Disusun Oleh :
- Muhammad Rizky (21331037)
- Muhammad Fauzan A.W (21331034)
Dosen Pembimbing :
SRI KANDI PUTRI, M.Sc.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah Gelombang Elektromagnetik Near Infrared ini dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen Sri Kandi Putri M.Sc pada bidang studi Fisika Penginderaan Jauh. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Gelombang
Elektromagnetik Near Infrared bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.
1) Untuk mengetahui pengertian gelombang elektromagnetik.
2) Untuk mengetahui pengertian gelombang elektromagnetik near infrared (NIR).
3) Untuk mengetahui prinsip kerja gelombang elektromagnetik near infrared
(NIR).
4) Untuk mengetahui komponen dasar intrumen near infrared (NIR) spektroskopi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang dapat mendeteksi berbagai komponen kimia dalam satu spektrum (Ayu, 2017).
Cahaya near infrared telah menjadi jenis pertama dari radiasi elektromagnetik
yang tidak terlihat yang ditemukan pada awal tahun 1800 dalam eksperimen Herschel
yang terkenal. Meskipun ini terjadi dengan mengamati bahwa cahaya NIR diserap
oleh materi, ini dapat dianggap sebagai plot twist yang aneh dari sejarah ilmiah bahwa
perkembangan sebenarnya dari spektroskopi NIR telah tertinggal di belakang teknik
beralih ke daerah spektral lain, misalnya, ultra-violet (UV), visible (VIS) atau MIR.
Pada saat spektroskopi optik jenis lain ini telah mencapai tingkat kematangan yang
wajar (sekitar 1950-1960-an), instrumentasi yang mampu bekerja di wilayah NIR
masih digunakan hanya sebagai unit tambahan untuk perangkat optik utama. Potensi
wilayah NIR saat itu masih belum diakui karena beberapa alasan. Pertama, dalam
penelitian dasar, kurangnya stimulus terutama disebabkan oleh kompetisi dari
spektroskopi MIR. Informasi kimia yang berasal dari pita fundamental selalu tampak
lebih spesifik dan tersedia. Penyerapan yang terjadi di wilayah NIR dari sebagian
besar bahan organik dan anorganik relatif lemah. Contoh media penyerap yang umum
dan relatif kuat adalah air cair, yang nilai koefisien penyerapan NIR-nya tetap
setidaknya dua kali lipat lebih rendah daripada di wilayah MIR. Pada saat itu,
sebelum era spektrometer optik Fourier-transform (FT), perangkat dispersif yang
relatif primitif, secara desain, kurang kuat dalam menangkap sinyal yang lebih lemah.
Baik posisi puncak yang terdaftar dan nilai intensitas penyerapan agak tidak dapat
diandalkan karena kalibrasi instrumen yang sangat penting dan juga karena elektronik
analog (Davies, 2011). Pengumpulan spektrum adalah proses yang memakan waktu
dan tenaga. Selain itu, struktur yang lemah dan luas yang dihasilkan dari beberapa
pita overlay biasanya ditemukan di wilayah spektral ini. Oleh karena itu, penyerapan
NIR merepotkan dalam pengukuran dan analisis dan potensinya telah lama
diremehkan (Davies, 2011).
Prinsip teori NIR spektroskopi adalah teori absorpsi atau penyerapan dan
adanya an-harmoni dari pergerakan ikatan kimia yang menyebabkan vibrasi molekul
dengan energy transisi penyerapan elektronik yang rendah, penguatan (overtones),
dan kombinasi pita (melalui stretching dan deformation).
3
B. Prinsip Kerja Gelombang Elektromagnetik Near Infrared (NIR).
Prinsip kerja dari metode NIRS yaitu didasarkan atas adanya vibrasi molekul
yang sesuai dengan panjang gelombang yang tercantum di wilayah near infrared pada
spektrum elektromagnetik (Adrizal et al., 2007). Vibrasi yang diperoleh digunakan
dan di interpretasikan untuk mengetahui kandungan kimia dari bahan. Panjang
gelombang NIRS yaitu 780 nm – 2500 nm (Schwanninger et al., 2011). Metode NIRS
memiliki kelemahan yaitu hasil prediksi tidak dapat digunakan langsung, sehingga
untuk memperoleh informasi yang diharapkan dari spektrum NIR perlu dilakukan
kalibrasi dan validasi. Kalibrasi dilakukan untukmengetahui hubungan antara data
spektra NIRS dengan data hasil analisis kimia yang diukur, sedangkan validasi
diperlukan untuk menguji ketepatan dari persamaan model kalibrasi yang dibangun.
Metode untuk menganalisis spektrum yang dapat digunakan adalah jaringan syaraf
tiruan (JST).
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Teknologi NIRS adalah salah satu metode non destruktif yang dapat
menganalisis kandungan kimia suatu bahan dengan kecepatan tinggi, tidak
menimbulkan polusi, penggunaan preparat contoh yang sederhana dan tidak
memerlukan tambahan bahan kimia (Karlinasari et al., 2012). Setiap bahan organik
memiliki spektrum gabungan NIR yang beragam dan unik, spektrum tersebut
diperoleh dari efek penyebaran, penyerapan dan pantulan gelombang NIR oleh bahan
yang dapat mendeteksi berbagai komponen kimia dalam satu spektrum (Ayu, 2017).
Teknologi ini bekerja berdasarkan fenomena dan prinsip bahwa setiap objek biologik,
memiliki karakteristik sifat elektromagnetik tertentu yang khas dalam bentuk
spektrum. Spektrum ini kemudian dapat dianalisa menjadi informasi tentang
kandungan kimia objek tersebut. Fenomena ini yang mendorong banyak ilmuan untuk
meneliti kemungkinan penerapan metode NIRS (Near Infrared Reflectunce
Spectroscopy).
3.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
Karlinasari, L., dkk. 2012. “Karakter Spektra Absorbansi NIR (Near Infrared)
Spektroskopi Kayu Acacia Mangium WILLD pada 3 Umur Berbeda”. J Ilmu
Kehutanan Vol. 6(1): 45–52.