Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN SIFAT KIMIA FISIKA BAHAN

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

Dr. ADILAH ALIYATULMUNA, S.T., M.T

ENDANG CIPTAWATI, S.Si., M.Si

ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN


BIALANGAN AVOGADRO

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

WILDANNA ROHMA (190332622504)

YAHYA HENGKY P (190332622437)

YUANITA ARDIYANTI (190332622473)

ZAINAL ABIDDIN (190332622417)**

ZIDNI AKBARORRIZKI (190332622445)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2021
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat menentukan bilangan
Avogadro (N0) dan mengaplikasikan konsep bilangan Avogadro (N0).

B. DASAR TEORI

Bilangan Avogadro (lambang: L atau N0) dinamakan sebagai tetapan


Avogadro atau konstanta Avogadro. Bilangan Avogadro adalah banyaknya "entitas"
(biasanya atom atau molekul) dalam satu mol, yang merupakan jumlah atom karbon-
12 dalam 12 gram (0,012 kilogram) karbon-12 dalam keadaan dasarnya. Nilai
angka ini pertama kali diperkirakan oleh Johann Josef Loschmidt, yang pada
1865 menghitung jumlah partikel dalam satu sentimeter kubik gas dalam keadaan
standar. Tetapan Loschmidt karena itu lebih tepat sebagai nama untuk nilai terakhir ini,
yang dapat dikatakan berbanding lurus dengan bilangan Avogadro. Namun dalam
kepustakaan berbahasa Jerman "tetapan Loschmidt" digunakan baik untuk nilai ini
maupun jumlah entitas dalam satu mol.
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.
Aliran listrik melalui suatu konduktor (penghantar) melibatkan perpindahan elektron
dari potensial negatif tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah. Mekanisme dari
transfer ini tidak sama untuk berbagai konduktor. Dalam penghantar elektronik, seperti
padatan dan lelehan logam, penghantaran berlangsung melalui perpindahan elektron
langsung melalui penghantar dari potensial yang diterapkan. Dalam hal ini, atom-
atom penyusun penghantar listrik tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi
penghantar elektrolistik yang mencangkup larutan elektrolit dan lelehan garam-garam.
Penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif maupun negatif
menuju elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya melibatkan perpindahan listrik
dari suatu elektroda ke elektroda lainnya tetapi juga melibatkan adanya transport
materi dari suatu bagian konduktor ke bagian lainnya (Sri Mulyati : 2003).

Pada hal ini Elektrolisis larutan garam dapur dengan elektroda yang terbuat dari
tembaga menghasilkan ion tembaga (I) (yaitu Cu+) pada anoda. Ion tembaga itu (Cu+)
membentuk tembaga (I) oksida yang mengendap. Jumlah listrik yang diperlukan untuk
mengoksidasi satu mol atom tembaga menjadi satu mol ion tembaga (I) dapat diukur.
Dari jumlah muatan pada satu ion tembaga (I) (Cu+) kita dapat menghitung (N0).

Jumlah muatan pada satu ion Cu+ = 1,6 x 10-19 coulomb. (Tim Kimia Fisika : 2020)

C. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


− Dua buah lempeng tembaga (5 cm x 3 cm) sebagai elektroda.
− Ampermeter (skala 0-5 A).
− Kabel
− Sumber DC yang dapat diubah-ubah tegangannya (Fisher variable power supply
model 100 A 0-9 volt, 4-5 Amper).
− Termometer
− Stopwatch.
− Pembakar gas, kasa, dan kaki tiga.
− Gelas piala.

D. BAHAN YANG DIGUNAKAN


− Aquades
− Amplas besi.
− 80 mL larutan A (larutan a terdiri atas 100 gram NaCl dan 1 gram NaOH dalam 2
liter air suling).

E. Prosedur Kerja
1. Penentuan kapasitas kalor Bomb
Calorimeter.
Elektroda
▪ Dibersihkan elektroda dengan amplas.
▪ Salah satu elektroda dipakai sebagai anoda. Ditimbang elektroda tersebut pada
neracca analitik.
▪ Kedua elektroda tembaga dimasukkan kedalam 80 mL larutan A dan rangkaian
listrik disusun seperti pada Gambar 3.

