Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

Kimia Dasar 2
(Kenaikan Titik Didih)

Nama : Navila Yasmin


Nim : 11200980000005
Program Studi : Teknik Pertambangan
Dosen pengampu : Nurmaya Arofah, M.Eng

Teknik Pertambangan
Laboratorium Kimia Dasar
Pusat Laboratorium Terpadu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2021
I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kenaikan titik didih molal dari pelarut murni kalau pelarut tsb
melarutkan suatu zat
2. Menentukan berat molekul suatu zat yang belum diketahui besarnya.

II. Prinsip Percobaan


Titik didih adalah temperature dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer.
Suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal
yang dialami oleh cairan. Berdasarkan nilai titik didih zat terlarut, larutan dapat dibagi
dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil dari pelarutnya sehingga zat terlarut lebih
mudah menguap dan yang kedua zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya sehingga
apabila dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan
bergantung pada jenis zat terlarut, konsentrasi larutan, serta eletrolit atau non elektrolit
zat terlarut. Untuk membuktikan pengaruh ketiga factor tersebut terhadap kenaikan titik
didih maka perlu dilakukan percobaan ini.

III. Tinjauan Pustaka


Suatu pelarut akan turun tekanan uapnya bila kedalamnya dilarutkan zat lain yang
sukar menguap. Karena itu keadaan keseimbangan antara fasa cair dan gas dari pelarut
pada titik didihnya akan terganggu dan larutan tadi akan mendidih pada suhu yang lebih
tinggi daripada suhu titik didih pelarut. (Nurmaya Arofah 2021)
Kenaikan titik didih sebanding dengan jumlah zat yang terlarut yang ditunjukan oleh
persamaan berikut ini:
∆T = m . Kb
BMb . Wa ∆ T
Kb =
1000.Wb
∆T = Kenaikan titik didih
Kb = Konstanta kenaikan titik didih
M = Molalitas
Wa = Massa Pelarut (gram)
Wb = Massa zat terlarut (gram)
BMb = Berat molekul zat terlarut
Kalau dibuat grafik titik didih sebagai fungsi dari berat zat yang dilarutkan akan
didapatkan suatu garis lurus dan gradient ∆T / Wb dapat diketahui.
BMb . Wa
Kb = x gradient
1000
Harga Kb dapat diketahui jika massa molar dari zat terlarut diketahui. Jadi dari
penentuan titik didih pelarut murni dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui
konsentrasinya, dapat ditentukan berat molekul dari zat tersebut
1000. Kb
BMb =
Wa(gradien)
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang disebabkan hanya oleh kebersamaan
( jumlah partikel ) dan bukan oleh ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan ,
dan besarnya pengaruh bergantung pada partikel tersebut. Besarnya kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku bergantung pada konsentrasi zat terlarut. (Syukri, S. 1999)
Tb = Kb x m
Td = Kd x m
Dalam persamaan ini td dan tb artinya penurunan titik beku dan kenaikan titik didih,
m adalah molalitas, kb dank d masing-masing adalah tetapan turunan titik beku molal dan
tetapan naik titik didih molal. Tetapan turun titik beku ini disebut juga krioskopik dan
tetapan naik titik didih disebut ebulioskopik ( Petrucci, 1987).
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. jadi, titik didih adalah
temperature dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung
terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang
mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan
yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan
akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan
tergantung dari besarnya tekanan atmosfer ( Brady, 1999)
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan
komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut
tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah
disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang
sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan
titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena
untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur
harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elekrolit tidak sama dengan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionya, sedangkan larutan non elektrolit
tidak terurai menjadi ion-ion (Chang, 2003)

IV. Alat dan Bahan


Alat :
1. Reostat

2. Erlenmeyer
3. Batu didih

4. Termometer

5. Kondensor

Bahan :
1. CHCl3
Bersifat nonpolar, berwujud cairan tidak berwarna berwarna, berbau menyengat
2. Naftalen
berbentuk kristal padat berwarna putih dengan bau yang khas
3. Zat x

V. Cara Kerja
1. Disusun alat-alat yang digunakan
2. Dimaasukkan CHCl3 sebanyak 50 ml ke dalam erlemeyer tertutup dan tentukan
beratnya.
3. Dituangkan CHCl3 ke dalam alat penentuan titik didih.
4. Ditutup labu dewar dan atur rheostat lebih kurang 1,5 A. pelarut akan stabil
mendidih setelah 30 menit
5. Ditimbang 6 buah naftalen dengan berat masing-masing lebih kurang 0,5 gr
6. Kalau suhu titik didih sudah tercapai, dibaca suhu pada thermometer setiap 2
menit
7. Jika suhu titik didih sudah tercapai, dibaca suhu pada thermometer setiap 2 menit.
8. Dilepaskan hubungan alat kondensor secara tepat lalu masukkan satu pellet
naftalen ke dalam alat dan di tutup kembali kondensor. Diteruskan pembacaan
suhu, dicatat suhu setelah dua kali pembacaan tetap
9. Diulangi langkah 8 sampai ke 6 naftalen terlarutkan

VI. Hasil Percobaan


sampel suhu Suhu rata-rata Berat sampel yang digunakan
CHCl3 39 39 62,97 gram
39
S1 41 41 0,5 gram
41
S2 45 53 0,5 gram
61
CHCl3 37 38 62,97 gram
39
Zat x 41 41 0,5 gram
41
Zat x 44 44,5 0,5 gram
45
Zat x 60 60 0,5 gram
60

