Anda di halaman 1dari 16

BAHASA BAKU

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA


INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:

RINA DEVIANTI, S.S.,M.PD

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

FERDIAL FAHRUL ROZI.SP NIM 0105191078

AI WANDA WULANDARI NIM 0105191070

APRILA AZHAR SIAMBATON NIM 0105191091

RANI PAHIRA SAPUTRI NIM 0105191095

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2019/2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ilmiah tentang bahasa baku

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
dosen pengampu dan teman-teman sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam penulisan ini masih banyak memiliki kekurangan walaupun


kami sudah berusaha dalam memperbaikinya. Oleh karena itu, kritik dan saran
untuk memperbaiki makalah ini dengan senang hati kami terima.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang bahasa baku dan
manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Medan, 23 September 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penulisan................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 3

BAB 2 BAHASA BAKU

2.1 Pengertian Bahasa Baku .................................................................................. 4

2.2 Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa ............................................................ 5

2.3 Ciri Ciri Bahasa Baku ..................................................................................... 6

2.4 Fungsi Bahasa Baku ........................................................................................ 6

2.5 Contoh Kata Baku dan Nonbaku .................................................................... 8

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan ......................................................................................................... 11

3.2 Saran ................................................................................................................ 12

Daftar Isi .............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Cikal bakal Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara
berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah
pemuda.Sikap politik pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa
persatuan,bahasa Indonesia “ merupakan pengakuan terhadap banyaknya bahasa di
Indonesia sebanyak 746 bahasa.Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional,disamping menjadi alat komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa
daerah masing-masing sebagai bahasa pertama,bahasa Indonesia juga telah menjadi
alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnik di
Indonesia.Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang ditetapkan
sehari setelah hari proklamasi kemerdekaan republic Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945,sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi
bahasa resmi yang digunakan dalam mengelola Negara dalam situasi formal,seperti
interaksi dikantor-kantor,disekolah-sekolah,pidato dan ceramah serta secara tertulis
dalam buku. Namun tidak semua orang menggunakan tatacara atau aturan-aturan
yang benar,salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak
sesuai dengan ejaan.

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak
orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan
benar. Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang
nonbaku. Pateda mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita
harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita
berusaha menggunakan bahasa yang baku.”

Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya


mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu

1
2

retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat
kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa
bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam
bertindak atau berbahasa. “Manakah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia
baku? “Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau
orang yang mampu menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari
daerah.’’ Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka
berbahasa Indonesia secara lisan.

1.1 Rumusan Masalah

Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini, yaitu :

a. Apa pengertian Bahasa Baku ?


b. Bagaimana Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku ?
c. Bagaimana Ciri-ciri Bahasa Baku ?
d. Apa Fungsi Bahasa Baku ?
e. Bagaimana contoh kata baku ?

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Menjelaskan pengertian dari Bahasa Baku


b. Menjelaskan Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku
c. Menjelaskan Ciri-ciri Bahasa Baku
d. Menjelaskan Fungsi Bahasa Baku
e. Menjelaskan Contoh Kata Baku
3

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Mengetahui pengertian dari Bahasa Baku


b. Mengetahui Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa Baku
c. Mengetahui Ciri-ciri Bahasa Baku
d. Mengetahui Fungsi Bahasa Baku
e. Mengetahui Contoh Kata Baku
BAB II

BAHASA BAKU

2.1 Pengertian Bahasa Baku

Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang menghubungkan seseorang


dengan yang lainnya. Terdapat dua pengertian dari bahasa yaitu pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu
bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha
atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius
merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku
sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai
model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Menurut Indradi bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan aturan
kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu
bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau
pemikiran teratur, logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan
dinamis dan kecendekiaan. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara
efektif, baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah
diterima dan diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan
waktu. Dan, benar karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap
(Alwi, 2003).
Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Berdasarkan teori,
bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang
digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup

4
5

pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi
pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar
mengajar di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat
rapat besar, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan
sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku.

2.2 Proses Terjadinya Pembakuan Bahasa

Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia, sebab bahasa merupakan alat
bagi manusia untuk berinteraksi. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang
baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya kita sering menggunakan kata
non baku. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor ini
mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yanlg
lain, walaupun bahasa yang digunakan sama yaitu bahasa Indonesia. Saat kita
mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan kondisinya.
Pembakuan bahasa juga dibutuhkan masyarakat. Usaha pembakuan bahasa tersebut
bertujuan agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, cepat, dan efisien dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (Chaer, 2004).
Pembakuan disebut juga standardisasi. Pembakuan atau standardisasi adalah
penetapan aturan-aturan atau norma-norma bahasa. Berdasarkan bahasa yang
dipakai oleh masyarakat, ditetapkan pola-pola yang berlaku pada bahasa itu. Pola
yang dipilih itulah yang dijadikan acuan. Bila kita akan membentuk kata atau
menyusun kalimat, maka bentukan itu haruslah mengacu pada pola bahasa yang
sudah ditetapkan. Pembakuan bahasa dapat dilakukan terhadap tulisan, ejaan,
ucapan, perbendaharaan kata, pembentukan istilah, dan penyusunan tata bahasa.
Pembakuan bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu :

1) Standardisasi dapat dilakukan secara spontan, seperti penetapan bahasa


Melayu Riau sebagai standar bahasa Melayu yang dipakai oleh sekolah-
sekolah sebelum Perang Dunia ke-2,
2) Standardisasi dapat dilakukan secara terencana, seperti penyusunan suatu
sistem ejaan, misalnya ejaan Suwandi, Van Ophyusen, dan penerapan
istilah-istilah ilmu pengetahuan oleh Komisi Istilah.
6

2.3 Ciri-ciri Bahasa Baku

Ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:

a) Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa


kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap
saat.
b) Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
c) Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan
sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan
penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:

a) tidak terpengaruh bahasa daerah;


b) tidak dipengaruhi bahasa asing;
c) bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;
d) pemakaian imbuhannya secara eksplisit;
e) pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;
f) tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

2.4 Fungsi Bahasa Baku

Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat dan
disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa yang
baik dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau tulisan.
Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasa baku juga
mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
a) Fungsi pemersatu
b) Fungsi pemisah
c) Fungsi harga diri
d) Fungsi kerangka rujuk
7

a) Bahasa baku sebagai fungsi pemersatu


Bahasa baku sebagai fungsi pemersatu adalah kesanggupan bahasa baku
untuk meghilangkan perbedaan variasi dalam masyarakat dan membuat terciptanya
kesatuan dalam masyarakat tutur dalam bentuk minimal, memperkecil adanya
perbedaan variasi dialektal dan menyatukan masyarakat tutur yang berbeda
dialeknya.
Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap
masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka kemungkinan terbesar
masyarakat tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain.
Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu.
Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur
berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi
satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat
kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-
batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan
pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan
melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia
Indonesia modern.

b) Bahasa baku sebagai fungsi pemisah


Bermaksud bahwa ragam bahasa baku itu dapat memisahkan atau
membedakan penggunaan bahasa tersebut untuk situasi yang formal dan tidak
formal. Para penutur perlu tahu menentukan bila dia harus menggunakan ragam
yang baku dan ragam tidak baku. Pemisahan kedua-dua ragam bahasa tersebut tidak
akan menimbulkan persoalan sosial selama ragam-ragam tersebut digunakan sesuai
pada tempatnya. Misalnya, ragam tidak baku digunakan apabila seseorang penutur
hendak berbicara dengan rekan-rekan, ibu bapak, dan sebagainya, manakala ragam
baku digunakan apabila berbicara dengan orang yang tidak dikenali, dengan orang
yang berpangkat tinggi, dan dengan orang lebih tua daripada penutur.
8

c) Bahasa baku sebagai fungsi harga diri


Bermaksud pemakai ragam baku itu akan memiliki perasaan harga diri yang
lebih tinggi daripada yang tidak dapat menggunakannya. Hal ini demikian kerana,
ragam bahasa baku biasanya tidak dapat dipelajari daripada lingkungan keluarga
atau linkungan sehari-hari. Ragam bahasa baku hanya dapat dicapai melalui
pendidikan formal, yang tidak menguasai ragam baku tentu tidak dapat masuk ke
dalam situasi-situasi formal, di mana ragam baku itu harus digunakan. Ragam
bahasa baku juga merupakan lambang atau simbol suatu masyarakat tutur.

d) Bahasa baku sebagai fungsi kerangka rujuk


Bermaksud bahwa ragam bahasa baku itu akan dijadikan pengukur untuk norma
pemakaian bahasa yang baik dan benar secara umum. Ini mungkin lebih kepada
kesepakatan ramai (kovensional) dalam sebuah masyarakat penutur. Misalnya,
dalam bahasa Melayu ‘kerusi’ merujuk sesuatu yang dibina daripada kayu dan
mempunyai empat kaki. Dalam bahasa Inggris, ‘kerusi’dipanggil ‘chair’.

