DOSEN PENGAMPU:
T.A. 2019/2020
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ilmiah tentang bahasa baku
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
dosen pengampu dan teman-teman sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang bahasa baku dan
manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Cikal bakal Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara
berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah
pemuda.Sikap politik pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa
persatuan,bahasa Indonesia “ merupakan pengakuan terhadap banyaknya bahasa di
Indonesia sebanyak 746 bahasa.Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional,disamping menjadi alat komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa
daerah masing-masing sebagai bahasa pertama,bahasa Indonesia juga telah menjadi
alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnik di
Indonesia.Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang ditetapkan
sehari setelah hari proklamasi kemerdekaan republic Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945,sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi
bahasa resmi yang digunakan dalam mengelola Negara dalam situasi formal,seperti
interaksi dikantor-kantor,disekolah-sekolah,pidato dan ceramah serta secara tertulis
dalam buku. Namun tidak semua orang menggunakan tatacara atau aturan-aturan
yang benar,salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak
sesuai dengan ejaan.
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak
orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan
benar. Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang
nonbaku. Pateda mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita
harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita
berusaha menggunakan bahasa yang baku.”
1
2
retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat
kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa
bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam
bertindak atau berbahasa. “Manakah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia
baku? “Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau
orang yang mampu menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari
daerah.’’ Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka
berbahasa Indonesia secara lisan.
BAHASA BAKU
4
5
pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi
pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar
mengajar di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat
rapat besar, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan
sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku.
Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia, sebab bahasa merupakan alat
bagi manusia untuk berinteraksi. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang
baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya kita sering menggunakan kata
non baku. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor ini
mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yanlg
lain, walaupun bahasa yang digunakan sama yaitu bahasa Indonesia. Saat kita
mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan kondisinya.
Pembakuan bahasa juga dibutuhkan masyarakat. Usaha pembakuan bahasa tersebut
bertujuan agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, cepat, dan efisien dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (Chaer, 2004).
Pembakuan disebut juga standardisasi. Pembakuan atau standardisasi adalah
penetapan aturan-aturan atau norma-norma bahasa. Berdasarkan bahasa yang
dipakai oleh masyarakat, ditetapkan pola-pola yang berlaku pada bahasa itu. Pola
yang dipilih itulah yang dijadikan acuan. Bila kita akan membentuk kata atau
menyusun kalimat, maka bentukan itu haruslah mengacu pada pola bahasa yang
sudah ditetapkan. Pembakuan bahasa dapat dilakukan terhadap tulisan, ejaan,
ucapan, perbendaharaan kata, pembentukan istilah, dan penyusunan tata bahasa.
Pembakuan bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu :
Bahasa baku ialah salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat dan
disepakati ragam bahasa yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa yang
baik dan benar dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau tulisan.
Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasa baku juga
mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
a) Fungsi pemersatu
b) Fungsi pemisah
c) Fungsi harga diri
d) Fungsi kerangka rujuk
7
adalah bahasa belanda, maka sekarang kita mengacunya dari bahasa inggris
(mulyadi, 1994).
Contoh kata baku dan nonbaku terdapat dibawah ini.
Kata Baku Kata Nonbaku
akhlak ahlak
antre antri
anugerah anugrah
asas azas
baterai batere, baterei
definisi depenisi, defenisi, depinisi
februari pebruari
kendaraan kenderaan
kempis kempes
pikir fikir
rezeki rejeki
utang hutang
zaman jaman
Di dalam masyarakat kita saat ini masih banyak orang yang tidak
menggunakan bahasa baku, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul. Namun
terkadang mereka juga berbicara dengan menggunakan logat daerahnya masing-
masing. Kebanyakan orang yang menggunakan bahasa baku ialah kalangan
terpelajar yang sopan dan beretika. Mereka berbicara kepada orang yang lebih tua,
atau pejabat dengan menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang baku dan tidak
menggunakan bahasa gaul. Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan
interaksi terhadap manusia yang lain .Dengan adanya bahasa kita dapat
berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam
masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam
penggunaanya, namun dalam praktiknya kehidupan sehari-hari sering terjadi
penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kita mempergunakan bahasa
Indonesia perlu di perhatikan waktu dan kesempatan, misalnya kapan kita
menggunakan bahasa baku pada situasi resmi dan ilmiah . Bahasa baku telah
10
PENUTUP
3.1.Simpulan
Bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan
yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan
sesuai dengan perkembangan zaman.
Pembakuan disebut juga standardisasi. Pembakuan atau standardisasi adalah
penetapan aturan-aturan atau norma-norma bahasa. Berdasarkan bahasa yang
dipakai oleh masyarakat, ditetapkan pola-pola yang berlaku pada bahasa itu. Pola
yang dipilih itulah yang dijadikan acuan. Bila kita akan membentuk kata atau
menyusun kalimat, maka bentukan itu haruslah mengacu pada pola bahasa yang
sudah ditetapkan. Pembakuan bahasa dapat dilakukan terhadap tulisan, ejaan,
ucapan, perbendaharaan kata, pembentukan istilah, dan penyusunan tata bahasa.
Bahasa baku juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik, yaitu :
a) Fungsi pemersatu
b) Fungsi pemisah
c) Fungsi harga diri
d) Fungsi kerangka rujuk
11
Contoh kata baku dan nonbaku.
Kata Baku : akhlak
Kata Nonbaku : ahlak
Kata Baku : antre
Kata Nonbaku : antri
Kata Baku : apotek
Kata Nonbaku : apotik
Kata Baku : utang
Kata Nonbaku : hutang
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, kita menyadari pentingnya bahasa indonesia baku
sebagai bahasa pemersatu di antara masyarakat. Pembaca di harapkan untuk lebih
meningkatkan penggunaan Bahasa Indonesia Baku di dalam kehidupan social di
dalam masyarakat, dengan mengurangi penggunaan bahasa gaul yang dari hari ke
hari semakin meningkat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1984. Tata Bahasa Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: FPBS-
IKIP Jakarta
Mulyadi. 1994. Salah Kaprah Bahasa Indonesia. Medan: fakultas sastra USU
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Devianty, Rina. 2019 , Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan: Perdana
Publishing
13