Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU


(AKPC 5503)

“HIRARKI TAKSONOMI DOMAIN PSIKOMOTOR”

Dosen Pengampu:
Drs. Maya Istyadji, M.Pd
Mella Mutika Sari, M.Pd

Oleh:
Kelompok 2

Anggri Andini (1819129220027) Rahmi


Ainun Jariyah (1810129220005)
(1810129120011)
Anita Rahman (1810129320001)
Rizki Ma’waddah
Halifah Fitri (1810129120009)
(1810129220021)
Istiqomah (1810129320003)
Siti Raihana Azkiyyah
(1810129220013)
Lamiyah
Tiara Puji Lestari
(1810129120001) (1810129220019)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 19 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
KAJIAN TEORI......................................................................................................3
A. Pengertian Hasil Belajar...................................................................................3
B. Pengertian Psikomotor......................................................................................3
C. Jenis Perangkat Penilaian Psikomotor..............................................................5
D. Pembelajaran Psikomotor.................................................................................8
E. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor..................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi
sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Dalam peraturan Pemerintah Pasal 25 (4) Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan
penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan
dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor
(keterampilan). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
20 Tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah
menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
Cakupan aspek penilaian yang dimaksud adalah aspek kognitif (pengetahuan),
aspek psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap). Untuk dapat
merancang dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai dengan standar
penilaian, guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang
memadai dalam mengembangkan perangkat penilaian psikomotor. Pada umumnya
penilaian yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada penilaian ranah
kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pendidik kurang
memahami penilaian ranah afektif dan psikomotor. Oleh karena itu perlu adanya
acuan untuk mengembangkan perangkat penilaian psikomotor. Dalam konteks

1
evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan
sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian hasil belajar?
2. Apa pengertian pengertian psikomotor?
3. Bagaimana jenis perangkat psikomotor?
4. Bagaimana pembelajaran psikomotor?
5. Bagaimana penilaian hasil belajar psikomotr?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian hasil belajar.
2. Untuk mengetahui pengertian psikomotor.
3. Untuk mengetahui jenis perangkat penilaian psikomotor.
4. Untuk mengetahui pembelajaran psikomotor.
5. Untuk mengetahui penilaian hasil belajar psikomotor.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat pembuatan makalah ini adalah semoga dapat digunakan sebagai
bahan pengajaran di bidang pendidikan dan menambah wawasan bagi pembaca
mengenai hirarki taksonomi domain psikomotor.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto, 2011).
Menurut Sudjana (2015) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Abdurrahman dalam Jihad dan Haris bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Jihad, &
Haris, 2008).
Perubahan tingkah laku dalam hasil belajar meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Ranah kognitif yang pada awalnya menggunakan Taxonomy
Bloom kini telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David Krathwol dan
diterbitkan pada tahun 2001. Hasil revisi untuk ranah kognitif tersebut meliputi
mengingat (remember), mengerti (understand), menerapkan (apply), menguraikan
(analyze), menilai (evaluate), dan mencipta (create) (Anderson, & Krathwohl,
2001).
Ranah afektif menurut Krathwol dalam Purwanto dibagi menjadi lima
tingkat yaitu penerimaan (receiving), partisipasi atau merespon (responding),
penilaian (valuing), organisasi (organization), dan internalisasi nilai atau
karakterisasi (characterization). Simpson dalam Purwanto mengklasifikasikan
hasil belajar untuk ranah psikomotor menjadi enam yaitu persepsi (perception),
kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa
(mechanism), gerakan kompleks (adaptation), kreativitas (origination) (Purwanto,
2011).