VII. Pembahasan
Pada percobaan kenaikan titik didih kali ini setelah dimasukkan kloroform
sebanyak 50 ml ke dalam erlemeyer lalu dituangkan kedalam alat penentuan titik didih
lalu didapat dan dicatat suhu nya sebesar 39°C yang dimana sangat jauh dari titik didih
literature kloroform yaitu 61,2 °C hal ini bisa disebabkan karena pembacaan suhu yang
kurang teliti dan juga proses pemanasan atau pendidihan yang kurang baik atau
sempurna. Lalu setelah mendidih ditambahkan naftalen sebanyak 0,5 gram kemudian di
didihkan kembali dan didapatkan kenaikan suhu sebesar 41°C lalu bertambah lagi saat
ditambahkan naftalen sebanyak 0,5 gram yang menghasilkan titik didih sebesar 53°C.
kenaikan titik didih setiap ditambahkan zat terlarut dapat disebabkan oleh gerakan-
gerakan molekul kloroform yang tertahan oleh molekul naftalen.
Pada percobaan Zat x dengan kloroform menunjukan kenaikan titik didih selama
penambahan zat x sebanyak 3 kali yang pada penambahan pertama menghasilkan titik
didih 41°C lalu pada penambahan kedua menghasilkan 44,5 °C lalu pada penambahan
ketiga menghasilkan 60°C. percobaan zat x dengan kloroform sama halnya dengan
percobaan dengan naftalen dimana penambahan zat dapat menaikan titik didih dikarena
molekul pelarut terhalang oleh molekul terlarut.berarti pada percobaan kali ini dapat
disimpulkan bahwa penambahan zat terlarut dapat menambah titik didih suatu larutan.

VIII. Simpulan
 Penambahan zat terlarut dapat mempengaruhi kenaikan titik didih
 Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih pelarut
 Terjadinya penyimpangan dapat menyebabkan perbedaan hasil dengan literature

IX. Datftar Pustaka


 Nurmaya Arofah M.Eng Pedoman Praktikum kimia Dasar 2: UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta
 Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga
 Petrucci, 1987. Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga
 Syukri, S. 1999.  Kimia Dasar.  Bandung : ITB

LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Naftalen & kloroform
∆T1 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 41°C - 39°C
= 2 °C
∆T2 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 53°C - 39°C
= 14°C

BMnaftalen x WCHCl 3 x ∆ T
Kb1 =
1000 x Wnaftalen
g
128 x 62 , 97 g x 2 ° C
= mol
1000 x 0 ,5 g
= 32, 24°C g/mol
BMnaftalen x WCHCl 3 x ∆ T
Kb2 =
1000 x Wnaftalen
g
128 x 62 , 97 g x 14 ° C
= mol
1000 x 1 g
= 112,84°C g/mol
Kb1+ Kb 2
Kbrata-rata =
2
32, 24+ 112,84
=
2
= 72,5 °C g/mol

Kloroform & Zat x


∆T1 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 41°C - 38°C
= 3°C
∆T2 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 44,5 °C - 38°C
= 6,5 °C
∆T3 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 60°C - 38°C
= 22°C

PERTANYAAN PRA PRAKTIKUM


1. Bagaimana cara mengukur suhu
 Pertama – tama masukkan thermometer kedalam larutan yang akan diukur
suhunya
 Kemudia perhatikan gerakan zat cair yang berada didalam thermometer dan
tunggu beberapa saat sampai cairan berhenti bergerak.
 Bacalah besaran skala yang terlihat tepat tegak lurus dengan thermometer
Dalam mengukur suhu perlu diperhatikan jangan sampai tangan kita menyentuk
thermometer karena hal ini akan mempengaruhi pembacaan akhir thermometer.
2. Bagaimana cara menimbang naftalen
Untuk menimbang naftalen digunakan neraca analitik. Pertama neraca dibersihkan lalu
ditekan tombol ON sampai angka 0,00 gram muncul. Masukkan alas bahan dan
tambahkan naftalen yang akan ditimbang. Kemudian dicatat bobot naftalen tersebut

PERTANYAAN PASCA PRATIKUM

1) Apa yang dimaksud dengan titik didih


Titik didih adalah temperature dimana tekanan uap sama dengan tekanan
atmosfer. Suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan
tekanan eksternal yang dialami oleh cairan.
2) Mengapa komposisi suatu campuran dapat mempengaruhi titik didih?
Karena adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan yang dapat
menghalangi penguapan partikel-partikel pelarut
3) Buktikan persamaan
R x T 02 xBMa
∆Td=
∆ Huap x 1000
R = konstanta gas
To= titik didih pelarut
M= molalitas
BMA= BM pelarut
R x T 02 xBMa
∆Td=
∆ Huap x 1000
Po ∆ Huap T −¿
In = x
P R T xT 2
R(¿)2 Po R(¿)2
∆Td = ( )In =
∆ Huap P ∆ Huap
(R(To)^2/ ∆Huap) (WbMra / WaMrb
( R(To)^2 Mra / / ∆Huap x 1000) (1000 x Wb / Wa x Mb)
MSDS

Anda mungkin juga menyukai