Anda di halaman 1dari 12

Peranan Bahasa Hukum……(Nurul Qamar & Hardianto Djanggih)

PERANAN BAHASA HUKUM DALAM PERUMUSAN


NORMA PERUNDANG-UNDANGAN
(Role of Legal Language in Formulation of Legislation Norms)
Nurul Qamar
Bagian Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia
Jalan Urip Sumohardjo Km.5 Makassar, Sulawesi Selatan, 90231
Email: nurulqamar@gmail.com

Hardianto Djanggih
Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Tompotika Luwuk
Jalan Dewi Sartika No 67 Luwuk, Sulawesi Tengah, 94715
Email: hardianto_djanggih@yahoo.co.id

Tulisan Diterima: 21Juli 2017; Direvisi: 18 Oktober 2017;


Disetujui Diterbitkan: 18 Oktober 2017

Abstrak
Peranan bahasa hukum mempunyai makna yang penting dalam perumusan norma perundang-
undangan. lmu hukum adalah disiplin ilmu yang bertengger di atas kepribadian ilmunya sendiri
(sui generis), oleh karenanya ilmu hukum memiliki logikanya sendiri, yaitu logika hukum dan
untuk kebutuhan, kepentingan keberfungsian keilmuannya baik bidang akademik maupun bidang
praktis. Rumusan masalah yang hendak diteliti adalah bagaimana pembedaan bahasa dalam
perspektif ilmu hukum dan bagaimana bahasa hukum dalam perspektif ilmu hukum. Artikel ini
menitiktekankan pada studi kepustakaan. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa ilmu hukum
mempunyai bahasanya sendiri, yaitu bahasa hukum. Ilmu hukum dengan segala stratifikasi
keilmuannya dan struktur atau klasifikasi hukumnya beserta segala elemen-elemen pendukung
sistemnnya sarat dengan bahasa-bahasa hukum yang mengandung artikulasi karakteristik sebagai
bahasa keilmuan hukum dan praksis, sehingga untuk memahami disiplin keilmuannya dengan baik,
maka harus menggunakan bahasanya sendiri yaitu bahasa hukum.
Kata kunci: Bahasa, Hukum, Perundang-Undangan

Abstract
Role of legal language has an important meaning in legislation norms formulation. A legal science
is a branch of knowledge that perch on its own entity (sui generis), therefore it belongs to logical
itself, that is legal logic and for need, interest, a benefit of knowledge both academic and practical.
The problems that will research is how distinction of language in legal science perspective.
This article emphasizes on literatures study. It concludes that legal science has its own language,
namely legal language. The legal science with all its stratification of knowledge and its structure
or legal classification and system of all supporting elements, full of legal languages that contains
articulation of characteristics as language of legal knowledge and practical, so to understand its
discipline well, it is necessary to use its own language that is legal language.
Keywords: Language, Legal, Legislation

337
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 337 - 347

PENDAHULUAN Hukum itu menggunakan bahasa


sebagai medianya.Dengan demikian antara
Latar Belakang bahasa dan hukum sangat erat kaitannya.
Keeratan antara hubungan keduanya
Perkembangan dewasa ini, bahasa
selanjutnya akan melahirkan istilah bahasa
memegang peranan yang sangat penting.
Memasuki dunia globalisasi yang di hukum. Penggunaan istilah dalam konteks ini
dalamnya terdapat banyak dinamika sosial, bukanlah secara linguistik, melainkan secara
menyebabkan manusia tanpa sengaja telah sosiologis. Alasannya adalah bahasa hukum
Indonesia adalah bahasa nasional Indonesia
membangun era komunikasi modern.1Dengan
yang dipergunakan dalam penyusunan
demikian, dalam dunia hukum pun dituntut
dalam penggunaan bahasa yang tepat untuk perundang-undangan yang dibentuk menurut
mengantisipasi terhadap dinamika sosial acuan sistem yang berlaku dalam bahasa
masyarakat. Indonesia baku.5

Undang-Undang Dasar Negara Republik Bahasa Hukum adalah bahasa aturan


Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945 dan peraturan yang bertujuan untuk
(amandemen) Pasal 1 ayat (3), “negara mewujudkan ketertiban dan keadilan, untuk
mempertahankan kepentingan umum dan
Indonesia adalah negara hukum”.2 Hukum
kepentingan pribadi di dalam masyarakat.
sebagai suatu sistem norma untuk mencapai
Namun dikarenakan bahasa hukum adalah
tujuan yang dikehendaki secara efektif.3 Oleh
bagian dari bahasa Indonesia yang modern,
karena itu, Dunia hukum identik dengan
maka dalam penggunannya harus tetap,
regulasi terhadap perilaku.Regulasi terhadap
terang, monosemantik, dan memenuhi
perilaku tidak bisa dibangun, diterapkan,
syarat estetika bahasa Indonesia.6
dan diapresiasi tanpa bahasa yang logis
dan argumentatif. Muncul pandangan Pertanyaan mungkin dapat timbul
bahasa hukum mempunyai kaidah bahasa bahwa bahasa yang manakah gerangan
sendiri. Pandangan ini dapat menyesatkan dimaksudkan sebagai bahasa hukum?
tatkala pandangan ini mengabaikan kaidah Jawaban sederhana yang bersifat dogmatik
pemakaian bahasa Indonesia, terutama adalah bahasanya ilmu hukum. Mungkin
yang berkaitan dengan hal semantik, pilihan jawaban demikian itu, lahir dari yang
kata, dan formulasi kalimat.4 berlatar belakang Sarjana Hukum, akan

1 Erna Noviana, "Gaya Bahasa Eufimisme Wacana Polhukan (Politik, Hukum dan Kriminal) Media Massa Okezone.
Com. Edisi Januari-April 2013 dan Skenario Pembelajaran Pada Kelas X SMA, Jurnal Surya Bahtera, Vol.2, No.11,
2014, hlm.1
2 Dayanto, “Rekonstruksi Paradigma Pembangunan Negara Hukum Indonesia Berbasis Pancasila”, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 13, No. 3, September 2013,.hlm.498 dikutip juga Hardianto Djanggih, dan Kamri Ahmad, Effectiveness
of Indonesian National Police Function Police on Banggai Regency Police Investigation (Investigation Case Study
Year 2008-2017, Jurnal Dinamika Hukum, Volume 17, Nomor 2, Mei 2017, hlm.152
3 Sri Mulyani,“"Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Ringan Menurut Undang-Undang Dalam Perspektif Restoratif
Justice”, Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol. 16, No. 3, September 2016, hlm.342 dikutip juga Hardianto Djanggih,
dan Yusuf Saefudin. "Pertimbangan Hakim Pada Putusan Praperadilan: Studi Putusan Nomor: 09/PID. PRA/2016/
PN. Lwk Tentang Penghentian Penyidikan Tindak Pidana Politik Uang." Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol. 17,
No. 3, September 2017, hlm.414
4 Simon, “Bahasa Indonesia Ragam Bahasa Hukum", Jurnal Leksika, Vol. 3, No.1, 2009, hlm.37
5 M. Ikhwan Said, “Kajian Semantik Terhadap Produk Tertulis Di Indonesia”, Jurnal Mimbar Hukum, Vol.24, No.2,2012,
hlm.187
6 http://www.ferlianusgulo.web.id/2016/04/kegunaan-bahasa-hukum.html, diakses tanggal 20 Pebruari 2017

338
Peranan Bahasa Hukum……(Nurul Qamar & Hardianto Djanggih)

tetapi jawaban lain ditemukan dari yang Rumusan Masalah


berlatar belakang Magister Hukum, dengan Dari uraian latar belakang diatas,
mengatakan bahwa bahasa hukum adalah maka rumusan masalah yang dikaji adalah
bahasa yang dipergunakan secara teoritis Bagaimanakah peranan bahasa hukum
dalam khazana ilmu hukum. Lain pula bagi dalam perumusan norma perundang-
Doktor Hukum, dengan mengatakan bahwa undangan dalam pendekatan perspektif
bahasa hukum, adalah bahasa yang menjadi pemaknaan arti bahasa, dalam perspektif
sarana untuk menyelami, memaknai dan pembedaan dalam bahasa serta dalam
mengungkap esensialitas ilmu hukum dalam perspektif bahasa hukum Indonesia?
keterhijabannya. Mungkin lain pula pendapat
seorang Profesor. Tujuan

Ilmu hukum (science of law/ Tujuan penulisan untuk mengetahui dan


rechtswetenschap) adalah disiplin ilmu yang menganalisis peranan bahasa hukum dalam
berdiri di atas kepribadian ilmunya sendiri penyusunan norma perundang-undangan.
(sui generis), oleh karenanya, ilmu hukum Sedangkan manfaat penelitian ini dapat
memiliki logikanya sendiri, yaitu logika dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan
hukum (logic of law/legal reasoning) dan referensi dalam penggunaan bahasa hukum
untuk kebutuhan, kepentingan keberfungsian dalam penyusunan norma perundang-
keilmuannya, maka ilmu hukum mempunyai undangan.
bahasanya sendiri (language), yaitu bahasa Metode Penelitian
hukum (law of language).
Penelitian ini berbentuk penelitian
Disiplin ilmu hukum dengan segala hukum normatif yang meneliti azas hukum,
stratifikasi keilmuannya dan struktur atau sistematika hukum, taraf sinkronisasi
klasifikasi hukumnya beserta segala elemen- hukum, sejarah hukum dan perbandingan
elemen pendukung sistemnnya sarat dengan hukum.7Berkaitan dengan bahasa hukum
bahasa-bahasa hukum yang mengandung dalam perspektif ilmu hukum.
artikulasi karakteristik sebagai bahasa
Tipologi penelitian bersifat
keilmuan hukum, sehingga untuk memahami
deskriptif analitis dengan tujuan untuk
disiplin keilmuannya dengan baik, maka
menggambarkan dan menganalisis bahasa
harus menggunakan bahasanya sendiri
hukum dalam penyusnan norma perundang-
yaitu bahasa hukum.
undangan. Jenis data yang digunakan
Jawaban-jawaban tersebut di atas, adalah data sekunder yang berasal dari
semuanya menunjukkan bahwa bahasa bahan hukum primer dan bahan hukum
hukum adalah sarana komunikasi keilmuan sekunder. Sementara bahan hukum primer
hukum (to speaking of law) baik secara adalah perundangan-perundangan yang
dogmatik, teoritis dan maupun filosofis berkaitan dengan masalah yang menjadi
dalam zona ilmu hukum sebagai sistem topik kajian. Bahan hukum sekunder adalah
konseptual, sistem norma dan sistem nilai meliputi berbagai buku dan karya tulis ilmiah
yang mengikat yang idealnya secara praktis yang terkait dengan bahasa hukum dalam
digunakan pula pada rana empiris. perspektif ilmu hukum serta bahan hukum

7. Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum Jakarta: UI Press, hlm. 51, lihat juga Mei Susanto, "Wacana
Pengembalian Syarat Presiden Orang Indonesia Asli Ditinjau Dari Perspektif Ketatanegaraan (A Discourse of Return
of Native Indonesia President`s Requirement in Perspective of State Structure)", Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum,
Volume 11, Nomor 2, Juli 2017, hlm.195

339
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 337 - 347

tersier seperti kamus dan berbagai sumber The problems of language and law have
dari internet. Dengan bahan hukum yang been discussed at the national level since
diperoleh, pengolahan, analisis, dan kontruksi the beginning of 1970 in which jurist scholars
data dilakukan dengan cara kauntitatif. and linguists organized a conference on
Language and Law in North Sumatra. They
PEMBAHASAN tried to enhance the uniformity of legal
language and terminology. Nevertheless,
Peranan Bahasa Hukum Dalam Perumusan many years later there is still very limited
Norma Perundang-Undangan attempt to address questions about the
Legal language produced in recent process of language transition and how the
decades, while arguing for the ground that law can be more accessible.10
language, as jurisdiction, always holds Ragam bahasa hukum termasuk
for law and sovereignty.8 One example in bahasa resmi.Hal ini karena bahasa hukum
Canada, the writing of Michael M. Jordan memiliki ciri khusus yang berbeda dengan
mentions that the Canadian people have karakteristik ragam ilmiah lainnya.Bahasa
difficulty understanding the language of hukum memiliki karakteristik dalam bahasa
the law text. So Michael M. Jordan offers a resmi.Contoh konkret adalah bahasa dalam
literary analysis of obscurity to the words Surat keputusan (SK) sebuah lembaga resmi
of the Act, and is also able to offer a way atau organisasi kemasyarakatan. Contoh
to make the text more clear. Therefore, it lain adalah bahasa yang dipakai dalam
seems the act of writing is based on the sebuah undang-undang (bahasa perundang-
principles of sound plain writing can actually undangan).11 Peter M. Tiersma mengatakan,
improve the effectiveness of the legal text and “There are also many genres of text in the
a communications standpoint.9 legal realm that do not exist in ordinary
Kaitannya bahasa hukum dalam language, such as various types of contracts,
khasanah ke Indonesiaan berdasarkan deeds, wills, rules, and statutes. Each has its
Hasil Simposium Bahasa dan Hukum yang own relatively rigid format and sometimes
dilaksanakan di Medan, pada tanggal 25 requires specific forms of language”.12
s/d 27 Nopember 1974, memutuskan dan Bahasa hukum yang bersumber dari
telah merumuskan bahwa bahasa hukum bahasa lokal anak bangsa Indonesia,
Indonesia adalah bahasa Indonesia yang misalnya “Rincik” (bukti hak kepemilikan
dipergunakan dalam bidang hukum, yang tanah menurut sistem hukum pertanahan
mengingat fungsinya mempunyai karakteristik adat di Sulawesi Selatan), “Tesang” di
tersendiri. bidang perjanjian bagi hasil dalam sistem

8 Justin B. Richald, "Jurisdiction: Grounding Law in Language, Anual Reviewe of Law and Social Science", Vol.42,
2013, United State, Annual Reviews. Inc. hlm.1
9 Michael P. Jordan, “Plainer Legal Language: Definition and Rewuierement In Act.Journal of Technical Writing and
Communication, Vol. 24, 3: SAGE Journal. pp. 333-352
10 Ignorantia juris non excusat means ignorance of the law is no excuse, i.e. no defence against criminal or other
proceedings arising from its breach. See Elizabeth A. Martin, ed., Oxford Dictionary of Law, 5th edition, (Oxford:
Oxford University Press, 2003), p. 240.Rafiqa Qurrata A'yun, The Voice of the Law in Transition, Indonesia Law
Review, Vol.5, No.2, 2015, hlm. 238-240
11 Muhammad Abdullah, "Membangun Kembali “Kesantunan” Bahasa Hukum Dalam Perundnag- Undangan RI”, Jurnal
Masalah-Masalah Hukum, Vol.42, No.2, 2013, hlm.362
12 Peter M. Tiersma, “Some Myths About Legal Langage”, Law Culture and Humanities, Vol.2, No.1,2006, Asociatow for
the Study of Law, hlm.469-493

