LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :5
DosenPembimbing
Damianus Samosir.S.Si.,M.Si
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
KELAS : 1B
Mengetahui Menyetujui
………………………………………… ………………………………………………
NIP. NIP.
LABORATIRIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 2
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA
BAB I
PENDAHULUAN
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-
asam lemak. Sabun mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih
rendah. Kemungkinan sabun ditemukan oleh orang Mesir kuno beberapa ribu
tahun lalu. Pembuatan sabun oleh suku-suku Jerman dilaporkan oleh Julius
Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kegelapan
(Donk Ages), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan
sabun mulai meluas pada abad ke-18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama denganteknik yang digunakan pada
zaman lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
(natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dn garam
natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu yang mengandung basa
seperti kalium karbonat sebagai pengganti lindi (lye = larutan alkali).
Lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, gliserol
dimurnikandengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalm
tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus-
gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah
penguapan air itu. Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkannya dala air bersih
untuk membuang lindi yang berlebihan, NaCl dan gliserol. Zat tambahan,
seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun pada
saat itu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cetakan. (Marllinda, Ari, dkk,
1996, dan Tim Penyusun Praktikum Analitik Klasik, 2008,)
berwujud cair danmempunyai titik beku rendah. Sedangkan lemak secara umum
berasal dari hewan, pada suhu kamar berwujud padat dan mempunyai titik lebur
tinggi.
Secara kimia minyak sebanding dengan lemak. Kandungan asam lemak tak
jenuhnya lebih tinggi, sehingga titik cair minyak lebih rendah disbanding
dengan lemak. Lemak cair (minyak) dapat dipadatkan dengan cara menjenuhkan
ikatan rangkapnya melalui hidrogenasi. Proses ini dilakukan dalam pembuatan
margarine (mentega tiruan) dari minyak kelapa.
Sifat fisik maupun sifat kimia dari trigliserida sangat ditentukan oleh jkenis
bobot asam lemak pembentuknya. Tingkat kejenuhan dan tidak kejenuhan dari
asam lemak menentukan titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya. Asam
lemak jenuh umumnya rantainya memanjang dan lebih teratur. Jika terdapat
ikatan ganda dua cis dalam rantai asam lemak, maka rantainya akan membelok
dan tidak teratur. Semakin banyak terdapat ikatan ganda dua dalam rantai asam
lemak, semakin tidak teratur strukturnya dan semakin rendah titik lelehnya.
(Fessenden dan Fessenden, 1982)
C. Sabun
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofilik dan larut dalm
zat-zat non polar, sedangkan ujjung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air
karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun, sabun mudah tersuspensi dalam air
karena membentuk misel yakni segerombolan (50-150) molekkul sabun yang
rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ion menghadap ke air.
Sifat-sifat sabun diantaranya adalah :
1. Dapat mengemulsi kkotoran berminyak sehingga dapt dibuang dengan
pembilasan.
2. Sabun dapat mengendap dalam air sadah dan meninggalkan suatu residu
2RCO2- + Ca2+ → (RCO2)2Ca
3. Bersifat basa.
4. Sabun mudah tersuspensi dalam air dengan membentuk missel.
5. Sabun dengan gugus karboksilatnya “benzalkonium” klorida (N-
benzil)ammonium klorida) bersifat anti bakteri.
Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran,sabun
dan air. Kotoran yang menempel pada tangan manusia umumnya berupa lemak.
Contohnya minyak goring. Minyak goring mengandung asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh yang ada pada minnyak gorng pada
umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat, dan asam
kaprat. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goring adalah asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolena. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau
asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6).
Bahan baku pembuatan sabun adalah :
1. Minyak Kelapa Sawit
(mengandung asam palmitat, asam oleat, asam stearat, asam mufistat)
2. Minyak Zaitun
(mengandung asam palmitat, asam oleat, dan asam stearat)
3. Minyak Kelapa
(mengandung asam palmitat, asam oleat, dan asam stearat)
D. Air Sadah
Air sadah harus dilunakkan terlebih dahulu yaitu dengan menghilangkan
Ca2+ dan ion Mg2+ dari air tesebut. Jika air sadah itu mengandung Ca(HCO)3
atau Mg(HCO)3 maka air sadah itu dikatakan mempunyai kesadahan sementara
(tempores). Ion Ca2+ dan Mg2+ dalm larutan dapat diendapkan dengan cara
pemanasan.
BAB II
METODOLOGI
B. Sifat Sabun
Masukkan 1 ml kerosin atau minyak tanah an 10 ml air kedalam tabung
reaksi.
Kocok campuran dan catat hasil pengamatan.
Masukkan sedikit sabun pada larutan campuran air dan kerosin.
Kocok kembali dan catat hasil pengamatan.
Kocok dan catat pengamatan.
Tambah sedikit campuran jika campuran tidak berubah dan kocok lagi.
Catat pengaruh penambahan sabun pada campuran ini dan kerosin.
Larutkan sedikit sabun dalam 10 ml air panas kedalam tabung reaksi yang
bersih.
Menambahkan 8-10 tetes larutan Kalsium Sulfat.
↓
Amati apa yang terjadi pada cawan penguapan
B. Sifat Sabun
↓
Menambahkan 8-10 tetes larutan Kalsium Sulfat serta mencatat pengaruh
penambahan tersebut.
↓
Menambahkan 2 tetes indicator PP pada larutan campuran sabun dan
etanol.
↓
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Bahan Pengamatan
No Bahan Pengamatan
3.2 PEMBAHASAN
sunlight tidak terjadi perubahan apa-apa namun pada penggunaan sabun buatan
praktikan larutan berubah menjadi warna ungu.
BAB IV
KESAIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bila sabun memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Apabila larutan air dan kerosin dicampur dengan sabun maka akan terbentuk 2
lapisan atau bahkan 3 lapisan pada penggunaan sabun yang berbeda.
2. Apabila sabun dilarutkan dalm air panas maka larutan dapat bercampur dan
menghasilkan busa.
3. Apabila larutan sabun dicampur dengan kalsium sulfat maka tak ada perubahan
atau tidak memberi pengaruh, namun dapat juga memberikan pengaruh dengan
terdapatnya endapan / emulsi berwarna putih.
4. Apabila sabun dicampur dengan etanol maka larutan menjadi tidak berbusa.
4.2 Saran
Saran yang dapat praktikan sampaikan yaitu, pada saat proses pendinginan jangan
terlalu lama. Hal ini dikarenakan jika pendinginan terlalu lama, maka dikhawatirkan
gliserol akan membeku sehingga sulit untuk dipisahkan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR ALAT
Aquadest