Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

LARUTAN
( ABKC 5304 )
“CAMPURAN DALAM SAINS”

Dosen Pengampu:
Muhammad Fuad Sya’ban, M.Pd.
Oleh:

Kelompok 4

Anita Rahman (1810129320001)


Artika Haspita Ardy (1810129120004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

A. Pengertian Campuran ....................................................................................... 1

B. Jenis Campuran ................................................................................................ 1

C. Contoh Campuran ............................................................................................ 4

D. Contoh Larutan Yang Tidak Termasuk Campuran .......................................... 5

E. Pemisahan Campuran ....................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Larutan Gula .......................................................................................... 4


Gambar 2. Larutan Air dan Minyak ........................................................................ 5
Gambar 3. Unsur Besi ............................................................................................. 5
Gambar 4 Urea ........................................................................................................ 6
Gambar 5 NaCl ....................................................................................................... 6

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tujuh Macam Campuran Homogen .......................................................... 3

iii
CAMPURAN DALAM SAINS

A. Pengertian Campuran
Amanatie (2010) memaparkan bahwa campuran merupakan suatu
gabungan yang terjadi atas beberapa zat dengan perbandingannya yang tidak
tetap dan tanpa melakukan reaksi kimia. Sifat asli dalam suatu zat pembentuk
campuran yaitu ada yang masih dapat dibedakan satu sama lain.
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi
akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Jika zat
bercampur maka sifatnya tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan
cara fisika, seperti dengan destilasi, kristalisasi, kromatografi, dll (Syukri,
1999).

B. Jenis Campuran
Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi
itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat
dibagi atas :
1. Campuran gas – gas
Gas adalah materi yang telah terpecah-pecah menjadi partikel
terkecilnya, dalam bentuk molekul, ion atau atom. Partikel itu sangat kecil
dan selalu bergerak acak kesegala arah. Akibatnya, dua macam gas atau
lebih mudah sekali bercampur secara merata (homogen), misalnya O2 dan
N2 di udara.
2. Campuran gas – cair
Antara cair dan gas dapat bercampur dengan dua cara. Pertama,
partikel cair dalam gas, seperti tetesan air diudara yang disebut kabut.
Kedua molekul gas berada dalam cairan, seperti O2 dan CO2
3. Campuran gas – padat
Gas-gas dan zat padat dapat bercampur dengan dua cara juga.
Pertama, padatan berada dalam gas, seperti asap. Padatan itu harus dalam

1
bentuk gumpalan halus seperti serbuk. Kedua, gas dapat masuk dalam
padatan, apabila padatan itu berongga halus, seperti busa dan batu apung.
4. Campuran cair – cair
Partikel zat cair selalu bergerak, tetapi tidak sebebas gas. Gerakan satu
partikel sering dihalangi oleh partikel lain, karena agak rapat dan ada
interaksi dengan yang lain. Dua cairan akan bercampur apabila ada daya
tarik menarik antara partikel yang berbeda seperti, air dan alkohol.
5. Campuran cair – padat
Zat padat dapat bercampur dengan cairan melalui tiga cara. Pertama
zat padat diserang oleh partikel cairan sehingga terurai menjadi molekul
atau ion, contohnya gula dan garam. Kedua padatan pada mulanya tidak
bercampur dengan cairan, tetapi setelah digerus menjadi halus akan
bercampur bila dikocok kuat, contohnya tanah/susu dengan air. Ketiga
cairan dapat masuk, dalam zat padat, bila zat padat berongga seperti air
dalam garam dapur dan tanah.
6. Campuran padat – padat
Beberapa zat padat dapat bercampur dengan dua cara. Pertama bila
digerus menjadi serbuk dan diaduk, seperti gula dengan tepung. Kedua,
bila zat itu dipanaskan sampai mencair dan kemudian didinginkan seperti
besi dan aluminium (Syukri, 1999).
Sifat asli dalam suatu zat pembentuk campuran yaitu ada yang masih
dapat dibedakan satu sama lain. Berdasarkan homogenitasnya, campuran itu
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:
1. Campuran homogen
Campuran homogen ialah campuran yang tediri diantara dua zat atau
lebih yang apabila partikel-partikel penyusunnya itu tidak bisa lagi
dibedakan. Campuran homogen itu punya suatu bagian-bagian penyusun
yang sama. Larutan merupakan campuran yang ada dalam suatu homogen.
Oleh karenanya, campuran homogen itu kerap sekali disebut juga dengan
larutan. Dalam larutan, zat itu dapat terlarut dan itu disebut dengan solute,
sedangkan zat pelarut dinamakan solvent.