340
Peranan Bahasa Hukum……(Nurul Qamar & Hardianto Djanggih)

hukum perjanjian adat di Sulawesi Selatan. dengan pemahaman terutama bahasa-


Di daerah-daerah lain di luar Sulawesi bahasa lokal anak bangsa Indonesia di
Selatan ada dikenal dengan sebutan antara Nusantara, dan bahasa asing yang telah
lain “ketitir”, “pekulen” “girik”, dll. diserap sebagai bahasa hukum Indonesia,
Bahasa hukum yang bersumber dari misalnya bahasa Belanda, Perancis, Jerman,
bahasa asing, misalnya dalam bidang hukum Inggeris dan bahasa Arab.
pidana antara lain delik (delictum), eksepsi Perlunya bahasa hukum Indonesia
(ecsepsio), tuntutan (requisitoir), pembelaan dipelajari agarpesan-pesan yangdikehendaki
(pledoi). hukum dapat diinterpretasi oleh pengemban
Bidang hukum perdata, misalnya kewenangan pelaksana hukum dan dapat
perjanjian (contract), berpiutang (credituur), pula dimengerti oleh yang ditujukan hukum
siberutang (debituur). Bidang hukum acara itu.
perdata, misalnya, kausa (causa) gugatan Dalam Undang-Undang Notaris (UU
(fundamentum petendi), alasan gugatan No. 2 Tahun 2014, Pasal 43) ditekankan
(posita/positum), tuntutan dalam gugatan kepada notaris untuk menggunakan bahasa
(petitum), jawaban balik penggugat (repliek), yang lebih jelas maksudnya dan tujuannya
jawaban tergugat atas repliek (duplik). sehingga dapat menghindari permasalahan
Putusan diluar hadirnya tergugat (Verstek), hukum yang samadikemudian hari.13 Hal
perlawanan atas putusan verstek (verzet), ini menghindari interperstasi, sebab karena
perlawanan pihak ketiga atas putusan norma hukum cenderung bersifat abstrak,
(derden verzet), upaya hukum atas putusan sehingga perlu dibuat terang, dan apabila
pengadilan tingkat pertama (banding/Appel), di interpretasi harus tepat agar pesannya
perlawanan atas putusan banding (kasasi). dapat dipahami sesuai dengan tujuannya.
Hakim tingkat pertama dan banding (judex Bahasa hukum sebagai bahasa hukum
factie), hakim tingkat kasasi (judex juris). Indonesia tidak hanya menjadi wilayah
Bidang Hukum Tata Negara dan Hukum jelajah keilmuan orang-orang yang berlatar
Administrasi, misalnya hukum dasar belakang disiplin ilmu hukum, melainkan
(konstitusi/constitution), administratur negara dapat diselami oleh orang-orang di luar dari
(bestuur), jabatan (ambstdrager), penjabat, disiplin ilmu hukum, yang disiplin ilmunya
pemangku jabatan (ambst) dll. bersentuhan dengan ilmu bahasa dan ilmu-
Memahami bahasa hukum akan memberi ilmu sosial.
efisiensi dan efektifitas serta validitas dalam
Pemaknaan Arti Bahasa
mengkomunikasikan hukum dalam upaya
pencapaian tujuan dan fungsi-fungsi hukum Bahasa adalah kata-kata yang digunakan
yang dibutuhkan, baik dalam konteks yuridis- sebagai alat bagi manusia untuk menyatakan
normatif maupun dalam konteks emprisinya. atau melukiskan suatu kehendak, perasaan,
pikiran, pengalaman, terutama dalam
Syarat mutlak untuk memahami bahasa
hubungannya dengan manusia lain. Dalam
hukum dengan baik bagi ilmuan hukum
pergaulan manusia, bahasa menjadi alat
Indonesia, harus memahami bahasa
penghubung yang mampu menyampaikan
Indonesia dengan baik sebagai media
berbagai pesan.Pesan yang disampaikan
bahasa hukum, seraya memperkaya diri
tersebut berupa simbol-simbol kebahasaan.14

13 Chandra Halim, "Analisis Penarapan Pasal 31Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Kewajiban
Penggunaan Bahasa Indonesia Terhadap Kontrak Internasional Yang Berpedoman Pada Asas-Asas Dalam Hukum
Kontrak (Studi Kasus Putusan Perkara No. 451/Pdt.G/2012/PNJkt.Brt)", Premise Law Jurnal, Vol.9, 2015, hlm.13
14 Haryanto, "Analysis Of Legal Langage In The Islamic Criminal Law", Jurnal Penelitian Keislaman, Vol.7, No.2011,
Mataram: LP2M Insituts Agama Islam Negeri, hlm.302-304

341
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 337 - 347

Bruggink dalam menyoal tentang hukum ilmiah atau bahasa keilmuan. Bahasa ilmiah
dan bahasa mengemukakan pertanyaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
tentang apa yang kita artikan dengan a. Luges dan eksak karena menghindari
bahasa itu? Pertanyaan ini penting bagi yang kesamaran dan ketaksaan
mengklaim dirinya sebagai seorang ilmuan, b. Obyektif dan menekan prasangka pribadi
oleh karena hanya dengan memahami arti c. Memberikan definisi yang cermat
bahasa maka dapat mengomunikasikan, tentang nama, sifat, dan kategori
menginterpretasi dan mentransfer ilmunya yang diselidikinya untuk menghindari
dengan baik.15 kesimpang siuran
Hilman Hadikusuma mengartikan d. Tidak beremosi dan menghindari
bahasa sebagai kata-kata yang digunakan tafsiran yang bersensasi
sebagai alat bagi manusia untuk menyatakan e. Cenderung membekukan makna
atau melukiskan sesuatu kehendak, kata- katanya, ungkapannya dan gaya
perasaan, pikiran, pengalaman, terutama paparannya berdasarkan konvensi
dalam hubungannya dengan manusia lain.16 f. Tidak dogmatis atau fanatik
words constitute semantic weaponry(kata g. Bercorak hemat, hanya kata yang
merupakan senjata semantik)17. Dengan diperlukan yang dipakai
demikian manusia menyatakan kata-kata h. Bentuk, makna dan fungsinya lebih
dengan ucapan, kita sebut bahasa lisan.Jika stabil daripada yang dimiliki kata biasa.19
kata-kata itu dilukiskan dalam bentuk tulisan, Apapun bahasa itu, adalah merupakan
kita sebut bahasa tulisan.Jika lukisan kata- media, sarana, alat bagi manusia untuk
kata itu berbentuk gambar atau tanda, maka mencapaikan maksudnya kepada orang lain,
kita sebut bahasa perlambang atau bahasa sehingga dengan demikianpun maka orang
pertanda. lain harus dapat dijamin mengetahui bahasa
Bahasa yang kita pakai di rumah itu, agar maksud dari penuturnya dapat
dengan anggota keluarga adalah bahasa dipahami dan dimengerti oleh penerimanya.
keluarga atau bahasa ibu. Bahasa keluarga Secara teoritik, Brouwer, dalam bukunya
itu, ada kemungkinannya menggunakan “In Leiden tot de Rechtswetenschap”
bahasa daerah, bahasa Indonesia dan atau Bruggink mengemukakan apa yang diartikan
bahasa asing. Samsuri memperluas arti bahasa dengan mengatakan bahwa kita
bahasa bahwa kita juga memakai bahasa berbicara tentang suatu bahasa jika terdapat
kedua, yaitu bahasa sekolah atau bahasa suatu sistem tanda-tanda yang memenuhi
komunikasi resmi, kemudian biasa juga kita syarat-syarat :
mendengar bahasa sehari-hari, yaitu bahasa a. Dibuat oleh manusia
yang dipergunakan dalam pergaulan sehari- b. Mengabdi pada komunikasi antar
hari, juga biasa didengar bahasa pengantar.18 manusia
Anton M.M mengemukakan bahwa c. Diterima dalam suatu masyarakat
bahasa yang dipelajari dan dipakai dalam manusia
dunia ilmu pengetahuan adalah bahasa d. Terdiri atas bunyi-bunyi dan atau tanda-
tanda.20

15 Bruggink. J.J.H, 2009, Refleksi tentang Hukum, Citra Aditya, Jakarta, hlm.8
16 Hilman Hadikusuma,2010, Bahasa Hukum Indonesia, Bandung: Alumni, hlm.8
17 Jean D. Aspremont, Wording In International Law, Leiden Of Jurnal International Law, Vol.25. Issue 3, 2012, p.576
18 Samsuri,1978, Analisa Bahasa, Memahami Bahasa Secara Ilmiah, Surabaya: Erlangga, hlm.7
19 Anton M.M,1974, Asas dan Kaidah Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: BPHN, hlm.14
20 Bruggink. J.J.H, 2009, Op. Cit. hlm.9

342
Peranan Bahasa Hukum……(Nurul Qamar & Hardianto Djanggih)

Jadi bahasa adalah merupakan suatu bahasa hukum dapat dikualifikasi sebagai
sistem, yaitu sistem tanda-tanda dan atau bahasa ilmiah atau bahasa pergaulan,
bunyi-bunyian yang mengandung suatu hal ini mengingat bahwa hukum harus
makna yang dapat dipahami oleh komunitas menjadi bagian integral dalam pergaulan
manusia.Oleh karena itu, maka bahasa kemasyarakatan.
merupakan produk budaya manusia.Manusia Menurut Bruggink bahwa bagi kita
sendirilah yang membuat bahasanya itu. menggaris bawahi apakah kita harus
Bahasa sebagai produk budaya anak mengkualifikasi bahasa hukum sebagai
manusia ditujukan untuk mengabdi pada bahasa pergaulan atau sebagai bahasa
kelancaran komunikasi atau relasi antar ilmiah.22Jika hukum positif itu harus berfungsi
umat manusia, sehingga tidak dimungkinkan di dalam masyarakat, maka hukum positif
adanya seseorang yang mengklaim bahwa harus terbuka bagi para warga masyarakat
bahasa itu semata-mata otoritasnya sendiri di mana hukum itu ditujukan.Aturan-aturan
untuk menggunakan.Artinya, bahasa itu dan putusan-putusan hukum positif dengan
adalah milik komunitas umat manusia, demikian harus memperlihatkan pemakaian
bahasa harus mengabdi sebagai sarana bahasa yang tidak jauh dari bahasa
komunikasi dan informasi bagi kemanusiaan. pergaulan.
Untuk itu pula, maka suatu bahasa harus Bahasa dan hukum merupakan
diterima oleh suatu komunitas masyarakat penjelmaan kehidupan manusia dalam
manusia, agar bahasa itu dapat berfungsi masyarakat yang merupakan sebagian pula
sebagai sarana komunikasi, informasi, dari penjelmaan suatu kebudayaan pada
interpretasi, dan transfer dari subyek penutur suatu tempat dan waktu.23 Jadi bahasa
ke penerima pesan atau maksud dari subyek menurut Sutan Takdir Alisjahbana, tidak lain
penuturnya. adalah jelmaan dari kehidupan manusia
dalam masyarakat, jika masyarakat tertentu
Pembedaan dalam Bahasa
tidak hidup dengan bahasanya maka bahasa
Telah disinggung di atas adanya beberapa itu akan lenyap. Misalnya, pada keluarga-
macam bahasa dari segi terminologis, namun keluarga modern, terdapat kecenderungan
di antaranya ada yang cukup prinsipil tidak lagi menggunakan bahasa daerah di
untuk diberikan pembedaan, yaitu bahasa lingkungan keluarganya, melainkan bahasa
pergaulan dan bahasa ilmiah. Indonesia ataupun mungkin bahasa asing,
Bruggink dalam kaitan tersebut, sehingga dapat berakibat lenyapnya bahasa
mengatakan bahwa disamping pembedaan daerah.
dalam bahasa lisan dan bahasa tulisan Bahasa hukum seharusnya menjadi
terdapat pembedaan lain berkaitan dengan bagian integral dari bahasa pergaulan
bahasa. Yang paling terkenal adalah masyarakat, mengingat tidak satu aspekpun
antara bahasa pergaulan (omgangastaal) dalam aktifitas manusia dalam komunitas
atau bahasa alamiah (natuurlijke taal) dan sosial yang tidak bersentuhan dengan
bahasa artifisial (kunstmatige taal) atau hukum, sehingga memahami bahasa hukum
bahasa ilmiah (wetenschappelijke taal).21 memberi dampak positif bagi manusia dalam
Berkenaan hal tersebut, dapat mengesensi kediriannya sebagai pribadi
muncul suatu pertanyaan bahwa apakah hukum (perzoonlijke).