B. Pengertian Psikomotor
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan aspek –
aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan berfungsi
psikis. Ranah ini terdiri dari kesiapan, peniruan, membiasakan, menyesuaikan,

3
dan menciptakan. Ketika peserta didik telah memahami dan menginternalisasikan
nilai – nilai mata pelajaran dalam dirinya, maka tahap selanjutnya adalah
bagaimana peserta didik mampu mengaplikasikan pemahamannya dalam
kehidupan sehari – hari melalui perbuatan atau tindakan (Lorenzo, Kasenda, &
dkk, 2016).
Psikomotorik merupakan kepribadian yang terdapat pada diri seseorang,
yang ada pada perangai seseorang atau tingkah laku seseorang. kepribadian ini
dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam progam tertentu, ditentukan
dengan baik-buruknya kepribadian. Indikator yang ditentukan untuk menilai ranah
psikomotorik yaitu keterampilan atau skill dan kemampuan seorang individu
dalam menangkap dan bertindak apa yang sedang ia terima. Hal ini ditunjukan
dengan tingkat penguasaan terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapai
(Noviansah, 2020).
Ranah psikomotor akan dijelaskan dalam 4 pandangan taksonomi.
Taksonomi Simpon’s dengan perkembangan penguasaan berdasarkan penemuan
pengamatan meliputi: persepsi (perception), keteraturan (set), respons terbimbing
(guided response), mekanisme (mechanism), respons cepat (complex overt
response), adaptasi (adaptation), dan inisiasi (origination). Taksonomi Dave’s
terfokus pada kemampuan fisik, meliputi: imitasi (imitation), manipulasi
(manipulation), presisi (precision), artikulasi (articulation), dan naturalisasi
(naturalization). Taksonomi Harrow’s dengan perkembangan penguasaan terlatih
pada anak, meliputi: gerakan refleks (reflex movements), gerakan fundamental
dasar (basic fundamental movements), kemampuan mengamati (perceptual),
kemampuan fisik (physical activities), gerakan keterampilan (skilled movements),
dan kemampuan komunikasi non-diskursif (non-discursive communication).
Taksonomi dengan kategori herarkis sensorik, fisik, tugas psikomotor dan
keterampilan, di tempat kerja atau industri, taksonomi ini digunakan untuk syarat
membangun kemampuan, tetapi tidak sesuai dengan pengelompokan hasil belajar
(Nurtanto, & Sofyan, 2015).
Tahapan hasil belajar ranah psikomotorik ada lima tahap, yaitu:

4
1. Imitasi dikategorikan sebagai keterampilan dalam melakukan pengamatan
dan memolakan perilaku yang pernah dilakukan orang lain.
2. Manipulasi dikategorikan sebagai keterampilan yang didapatkan setelah
mampu melakukan tindakan tertentu dengan mengingat dan mengikuti
perintah.
3. Presisi dikategorikan sebagai keterampilan yang didapatkan setelah
mampu melakukan suatu keterampilan dengan ketepatan yang tinggi serta
menghaluskan kegiatan yang dilakukan lebih tepat lagi.
4. Artikulasi dikategorikan sebagai keterampilan yang dimana peserta didik
mampu untuk mengoordinasikan sederetan kegiatan untuk meraih
keselarasan dan konsistensi internal.
5. Naturalisasi dikategorikan sebagai penguasaan keterampilan dengan
kinerja tingkat tinggi sehingga menjadi alamiah tanpa harus berpikir lebih
jauh tentang hal tersebut (Rahman, 2020).

C. Jenis Perangkat Penilaian Psikomotor


Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal
yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/
instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar
ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan
lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio.
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi
keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati.
Lembar observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian

5
(rating scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang
jawabannya tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang sesuai dengan
aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai
unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek
keterampilan yang diamati dengan skala tertentu, misalnya skala 1 - 5. Portofolio
adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan berkesinambungan
sehingga peningkatan kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk menuju
satu kompetensi tertentu.
Leighbody dan Kidds (1968, p.38) menjelaskan bahwa keterampilan yang
dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan yang
otomatis. Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh
diabaikan. Keselamatan meliputi, peserta, bahan, dan alat. Keselamatan kerja dan
proses pembelajaran psikomotor tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan
bagian dari penilaian hasil keterampilan. Hasil penilaian mencakup:
1. Penggunaan alat dan sikap kerja
2. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan serta menyusun urutan-urutan
pekerjaan
3. Kecepatan mengerjakan tugas
4. Kemampuan membaca gambar dan symbol
5. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan.
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Mata
pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih
beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Menurut Mardapi
(2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu gerakan refleks, gerakan
dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi
nondiskursif.
Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang
muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada

6
keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi
kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah
kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah
gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga.
Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan. Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi
tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific
responding, peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang
dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya
tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed untuk tenis meja. Pada motor
chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan
dasar menjadi satu keterampilan gabungan, misalnya memukul bola, menggergaji,
menggunakan jangka sorong, dan lain-lain. Pada tingkat rule using peserta didik
sudah dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang
komplek, misalnya bagaimana memukul bola secara tepat agar dengan tenaga
yang sama hasilnya lebih baik.
Dalam tahapannya, hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima
tahap, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah
kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang
dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik dapat
mengulang pengucapan sebuah kata setelah gurunya mengucapkan sebelumnya.
Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhanayang belum pernah
dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman ataupetunjuk saja. Sebagai contoh,
seorang peserta didik dapat menulis menginterpretasi gambar dalam sebuah
karangan hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya.
Sebagaimana dijelaskan beberapa pakar di atas, ranah psikomotorik adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otot, fisik, atau gerakan-gerakan
anggota badan. Keluaran hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah
keterampilan-keterampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami
peristiwa belajar. Pengertian “keterampilan gerak” tersebut hendaknya senantiasa
dikaitkan dengan “gerak” keterampilan atau penampilan yang sesuai dengan

7
bidang studi yang diajarkan. Oleh karena itu, “gerak” –an otot sebagai hasil
belajar sastra tentu saja akan berbeda gerakan otot sebagai hasil belajar bidang
keolahragaan misalnya.
Penilaian hasil tes belajar psikomotoris harus juga dilakukan dengan alat
tes yang berupa tes perbuatan. Penilaian dilakukan dengan jalan pengamatan.
Misalnya tes psikomotorik kesastraan-walau tetap ada unsur kognitif dan sikap
karena yang utama adalah kadarnya-tugas berdeklamasi, membaca puisi, cerpen,
drama (kesemuanya dengan gerak mimic dan pantomimic), dramatisasi (bentuk
yang lebih sungguhan: pentas drama), dan lain-lain. Untuk melakukan
pengamatan, terlebih dahulu kita perlu menentukan aspek-aspek yang dinilai
sekaligus criteria penilaiannya. Aspek-aspek yang dinilai untuk beberapa contoh
di atas misalnya pemahaman, penghayatan, intonasi, ekspresi, kewajaran, dan
sebagainya. Sedangkriteria penilaiannya misalnya mempergunakan angka
terendah 40 dan tertinggi 100. Penilaian terhadap aspek perbuatan tersebut
menuntut tindakan dan sikap teliti terhadap tiap jenis penampilan siswa. Karena
sifatnya yang kompleks, seperti halnya ranah afektif di atas, penilaianranah
psikomotor sebaiknya dilakukan dalam proses, yaitu sewaktu pengajaran masih
berlangsung. Penilaian tidak harus dilakukan secara khusus, dalam arti
menyelenggarakan tes itu, melainkan dapat bersifat kesewaktuan dan kapan saja.
Penilaian ini akan lebih mencerminkan penampilan dan sikap siswa
sesungguhnya.

D. Pembelajaran Psikomotor
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai,
metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada
perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi
pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan
akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil
mengerjakan (learning by doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa
keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi
kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat

8
bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua
macam, yaitu kondisi internal dan eksternal. Untuk kondisi internal dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengingatkan kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari
b. Mengingatkan prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai
Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Instruksi verbal
b. Gambar
c. Demonstrasi
d. Praktik
e. Umpan balik.
Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada
beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan
hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam
mengajar praktik sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan
b. Menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan
c. Mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat
dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi
kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian
yang sukar
d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan
praktik dengan pengawasan dan bimbingan
e. Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.

E. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor


Agar memperoleh hasil maksimal, penilaian harus berdasarkan pada tujuan
yang ingin dicapai. Adapun untuk menilaihasil belajar psikomotor siswa, (Arifin,
1991) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang harus diaplikasikan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

9
a. Kontinuitas
Penilaian tidak boleh dilakukan secara insidental. Karena pendidikan itu
sendiri adalah proses yang kontinu, maka penilaian harus dilakukan terus–
menerus. Hasil penilaian yang diperoleh pada suatu waktu harus
senantiasa dihubungkan dengan hasil–hasil dalam waktu sebelumnya,
sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang
perkembangan peserta didik.
b. Keseluruhan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh terhadapseluruh objek yang
mencakup semua dimensi yag ada dalam aspek psikomotorik. Seluruh
komponen harus mendapatkan perhatian dan pertimbanagan yang sama
dalam mengambil keputusan.
c. Objektifitas
Penilaian hendaknya dilaksanakan seobjektif mungkin. Oleh sebab itu
perasaan–perasaan, keinginan–keinginan, prasangka–prasangka yang
bersifat negatif harus dijauhkan. Penilaian harus didasarkan pada
kenyataan yang sebenarnya.
d. Kooperatif
Prinsip ini sangat erat kaitannya dengan prinsip–prinsip diatas. Dalam
prinsip ini terkandung maksud bahwa setiap kegiatan penilaian hendaknya
dilakukan bersama-sama oleh pihak yang bersangkutan sperti guru, kepala
sekolah, orang tua bahkan siswa.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup
persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses
berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah
proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik. Penilaian ranah
psikomotorik dalam pelajaran bahasa memerlukan teknik yang tepat. Ketepatan
teknik penilaian yang dipilih akan menghasilkan informasi yang tepat
terkaitkomptensi psikomotorik siswa. Tes pragmatik adalah tes untuk kompetensi
psikomotorik yang ditawarkan dalam tulisan ini. Tes tersebut adalah dikte,
berbicara, pemahaman paraphrase, jawaban pertanyaan dan teknik cloze. Pilihan
ini sejalan dengan tujuandari penilaian psikomotorik yaitu siswa mampu
menggunakan alat dan sikap kerja, siswa mampu menganalisis suatu pekerjaan
dan menyusun urut-urutan pengerjaan, siswa cepat mengerjakan tugas, siswa
mampu membaca gambar dan atau simbol, dan siswa mampu mengserasikan
bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, yaitu mengenai ruang lingkup pembahasan evaluasi pembelajaran.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning,


Teaching, and Assessing. New York: Pre-Press Company.
Arifin, Z. (1991). Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jihad, A., & Haris, A. (2008). Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Lorenzo M., Kasenda., dkk. (2016). “Sistem Monitoring Kognitif, Afektif Dan
Psikomotorik Siswa Berbasis Android”. E-journal Teknik Informatika,
Volume 9, no 1 (2).
Noviansah, A. (2020). Objek Dalam Assesment Penilaian (Afektif, Kognitif, dan
Psikomotorik). al-Hikmah: Jurnal Studi Islam, 1(2), 136-149.
Nurtanto, M., & Sofyan, H. (2015). Implementasi problem-based learning untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif, psikomotor, dan afektif siswa di
SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 5(3), 352-364.
Nurwati, A. (2014). Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa dalam Pelajaran
Bahasa. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 9(2).
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahman, M. H. (2020). Analisis Ranah Psikomotor Kompetensi Dasar Teknik
Pengukuran Tanah Kurikulum SMK Teknik Konstruksi Dan
Properti. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 17(1), 53-63.
Sudjana, N. (2005). Peneltian Hasil Belajar Menagajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai