Anda di halaman 1dari 12

“Penerapan Bahasa Baku Dan Bahasa Non Baku Dalam Bahasa Hukum”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
I.A. Latar Belakang................................................................................................................4
I.B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
I.C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
II.A.Defenisi Kata Baku Dan Tidak Baku..............................................................................6
1. Pengertian Kata Baku......................................................................................................6
II.B. Fungsi Dan Ciri-Ciri Dalam Bahasa Baku.....................................................................7
1 Fungsi Bahasa Baku........................................................................................................7
II.C. Contoh Kata Baku Dan Tidak Baku...............................................................................9
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUPAN.....................................................................................................................................12
III.1. KESIMPULAN...........................................................................................................12
III.2. SARAN........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang


Bahasa Indonesia di dalam penggunaannya memiliki jenis atau ragam bahasa, baik
ragam bahasa formal maupun ragam bahasa tidak formal. Ragam bahasa ini digunakan untuk
berbagai kepentingan dan disesuaikan dengan latar belakang unsur pembangun terjadinya
tuturan, seperti penutur, lawan tutur, serta situasi sosial dibangunnya sebuah tuturan.
Pendapat tersebut ditegaskan oleh Ronald yang mengatakan bahwa penutur, lawan tutur,
topik, dan konteks sosial memberikan pengaruh pada perwujudan ragam bahasa. Dapat pula
sebaliknya, bahwa ragam bahasa mampu mengidentifikasi siapa penggunanya. Bahasa
sebagai sebuah sistem sangat berperan dalam mengungkapkan suatu gagasan secara tertulis
maupun lisan. Pemahaman terhadap suatu gagasan akan mudah dilakukan jika pengungkapan
gagasan itu ditata secara teratur, rapi, dan lugas. Demikian pula dengan bahasa Indonesia
yang digunakan sebagai pengungkap gagasan dalam berbagai ragam, baik dalam ragam
hukum maupun dalam ragam lain juga akan mudah dipahami jika ditata secara teratur, rapi,
dan lugas.
Bahasa hukum merupakan ragam bahasa formal, hal ini dikarenakan keresmian
bahasa yang digunakan di dalam penguraiannya, yang juga merupakan ciri dari ragam bahasa
formal. Salah satunya dapat dilihat pada penggunaan bahasa hukum dalam putusan perkara
pidana. Hilman mengatakan bahwa bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang khusus
dipakai dalam teori dan praktik hukum, di dalam bentuk aturan tidak tertulis dan aturan
tertulis, di dalam hukum adat atau hukum peraturan perundang-undangan, di dalam karya-
karya tulis atau kepustakaan hukum, di dalam musyawarah atau pembicaraan hukum, dan ke
semua aspek yang menyangkut hukum, yang bersifat khas hukum dengan menggunakan
bahasa sebagai alatnya.
Penjelasan mengenai pengertian bahasa hukum ini sangat komperehensif apabila
ditinjau dari sisi bahasa hukum yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat untuk
menyampaikan gagasan dalam bidang hukum. Beberapa media yang disampaikan di atas
telah cukup mewakili penggunaan bahasa tersebut dalam ruang lingkup hukum, baik yang
digunakan secara verbal maupun dalam bentuk karya tulis.

I.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam tulisan ini
adalah :

1. Apa definisi kata baku dan kata non baku?


2. Apa saja fungsi dan ciri-ciri dalam bahasa baku?
3. Sebutkan contoh bahasa baku dan bahasa tidak baku!
I.C. Tujuan Pembahasan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan tulisan ini adalah :

1. Dapat memahani definisi dari kata baku dan kata tidak baku
2. Mengetahui apa saja fungsi dan ciri-ciri dalam bahasa baku
3. Mengetahui contoh contoh dalam bahasa baku dan bahasa non baku
BAB II

PEMBAHASAN

II.A.Defenisi Kata Baku Dan Tidak Baku

1. Pengertian Kata Baku

Istilah bahasa baku telah dikenaloleh masyarakat luas, namun pengenalanistilah tidak
menjamin bahwa merekamemahami secara komprehensif konsepdan makna istilah itu
sendiri. Hal ini dapatmenjadi bukti bahwa masih banyakmasyarakat yang berpendapat
bahwa bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar.Makna dari kata baku sendiri
tampaknya tidak dipahami secara benar,apalagi makna dari bahasa baku. Hal ini dapat
disebabkan oleh keengganan orang-orang atau masyarakat dalam mencari makna istilah baku
dan bahasa. Bahasa Indonesia yang baku artinya bahasa Indonesia yang digunakan orang-
orang terdidik serta yang dipakai menjadi tolak ukur penggunaan bahasa yang benar. Ragam
bahasa Indonesia yang standar ini ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri
kecendekiaan. Yang dimaksud menggunakan kemantapan dinamis ini adalah bahwa bahasa
tadi selalu mengikuti aturan atau aturan yang permanen, tetapi terbuka buat menerima
perubahan yang bersistem. Ciri khas bahasa standar dapat dipandang dari kemampuannya
pada mengungkapkan proses pemikiran yang rumit diberbagai bidang kehidupan dan ilmu
pengetahuan (Aminah dkk, 2020: 12).

Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau kaidah
bahasa yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan
aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yaitu
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering digunakan pada kalimat
yang resmi, baik itu dalam suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.

Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang sudah di tentukan sebelumnya dan suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku jika
kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. ketidakbakuan suatu kata
bukan hanya ditimbulkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh
pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat yang tidak benar. Biasanya kata tidak
baku selalu muncul dalam percakapan kita sehari-hari.
Kata baku biasanya sering digunakan dalam kalimat resmi atau ragam bahasa standar,
baik itu melalui lisan ataupun tulisan. Kata baku pada bahasa Indonesia ini juga mempunyai
karakteristik-karakteristik sebagai berikut. Pertama, baik secara lisan juga tulisan, kata baku
digunakan dalam situasi resmi, seperti surat menyurat dinas, perundang-undangan, karangan
ilmiah, laporan penelitian dan lainnya. Ragam bahasa baku tidak diwarnai atau dicampuri
oleh dialek atau logat tertentu. Kedua, baik secara lisan juga tulisan, istilah baku
menggunakan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Ketiga, baik secara lisan maupun tulisan, ragam baku memenuhi fungsi gramatikal
misalnya subjek, predikat, dan objek secara eksplisit dan lengkap (Sugihastuti & Siti Saudah,
2018: 17-18).

2. Pengertian Kata Tidak Baku

Bahasa non baku adalah salah satu ragam bahasa Indoneisa yang tidak menjadi
pokok, tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi ukuran standar. Kata tidak baku
adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah
ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat percakapan sehari-hari atau dalam
bahasa tutur. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya kata tidak baku,
yang diantaranya sebagai berikut ini:

 Yang menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang
dia maksud.
 Yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan
suatu kata, itulah yang menyebabkan kata tidak baku selalu ada.
 Yang menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa
menggunakan kata yang tidak baku.
 Dan yang terakhir, yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata
tidak baku

II.B. Fungsi Dan Ciri-Ciri Dalam Bahasa Baku

1 Fungsi Bahasa Baku

Kata baku dalam bahasa Indonesia mengandung 4 fungsi, yaitu :


1. Fungsi Pemersatu
Kata baku sebagai pemersatu ialah mempersatukan penutur atau penulisnya sebagai
satu warga bahasa. Dapat dikatakan pula bahwa pemakaian istilah baku pada bahasa
Indonesia dapat mempersatukan sekelompok orang sebagai satu kesatuan masyarakat.
2. Fungsi Pemberi Kekhasan
Kata baku menjadi pemberi kekhasan ialah pembakuan kata pada bahasa bisa sebagai
pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
3. Fungsi Pembawa Kewibawaan
Kata baku sebagai pembawa kewibawaan ialah kata baku yang diterapkan pada
bahasa dapat menerangkan kewibawaan pemakainya. Ahli bahasa dan beberapa kalangan di
Indonesia pada umumnya berpendapat bahwa perkembangan bahasa Indonesia dapat
dijadikan teladan bagi bangsa lain pada Asia Tenggara (dan mungkin pula Afrika) yang juga
memerlukan bahasa yang modern. Dapat pula dikatakan bahwa fungsi pembawa kewibawaan
ini beralih menurut pemilikan bahasa baku yang konkret ke pemilikan bahasa yang berpotensi
sebagai bahasa baku. Walaupun begitu, dari pengalaman, bisa dilihat di beberapa tempat
bahwa penutur yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar akan memperoleh
wibawa pada mata orang lain.
4. Fungsi Sebagai Kerangka Acuan
Kata baku menjadi kerangka acuan ialah kata baku sebagai patokan bagi benar atau
tidaknya pemakaian bahasa seorang atau kelompok. Kaidah dalam penggunaan kata baku
menjadi tolak ukur tentang benar atau tidaknya pemakaian dan penerapan bahasa seseorang.
2 Ciri-Ciri Bahasa Baku
Menurut Salliyanti (2003: 1) yang dimaksud dengan bahasa baku merupakan salah
satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan
standar. Ragam bahasa ini lazim dipakai pada situasi bahasa berikut ini
 Komunikasi resmi, yakni pada surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-
undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
 Wacana teknis, misalnya pada laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan
sebagainya.
 Pembicaraan didepan umum, misalnya pada ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
 Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Pemakaian (a) dan (b) didukung oleh bahasa baku tertulis sedangkan pemakaian (c)
dan (d) didukung oleh ragam bahasa lisan.
Adapun ragam bahasa baku bisa ditandai dengan ciri-ciri karakteristik sebagai
berikut:
1. Penggunaan kaidah tata bahasa
Kaidah tata bahasa normatif selalu dipakai secara ekspilisit dan konsisten. Misalnya:
a. Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara eksplisit dan konsisten.
Contoh: - Pak Camat memakai mobil dinas ke perkampungan warga.
- Rapat sudah berlangsung dari tadi.
b. Pemakaian kata hubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk secara
eksplisit. Contoh: - Tika sudah mengetahui bahwa ibunya akan pergi ke Surabaya
besok.
- Rustam tidak mau sekolah karena ada pelajaran matematika.
c. Pemakaian pola frase untuk predikat: aspek+pelaku+kata kerja secara konsisten.
Contoh: -Berkas Saudara sudah kami kirim ke kantor pusat.
- Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan
d. Pemakaian Konstruksi Sintesis
Contoh:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
-Mereka -Dia orang
-Anaknya -Dia punya anak
-Memberitahukan -Kasih tau
-Membersihkan -Bikin bersih
e. Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal
bahasa daerah.
Contoh:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
-Mobil Paman saya baru. -Paman saya mobil baru.
-Dia mengontrak rumah di Bandung. -Dia ngontrak rumah di Bandung.
a. Penggunaan Bahasa Baku.
Masuknya istilah-istilah yang digunakan merupakan istilah-istilah umum yang
sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya relatif tinggi. Kata-
kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan,
kecuali menggunakan pertimbanganpertimbangan khusus.
II.C. Contoh Kata Baku Dan Tidak Baku