21 Bruggink. J.J.H, 2009, ibid, hlm.11


22 Bruggink. J.J.H, 2009, ibid, p.12
23 Sutan Takdir A,1974, Bahasa Hukum, Jakarta: BPHN, Jakarta, hlm.21

343
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 337 - 347

Meskipun secara faktual bahasa hukum b. Bahasa yang tentangnya kita berbicara.
seakan merupakan bahasa teknikal hukum Jangan bingung, hanya antara kata “yang
yang hanya banyak diketahui dan dipahami dengannya” dan kata “yang tentangnya”
oleh ilmuan hukum dan praktisi hukum, sebagai pembeda, tapi jangan dipandang
sementara bagi pihak di luar itu seakan tidak enteng. Bahasa yang pertama “yang
perlu mengenalnya.Hal ini, suatu kekeliruan, dengannya” kita berbicara, disebut
oleh karena hukum itu sendiri harus bahasa meta, dan bahasa yang kedua
“yang tentangnya” kita berbicara, disebut
menjadi pegangan bagi semua lapisan
bahasa obyek.
komunitas masyarakat manusia, sehingga
bahasanyapun harus dapat dimengerti. Pembedanya, adalah terletak pada
Hukum bukan hanya menjadi otoritas ahli fungsi pengungkapannya dalam berbahasa.
hukum dan praktisi hukum, akan tetapi Menggunakan bahasa dalam kalimat:
menjadi otoritas bagi semua manusia di Bolehkah saya meminjam kendaraan anda
tempat mana hukum itu ditujukan berlaku. sebenar siang? Di sini, bahasa meta-nya,
Manusia adalah subyek hukum dan pribadi adalah bolehkah saya meminjam kendaraan
hukum. anda sebentar siang? Sementara bahasa
obyeknya meminjam kendaraan sebentar
Senada dengan pemikiran tersebut,
siang.
Bruggink mengatakan bahwa para juris
dalam ilmu mereka telah mengembangkan Jadi bahasa meta, adalah bahasa yang
suatu arsenal (perbendaharaan) pengertian- menjadi wadah atau sarana bagi bahasa
pengertian yang relatif banyak pemakaian obyek. Artinya pesan inti dari bahasa itu
perkataan-perkataan yang memberikan arti (bahasa obyek) diwadahi oleh bahasa meta.
yuridik yang spesifik.24 Bahasa Hukum Indonesia
Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa Bahasa hukum yang dipergunakan di
bahasa hukum dalam asasnya masih Indonesia adalah bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa pergaulan, tetapi bahasa mengandung makna-makna dan simbol-
hukum itu demikian banyak menggunakan simbol hukum baik dalam lalulintas bahasa
perkataan dan ungkapan yuridik yang khas, ilmiah (wetenschappelijke taal), maupun
sehingga ia tampak merupakan bahasa dalam bahasa pergaulan (omgangastaal).
teknikal tersendiri, bahkan ada yang
Bahasa hukum Indonesia, memiliki
memandangnya eksklusif.
perbendaharaan kata yang cukup pluralistik,
Untuk itu, masih relatif kesulitan kita oleh karena, dapat bersumber dari berbagai
dapat berbicara tentang suatu bahasa ilmiah akar kata dari berbagai bahasa bangsa-
hukum yang sesungguhnya, oleh karena bangsa. Misalnya, dari kata bahasa Indonesia
aspek struktural bahasa hukum masih tetap yang berakar dari kata Melayu, dari kata
saja struktur bahasa pergaulan. bahasa lokal anak negeri dari berbagai suku
Disamping pembedaan bahasa yang asli bangsa Indonesia, dapat berasal dari
telah dikemukakan di atas, maka dapat pula kata bahasa Arab, dari kata bahasa-bahasa
kita melakukan pembedaan bahasa dalam asing lainnya, Belanda, Jerman, Perancis
hal dua fungsi bahasa, sebagai berikut: dan Inggeris.
a. Bahasa yang di dalamnya (yang Kata-kata tersebut, secara sosiologis
dengannya) kita berbicara, dan telah dikenal dalam pergaulan sosial bangsa

24 Bruggink. J.J.H, 2009, Op. Cit. hlm.12

344
Peranan Bahasa Hukum……(Nurul Qamar & Hardianto Djanggih)

Indonesia dengan segala plus minesnya, bentuk aturan tidak tertulis dan aturan
dan telah digunakan secara resmi dalam tertulis, di dalam hukum adat atau hukum
khazana keilmuan, serta sudah menjadi perundangan, di dalam karya-karya tulis atau
bagian dari perbendaharaan kata Indonesia kepustakaan hukum, di dalam musyawarah
baik secara resmi sudah dibakukan maupun atau pembicaraan hukum, dan kesemua
yang belum dibakukan tetapi dipergunakan aspek yang menyangkut hukum, yang
secara fungsional. bersifat khas hukum dengan menggunakan
Jadi bahasa hukum Indonesia, adalah bahasa sebagai alatnya, termasuk dalam
bahasa Indonesia yang dipergunakan ruang lingkup bahasa hukum Indonesia.27
dalam khazana keilmuan hukum dalam Menurut hasil symposium Badan
arti yang luas, dan dalam gerak pergaulan Pembina Hukum Nasional (BPHN), pada
hukum. Bahasa hukum Indonesia, diperkaya 25-27 Nopember 1974, di Medan Prapat,
dengan bahasa- bahasa yang kata-katanya dirumuskan bahwa bahasa hukum Indonesia,
bersumber dari berbagai bahasa yang telah adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan
diserap (diadopsi) ke dalam kata-kata bahasa dalam bidang hukum, yang mengingat
Indonesia. fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri,
Hilman Hadikusuma mengemukakan oleh karena itu bahasa hukum Indonesia
bahwa terjadinya masukan istilah-istilah haruslah memenuhi syarat-syarat dan
asing ke dalam bahasa Indonesia sudah kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
berlansung sejak lama, yakni sejak masuknya Misalnya, penggunaan bahasa hukum
agama Hindu dan Islam, demikian juga Indonesia, di bidang hubungan kontraktuil.
masuknya orang-orang Eropa terutama Saya telah menyewa apartemen A. Kalimat
Belanda yang sekian lama.25 ini, merupakan bahasa hukum, oleh karena
Masuknya pengaruh bahasa Belanda telah melibatkan dua subyek hukum terhadap
bukan hanya nampak pada bahasa suatu obyek hukum “sewa menyewa”. Namun
Indonesia pada umumnya, namun sangat tidak termasuk bahasa hukum dalam hal
berbekas dalam bidang hukum, dikarenakan kalimat : Saya mau mengontrak apartemen A.
sebelum Indonesia merdeka bahasa hukum Contoh lain: A telah menandatangani
yang digunakan adalah bahasa hukum perjanjian kredit pada Bank X. (Bahasa
Belanda atau terjemahan dari hukum yang hukum). A akan menandatangani perjanjian
dibuat dalam bahasa Belanda. Akibatnya kredit pada Bank X (Bukan bahasa hukum).
semantik bahasa hukum Indonesia lebih Contoh lain: A dan B sedang berperkara
banyak berlatar belakang kesenian hukum, di Pengadilan Negeri Makassar (bahasa
ilmu pengetahuan dan filsafat hukum hukum). A dan B kemungkinan akan
Belanda yang dipengaruhi hukum Romawi berperkara di Pengadilan Negeri Makassar
dan Kristen daripada hukum asli Indonesia, (bukan bahasa hukum).
yaitu hukum dan hukum rakyat Indonesia
Bahasa hukum adalah bahasa yang
yang dipengaruhi hukum Hindu dan Islam.26
tidak berambiguitas bermakna ganda dan
Hilman Hadikusuma mengatakan bahwa multi interpretasi, melainkan bahasa hukum
bahasa Indonesia yang khusus dipakai adalah bahasa yang mengandung makna
dalam teori dan praktek hukum, di dalam kepastian.

25 Hilman Hadikusuma,2010, Op. Cit. hlm.9


26 Hilman Hadikusuma,2010, Ibid, hlm.10
27 Hilman Hadikusuma,2010, ibid, hlm.2

345
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 337 - 347

PENUTUP

Kesimpulan
Memahami peranan bahasa hukum
sebagai bagian penting dalam perumusan
norma perundang-undangan akan memberi
efisiensi dan efektifitas serta validitas dalam
merumuskan norma-norma hukum dalam
upaya pencapaian tujuan dan fungsi-fungsi
hukum, Sehingga untuk mewujudkan hal
tersebut, syarat mutlak yang harus dipenuhi
adalah memahami bahasa hukum dengan
baik bagi ilmuan hukum Indonesia, dengan
pemahaman bahasa Indonesia dengan
baik sebagai media bahasa hukum, seraya
memperkaya diri dengan pemahaman
terutama bahasa-bahasa lokal di Nusantara,
dan bahasa asing yang telah diserap sebagai
bahasa hukum Indonesia.