2.5 Contoh Kata Baku dan Nonbaku


Dalam bahasa indonesia dikenal kata baku dan non baku. Kata baku diartikan
sebagai kata yang benar sesuai dengan kaidah bahasa, sedangkan kata nonbaku
diartikan sebaliknya. Secara fonetis, kata baku dan nonbaku berbeda, tetapi ia
memiliki kemiripan bentuk dan mendukung makna yang sama. Pada hakikatnya,
kata nonbaku merupakan variasi dari kata baku sehingga penggunaan kata-kata ini
harus dihindari. (Rina Devianty, 2019)
Munculnya kata nonbaku dalam bahasa indonesia disebabkan tiga faktor.
Pertama, orang sering menuli kata sesuai dengan lafal yang biasa digunakannya.
Karena lafal yang digunakannya salah, maka kata yang ditulisnya pun ikut salah.
Kedua, orang malas untuk mengetahui makna kata yang baku sehingga
pertimbangan yang selalu diambil dalam menulis kata pada umumnya bukan
berdasarkan benar tidaknya kata yang ditulis, melainkan berdasarkan bentuk mana
yang disukainya. Ketiga, perubahan kebijaksanaan dalam menyerap bahasa asing.
Kalau dahulu sumber acuan kita yang pertama dalam menyerap kata-kata asing
9

adalah bahasa belanda, maka sekarang kita mengacunya dari bahasa inggris
(mulyadi, 1994).
Contoh kata baku dan nonbaku terdapat dibawah ini.
Kata Baku Kata Nonbaku
akhlak ahlak
antre antri
anugerah anugrah
asas azas
baterai batere, baterei
definisi depenisi, defenisi, depinisi
februari pebruari
kendaraan kenderaan
kempis kempes
pikir fikir
rezeki rejeki
utang hutang
zaman jaman

Di dalam masyarakat kita saat ini masih banyak orang yang tidak
menggunakan bahasa baku, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul. Namun
terkadang mereka juga berbicara dengan menggunakan logat daerahnya masing-
masing. Kebanyakan orang yang menggunakan bahasa baku ialah kalangan
terpelajar yang sopan dan beretika. Mereka berbicara kepada orang yang lebih tua,
atau pejabat dengan menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang baku dan tidak
menggunakan bahasa gaul. Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan
interaksi terhadap manusia yang lain .Dengan adanya bahasa kita dapat
berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam
masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam
penggunaanya, namun dalam praktiknya kehidupan sehari-hari sering terjadi
penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kita mempergunakan bahasa
Indonesia perlu di perhatikan waktu dan kesempatan, misalnya kapan kita
menggunakan bahasa baku pada situasi resmi dan ilmiah . Bahasa baku telah
10

menjadi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari di masyarakat Indonesia , dapat


kita ambil contohnya dalam waktu 24 jam siaran ditelevisi, bahasa baku hanya
nampak dan terdengar hanya dalam siaran berita yang berdurasi 90 menit per hari.
Selebihnya kita tidak menemukan bahasa baku dalam komunikasi
periklanan,pemilihan nama acara televisi,dan praktik bahasa di dalam siaran itu
sendiri. Alasannya beragam, bahasa baku tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak
mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca (Keraf,
1991).
BAB III

PENUTUP

3.1.Simpulan

Bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan
yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan
sesuai dengan perkembangan zaman.
Pembakuan disebut juga standardisasi. Pembakuan atau standardisasi adalah
penetapan aturan-aturan atau norma-norma bahasa. Berdasarkan bahasa yang
dipakai oleh masyarakat, ditetapkan pola-pola yang berlaku pada bahasa itu. Pola
yang dipilih itulah yang dijadikan acuan. Bila kita akan membentuk kata atau
menyusun kalimat, maka bentukan itu haruslah mengacu pada pola bahasa yang
sudah ditetapkan. Pembakuan bahasa dapat dilakukan terhadap tulisan, ejaan,
ucapan, perbendaharaan kata, pembentukan istilah, dan penyusunan tata bahasa.

Ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:

a) Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa


kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap
saat.
b) Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
c) Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan
sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan
penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

Bahasa baku juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
a) Fungsi pemersatu
b) Fungsi pemisah
c) Fungsi harga diri
d) Fungsi kerangka rujuk

11
Contoh kata baku dan nonbaku.
Kata Baku : akhlak
Kata Nonbaku : ahlak
Kata Baku : antre
Kata Nonbaku : antri
Kata Baku : apotek
Kata Nonbaku : apotik
Kata Baku : utang
Kata Nonbaku : hutang

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, kita menyadari pentingnya bahasa indonesia baku
sebagai bahasa pemersatu di antara masyarakat. Pembaca di harapkan untuk lebih
meningkatkan penggunaan Bahasa Indonesia Baku di dalam kehidupan social di
dalam masyarakat, dengan mengurangi penggunaan bahasa gaul yang dari hari ke
hari semakin meningkat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1984. Tata Bahasa Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: FPBS-
IKIP Jakarta

Keraf, G. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk


Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.

Mulyadi. 1994. Salah Kaprah Bahasa Indonesia. Medan: fakultas sastra USU

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Devianty, Rina. 2019 , Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan: Perdana
Publishing

13

Anda mungkin juga menyukai