Pemurnian
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar atau
pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian.
Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut bergantung
pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat
padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan
campuran dua jenis padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar
oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur
serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah
setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu
campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan
heterogen.
(Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau
lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-
sifat asli campuran :
- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
- mempunyai sifat zat asalnya
- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
- Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga
merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga
membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian
dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara
komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan
mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap
bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.
3.1.2 Bahan-bahan
- Garam
- Norit
- Kapur tulis
- Sirup
- Naftalena
- Pasir
- Minyak goreng
- Aquades
- Kertas saring
3.2.2 Filtrasi
- Dimasukkan kapur tulis kedalam gelas kimia yang telah diisi air, diaduk, disaring dengan menggunakan
kertas saring.
3.2.3 Kristalisasi
- Dilarutkan 5 gram norit kedalam 10 ml aquades ditabung reaksi kemudian uapkan larutan hingga
volumenya menjadi setengahnya, lalu dinginkan.
3.2.4 Sublimasi
- Dimasukkan 2 gram naftalena yang tercemar dalam cawan penguap. Tutup cawan penguap dengan kertas
saring yang telah dilubangi kecil-kecil dan tutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan
lehernya disumbat kertas.
3.2.5 Ekstraksi
- Dimasukkan air dan minyak goreng kedalam corong pisah, kocok dan biarkan hingga kedua cairan
tersebut memisah.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kristalisasi
2.- 2 gram NaCl ditambah 10 ml H2O, lalu di
aduk. Terjadinya kristalisasi yang
- Kemudian dipanaskan hingga terbentuk baru pada NaCl.
kristal-kristal.
Filtrasi
3.- Dimasukkan 1 sendok bubuk kapur tulis.
- Masukkan H2O sebanyak 25 ml, lalu di Adanya residu didalam
aduk kemudian disaring. kertas saring dan filtrat
- Amati hasilnya. pada hasil saringan (H2O).
Sublimasi
- Dimasukkan 25 gram naftalena ditambah
4. NaCl pada cawan penguap.
Dibalik kertas saring
- Letakkan kertas saring diatas corong kaca, terdapat kristal-kristal dari
lalu corong kaca dibalik untuk menutup naftalena karena titik uap
cawan penguap. naftalena lebih rendah dari
- Dipanaskan dan di amati hasilnya. NaCl, sehingga naftalena
lebih dulu menguap
Absorpsi dibanding NaCl.
- Dimasukkan sirup kedalam Baker gelas.
- Disaring dengan kertas saring yang telah
diberi norit di atas corong kaca.
5.- Di amati hasilnya.
Sirup yang telah disaring
Ekstraksi menghasilkan warna yang
- Dimasukkan minyak kedalam corong lebih muda dari sirup yang
pisah. belum disaring, karena zat
- Kemudian dokocok dan di amati hasilnya. warna diserap oleh norit
yang berperan sebagai
absorben.
6.
Larutan keruh, terjadi dua
fase pada larutan, larutan
bagian atas minyak dan
bagian bawah air. Karena
massa jenis air lebih besar
daripada massa jenis
minyak. Air bersifat polar
dan minyak bersifat non
polar.
4.2 Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar
oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur
serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar atau tercampur.
Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami
percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
- Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Contohnya
penyaringan suspensi kapur dalam air
- Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali.
Contohnya adalah pemurnian garam dapur.
- Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain,
didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Contohnya
campuran pasir dan air.
- Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan. Contohnya
sirup yang disaring dengan menggunakan norit.
- Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel atau
zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya dengan garam.
- Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang
menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari campurannya.
Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan
kedalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir lebih besar daripada
massa jenis air.
Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi
(penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air dan campuran tampak keruh.
Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, kapur tulis tertahan pada kertas saring karena kapur
memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori-pori kertas saring.
Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Naftalena yang tercemar oleh garam
pada cawan penguap ditutup oleh oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil, kemudian ditutup
lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat oleh tissue. Kemudian diuapkan
hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung kepadat pada pendinginan tidak
menjadi cairan dahulu.
Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit diatasnya corong kaca
dengan menggunakan teknik absorpsi (penyerapan) menghasilkan warna yang lebih muda dari sirup
sebelumnya, karena zat warna diserap oleh norit yang berperan sebagai absorben.
Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan teknik ekstraksi, air dan minyak goreng
dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak goreng merupakan
larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar, sedangkan minyak goreng merupakan zat cair
non polar. Setelah itu dikocok hingga minyak goreng larut dalam air dalam bentuk gelembung-
gelembung kecil. Kemudian kran corong pisah dibuka untuk mengeluarkan air yang mengandung zat
pengotor air dan minyak goreng dapat tercampur dengan mencampurkan sabuntertentu yang
mengandung surfaktan.
Minyak dan air tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya berbeda. Air
bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan massa jenis air lrbih besar daripada massa jenis
minyak. Massa jenis air adalah 1 gr/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gr/cm3. Sehingga keduanya tidak
bercampur.
Struktur Naftalena ( C10H8)
H H
Titik Uap = 6,920C
C
C
C
H C
H
atau
C
C
C C
H
H
Minyak Nabati
Adapun fungsi dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk mencampurkan zat
terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi pengocokan pada percobaan ekstraksi
adalah untuk mencampurkan minyak dan air.
Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk menunggu zat
terlarut pada campuran tersebut mengendap.
Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut pada camouran
tersebut hingga meninggalkan zat terlrutnya.
Penyaringan pada precibaan fitrasi afalah untuk menyaring padatan yang terdapat pada
campuran.
Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada e\percobaan
sublimasi adalah untukmemisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan
dahulumzat yang mempunyai titik uap paling rendah.
Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan adsopsi adalah
untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan sebagai adsorben, yaitu penyerap, yang
menyerap zat pewarna pada sirup.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode pemisahan
dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan pemurnian dilakukan
untuk pemurnian suatu campuran.
- Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi, filtrasi,
sublimasi, ekstraksi dan absorpsi.
- Pemisahan dan pemurnian campuran dilakukan berdasarkan pada zat-zat yang tercampur tersebut.
Misalnya campuran air dan pasir dipisahkan dengan menggunakan pengendapan atau dekantasi.
Campuran air dan garam dipisahkan dengan menggunakan metode kristalisasi. Campuran air dan kapur
dipisahkan dengan menggunakan metode penyaringan atau filtrasi, dan sebagainya.
5.2 Saran
Agar pada saat praktikum menggunakan teknik yang lain selain yang dipercobakan, seperti
teknik pemusingan (sentrifugal) dan distilasi.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.
S, Syukri. 1991. Kimia dasar 1. ITB: Bandung.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung.
11 comments:
1.
CikalJanuary 14, 2013 at 9:08 AM
blogwalking,,,
nice post,,, :)
Reply
Replies
1.
Ita Trie WahyuniJanuary 21, 2013 at 6:57 PM
salam jugaa .. ita :D
thanks yaa :D
2.
master togelJanuary 31, 2016 at 8:14 AM
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
3.
haMay 1, 2019 at 12:45 AM
Jangan mau mengubah nasib dengan instan, Tuhan juga melarang hal
tersebut apalagi dengan bantuan selain diri-Nya. Segeralah bertaubat.
Reply
2.
rezaSeptember 25, 2013 at 7:04 AM
sankyuu kk,,
Reply
3.
Muhammad NurulOctober 29, 2014 at 4:54 PM
4.
andi ira kurniatiMarch 11, 2015 at 8:36 AM
kak ? apa alasan perlakuan ketika proses sublimasi mesti menggunakan api yang kecil ?
Reply
5.
Reza RiadySeptember 9, 2015 at 8:00 AM
6.
BOCORAN TOGEL SINGAPURJuly 23, 2016 at 8:32 PM
1.
haMay 1, 2019 at 12:47 AM
7.
UnknownMarch 20, 2019 at 7:01 AM
Followers
Ita Trie Wahyuni
Total Pageviews
0 20
1 16
2 14
3 13
4 27
5 23
6 31
7 25
8 31
9 20
10 18
11 32
12 31
13 50
14 45
15 40
16 32
17 32
18 54
19 69
20 61
21 71
22 66
23 41
24 52
25 81
26 87
27 99
28 100
29 37
2,618,071
Translate
Entri Populer
Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida)
disebabkan adanya gesekan ...
Laporan Mikrobiologi Pewarnaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat),
coccus, spirilum. Bakteri yang ber...
Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain
yang dapat membentuk campuran yang b...
Blog Archive
► 2014 (4)
► 2013 (21)
▼ 2012 (52)
o ▼ October (37)
Laporan Kimia Dasar II Redoks
Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat Koloid
Laporan Kimia Dasar II Elektrolisis
Laporan Kimia Dasar II Adisi Substitusi
Laporan Kimia Dasar II Ikatan Peptida
Laporan Kimia Dasar II Aldehida dan Keton
Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri
Laporan Kimia Dasar I Sifat Sifat unsur
Laporan Kimia Dasar I Laju Reaksi
Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri
Laporan Kimia Dasar I Kromatografi
Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis
Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat
Laporan Mikrobiologi Most Probable Number
Laporan Mikrobiologi Total Plate Count
Laporan Mikrobiologi Pewarnaan
Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni
Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasa...
Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba
Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi
Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair
Laporan Kimia Fisika Kelarutan Timbal Balik
Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan
Laporan Kimia Fisika Hukum Hess
Laporan Kimia Fisika Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu...
Laporan Kimia Fisika Ikatan Hidrogen
Laporan Kimia Fisika Kalorimeter
Laporan Kimia Analitik AAS Spektrofotometri Serapa...
Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri
Laporan Kimia Analitik Permanganometri
Laporan Kimia Analitik Kompleksometri
Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5
Laporan Kimia Analitik Golongan I dan II
Lagu Mars Teknik Kimia Mulawarman
Lagu Hymne Teknik Kimia Mulawarman
o ► September (1)
o ► August (2)
o ► June (12)
► 2011 (1)
Label
Bunga Eledweis
Download file
Laporan Kimia
Fisika
Download file
Laporan
Mikrobiologi
english
Gunung Bromo
Hamster
Hasil Karya Ku
HMTK
UNMUL
Karangan bebas
kata-kata
mutiara
kutipan
Laporan Kimia
Analitik
Laporan Kimia
Dasar I
Laporan Kimia
Dasar II
Laporan Kimia
Fisika
laporan
Mikrobiologi
Magang di Lab.
Bioteknologi
Kehutanan
perahu kertas
puisi
Sekilas Tulisan
Follow by Email
Ita Trie Wahyuni
Blog's
welcome
ita trie wahyuni