2
Berikut ini adalah sifat dari larutan:
a. Dalam larutan itu terdiri atas dua zat atau lebih yang setiap partikelnya
itu penyusunnya, menyebar dan merata di seluruh larutan.
b. Dalam larutan, ukuran partikel larutan itu kurang dari 10 nm.
c. Setiap partikel penyusun larutan menyebar merata di seluruh larutan
(Amanatie, 2010).
Berdasarkan wujud zat terlarut dan pelarut, larutan dibagi atas tujuh
macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam
larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak dapat membentuk larutan
dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam
zat lain yang berwujud gas akan membentuk campuran heterogen.
Tabel 1. Tujuh Macam Campuran Homogen

Zat terlarut Pelarut Contoh


Gas Gas Udara (nitrogen + oksigen)
Gas Cair Oksigen dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam serbuk platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam amalgam padat
Padat Padat Emas dalam perak
Padat Cair Gula dalam air
(Syukri, 1999).
2. Campuran heterogen
Campuran heterogen merupakan campuran antara dua macam zat atau
lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama
lainnya. Campuran Heterogen dapat dibedakan menjadi 2, sebagai berikut:
a. Koloid Partikel-partikel yang ada dalam koloid hanya dapat terlihat
dengan menggunakan suatu alat jenis mikroskop yang dinamakan
mikroskop ultra. Ukuran partikel yang terdapat dalam larutan kira-kira
antara 10 sampai dengan 1000 nm. Partikelnya pun menyebar, tetapi
tidak bisa mengendap, serta tidak dapat menghamburkan cahaya.
Contohnya seperti susu, asap, kabut, agar-agar, kuningtelur dll.

3
b. Suspensi Obat batuk cair merupakan contoh larutan heterogen.
Partikel-partikel yang terdapat pada suspensi dapat dilihat hanya
dengan mikroskop biasa. Ukuran partikelnya pun lebih besar yaitu
kira-kira sampai 1.000 nm. Suspensi tidak bisa ditembus cahaya.
Contohnya seperti minyak dengan air, air keruh, dan air kapur
(Amanatie, 2010).

C. Contoh Campuran
Campuran adalah materi yang disusun oleh beberapa zat tunggal baik
berupa unsur atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Dalam
campuran sifat dari materi penyusunnya tidak berubah. Contoh sederhana dari
campuran dapat kita jumpai di dapur misalnya saus tomat. Campuran ini
mengandung karbohidrat, protein, vitamin C dan masih banyak zat-zat
lainnya. Sifat karbohidrat, protein dan vitamin C tidak berubah.
Untuk campuran homogen contohnya seperti larutan gula dalam sebuah
gelas. Larutan ini merupakan campuran air dengan gula, jika dirasakan, maka
rasa larutan diseluruh bagian gelas adalah sama manisnya, baik yang
dipermukaan,ditengah maupun dibagian bawah. Contoh campuran heterogen
antara lain campuran minyak dengan air, kita dapat menentukan bagian
minyak dan bagian air dengan indera mata. Perhatikan pula susu campuran
yang kompleks, terdiri dari berbagai macam zat seperti protein, karbohidrat,
lemak, vitamin C dan E dan mineral

Gambar 1. Larutan Gula

4
Gambar 2. Larutan Air dan Minyak
(Zulfikar, 2008).

D. Contoh Larutan Yang Tidak Termasuk Campuran


Zat-zat yang kita temukan di alam semesta ini hanya ada dua
kemungkinan, yaitu adalah zat tunggal dan campuran. Zat tunggal adalah
materi yang memiliki susunan partikel yang tidak mudah dirubah dan
memiliki komposisi yang tetap. Zat tunggal dapat diklasifikasikan sebagai
unsur dan senyawa.
Zat tunggal berupa unsur didefinisikan sebagai zat yang tidak dapat
diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana. Unsur besi tidak bisa
diuraikan menjadi zat lain, jika ukuran besi ini diperkecil, maka suatu saat
akan didapatkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi dan disebut
dengan atom besi.