▪ Gelas piala dipanaskan sampai suhu 80°C dan suhu itu diaga supaya tetap.
▪ Ketika suhu tetap 80°C, aliran listrik dihubungkan dan dialirkan memlalui
larutan A. Pada waktu yang sama mulailah mencatat waktu dengan stopwatch.
Arus listrik harus dijaga agar selalu tetap selama percobaan yaitu 1,5 Amper
(atau dapat dibaca pada ampermeter).
▪ Sesudah 10 menit aliran listrik dimatikan, anoda dibersihkan dengan air,
kemudian dikeringkan dengan kertas tissue.
▪ Ditimbanglah anoda itu sekali lagi.

Hasil

F. Hasil Pengamatan

Arus listrik yang digunakan 1,5 Ampere


Waktu percobaan 600 sekon
Berat anoda awal 5,00 gram
Berat anoda akhir 4,42 gram
Perubahan berat anoda 0,58 gram

G. Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan bilangan Avogadro
menggunakan metode elektrolisis. Langkah pertama yang dilakukan proses
pengampelasan elektroda tembaga. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat
pengotor yang menempel di permukaan elektroda tembaga yang dapat mempengaruhi
proses elektrolisis dan hasil perhitungan. Dengan menggunakan neraca analitik,
ditimbang salah satu dari elektroda tembaga yang akan dijadikan anoda. Hasil
penimbangan menunjukkan bahwa berat anoda awal adalah sebesar 5,00 gram.
Selanjutnya, sebanyak 80 mL larutan A dimasukkan ke dalam gelas piala. Kemudian,
menghubungkan kedua elektroda tembaga menggunakan penjepit buaya dan kabel.
Kabel berwarna biru menunjukkan kutub positif, sedangkan kabel berwarna
merah menunjukkan kutub negatif. Kedua kabel tersebut dihubungkan dengan
ampermeter. Lalu memasukkan kedua elektroda tembaga ke dalam larutan A. Gelas
piala yang berisi larutan A dipanaskan sampai suhu 80°𝐶, hal tersebut dilakukan untuk
mempercepat terjadinya reaksi. Ketika suhu sudah mencapai 80°𝐶, menekan saklar
pada ampermeter . Pada waktu yang sama dinyalakan stopwatch untuk mengukur
perubahan waktu elektrolisis yaitu 600 detik.
Arus listrik harus dijaga konstan selama percobaan, yaitu 1,5 Ampere. Ketika
larutan mulai dialiri listrik, larutan A yang awalnya tidak berwarna, membentuk
endapan berwarna jingga tua. Endapan berwarna jingga tersebut merupakan senyawa
𝐶𝑢2 𝑂 yang diperoleh dari hasil elektrolisis menggunakan elektroda tembaga. Setelah
600 detik, aliran listrik dihentikan dengan menekan saklar pada ampermeter. Kemudian
anoda dibilas dengan akuades lalu dikeringkan dengan tisu. Setelah kering, anoda
ditimbang lagi dengan menggunakan neraca analitik. Hasil penimbangannya
menunjukkan bahwa berat anoda adalah sebesar 4,42 gram. Selanjutnya dihitung berat
anoda yang berkurang.
Masa anoda yang berkurang = massa anoda awal – massa anoda akhir
= 5,00 𝑔𝑟𝑎𝑚 – 4,42 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,58 𝑔𝑟𝑎𝑚
Selama proses elektrolisis, pada anoda terjadi peristiwa oksidasi, elektron
akan mengalir dari anoda menuju sumber arus listrik kemudian diteruskan ke katoda
sehingga menyebabkan berat anoda berkurang dan warnanya menjadi semakin terang.
Sedangkan pada katoda terjadi peristiwa reduksi, ion positif pada katoda akan
mengikat elektron dari sumber arus listrik sedangkan elektron dari larutan elektrolit
akan bergerak menuju batang katoda. Reaksi yang berlangsung pada anoda dan katoda
adalah sebagai berikut.

𝐴𝑛𝑜𝑑𝑎 ∶ 𝐶𝑢(𝑠) → 𝐶𝑢+ (𝑎𝑞) + 𝑒


𝐾𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 ∶ 2𝐻2 𝑂(𝑙) + 2𝑒 − → 𝐻2 (𝑔) + 2𝑂𝐻 − (𝑎𝑞)

