Disusun oleh:
FAKULTAS SYARIAH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat atas Ke
kuliah Legal Drafting yang diampu oleh bapak Andi Muhammad Fuad S.H,
M.H dengan tepat waktu, yang mana tugas makalah ini berjudul “ Bahasa
Salam kita lanturkan kepada Nabi besar Kita Nabi Muhammad SAW.
terdapat banyak kekurangan atau kesalahan baik itu dalam teknis penulisan
maupun materi. Dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih ....
Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekadar menjadi alat formal untuk menyusun aturan, namun juga mencerminkan
undangan untuk tetap relevan dan mudah dipahami oleh berbagai lapisan
Maka oleh karena itu, kami tertarik untuk menyusun dan menyelesaikan
B. Rumusan Masalah
undangan?
4
C. Tujuan Penelitian
Perundang-undangan
peraturan perundang-undangan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa dan hukum adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Bahasa memiliki arti
sebagai sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
atau dapat disebut sebagai law in minds. Maka berawal dari pemikiran,
suatu ragam bahasa Indonesia yang karena sifat dan tujuannya mengandung
ciri yang khas sehingga karena itu berbeda dengan ragam bahasa Indonesia
susunan kalimat yang baku sehingga tidak kacau ataupun berlebihan yang
1
Ahmad Redi, Hukum Pembentukan Peraturaan Perundang-Undangan (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 154
2
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-Undangan 2 Proses dan Teknik Pembentukannya. (Depok: Kanisius, 2016),
hlm. 199
6
undangan didasari oleh kaidah tata bahasa Indonesia, baik dari segi
1. Loudoe,
istilah kata yang tetap dan sama secara terus menerus" 4. Maksud dari
hubungan komunikasi.
2. Junaiyah H. Matanggui,
haruslah elegan agar dapat bertahan lama 5, hal ini menjadi penting
3
Taufik Effendi, "Bahasa Peraturan Perundang-Undangan", Al-Adi, Volume Nomor 10, Juli-Desember 2013, hlm.
25
4
Rikardo Simarmata, Pengertian Dasar dan Teknik Perancangan Perundang-Undangan: Resiko Tradisi Hukum
Tertulis (Jakarta: HuMa, 2002), hlm. 20
5
Dayanto, Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia: Konsep dan Teknik Pembentukannya Berbasis Good
Legislation (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 160.
7
3. Jeremy Bentham
4. Maria Farida
fungsi hukum dapat terwujud, baik dalam hal yuridis normatif maupun
empirisnya.8
6
Jeremy bentham, Teori Perundang-Undangan (Bandung: Nuansa Cendekia), hlm. 115
7
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan 2 Proses dan Teknik Pembentukannya. (Depok: Kanisius, 2016),
hlm. 254
8
Nurul Qamar dan Hardianto Djanggih. "Peranan Bahasa Hukum Dalam Perumusan Norma Perundang-undangan",
JIKH Vol. 11 No. 3, November 2017, hlm. 341
8
Penggunaan bahasa dalam perundang-undangan dan penuangan wawasan
serta gagasannya ke dalam kata-kata, kalimat serta ungkapan perlu dilihat pula
memahaminya, dan menafsirkannya9, maka dari itu penggunaan bahasa yang jelas
dan tertata memiliki peranan yang penting agar isi yang terkandung dapat
9
Maria Farida, "Ilmu Perundang-Undangan 2 Proses dan Teknik Pembentukannya", (Depok: Kanisins, 2016), hlm.
202
10
Wisnu Sasangka, "Bahasa Indonesia Dalam Perundang-undangan", Jurnal Sosioteknologi Edisi 21 Tahun 9,
Desember 2010, hlm. 958
11
Taufik Effenly, "Bahasa Peraturan Perundang-undangan", Al'Adl Vol. V No. 10, Juli-Desember 2010, hlm. 24
9
3. Kata yang memiliki makna tunggal atau jamak. maka dalam penulisannya
dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baku. Contoh kalimat yang tidak
dimaksud dalam pasal 6 dapat dicabut. Contoh kalimat yang baku: perusahaan
(monosemantics) yang artinya kalimat yang disusun tidak boleh ambigu atau
6. Tidak menggunakan kata atau frasa. yang artinya tidak menentu atau
beralkohol.
7. Tidak memberikan arti kepada kata atau frasa yang terlalu menyimpang dari
15
makna yang biasa digunakan dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
12
Lihat Undang-undang Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
https://bphu.go.id
13
R. Diah Imaningrum, "Ragam Bahasa Hukum". Kertha Patrika Vol. 30 No. 2, Juli 2005, hlm. 48
14
Gede Mahaendra Wija Atmaja, "Metodologi dan Bahasa Perundang-undangan". 2016, hlm. 23
15
Roy Marthen Moonti, "Ilmu Perundang-undangan (Makassar: Kereta kupa) 2017. hlm. 117
10
Contohnya: pertanian mencakup juga perkebunan, peternakan, dan perikanan.
selau ada dalam setiap ketentuan yang dituangkan dalam pasal atau ayat,
maka tanpa adanya salah satu unsur tersebut tidak bisa disebut sebagai norma
hal tersebut sangat wajar terjadi. Ada 3 penyebab kesalahan seseorang dalam
menggunakan bahasa:
dipakainya.
11
terjadi kesalahan dalam penerapan bahasa. Yang paling sering terjadi yaitu
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka dari itu pentingnya melebar
sekalipun.
12
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
dengan baik.
yaitu:
diantaranya yaitu:
13
b. kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap pemakaian bahasa
yang dipakainya.
DAFTAR PUSTAKA
Deepublish), 2018.
14
Nurul Qamar dan Hardianto Djanggih. "Peranan Bahasa Hukum Dalam
2017.
Perundang-undangan, https://bphu.go.id.
2, Juli 2005.
undangan". 2016.
2017.
Undangan",https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/
bahasa-perundang-undangan.
15