Gambar 3. Unsur Besi


(Zulfikar, 2008)
Unsur-unsur yang telah ditemukan saat ini sebanyak 106 buah unsur.
Kira-kira 90 berasal dari alam, sisanya didapat dari proses reaksi inti. Contoh
unsur-unsur yang banyak digunakan pada bidang elektronika yaitu silicon,

5
tembaga, germanium, nitrogen, dan lainnya (Elida, ratih, Irewati, Wizarti, &
Wasutiningsih, 1996)
Di alam senyawa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu senyawa
Organik dan senyawa Anorganik, pengelompokkan didasari pada unsur-unsur
pembentuknya. Senyawa organik umumnya berasal dari makhkuk hidup atau
yang terbentuk oleh makhluk hidup (organisme). Senyawa ini mudah kita
jumpai seperti urea. Gula pasir atau sukrosa yang banyak terdapat didalam
tebu dan alkohol merupakan hasil fermentasi dari lautan gula.

Gambar 4 Urea
Senyawa Anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari
atom karbon, umumnya senyawa ini ditemukan di alam, beberapa contoh
senyawa ini seperti garam dapur (Natrium klorida) dengan lambing NaCl

Gambar 5 NaCl
(Zulfikar, 2008).

E. Pemisahan Campuran
Komponen-komponen yang membentuk suatu campuran dapat
mempertahankan sifat-sifatnya sendiri karena itu kita dapat memisahkan
komponen-komponen tersebut berdasarkan sifat khasnya tersebut. Sebagai
contoh, campuran heterogen antara serpihan besi dan emas dapat dipisahkan

6
satu sama lainnya dengan melihat perbedaan warnanya, atau lebih mudah lagi
dengan menggunakan magnet untuk menarik serpihan besi, dan meninggalkan
serpihan emas. Selain kedua cara tersebut, kita juga dapat memanfaatkan sifat
kimia yang berbeda dari kedua jenis logam tadi berdasarkan perbedaan daya
larutnya terhadap asam tertentu, beberapa asam dapat melarutkan besi, tetapi
tidak melarutkan emas. Jadi jika kita memasukkan campuran serpihan besi dan
emas ke dalam asam tertentu, besi akan larut, sedangkan emas tidak.
Cara pemisahan lain, misalnya untuk memisahkan campuran homogen
(larutan) menjadi komponen-komponen pembentuknya, berupa pelarut dan zat
terlarutnya, dapat dilakukan dengan cara menguapkan pelarutnya (air) yang
mempunyai titik didih lebih rendah dari zat terlarutnya. Sebagai contoh, jika
kita mendidihkan suatu larutan garam dalam suatu wadah, air akan teruapkan
dan garam akan tertinggal tetap di wadahnya (Hernani, 2014).
1. Filtrasi (penyaringan)
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat dari suatu campuran.
Prinsip kerja penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-
zat yang bercampur, dan pada umumnya digunakan untuk memisahkan
padatan dari cairan.
2. Sentrifugasi
Metode pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan
padatan yang sangat halus dengan jumlah campuran sedikit.
3. Kromatografi
Metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
kecepatan merambat antara partikel-partikel yang bercampur dalam suatu
medium diam ketika dialiri suatu medium gerak.
4. Destilasi (Penyulingan)
Digunakan untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya.
Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang
bercampur, sehingga saat menguap, setiap zat akan menguap.
5. Sublimasi

7
Didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat
menyublim (perubahan wujud zat padat ke zat gas), sedangkan zat yang
lain tidak dapat menyublim) (Ratnawati, 2018).

8
DAFTAR PUSTAKA

Amanatie. (2010). Buku Pegangan Mahasiswa Biologi Kimia Umum. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Elida, T., ratih, S. W., Irewati, T., Wizarti, W., & Wasutiningsih, A. (1996).
Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Hernani. (2014). Dasar - Dasar Ilmu Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ratnawati, S. (2018). Peningkatan Sikap Kerjasama Pada Materi Klasifikasi


Materi dan Perubahannya Melalui Discovery Learning. Jurnal Wahana
Kreatifitas Pendidik, 1(1), 34 - 41.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.

Zulfikar. (2008). Kimia Kesehatan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai