimpulan,
bahwa orang yang berilmu pasti berakal. Dan kita juga membutuhkan filsafat, yang berasal dari
dua kata Philo yang artinya ilmu, cinta. Dan Shofia yang berarti kebijaksaan. Sehingga didalam
masyarakat yang beragama juga dibutuhkan filsafat ilmu yang dalam hal ini mengajarkan apa itu
arti dari hakikat ilmu yang akan dipelajarianusia hidup di dunia ini. Sehingga dia tidak masuk ke
dalam jurang kenistaan.

Filsafat terdiri dari 2 kata yaitu Philo dan Shopia, Philo yaitu Ilmu sedangkan Shopia ialah
kebijaksanaan, kebijaksanaan merupakan hal yang lebih tinggi dari keadilan, Secara etimologis,
kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab atau kata
philosphy dalam bahasa Inggris, atau kata philoshopie dalam bahasa Prancis dan Belanda, atau
philoshophier dalam bahasa Jerman. Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat
diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan
yang bijaksana, atau dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau
cinta sedalam-dalamnya akan kearifan atau cinta secara sungguh-sungguh terhadap pandangan,
kebenaran (love of wisdom or love of the vision of truth).

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan
sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk
di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat
dengan epistemologi, ontologi dan aksiologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan
masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai

4
ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan,
memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari
sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang
dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah
terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

b. pengertian filsafat menurut para ahli

1. Menurut Aristoteles

Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi
sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

2. Menurut Plato

Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli).

3. Menurut Thomas Hobbes

Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab atau sebab dari
hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah suatu perubahan.

4. Menurut Imanuel Kant

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang
didalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama dan antropologi. Yaitu,

a. Apakah yang dapat kita ketahui? ( metafisika)

b. Apakah yang boleh kita kerjakan? ( etika )

c. Sampai dimanakah pengharapan kita? ( agama)

d. Apakah yang dinamakan manusia? ( anthroposlogi)

5. Menurut Al-Kindi

5
Filsafat adalah pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi
manusia.

6. Menurut Al Farabi

Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakekatnya yang sebenarnya.

Kebenaran Allah itu bersifat mutlak. Dimana itu bersifat tetap, pasti, benar, seutuhnya, dan
pasti. Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an dan hadis nabi.

Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan
menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya. Kebenaran mutlak ini harus hanya
ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran
relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada
perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral
(tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpa salah ( bermoral tinggi, suci ).

Manusia jelas bukan kebenaran mutlak, karena ia tidak memenuhi syarat-syaratnya. Manusia
bukan kebenaran mutlak karena ia makhluk ciptaan yang terbatas, bersifat subjektif dan dikuasai
oleh ruang dan waktu. Bersifat subjektif artinya terhadap objek yang sama manusia mempunyai
sudut pandang atau pendapat yang berbeda-beda. Kalau misalnya ada 1000 orang yang dimintai
pendapatnya akan sesuatu objek, akan ada 1000 macam pandangan yang berbeda-beda.

Manusia mengerti sesuatu sebatas pengertiannya sendiri dan melihat sesuatu sebatas daya
lihatnya sendiri. Dia tidak bisa dan tidak mungkin bisa mengerti dan melihat sesuatu
sebagaimana adanya. Jadi kebenaran yang dilihatnya dari sudut pandangnya sendiri ( yang
terbatas ) itu bersifat relatif, bukan absolut ( mutlak ). Dikuasai oleh ruang dan waktu
mempunyai implikasi bahwa ia tidak mahatahu ( artinya banyak hal yang tidak diketahuinya),
bisa salah dan selalu berubah berganti.

Pandangan manusia itu sangat terbatas karena ( tubuh ) manusia dibatasi oleh ruang dan waktu.
Manusia hanya bisa berada pada satu tempat pada waktu tertentu. Indra-indra tubuh manusia
tidak bisa mendeteksi sesuatu yang terlalu ekstrem. Mata manusia tidak bisa menangkap benda
yang terlalu besar atau kecil, terlalu dekat atau terlalu jauh. Mata manusia juga tidak bisa

6
menangkap gerakan yang terlalu cepat. Mata manusia hanya bisa menangkap cahaya dengan
panjang gelombang dalam suatu rentang tertentu. Telinga manusia hanya dapat menangkap suara
dalam rentang frekuensi tertentu. Otak manusia hanya dapat memikirkan pola-pola yang sudah
dikenalnya sebelumnya. Banyak hal yang tidak atau belum diketahui manusia, dan yang tidak
atau belum pernah terpikirkan. Dan ada hal-hal yang tidak akan pernah bisa terpikirkan olehnya.

Jadi kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia hanya
bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di level manusia atau
yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang dari level yang lebih tinggi, dari Allah. Jadi
kebenaran mutlak adalah kebenaran yang datang dari Allah yang mahabesar.

