Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

MEMBEDAKAN CAMPURAN DAN SENYAWA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok VII ( A1 )

M.Harsya Al Kafi NIM. 220190002


Apryza Mila NIM. 220190008
Theresia Angel S. NIM. 220190024
Muttafa Tirmidzi NIM. 220190025

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
ABSTRAK

Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa perbandingan tertentu.
Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur yang
berikatan kimia atau senyawa dibentuk dari dua unsur atau lebih melalui reaksi
kimia. Percobaan membedakan campuran dan senyawa bertujuan untuk
membedakan campuran homogen dan heterogen. Percobaan ini dilakukan dengan
metodelogi pencampuran, filter, dan pemanasan. Pencampuran dilakukan pada air
dengan gula, pada air dengan pasir, air dengan garam, air dengan minyak, dan
minyak dengan methanol. Filter dilakukan pada air garam yang bercampur pasir
dengan menggunakan gelas kimia sebagai wadah dan kertas saring, dan
pemanasan dilakukan pada filtrat dari campuran air garam dan pasir. Air
dicampurkan dengan minyak dan kemudian di homogenkan. Minyak dicampurkan
dengan methanol dan kemudian di homogenkan. Dari hasil percobaan diperoleh
bahwa campuran air dengan pasir, campuran air dengan minyak dan campuran
minyak dengan methanol merupakan campuran heterogen karena kedua larutan
tersebut tidak tercampur sempurna. Sedangkan campuran air dengan gula,
campuran air dengan garam merupakan campuran homogen karena campuran
tersebut larut secara sempurna dan terjadi rekristalisasi saat pemanasan.
Kata Kunci : Campuran, Filter, Heterogen, Homogen, Senyawa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Membedakan Campuran dan Senyawa


1.2 Tanggal Praktikum : 02 November 2022
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok VII (A1)
M.Harsya Al Kafi NIM.220190002
Apryza mila NIM.220190008
Theresia Angel S. NIM.220190024
Muttafa Tirmidzi NIM.220190025
1.4 Tujuan Praktikum : Membedakan campuran homogen dan
heterogen
1.5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, materi dapat dibagi menjadi 3 yaitu unsur, senyawa, dan
campuran. Unsur merupakan jenis materi yang paling sederhana dengan sifat
fisika dan kimianya yang unik. Suatu unsur hanya memiliki satu jenis atom
penyusun. Oleh karena itu, unsur tidak dapat dibagi-bagi secara fisika maupun
kimia. Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur
berikatan kimia. Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa
perbandingan tertentu (Anomin, 2010).

2.1 Campuran dan Senyawa


Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur
yang berikatan kimia atau senyawa dibentuk dari dua unsur atau lebih melalui
reaksi kimia. Sifat suatu senyawa berbeda dengan sifat unsur – unsur
penyusunnya. Contohnya adalah natrium klorida atau yang biasa dikenal dengan
garam dapur (Johari, 2006).
Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa perbandingan
tertentu. Campuran ada yang berupa campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran heterogen merupakan campuran yang masih memiliki batas yang dapat
terlihat antara komponen – komponen penyusunnya. Campuran homogen
merupakan campuran yang batas antar komponennya tidak terlihat. Campuran
homogen dinamakan juga larutan, sedangkan campuran heterogen disebut juga
suspense (Achmad, 1998).
Campuran dapat dibagi dua, yaitu campuran yang homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang semua
partikelnya menyebar merata sehingga membentuk suatu fasa. Yang disebut satu
fasa adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu bagian dengan
bagian yang lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula
disemua bagian bejana sama, baik diatas, dibawah maupun dipinggirnya. Karena
begitu kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walaupun
dengan mikroskop. Yang tampak hanya satu fasa, yakni cairan dan campuran
seperti ini disebut larutan.
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua
zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama di berbagai bejana. Contohnya, campuran air dengan minyak
tanah (Syukri, 1999).
Pada senyawa perbandingan massa zat pembentuk tetap, sifat – sifat
partikel membentuk senyawa masih ada sehingga partikel – partikel pembentuk
senyawa mudah dipisahkan lagi. Hal ini untuk campuran melalui peristiwa kimia.
Sedangkan untuk peristiwa fisika, perbandingan massa zat pembentuk berubah –
ubah (Sumadia, 1996).
Jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan kedalam air, komposisi sifat
fase cairan baru ini yaitu larutan. Berbeda dengan air murni, larutan ini adalah
homogen, karena terdiri dari dua buah zat yang dapat terlarut dan sifat – sifatnya
sama untuk keseluruh cairan.
Jika pasir (SO ) ditambahkan kedalam air, pasir akan mengendap kedasar
2

