Kimia Dasar 2
(Kenaikan Titik Didih)
Teknik Pertambangan
Laboratorium Kimia Dasar
Pusat Laboratorium Terpadu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2021
I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kenaikan titik didih molal dari pelarut murni kalau pelarut tsb
melarutkan suatu zat
2. Menentukan berat molekul suatu zat yang belum diketahui besarnya.
2. Erlenmeyer
3. Batu didih
4. Termometer
5. Kondensor
Bahan :
1. CHCl3
Bersifat nonpolar, berwujud cairan tidak berwarna berwarna, berbau menyengat
2. Naftalen
berbentuk kristal padat berwarna putih dengan bau yang khas
3. Zat x
V. Cara Kerja
1. Disusun alat-alat yang digunakan
2. Dimaasukkan CHCl3 sebanyak 50 ml ke dalam erlemeyer tertutup dan tentukan
beratnya.
3. Dituangkan CHCl3 ke dalam alat penentuan titik didih.
4. Ditutup labu dewar dan atur rheostat lebih kurang 1,5 A. pelarut akan stabil
mendidih setelah 30 menit
5. Ditimbang 6 buah naftalen dengan berat masing-masing lebih kurang 0,5 gr
6. Kalau suhu titik didih sudah tercapai, dibaca suhu pada thermometer setiap 2
menit
7. Jika suhu titik didih sudah tercapai, dibaca suhu pada thermometer setiap 2 menit.
8. Dilepaskan hubungan alat kondensor secara tepat lalu masukkan satu pellet
naftalen ke dalam alat dan di tutup kembali kondensor. Diteruskan pembacaan
suhu, dicatat suhu setelah dua kali pembacaan tetap
9. Diulangi langkah 8 sampai ke 6 naftalen terlarutkan
VII. Pembahasan
Pada percobaan kenaikan titik didih kali ini setelah dimasukkan kloroform
sebanyak 50 ml ke dalam erlemeyer lalu dituangkan kedalam alat penentuan titik didih
lalu didapat dan dicatat suhu nya sebesar 39°C yang dimana sangat jauh dari titik didih
literature kloroform yaitu 61,2 °C hal ini bisa disebabkan karena pembacaan suhu yang
kurang teliti dan juga proses pemanasan atau pendidihan yang kurang baik atau
sempurna. Lalu setelah mendidih ditambahkan naftalen sebanyak 0,5 gram kemudian di
didihkan kembali dan didapatkan kenaikan suhu sebesar 41°C lalu bertambah lagi saat
ditambahkan naftalen sebanyak 0,5 gram yang menghasilkan titik didih sebesar 53°C.
kenaikan titik didih setiap ditambahkan zat terlarut dapat disebabkan oleh gerakan-
gerakan molekul kloroform yang tertahan oleh molekul naftalen.
Pada percobaan Zat x dengan kloroform menunjukan kenaikan titik didih selama
penambahan zat x sebanyak 3 kali yang pada penambahan pertama menghasilkan titik
didih 41°C lalu pada penambahan kedua menghasilkan 44,5 °C lalu pada penambahan
ketiga menghasilkan 60°C. percobaan zat x dengan kloroform sama halnya dengan
percobaan dengan naftalen dimana penambahan zat dapat menaikan titik didih dikarena
molekul pelarut terhalang oleh molekul terlarut.berarti pada percobaan kali ini dapat
disimpulkan bahwa penambahan zat terlarut dapat menambah titik didih suatu larutan.
VIII. Simpulan
Penambahan zat terlarut dapat mempengaruhi kenaikan titik didih
Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih pelarut
Terjadinya penyimpangan dapat menyebabkan perbedaan hasil dengan literature
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Naftalen & kloroform
∆T1 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 41°C - 39°C
= 2 °C
∆T2 = Tzat terlarut – Tzat pelarut
= 53°C - 39°C
= 14°C
BMnaftalen x WCHCl 3 x ∆ T
Kb1 =
1000 x Wnaftalen
g
128 x 62 , 97 g x 2 ° C
= mol
1000 x 0 ,5 g
= 32, 24°C g/mol
BMnaftalen x WCHCl 3 x ∆ T
Kb2 =
1000 x Wnaftalen
g
128 x 62 , 97 g x 14 ° C
= mol
1000 x 1 g
= 112,84°C g/mol
Kb1+ Kb 2
Kbrata-rata =
2
32, 24+ 112,84
=
2
= 72,5 °C g/mol