Dan kita sebagai umat muslim tidak bisa untuk mengingkarinya. Maka dari itu kita harus
memiliki agama dan percaya adanya Tuhan. Seseorang yang menjalankan kebenaran mutlak itu
menjalani kebahagiaan. Dan kebahagiaan dekat dengan kebenaran. Di dalam saya hidup
beragama, di dalam agama saya juga banyak pendapat para ahli yang dimana pendapat itu tidak
menyimpang dari aturan Allah dan aturan tersebut ditaati oleh umat islam. Dimana pikiran itu
hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu dan konsesus (subjektif). Atau mungkin sering kita
sebut ulama. Allah menurunkan Al-Qur'an dan saya pelajari dimana dalam hal tersebut
mempelajari banyak hal penting tentang larangan dan perintah yang ada dalam Al-Qur'an.

Kebenaran Subjektif

Orang yang tidak faham ilmu logika sering mengatakan “Tidak ada kebenaran absolut, yang ada
adalah kebenaran relatif”. Kebenaran subjektif adalah kebenaran yang melibatkan persepsi
pengamatnya. Kebenaran subjektif, yaitu kebenaran yang ukurannya atau didapatkan dengan
cara dari pendapat diri sendiri secara subjektif tanpa didukung fakta , referensi ,tanpa analisa dan
tidak berdasarkan pengujian secara empiris-logis. Wilayah logika kebenaran relatif atau
kebenaran subjektif berada pada wilayah:

a. Keyakinan

b. Selera

c. Nilai

7
d. Bahasa/definisi/artikata/terjemah/tafsir

Contoh:

Ø Si A mengatakan makanan kalau tidak pedas itu kurang enak, tapi si B mengatakan makanan
kalau tidak pedas itu enak-enak saja.

Ø Si R berpendapat bahwa gadis yang berjilbab itu pasti cantik hatinya. Si S berpendapat belum
tentu gadis yang berjilbab pasti cantik hatinya.

Ø Di Jepang nyerobot antrian dianggap tak bermoral, dalam budaya Indonesia hal tersebut
masih dianggap biasa.

Ø Menurut si A mata pelajaran bahasa inggris paling mudah, sedangkan si B berpendapat mata
pelajaran Matematika paling mudah.

Cara Mencari Kebenaran Secara Umum :

Penemuan Kebenaran Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain adalah takdir Allah swt. Walaupun tidak
ditemukan secara ilmiah, banyak penemuan ini yang telah menggoncangkan dunia ilmu
pengetahuan.

Penemuan Kebenaran Melalui Trial and Error (Coba dan Ralat)

Bekerja secara coba dan ralat adalah melakukan suatu pekerjaan secara aktif dengan mengulang-
ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi. Pengulangan
tersebut tanpa dituntun oleh suatu petunjuk yang jelas sampai seseorang menemukan sesuatu.

Penemuan Kebenaran Melalui Spekulasi

Penemuan kebenaran melalui spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari pada penemuan secara
coba dan ralat. Dalam spekulasi seseorang dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun kurang
dipikirkan masak-masak tetapi dikerjakan dalam suasana yang penuh resiko. Penemuan dengan
cara ini memerlukan pandangan yang tajam.

8
Penemuan Kebenaran Melalui Kewibawaan

Kebenaran ini berasal dari pendapat orang-orang yang dianggap berwibawa, yaitu kebenaran
berdasarkan penghormatan pada pendapat orang yang dianggap berwibawa. Sering orang tidak
lagi berusaha menggunakan kebenaran ini dan menerima pendapat tersebut sebagai kebenaran.

Penemuan Kebenaran Melalui Berpikir Kritis

Dengan kemampuannya berpikir, manusia dapat merangkum pengalaman dan fenomena dalam
suatu rumusan untuk mencapai kebenaran. Kemampuan berpikir dan pengalaman tidak lain
adalah berpikir logis. Berpikir logis bukanlah sepenuhnya merupakan cara-cara yang ilmiah
karena logika dan pengalaman manusia yang digunakan untuk menemukan kebenaran tidak
dalam konsep yang sama sehingga tanpa guna. Hasil yang memuaskan tergantung dari dua hal,
yaitu kemampuan berpikir dan jenis pengalaman. Dan dari sinilah bermula metode penelitian
karena manusia mencari jalan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan.

Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah

Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Metode
penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan.Penyaluran sampai
setaraf ini disertai oleh gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah.

Dan Al-Qur'an juga berisi ilmu pengetahuan yang penting untuk saya (epistemologi).

Dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkn makna dari epistemologi adalah cabang dari
ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batasan-batasan pengtahuan. lebih jelasnya dijelaskan
bahwa bagaimana kebenaran didapatkan oleh manusia dalam hai ini cara menangkap keberadaan
sesuatu dan mengetahui adanya.

Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas


keyakinan. Banyak perdebatan dalam epistemologi berpusat pada empat bidang: (1) analisis
filsafat terkait hakikat dari pengetahuan dan bagaimana hal ini berkaitan dengan konsep-konsep
seperti kebenaran, keyakinan, dan justifikasi, (2) berbagai masalah skeptisisme, (3) sumber-
sumber dan ruang lingkup pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan, dan (4) kriteria bagi
pengetahuan dan justifikasi. Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa yang

9
membuat kebenaran yang terjustifikasi dapat dijustifikasi?", Apa artinya apabila mengatakan
bahwa seseorang mengetahui sesuatu?[5] dan pertanyaan yang mendasar, Bagaimana kita tahu
bahwa kita tahu?

Istilah 'Epistemologi' pertama kali digunakan oleh filsuf Skotlandia James Frederick Ferrier
pada tahun 1854.[a] Namun, menurut Brett Warren, Raja James VI dari Skotlandia sebelumnya
telah mempergunakan konsep filosofis ini dan menggunakannya sebagai personifikasi, dengan
istilah Epistemon, pada tahun 1591.

Lambat laun saya berproses dari awalnya saya kecil hingga sekarang saya kuliah sekarang ini,
hingga akhirnya saya tau bahwa kita suci di dalam hidup beragama itu adalah kitab yang
mempunyai nilai kebenaran yang mutlak dimana kedudukannya dibanding hal yang lain lebih
tinggi derajatnya dan kita tidak bisa membantah dan berwujud bentuknya (scritualisme) dan saya
harus mengamalkannya untuk kebahagiaan hidup saya. Kewajiban sebagai orang muslim juga
berdoa kepada Allah. Dimana ketika saya berdoa hati saya merasa tenang dan pikiran menjadi
lancar. Terlebih ketika saya akan ujian. Memang janji Allah itu ada dan pasti kebenarannya.
Sholat juga salah satu bentuk yang awalnya saya waktu kecil lihat dari orang tua saya, dan
akhirnya saya mendengar dari guru ngaji saya kalau sholat itu wajib hukumnya untuk seluruh
umat muslim yang sudah baligh kira kira umur 7 tahun, dan kemudian saya rasakan manfaatnya
dari saya melaksanakan itu (empirisme).

Empirisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada
bukti empiris. Dengan empirisme aturan (untuk mengatur manusia dan alam) itu dibuat.
Empirisme juga memiliki kekurangan yaitu ia belum terukur. Empirisme hanya sampai pada
konsep-konsep yang umum. Seorang empirisme biasanya berpendirian, kita dapat memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan diperoleh dengan perantaraan indera.

Kelebihan empirisme adalah pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar,
karena faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Kelemahan empirisme cukup banyak diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Indra terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil..

10
b. ndera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulanya rasanya pahit, udara panas dirasakan
dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.

c. Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu sebenarnya tidak
sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membohongi indera. Ini jelas dapat menimbulkan
inderawi yang salah.

d. Indera dan objek sekaligus. Empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia.

Allah banyak menciptakan makhluk yang ada di dunia ini, itu juga yang saya sering dengar
dulu ketika saya mengaji di TPA dekat rumah saya. Guru ngaji banyak cerita tentang itu hingga
akhirnya saya merasa takut jikalau guru ngaji saya bercerita tentang hantu ataupun setan yang
sering mengganggu manusia bahkan manusia sedang beribadahpun kepada Allah mereka tidak
henti-hentinya menggoda kita agar tidak tunduk kepada Allah. Bahkan Nabi Adam dan Hawa
diturunkan ke bumi juga karena ulah setan yang mengganggu mereka di surga. Jin ataupun setan
tidak bisa kita lihat atau abstrak (metafisik).

Pengertian Metafisika - Sebagai sebuah disiplin filsafat, metafisika telah dimulai sejak zaman
yunani kuno, mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri
tidak pernah memakai istilah ”metafisika” Aristoteles menyebut disiplin yang mengkaji hal-hal
yang sifatnya di luar fisika sebagai filsafat pertama (proto philosophia)untuk membedakannya
dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika. Istilah metafisika
yang kita kenal sekarang, berasal dari bahasa Yunani ta meta ta physika yang artinya “yang
datang setelah fisik”. Istilah tersebut diberikan oleh Andronikos dari Rhodos (70 SM) terhadap
karya-karya Aristoteles yang disusun sesudah (meta) buku fisika. (Loren Bagus, Matafisika,
(Jakarta: Gramedia, 1991), hlm 18) Pengertian Metafisika Dalam Filsafat Menurut Para Ahli

Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Metaphysica mengemukakan beberapa gagasannya


tentang metafisika antara lain:

Metafisika sebagai kebijaksanaan (sophia), ilmu pengetahuan yang mencari prinsip-prinsip


fundamental dan penyebab-penyebab pertama.