1. Contoh kata baku


Misalnya seperti: aktif, pasif, apotek, efektif, karena, foto, biosfer, bus, objek,
november, praktik, negeri, teknik, daftar, nasihat dan lain-lain. Kalimatnya: Pada hari
ini saya akan keluar kota.
2. Contoh kata tidak baku
Misalnya seperti: aktip, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek,
nopember, praktek, negri, tekhnik, nasehat dan lain-lain. Kalimatnya: Saya akan
keluar kota pada hari ini.

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

No. Kata Baku Kata Tidak Baku

1 Abjad Abjat

2 Advokat Adpokat

3 Kategori Katagori

4 Konferensi Konperensi

5 Konkret Konkrit

6 Kiai Kyai

7 Praktik Praktek

8 Provinsi Propinsi

9 Risiko Resiko

10 Rezeki Rejeki

11 Izin Ijin

12 Sekretaris Sekertaris

13 Sistem Sistim

14 Zaman Jaman
BAB III

PENUTUPAN

III.1. KESIMPULAN

Kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi
yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
diamaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku tidaknya
sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya. Kalimat
baku harus logis, subyek jelas, tidak ada unsur sia-sia, dan tidak terpengaruh bahasa
daerah. Definisi baku dibedakan dari segi lafal, ejaan, gramatikal, dan nasional. Adapun
sebab-sebab ketidak bakuan diantaranya adalah kesalahan dalam pelesapan imbuhan
awalan dan akhiran, pemborosan kata, pengunaan bahasa jawa, kesalahan pembentukan
kata, dan ketidaktepatan pemilihan kata.

III.2. SARAN

Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa indonesia agar sesuai dengan
kaidah yang diberlakukan. Disamping mempertahankan kaidah bahasa Indonesia yang
berlaku, juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu menyatukan ribuan pulau
dan etnis dari sabang sampai merauke.
DAFTAR PUSAKA

Jurnal Uinsu,Juli-Desember 2021,”Penggunaan Kata Baku dan Kata Tidak Baku dalam
Bahasa Indonesia”, file:///C:/Users/User/Downloads/1136-4048-1-PB.pdf diakses
pada tanggal 27 November 2022.
Hakikah Kikoki,”Kata Baku dan Kata Tidak Baku”,
https://www.academia.edu/39281439/Kata_baku_dan_kata_tidak_baku , diakses pada
tanggal 27 November 2022.
Jurnal Pesona,Universitas Muhammadiyah Pringsewu,”Kemampuan Mahasiswa Universitas
Negeri Medan Dalam Memggunakan Bahasa Baku dan Bahasa Tidak baku”,
https://www.academia.edu/68687945/Kemampuan_Mahasiswa_Universitas_Negeri_
Medan_Dalam_Menggunakan_Bahasa_Baku_Dan_Tidak_Baku , diaksees pada
tanggal 27 November 2022/

Anda mungkin juga menyukai