Saran
Perlunya pengambil kebijakan dalam
perumusan norma perundang-undangan
bahasa hukum harus di pahami dengan
baik, sehingga rumusan perumusan norma
perundangan-undangan yang dihasilkan,
menjadi suatu norma perundangan-undangan
yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan
tafsir dengan alasan kekaburan makna
dalam norma perundang-undangan tersebut.

346
Peranan Bahasa Hukum……(Nurul Qamar & Hardianto Djanggih)

DAFTAR PUSTAKA Hardianto Djanggih, dan Yusuf Saefudin.


"Pertimbangan Hakim Pada Putusan
Buku:
Praperadilan: Studi Putusan Nomor:
Justin B. Richald, Jurisdiction: Grounding 09/PID. PRA/2016/PN. Lwk Tentang
Law in Language, Anual Reviewe of Law Penghentian Penyidikan Tindak Pidana
and Social Science, Vol.42, 2013. Politik Uang." Jurnal Penelitian Hukum
Anton M.M,1974, Asas dan Kaidah Umum De Jure, Vol.17, No. 3, September 2017
Bahasa Indonesia, Jakarta: BPHN. Haryanto, “Analysis Of Legal Langage
Bruggink. J.J.H, 2009, Refleksi tentang In The Islamic Criminal Law”, Jurnal
Hukum, Jakarta: Citra Aditya. Penelitian Keislaman, Vol.7, No.2011.
Hilman Hadikusuma,2010, Bahasa Hukum Jean D. Aspremont, Wording In International
Indonesia, Bandung: Alumni. Law, Leiden Of Jurnal International Law,
Samsuri,1978, Analisa Bahasa, Memahami Vol.25. Issue 3, 2012.
Bahasa Secara Ilmiah, Surabaya: M. Ikhwan Said, “Kajian Semantik Terhadap
Erlangga. Produk Tertulis Di Indonesia”, Jurnal
Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Mimbar Hukum, Vol.24, No.2,2012.
Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press. Mei Susanto, “Wacana Pengembalian Syarat
Sutan Takdir A,1974, Bahasa Hukum, Presiden Orang Indonesia Asli Ditinjau
Jakarta: BPHN. Dari Perspektif Ketatanegaraan (A
Discourse of Return of Native Indonesia
Jurnal/Makalah/Artikel/Prosiding: President`s Requirement in Perspective
Chandra Halim, “Analisis Penarapan Pasal of State Structure)”, Jurnal Ilmiah
31Undang-Undang Nomor 24 Tahun Kebijakan Hukum, Vol. 11, No. 2, Juli
2009 Tentang Kewajiban Penggunaan 2017.
Bahasa Indonesia Terhadap Kontrak Michael P. Jordan, “Plainer Legal Language:
Internasional Yang Berpedoman Pada Definition and RewuierementIn Act.
Asas-Asas Dalam Hukum Kontrak (Studi Journal of Technical Writing and
Kasus Putusan Perkara No. 451/ Communication, Vol. 24, 3: SAGE
Pdt.G/2012/PNJkt.Brt)”, Premise Law Journal.
Jurnal, Vol.9, 2015.
Muhammad Abdullah, “Membangun Kembali
Dayanto, “Rekonstruksi Paradigma Pem- “Kesantunan” Bahasa Hukum Dalam
bangunan Negara Hukum Indonesia Perundnag-Undangan RI”, Jurnal
Berbasis Pancasila”, Jurnal Dinamika Masalah-Masalah Hukum, Vol.42, No.2,
Hukum, Vol. 13, No. 3, September 2013. 2013.
Erna Noviana, “Gaya Bahasa Eufimisme Peter M. Tiersma, “Some Myths About Legal
Wacana Polhukan (Politik, Hukum dan Langage”, Law Culture ad Humanities,
Kriminal) Media Massa Okezone.Com. Vol.2, No.1,2006.
Edisi Januari-April 2013 dan Skenario
Rafiqa Qurrata A’yun, “The Voice of the Law
Pembelajaran Pada Kelas X SMA”,
in Transition”, Indonesia Law Review,
Jurnal Surya Bahtera, Vol.2, No.11,
2014. Vol.5, No.2, 2015.
Simon, “Bahasa Indonesia Ragam Bahasa
Hardianto Djanggih dan Kamri Ahmad. “THE
Hukum”, Jurnal Leksika, Vol. 3, No.1,
EFFECTIVENESS OF INDONESIAN
2009.
NATIONAL POLICE FUNCTION
ON BANGGAI REGENCY POLICE Sri Mulyani,“"Penyelesaian Perkara Tindak
INVESTIGATION (Investigation Case Pidana Ringan Menurut Undang-Undang
Dalam Perspektif Restoratif Justice”,
Study Year 2008-2016).” Jurnal Dinamika
Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol.
Hukum, Vol. 17.No.2, 2017.
16, No. 3, September 2016,

347
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 337 - 347

Peraturan Perundang-Undangan:
Undan-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Sumber Lain
http://www.ferlianusgulo.web.id/2016/04/
keguna an-bahasa-hukum.html, diakses
tanggal 20 Pebruari 2017

348

Anda mungkin juga menyukai