Metafisika sebagai ilmu yang bertugas mempelajari yang ada sebagai yang ada (being qua being)
yaitu keseluruhan kenyataan.

11
Metafisika sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai obyek paling luhur dan sempurna dan
menjadi landasan bagi seluruh adaan, yang mana ilmu ini sering disebut dengan theologia. (Kees
Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm.154)

Dari ketiga keterangan Aristoteles tentang metafisika tersebut, sebenarnya terdapat dua obyek
yang menjadi metafisis Aristoteles yaitu, (a) yang ada sebagai yang ada being qua being dan (b)
yang Ilahi. Namun demikian Aristoteles sendiri tidak menjadikan dua obyek kajian sebagai
obyek bagi dua disiplin ilmu yang berbeda. Seorang filosof Jerman bernama Christian Wolff
cenderung meyakini bahwa pembicaraan tentang yang ada sebagai yang ada dan yang Ilahi harus
dipisahkan dan tidak dapat dibicarakan bersama-sama. Oleh karenanya, Wolff memilah filsafat
pertama Aristoteles menjadi metaphysica generalis (metafisika umum) atau juga sering disebut
ontologi dan methapysica specialis (metafisika khusus).

Metafisika umum membahas mengenai yang ada sebagai yang ada, artinya prinsip-prinsip
umum yang menata realitas, sedang metafisika khusus membahas penerapan prinsip-prinsip
umum ke dalam bidang-bidang khusus: teologi, kosmologi dan psikologi. Pemilahan Wollf
tersebut didasarkan pada dapat tidaknya dicerap melalui perangkat inderawi suatu obyek filsafat
pertama. Metafisika umum (untuk seterusnya digunakan istilah ontologi) mengkaji realitas
sejauh dapat diserap melalui indera sedang metafisika khusus (metafisika) mengkaji realitas
yang tidak dapat diserap indera, apakah itu realitas ketuhanan (teologi), semesta sebagai
keseluruhan (kosmologi) maupun kejiwaan (psikologi). Kedua disiplin filsafat pada dasarnya
tidak sepenuhnya terpisah satu sama lain karena menurut Wollf sendiri pembahasan metafisika
tentang realitas supra inderawi, terkait dengan pembahasan ontologi tentang prinsip-prinsip
umum yang menata realitas inderawi. (Donny Gahral Adian, Matinya Metafisika Barat, (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2001), hlm. 6)

Terlepas dari perbedaan mengenai istilah metafisika dan keengganan orang akan metafisika,
kedudukan metafisika dalam dunia filsafat sangat kuat. Pertama, metafisika sudah merupakan
sebuah cabang ilmu tersendiri dalam pergulatan filosofis. Kedua, seperti yang dikatakan
Heideggaer, setiap telaah filosofis terdapat unsur metafisik. (Anton Bakker, Ontologi Metafisika
Umum: filsafat Pengada dan Dasar-Dasar Kenyataan ( Yogyakarta: kanisius, 1992), hlm.15)

12
Metafisika, berbeda dengan kajian-kajian tentang wujud partikular yang ada pada alam semesta.
biologi mempelajari wujud dari organisme bernyawa, geologi mempelajari wujud bumi,
astronomi mempelajari wujud bintang-bintang, fisika mempelajari wujud perubahan pergerakan
dan perkembangan alam. Tetapi metafisika mempelajari sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh
semua wujud ini. (Rhomo Philipus Tule (ed.), kamus filsafat (Bandung: Rosda, 1995 ), hlm.202-
203)

Kajian tentang metafisika dapat dikatakan sebagai suatu usaha sistematis, refleksi dalam
mencari hal yang berada di belakang fisik dan partikular. Itu berarti usaha mencari prinsip dasar
yang mencakup semua hal dan bersifat universal, seperti istilahnya C.E.M joad, dalam bukunya
A Critique of logical positivism, yang dikutip oleh Harold Titus dkk. Sebagai “penyelidikan
tentang Tuhan”,(Harold Titus (dkk.), Persoalan-persoalan Filsafat, terj. Rasyidi (Jakarta: Bulan
Bintang, 1986), hlm. 362) bisa juga dikatakan sebagai “penyelidikan tentang dunia ilahi yang
transenden”. (C.A. Van Peursen, Strategi Kebudayaan, terj. Dick Hartoko (Yogyakarta: kanisius,
1988) , hlm. 64)