Berdasarkan reaksi tersebut, di ruang anoda terjadi reaksi oksidasi dari Cu


menjadi Cu+ . Selanjutnya membentuk Cu2O, dibuktikan dengan adanya endapan
berwarna jingga tua berkurangnya berat anoda. Jumlah muatan yang digunakan untuk
mengoksidasi 5,00 gram tembaga adalah:
𝑄 = 𝐼𝑥𝑡
= (1,5 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) 𝑥 (600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛)
= 900 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
Jumlah muatan yang diperlukan untuk mengoksidasi 1 mol Cu adalah
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟 𝐶𝑢 = 63,54 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑄 𝑀𝑟 𝐶𝑢
= ∆𝑚 𝐴𝑛𝑜𝑑𝑎 𝑥 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘
𝑚𝑜𝑙
𝑄 63,54 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 900 𝐶
𝑚𝑜𝑙 0,58 𝑔
𝑄
= 98596,55 𝐶/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙

Jumlah ion Cu+ yang terbentuk dalam 1 mol Cu adalah Cu


𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 1 𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑢+ = 1,6 𝑥 10−19 𝐶
𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 1 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑢+ = 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 1 𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑢+
98596,55 𝐶
= 1,6𝑥10−19

= 6,162 𝑥 1023
Maka nilai bilangan Avogadro (N0) berdasarkan hasil percobaan adalah
6,162 𝑥 1023

Setelah mendapatkan nilai bilangan Avogadro (N0) percobaan, dicari


persenkesalhan perhitungan dengan mengurangkan serta membagi dengan nilai
bilangan Avogadro menurut teori.
𝑁0 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 6,023 𝑥 1023
|𝑁0 𝑡𝑒𝑜−𝑁0 𝑝𝑒𝑟𝑐|
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑁0 𝑡𝑒𝑜

|6,023 𝑥 1023 −6,162 𝑥 1023 |


% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100%
6,023 𝑥 1023

% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 2.32%
H. Kesimpulan
1. Dari hasil pervobaan yang sudah dilakukan , diperoleh bilangan Avogadro (N0)
percobaan sebesar 6,162 𝑥 1023 dengan persen kesalahan sebesar 2,32%
2. Aplikasi dari bilangan avogadro (N0) pada percobaan digunakan untuk menentukan
besaran jumlah ion 𝐶𝑢+ pada 1 mol Cu dengan menggunakan metode elektrolisis.
I. Daftar Pustaka
Mulyati, Sri dan Hendrawan.2003. Kimia Fisika II.IMSTEP JICA.
Tim Kimia Fisika. 2020. Petunjuk Praktikum Pengukuran Sifat Kimia Fisika Bahan.
Malang: Universitas Negeri Malang
Wahyuni, Sri. 2011. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Lab Kimia FMIPA
UNNES.
J. Tugas
1. Hitung berapa coulomb diperlukan untuk mengoksidasi x gram tembaga.

Diketahui : 𝐼 = 1,5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒


𝑡 = 600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Ditanya : Q =......?
Jawab :
𝑄 = 𝐼𝑥𝑡
𝑄 = 1,5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 𝑥 600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑄 = 900 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
2. Hitung berapa coulomb diperlukan untuk mengoksidasi satu mol tembaga. (Berat
molekul 63,54)

Diketaui :
Ar Tembaga = 63,54 gram/mol
Perubahan berat anoda = 0,58 gram
Q untuk mengoksidasi x gram tembaga = 900 Coulomb
Ditanya : Q = ......?
Jawab :
𝐴𝑟 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎
𝑄 = 𝑥 900 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
63,54 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑄 = 𝑥 900 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
0,58 𝑔
𝑄 = 98,596.55 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏

3. Muatan satu ion tembaga (I) (𝐶𝑢+ ) adalah 1,6 𝑥 10−19 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏. Hitung jumlah
ion 𝐶𝑢+ yang terbentuk dalam percobaan (jumlah atom tembaga dalam satu mol
tembaga sama dengan(N0)).

Diketahui :
Muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu = 98.596,55 Coulomb
Muatan 1 ion 𝐶𝑢+ = 1,6 𝑥 10−19 Coulomb
Ditanya : N0 = ....?
Jawab :
𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑢
Jumlah ion Cu+ dalam 1 mol Cu (𝑁0 ) = 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 1 𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑢+

98,586.55 𝐶
=
1.6𝑥10−19 𝐶
= 6,1623 𝑥 1023
K. Pertanyaan
1. Apakah nama endapan merah/jingga yang terbentuk dalam proses elektrolisis ini?

Jawab :
Endapan yang terbentuk adalah endapan tembaga (I) oksida atau Cu2O yang
merupakan hasil dari elektrolisis larutan A dan elektroda Cu

Anda mungkin juga menyukai