cairan yang tetap merupakan kepadatan tak larut dalam air. Pasir ini merupakan
campuran fase, yaitu cairan yang ditambah dengan padatan.
Kebanyakan unsur dapat bereaksi dengan satu atau lebih unsur lain untuk
membentuk senyawa. Kita mendefinisikan senyawa (compound) sebagai suatu zat
yang tersusun atas atom – atom dari dua unsur atau lebih yang terikat secara kimia
dengan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh, gas Hidrogen terbakar dalam
gas oksigen membentuk air, suatu senyawa yang sifat-sifatnya sangat berbeda
dengan sifat – sifat dari unsur – unsur pembentuknya. Air tersusun atas dua bagian
Hidrogen dan satu bagian Oksigen. Susunan ini tidak dapat berubah, darimana
pun air itu berasal (Raymond Chang, 2004).

2.2 Metode Pemisahan Campuran


Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
ialah:
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat melalui filter (saringan) yang
berpori – pori. Pada saat bereksperimen di laboratorium, untuk memisahkan pasir
dari air dengan menggunakan corong yang dibasahi dengan kertas saring
diatasnya. Pasir tinggal di kertas saring dan air turun kegelas kimia menembus
kertas saring. Air tersebut disebut dengan filter.
Cara filtrat ini juga digunakan untuk memisahkan zat – zat kelarutan yang
berbeda, misalnya: gula dengan pasir. Jika gula tersebut dimasukkan ke dalam air,
maka gula tersebut akan larut. Sedangkan pasir tidak, harus melalui penyaringan
untuk memisahkan pasir dengan air.
2. Kristalisasi (Penghamburan)
Kristalisasi ialah cara memperoleh zat padat yang akan larut dalam air.
Cara-cara kristalisasi, yaitu :
a. Penguapan
Cara ini digunakan melalui pemanasan, sehingga membentuk kristal padat.
cara ini sering digunakan pada pembuatan garam. Air laut diuapkan
dengan sinar matahari atau api dengan suhu tertentu, air akan menguap
dan membentuk kristal garam.
b. Pendinginan
Zat-zat padat mudah larut dalam air panas daripada air dingin. Jika suatu
larutan didinginkan maka kelarutan zat akan berkurang, sehingga muncul
seperti kristal. Cara ini dipakai pada industri belerang. Dengan uap air
yang sangat panas dipompakan pada deposit belerang di dalam tanah,
sehingga belerang meleleh atau larut.
c. Distilasi (penyulingan)
Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau
bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. Cairan yang
didingankan harus didihkan hingga menguap. Uap itu dilewatkan melalui
alat pengembun (kondensor).
d. Ekstrasi (pengairan)
Ektrasi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
melarutkan zat itu pada pelarut yang akan sesuai. Zat yang akan diperoleh
disebut sari (ekstrak).
e. Adsorpsi (penyerapan)
Adsorpsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat yang lain secara kuat
sehingga menempel pada permukaannya. Zat penyerap yang banyak
digunakan adalah karbon aktif (arang murni), yang mampu menyerap gas,
zat warna, bahkan mikroorganisme.