Hingga akhirnya saya kuliah ini, saya juga masih sering takut akan adanya hal itu. Tetapi tidak
apa, karena itu juga ciptaan Allah. Ketika kuliah saya juga diajarkan tentang banyak hal, apalagi
saya saat ini kuliah jurusan hukum dimana saya harus mempelajari banyak hukum-hukum atau
aturan yang ada di negara Indonesia ini. Juga dalam mata kuliah statistika, saya juga mempelajari
bab tentang hipotesis dimana itu adalah suatu hal yang kebenarannya masih bersifat lemah dan
dipenuhi dengan kata-kata keraguan dan perlu dianalisis. Semua kebenaran itu berawal dari
hipotesis. Juga ketika saya akan menyusun tugas akhir saya ketika akan meraih gelar sarjana,
saya juga disuruh membuat tugas akhir atau skripsi dimana kita harus menentukan hipotesis.
Ketika hal itu sudah tercapai kemudian saya harus membuat dugaan sementara yang didukung
dari teori-teori yang sebelumnya sudah saya buat (tesis). Kemudia juga ada pro kontra biasanya
berupa penolakan terhadap tesis atau penolakan terhadap teori yang pertama (antitesis) hingga
akhirnya saya menemukan kebenaran yang mutlak. Dan tugas akhir saya sudah selesai dengan
baik (sintesis)

Hipotesa berasal dari penggalan kata “hypo” yang artinya ‘dibawah” dan “thesa” yang artinya
“kebenaran”. Jadi hipotesa kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa
Indonesia menjadi hipotesa dan berkembang menjadi Hipotesa. Hipotesis adalah jawaban

13
sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang
peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus
perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang
gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.

Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti.
Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep
yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. Hipotesi sangat penting bagi
suatu penelitian karena hipotesis ini makan penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing
dan mengarahkan dalam pengumpulan data.

FUNGSI HIPOTESIS

Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada
empat yaitu:

Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan


pengetahuan dalam suatu bidang.

Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan,
peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan,
untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar
hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami
persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa
arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan
penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.

Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.

Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu
pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti

14
tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan
peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang
tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan
meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar
siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari
pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“.
Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua
vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.

Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data
yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis
menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan
diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang
mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan
sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis
satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik yang
diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu
sarat.

Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu
yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yang
diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti
kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis
itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas
satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra
sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap
perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik
analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.

15
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan
menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat
menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula,
sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.

CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK

Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal –
hal tersebut diantaranya :

Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.

Hipotesis harus dapat diuji

Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.

Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

JENIS-JENIS HIPOTESIS

Hipotesis Nol (Ho)

16
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah
ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y).

Contoh : “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.

Hipotesis Kerja (H1)

Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan
digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.

PENGUJIAN HIPOTESIS

Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat
diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data
yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan
hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti
cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau
perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat
ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data,
dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

Tesis sering kali kita dengar dalam pembicaraan yang dilakukan oleh para civitas akademika
yang ada di perguruan tinggi. Bagi para pengenyam dunia pendidikan perguruan tinggi, istilah
yang satu ini tentunya bukanlah istilah yang baru atau asing, akan tetapi untuk kebanyakan orang
awam, istilah ini cukup tergolong asing bagi telinga mereka.

Definisi dan Pengertian Tesis

Tesis merupakan sebuah pernyataan ataupun teori yang dilandasi oleh berbagai macam argumen
yang dinyatakan ataupun ditulis dalam bentuk karangan, yang sengaja dibuat untuk bisa
menyelesaikan program pendidikan di tingkat pendidikan tertentu sehingga penulisnya layak dan
berhak untuk mendapatkan gelar sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.

17
Pengertian tesis secara singkat merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang dibuat untuk
mendapatkan gelar tertentu pada tingkat pendidikan perguruan tinggi. Tesis merupakan salah
satu bukti yang menggambarkan tingkat kemampuan seseorang dalam sebuah disiplin ilmu
tertentu. Semakin baik kualitas sebuah tesis yang dibuat, maka semakin terbukti pula
kemampuan orang yang membuatnya dalam menguasai disiplin ilmu yang ditekuninya.

Di dalam hidup beragama saya juga harus banyak bertoleransi dengan umat agama lain. Kita
tidka boleh memandang jikalau agama ini yang paling baik diantara yang lain tetapi kita harus
menghargai perbedaan. Karena memang negara Indonesia adalah negara yang beraneka ragam.

Layaknya ilmu, semua hal ini mempunyai filosofi. Juga seperti kopi ia hitam tapi tidak dengan
hitamnya itu ia tidak ada kelebihan. Banyak hal yang menyukai kopi, karena di dalam teguknya
kita akan merasakan manisnya dia dan kita harus sudah mengakhiri tegukam ketika kita sudah
berada di dasar. Juga seperti manusia, ketika kita berusaha dan kita mengalami kesusahan kita
tidak boleh tetap dibawah tetapi kita harus beranjak naik dan memulai sesuatu hal yang baru.
Sama seperti dalam agama juga dijelaskan kita tidak boleh bersakit-sakit lama karena masih ada
Allah yang harus kita taati agar kita tidak terus menerus mengeluh.

Kopi juga mengajarkan hal kepada saya, bahwa yang hitam pahit tidak selamanya buruk. So,
don't judge people just from the cover only. Ketika kita minum kopi bahwa batas kopi adalah
ampas, dan batas kita berbuat adalah Tuhan. Jadi dalam hal ini, ketika kita akan berbuat sesuatu
maka kita harus berpikir apakah ini baik ataupun buruk. Dan, Tuhan yang menjadi batas kita
berbuat.

Jika kopi membuatmu candu, maka kamu harus juga menyandu untuk beribadah kepada Allah
layaknya secangkir kopi. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari kopi, bahwa sesuatu itu harus
sinkron antara manis dan pahit layaknya hidup yang kadang diatas kadang dibawah.

Kopi adalah sesuatu hal yang pasti, dimana setiap hal yang kamu lalui dari kopi dari yang
awalnya hanya mencium baunya hingga Merasakannya hingga teguk terakhir kopi. Jika kau
belum masih mengeluh akan pahitnya kopi berarti kamu masih mengeluh akan lika-liku dunia
yang Tuhan ciptakan untukmu.

18
Juga halnya hidup saya, sampai sekarang ini saya masih terus belajar karena ada pepatah
tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat. Karena sampai kapanpun umur kita dan berapapun
umur kita, kita diwajibkan untuk tetap menuntut ilmu. Dan menuntut ilmu itu tidak harus melalui
bangku sekolahan.

Dan hingga sampa sekarang ini banyak juga orang orang yang menuntut ilmu walaupun usia
mereka sudah tua. Dan itu sudah menjadi sesuatu kebiasaan yang kebenarannya itu tetap dan
tidak berubah atau konservatifisme. Walaupun banyak suka dan duka di dalam kita menuntut
ilmu tetapi kelak kita akan menikmati hasilnya suatu saat nanti. Ada pepatah nuga mengatakan
bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Lebih baik kehilangan masa muda daripada
kehilangan masa depan. Karena janji Allah itu pasti.

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini
berasal dari bahasa Latin, conservare, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan".
Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di
berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif
berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai
dari zaman yang lampau, the status quo ante.

Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan


penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.
Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan “politik penundaan, yang
tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan
kesehatan dari suatu organisme sosial.

Allah juga banyak menuliskan hal-hal yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad sehingga kita
harus menaati. Dan dalam hal ini, akan itu pilihanmu dalam hidupmu agar kamu tenang untuk
masamu di dunia ini. Dan kamu tidak bisa menentang apa-apa yang sudah tertulis di dalamnya.
Allah juga menetapkan atau menggariskan sesuatu yang sudah pasti kepadamu. Sesuatu yang
akan terjadi kepadamu dan hal apa yang akan ada dalam hidupmu nantinya. Bahkan itu sudah
Allah tetapkan jauh sebelum kamu ada di dunia ini Allah sudah tuliskan. Dan, ketika masa kamu
di dunia sudah habis daun yang tertulis di lauhul mahfudz akan jatuh gugur dan malaikat maut

19
akan mulai mengikuti setiap langkahmu. Maka itu yang harus kita lakukan kepada Allah supaya
kita kelak akan hidup bahagia kekal abadi di akhirat nantinya.

Tetapi ketika berilmu, kita juga tidak boleh membohongi orang lain dengan ilmu yang kita
punya. Kita juga harus memberi tau ataupun membagi ilmu kita kepada orang lain karena ilmu
itu tidak akan habis dan dapat membantu kita kelak di akhirat. Karena, ilmu yang dimanfaatkan
itu tadi akan menjadi amalan yang tidak akan terputus untuk kita ketika kelak di akhirat nanti.

Intinya kita wajib menuntut ilmu, dan salah satu yang menjadi mata kuliah saya adalah Filsafat
Ilmu. Dan mari saya bahas satu per satu dari yang diatas belum dibahas.

1. Idealisme

Idealisme adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz
pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan
dengan materialisme Epikuros. Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang
mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20
istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat.

Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan
ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik.
Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, budi, diri, pikiran mutlak, bukan
berkenaan dengan materi.

Menurut pandangan beberapa filsuf:

a. Fichte memakai nama idealisme subyektif, jadi pandangan-pandangan berasal dari subyek-
subyek tertentu, dia menyandarkan keunggulan moral untuk sebuah etika manusia yang ideal.[1]
Dia diduga sebagai pendiri idealisme di Jerman.

b. Hegel mengangkat idealisme subyektif dan obyektif untuk menggambarkan tesis dan antitesis
secara berturut-turut. Hegel sendiri mengemukakan pandangannya sendiri yang disebut idealisme
absolut sebagai sintesis yang lebih tinggi dibanding unsur yang membentuknya (tesis dan
antitesis).

20
c. Kant menyebut pandangannya dengan istilah idealisme transendental atau idealisme kritis.
Dalam alternatif ini isi pengalaman langsung tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya
sendiri, dan ruang dan waktu merupakan forma intuisi kita sendiri. Schelling telah menggunakan
istilah idealisme transendental sebagai pengganti idealisme subyektif.

Tokoh-tokoh lain cukup banyak ; Barkeley, Jonathan Edwards, Howison, Edmund Husserl,
Messer dan sebagainya.

Dalam dunia sastra, terdapat aliran idealisme juga, misalnya sebuah cerita, di dalamnya terdapat
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Berdasarkan pesan-pesan itu, seseorang dapat
menganalisis tentang pandangan penulis. Idealisme yang dikemukakan terkait dengan tema
cerita, misalnya tema yang berhubungan dengan cinta, perjuangan, dan pembangunan masa
depan. Ada dua bentuk idealisme: yaitu idealisme aktif, yaitu idealisme yang melahirkan
insipirasi-inspirasi baru yang bisa dilakukan dalam realitas, sedangkan idealisme pasif adalah
idealisme yang hanya semu, tidak pernah bisa diwujudkan, bersifat utopis saja.

2. Tokoh realisme adalah Aristoteles (384 – 332 SM). Pada dasarnya aliran ini berpandangan
bahwa hakekat realitas adalah fisik dan roh, jadi realitas adalah dualistik. Ada 3 golongan dalam
realisme, yaitu realisme humanistik, realisme sosial, dan realisme yang bersifat ilmiah. Realisme
humanistik menghendaki pemberian pengetahuan yang luas, ketajaman pengalaman, berfikir dan
melatih ingatan. Realisme sosial berusaha mempersiapkan individu untuk hidup bermasyarakat.
Realisme yang bersifat ilmiah atau realisme ilmu menekankan pada penyelidikan tentang alam.
Francis Bacon (1561–1626) seorang tokoh realisme ilmu berpandangan bahwa alam harus
dikuasai oleh manusia. Pandangannya tentang manusia ditentukan oleh kemampuan
menggunakan pikirannya. (Sadulloh: 2003: 36)

Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar kesadaran ada
sebagai suatu yang nyata dan penting untuk kita kenal dengan mempergunakan intelegensi.
Objek indra adalah real, yaitu benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda
itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Menurut
realisme hakikat kebenaran itu barada pada kenyataan alam ini, bukan pada ide atau jiwa.

21
Aliran realisme juga memiliki implikasi terhadap dunia pendidikan (Fajar, 2010: 1) sebagai
berikut:

Tujuan Pendidikan. Pendidikan pada dasarnya bertujuan agar para siswa dapat bertahan hidup di
dunia yang bersifat alamiah, memperoleh keamanan dan hidup bahagia. Dengan jalan
memberikan pengetahuan yang esensial kepada para siswa, maka mereka akan dapat bertahan
hidup di dalam lingkungan alam dan sosialnya.

Kurikulum Pendidikan. Kurikulum sebaiknya meliputi: (1) sains/IPA dan matematika, (2) Ilmu-
ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial, serta (3) nilai nilai.

Sains dan matematika sangat dipentingkan. Keberadaan sains dan matematika dipertimbangkan
sebagai lingkup yang sangat penting dalam belajar. Sebab, pengetahuan tentang alam
memungkinkan umat manusia untuk dapat menyesuaikan diri serta tumbuh dan berkembang
dalam lingkungan alamnya. Ilmu kemanusiaan tidak seharusnya diabaikan, sebab ilmu
kemanusiaan diperlukan setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Kurikulum hendaknya menekankan pengaruh lingkungan sosial terhadap kehidupan individu.

Metode Pendidikan. “Semua belajar tergantung pada pengalaman, baik pengalaman langsung
maupun tidak langsung (seperti melalui membaca buku mengenai hasil pengalaman orang lain),
kedua-duanya perlu disajikan kepada siswa. Metode penyajian hendaknya bersifat logis dan
psikologis. Pembiasaan merupakan metode utama yang diterima oleh para filsuf Realisme yang
merupakan penganut Behaviorisme” (Edward J. Power). Metode mengajar yang disarankan para
filosof Realisme bersifat otoriter. Guru mewajibkan para siswa untuk dapat menghafal,
menjelaskan, dan membandingkan fakta-fakta; mengiterpretasi hubungan-hubungan, dan
mengambil kesimpulan makna-makna baru.