2.3 Campuran Homogen dan Heterogen


Campuran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Campuran Homogen
Larutan dikatakan sebagai campuran yang homogen (hom : jenis, sama),
karena secara fisik zat tunggal yang menyusun campuran tersebut tidak
tampak. Zat tunggal zat yang bercampur telah melebur menjadi satu
kesatuan sehingga secara mata biasa kita tidak mampu melihatnya bahkan
jika dilihat dengan mikroskop biasa. Namun, walaupun partikel tidak
tampak oleh mata ataupun alat, harus diyakini bahwa materi itu tetap ada
(Hastuti, 2009).
Larutan tidak harus berwujud cairan, namun dapat pula berwujud padat.
Terdapat campuran antara logam dengan logam lainnya sehingga
membentuk campuran homogen. Emas murni merupakan logam yang
lunak, mudah di bengkokkan. Agar emas menjadi keras maka emas murni
tersebut dicampurkan dengan zat lain yaitu tembaga, campuran gas dalam
cair, campuran gas dalam zat padat, campuran zat dalam cair dalam zat
cair dan campuran zat padat dalam zat cair (Sugianto, 2006).
2. Campuran Heterogen
Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel – partikel
penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya disebut campuran
heterogen (Mikrajuddi, 2006).
Contoh campuran heterogen adalah air sungai, tanah, makanan, adonan,
beton cor dan lain-lain. Pada campuran heterogen dinding pembatas antara
zat masih dapat dilihat, misalnya campuran air dan minyak. Didalam
campuran heterogen dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu koloid dan
suspensi.
a. Koloid
Koloid atau disebut juga suspensi koloid atau sistem koloid merupakan
sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi
lebih kecil dari pada suspensi. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran
partikel antara 1 nm sampai 100 nm. Berapa koloid tampak jelas secara
fisik, misalnya santan, air susu dan lem. Tetapi beberapa koloid sepintas
tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer, agar yang masih
cair dan teh. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil. Beberapa koloid
dapat terpisah bila didiamkan dalam suatu yang relatif lebih lama
meskipun tidak semuanya. Misalnya koloid belerang dalam air dan santan.
Beberapa koloid yang masih sukar pisah, misalnya lem, cat dan lain-lain
(Sudarmo, 2004).
b. Suspensi
Suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel yang berukuran lebih
100 nm tersebar merata didalam medium pendispersinya. Contoh suspensi
adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air. Suspensi
merupakan sistem dipersi yang tidak stabil, sehingga bila tidak diaduk
terus – menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Untuk
memisahkan suspensi dapat dilakukan dengan proses penyaringan
(filtrasi), karena ukuran partikelnya besar, maka zat-zat yang terdispersi
akan tertinggal dikertas saring.
Dalam sistem suspensi biasanya dapat memungkinkan terjadinya
sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan yang terdapat pada suspensi
akan mengalami sedimentasi atau pengendapan meskipun tidak ada
gangguan. Singkatnya suspensi adalah suatu campuran yang masih bisa
dibedakan antara pelarut zat yang dilarutkan. Suspensi cairan atau padatan
(dalam jumlah yang kecil) di dalam gas disebut dengan aerosol. Sistem
aerosol dalam kehidupan manusia contohnya yaitu debu di atmosfer.
2.4 Perbedaan Bersenyawa dan Bercampur
Senyawa dan campuran dapat dibeda – bedakan dilihat dari sifat kimia
dan fisikanya. Kita dapat menemukan unsur yang dalam keadaan bebas, artinya
unsur tersebut tidak bergantung dengan unsur lain membentuk senyawa. Namun
di alam ini lebih banyak ditemukan unsur yang senantiasa mengadakan ikatan
dengan unsur lain. Unsur-unsur demikian disebut dengan unsur reaktif.
Bercampur terbentuk tanpa melalui bereaksi kimia, sifat komponen
penyusun komponen campuran sesuai dengan sifat masing-masing. Sedangkan
bersenyawa terbentuk melalui reaksi kimia, sifat komponen penyusun senyawa
berbeda dengan aslinya. Pencampuran tidak menghasilkan zat baru, campuran
antara gas hidrogen dan oksigen tetap berupa gas. Sifat komponen dalam
campuran tidak hilang. Ketika gula dilarutkan di dalam air keduanya hanya
bercampur. Senyawa merupakan komponen sisi tertentu.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan membedakan
campuran dan senyawa ialah sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan membedakan campuran dan
senyawa adalah sebagai berikut :
1. Cawan penguap 1 unit
2. Corong 1 unit
3. Gelas kimia 1 unit
4. Gelas ukur 1 unit
5. Kaki tiga 1 unit
6. Kawan kasa 1 unit
7. Kertas saring 1 unit
8. Lampu spiritus 1 unit
9. Mancis 1 unit
10. Spatula 1 unit

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan membedakan campuran
dan senyawa ialah sebagai berikut :
1. Air suling 20 ml
2. Garam dapur 5 spatula
3. Minyak makan 10 ml
4. Pasir 5 spatula
5. Sabun Secukupnya

3.2 ProsedurKerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagia berikut:
1. Diambil pasir secukupnya dan dimasukkan kedalam gelas kimia lain
ditambahkan 10ml air suling,kemudian diaduk perlahan-lahan dan di
diamkan beberapa saat.Diamati apakah air akan jernih kembali.
2. Kertas saring dilipat membentuk kerucut lalu dimasukkan kedalam corong
dan dibasahi sedikit dengan air agar kertas saring melekat pada corong.
3. Campuran percobaan no1 diaduk Kembali dan ditambahkan 4sendok
spatula garam dapur (Nacl) dan diaduk lagi.Campuran tersebut disaring
dan filtratnya dicicipi.
4. Filtrat yang diperoleh dimasukkan kedalam cawan penguap dan
dipanaskan pada tungku kaki tiga. Diamati terbentuknya Kristal kembali
(rekristalisasi).
5. 5ml minyak makan ditambahkan dengan 5ml air suling dan diamati
kemudian campuran tersebut diaduk dan didiamkan beberapa saat.Amati
campuran tersebut larut atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.1 Hasil percobaan Membedakan Campuran dan Senyawa
No Cara Kerja Hasil
1 10ml air + pasir 3sendok spatula  Pasir tidak larut dalam air
(campuran heterogeny)
 Larutan berwarna keruh

2 10ml + pasir 3sendok spatula+garam  Garam larut dalam air


5sendok spatula (campuran homogen

3 Lalu larutan diatas disaring  Filtrat menjadi bening


 Cairan yang lolos disebut
filtrat
 Yang tertahan disebut
residu

4 Filtrat dipanaskan  Filtrat menjadi kristal


 Reaksi yang terjadi
reversibel

5 5ml minyak makan+5ml air  Minyak dan air tidak


aquades.Diaduk perlahan dan amati menyatu terdapat dua
kembali lapisan pada lapisan bawah
adalah air dan lapisan
atasnya adalah minyak
 Minyak tidak larut dalam
air terdapat gelembung
halus diantara air dan
minyak
6 3ml minyak makan+3ml metanol diaduk  Minyak dan metanol tidak
kembali perlahan amati kembali Menyatu terdapat dua lapisan
pada lapisan bawah adalah
minyak dan lapisan atasnya
methanol
 Metanol tidak larut dalam
minyak(Campuran eterogen)
terdapat gelembung halus
dianta minyak dan metanol

(Sumber : Praktikum Kimia Dasar.2022)

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh yaitu saat air suling dicampur
dengan pasir,air berubah menjadi keruh.Setelah didiamkan beberapa saat pasir
mengendap dan air sedikit keruh sedangkan pasir dalam campuran tidak dapat
larut karena pasir yang dicampur dengan air bersifat heterogeny merupakan
campuran berbeda sifat(Brady.James E.2007).
Pada percobaan kedua adalah menambahkan 7sendok spatula garam
dapur kedalam campuran air dan pasir lalu diaduk sehingga garam tersebut larut
dalam air.Campuran garam dan air merupakan campuran homogen .Campuran
homogen merupakan campuran yang bersifat sama dan disebut dengan
larutan(Brady.2007).
Pada percobaan ketiga dan keempat yaitu campuran air suling.Pasir dan
garam disaring menggunakan kertas saring yang telah dibentuk kerucut dan
dimasukkan kedalam corong.Campuran yang disaring menghasilkan filtrat atau
air yang lolos dan kembali jernih.Sedangkan pasir yang tertinggal dinamakan
residu.Filtrat dipanaskan diatas tungku kaki tiga,setelah itu,kristal garam Kembali
terbentuk(Brady.2007).
Pada percobaan kelima yaitu.Campuran antara minyak dan air ketika
minyak dimasukkan dalam air,maka kedua senyawa tersebut tidak dapat menyatu
atau membentuk larutan karena air merupakan senyawa non polar.Selain itu
minyak dan air memiliki massa jenis dan kerapatan yang berbeda sehingga
membentuk campuran heterogen.Air memiliki massa jenis sebesar 1gram/cm dan
minyak sebesar 0,91gram/cm.Pencampuran antara minyak dan air menghasilkan
dua lapisan.Hal ini disebabkan massa jenis lebih ringan minyak daripada massa
jenis air(Ediati.2008).
Pada percobaan terakhir yaitu campuran minyak dan methanol kedua
campuran tidak menyatu karena perbedaan pada massa jenis methanol dan
minyak.Posisi minyak berada dibawah sedangkan methanol berada diatas.Hal ini
karena massa jenis minyak lebih besar yaitu 0,91gram/cm daripada massa jenis
yang dimiliiki methanol yaitu sebesar 0,792gram/cm.(Ediati.2008).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Campuran air dan pasir tidak membentuk larutan,karena pasir tidak larut
dalam air,warna air berubah menjadi keruh.Campuran ini disebut
campuran heterogen.
2. Campuran air dan pasir dengan garam,garam larut dengan air sedangkan
garam tidak larut dengan pasir.Garam yang larut dalam air disebut
campuran homogen.
3. Campuran air,pasir dan garam disaring.Filtratnya dipanaskan membentuk
kristal garam Kembali.
4. Campuran minyak dan air tidak dapat menyatu karena massa jenis air
lebih besar yaitu 1gram/cm.Sedangkan minyak 0,89/cm selain itu air
bersifat polar dan minyak bersifat non polar dan senyawa non polar larut
dengan senyawa n on polar.
5.2 Saran
Dalam percobaan tentang membedakan campuran dan senyawa, harus
menggunakan bahan yang tidak terkontaminasi dengan yang lainnya. Seperti
garam yang mudah terkontaminasi dengan mikroplastik. Walaupun tidak adanya
larutan yang berbahaya bagi tubuh, tetap menggunakan jas praktikum dan sarung
tangan.Dan pratikan harus dapat membedakan campuran homogen dan campuran
heterogen,dan pratikan harus teliti saat menjalankan pratikum agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan pratikum.Pada saat proses filtering.Dan pratikan
harus menunggu dengan sabar agar campuran dapat tersaring dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Johari. 2008. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Petatri Hastuti,dkk. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Terpadu VII.