Peranan Guru dan Siswa. Guru adalah pengelola kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas
(classroom is teacher-centered); guru adalah penentu materi pelajaran; guru harus menggunakan
minat siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran, dan membuat mata pelajaran sebagai
sesuatu yang kongkrit untuk dialami siswa. Dengan demikian guru harus berperan sebagai
“penguasa pengetahuan; menguasai keterampilan teknik-teknik mengajar; dengan kewenangan
membentuk prestasi siswa”. Adapun siswa berperan untuk “menguasai pengetahuan yang
diandalkan; siswa harus taat pada aturan dan berdisiplin, sebab aturan yang baik sangat

22
diperlukan untuk belajar, disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk berbagai tingkatan
keutamaan” (Edward J. Power).

Pendidikan yang didasari oleh realisme bertujuan agar peserta didik menjadi manusia bijaksana
secara intelektual yang dapat memiliki hubungan serasi dengan lingkungan fisik maupun sosial.
Implikasi pandangan realisme adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang dapat menyelesaikan diri dalam masyarakat
dan memilki tanggung jawab pada masyarakat.

2. Kedudukan peserta didik ialah memperoleh intruksi dan harus menguasai pengetahuan.
Disiplin mental dan moral diperlukan dalam setiap jenjang pendidikan.

3. Peran guru adalah menguasai materi, memiliki keterampilan dalam pedagogi untuk mencapai
tujuan pendidikan.

4. Kurikulum yang dikembangkan bersifat konfrehensif yaitu memuat semua pengetahuan yang
penting. Kurikulum realis menghasilkan pengetahuan yang luas dan praktis.

5. Metode yang dilaksanakan didasari oleh keyakinan bahwa senua pembelajaran tergantung
pada pengalaman. Oleh karenanya pengalaman langsung dan bervariasi perlu dilaksanakan oleh
peserta didik. Metode penyampaian harus logis dan didukung oleh pengetahuan psikologis.
(Sadulloh: 2003: 42)

3. Perenealisme

Perenialisme adalah suatu aliran yang lebih berorientasi kemasa lalu dan lebih menekankan
pada keabadian, keidealan, kebenaran maupun keindahan pada warisan budaya. Penerapan
filsafat ini cenderung dilakukan secara efektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terikat dengan pendidikan.

4. Progresivisme

Progressivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa
manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah

23
yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri. Aliran Progressivisme mengakui dan
berusaha mengembangakan asas Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam
kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam
melihat segala sesuatu dari segi keagungannya. Berhubungan dengan itu progressivisme kurang
menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu
maupun pada zaman sekarang.

5. Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu
yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu

6. Positivisme

Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat bermakna
sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita. Ini
berarti, apa yang disebut sebagai positif bertentangan dengan apa yang hanya ada di dalam
angan-angan (impian), atau terdiri dari apa yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi
kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan pengertian positivisme secara
terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam "pencapaian kebenaran"-nya bersumber
dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak
dikaji dalam positivisme.

7. Korespondensi

Adalah kebenaran itu terletak antara alam ide dan realitas itu sesuai. Sebagai contoh, jikalau
lapar ya makan, ketika haus ya minum. Itu adalah teori yang paling kuat.

8. Koherensi dan konsisten

24
Konsisten adalah kebenaran yang tidak berubah. Sedangkan koherensi adalah peka terhadap
perkembangan zaman. Sesuai dengan masa lampau atau dengan kata lain kejadian itu ada
hubungannya dengan masa dulu. Berhubungan dengan agama, budaya, dan moral.

9. Performatif

Adalah kebenaran simbolis atau hanya bisa dilakukan oleh orang-orang penguasa. Kebenaran
yang tidak membutuhkan diskusi, dialektika, dialog dan sifatnya doktrin.

10. Pragmatis

Adalah kebenaran yang dihasilkan dari kemanfaatan diri. Tidak sesuai dengan kebenaran
koherensi dan performatif.

11. Konsensus

Adalah teori kesepakatan atau tidak mutlak atau temporer.

Kamu, Kopi dan Janji

25
Dalam hidupmu, kamu perlu ilmu untuk berakal, kamu perlu kopi untuk menikmati tetapi kamu
harus mendasari semua itu dengan agama sebagai pilihanmu supaya kamu tau bahwa janji Allah
itu pasti ada untukmu. Semua yang kamu lakukan harus seimbang diantara semuanya, ketika
kamu mendapat tuntutan untuk berilmu, kamu juga tidak boleh melupakan kewajibanmu untuk
Tuhanmu, begitupun ketika kamu merasa lelah akan kerasnya dunia kamu boleh sesekali
menikmatinya dengan santai.

Dan maksud dari judul ni, ketika kita berilmu kita harus mempunyai pijakan hidup ataupun
agama. Dan orang yang berilmu itu sudah pasti punya agama. Dan ketika kita menjalani hidup
yang ada ini, kita juga perlu merasa tenang dan santai dengan menikmati secangkir kopi dan
melupakan beban sejenak tanpa harus lari dari masalah. Terimakasih untuk segala motivasi dan
filosofinya.

SELESAI

26

Anda mungkin juga menyukai