Jakarta : Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sudarmo Unggal. 2004. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB


LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Tuliskan rumus molekul minyak


2. Mengapa terjadi homogency dan heterogen
3. Sebutkan jenis-jenis reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut
4. Jelaskan bagaimana kondisi atau keadaan air setelah bercampur
Jawaban
1. Rumus molekul minyak :
CH3 (CH2)16COOH
2. Homogen terjadi apabila kedua senyawa dapat menyatu saat dicampurkan.
Dan dari hasil campuran tersebut akan terbentuk senyawa baru. Homogen
berarti sama atau tersdispersi secara merata. Sedangkan heterogen terjadi
karena kedua senyawa yang dicampurkan tidak dapat menyatu atau zat
yang ingin dilarutkan tidak dapat atau tidak terlarut. Dan biasanya
campuran heterogen tidak membentuk larutan baru.
3. Jenis-jenis reaksi yang terjadi :
1. Air + gula → reaksi pelarutan zat
2. Air + pasir → tidak ada reaksi
3. Air + garam → reaksi asam basa
4. Air + minyak → reaksi pelarutan zat
5. Minyak + methanol → reaksi pelarutan zat
4. Kondisi air setelah bercampur yaitu air mengalami perubahan. Kondisi air
tidak lagi jenih seperti semula, melainkan menjadi keruh. Hal tersebut
dapat terjadi karena air mudah terkontaminasi.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No Nama Alat dan Gambar Fungsi


1 Gelas ukur Untuk menghitung volume
larutan yang ingin digunakan

2 Spiritus Membakar zat atau memanasi


larutan

3 Corong Untuk memindahkan larutan

4 Cawan penguap Sebagai tempat proses


reaktalisasi

5 Kawat kasa Untuk alas cawan penguap


Ketika dipanaskan diatas kaki
tiga

6 Spatula Digunakan untuk


mengaduk/pengaduk bahan
yang ingin digunakan

7 Kaki tiga Sebagai penahan kawat kasa


dan penyangga Ketika proses
pemanasan

8 Gelas kimia Sebagai wadah untu


menyimpan dan membuat
larutan

9 Kertas saring Untuk menyaring pada proses


filtrat

10 Mancis Untuk menyalakan spiritus

11 ? Digunakan untuk mengambil


bahan kimia padat atau serbuk.

12 Tabung Reaksi Untuk tempat mereaksikan dua


larutan / lebih dari bahan
kimia.

Anda mungkin juga menyukai