Anda di halaman 1dari 21

PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK KLASIK

PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA / NIM : JOSHUA PUTYRA WARDANA/ 16614045

KELAS / JENJANG : 1B / D3 PETRO & OLEO KIMIA

KELOMPOK :5

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal ......... Desember 2016

Mengesahkan dan menyetujui

DosenPembimbing

Damianus Samosir.S.Si.,M.Si

NIP.196990908 199802 1 002

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 1
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 5 JENJANG : D3 PETRO & OLEO KIMIA

KELAS : 1B

1. NAMA / NIM : PAULA MEYLINDA / 16614014


2. NAMA / NIM : PIPIN TRI JANUARTI / 16614019
3. NAMA / NIM : JOSHUA PUTYRA WARDANA / 16614045
4. NAMA / NIM : FEBRIAN PUTRA PRATAMA / 16614048
Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 2016

Mengetahui Menyetujui

Ketua Jurusan Teknik Kimia Kepala Laboratorium Kimia dasar

………………………………………… ………………………………………………
NIP. NIP.
LABORATIRIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 2
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Menunjukkan reaksi penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium.
2. Menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan.

1.2 Dasar Teori


A. Reaksi Penyabunan
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak / minyak dengan
menggunakan basA kuat seperti NaOH dan KOH, sehingga menghasilkan
gliserol dan garam asam lemak (sabun). Untuk menghasilkan sabun yang padat
digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun cair adalah digunakan
KOH. Reaksi penyabunan pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yang
berlangsung dengan mereaksikan asam lemak, khususnya trigliserida dengan
alkali yang menghasilkan gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabun
merupakan garam (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang.
O

H2C ― O ― C ― C17H35 H2C ― OH


O

H2C ― O ― C ― C17H35 + 3 NaOH → HC ― OH + 3 C17H35COONa


O

H2C ― O ― C ― C17H35 H2C ― OH


Gliseril Tristearat Gliserin Garam

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 3
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-
asam lemak. Sabun mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih
rendah. Kemungkinan sabun ditemukan oleh orang Mesir kuno beberapa ribu
tahun lalu. Pembuatan sabun oleh suku-suku Jerman dilaporkan oleh Julius
Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kegelapan
(Donk Ages), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan
sabun mulai meluas pada abad ke-18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama denganteknik yang digunakan pada
zaman lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
(natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dn garam
natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu yang mengandung basa
seperti kalium karbonat sebagai pengganti lindi (lye = larutan alkali).
Lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, gliserol
dimurnikandengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalm
tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus-
gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah
penguapan air itu. Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkannya dala air bersih
untuk membuang lindi yang berlebihan, NaCl dan gliserol. Zat tambahan,
seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun pada
saat itu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cetakan. (Marllinda, Ari, dkk,
1996, dan Tim Penyusun Praktikum Analitik Klasik, 2008,)

B. Minyak dari Lemak


Minyak dan lemak merupakan golongan ester yang banyak terdapat di
alam. Keduanya merupakan ester dari gliserol dan asam-asam karboksilat suku
tinggi (disebut dengan asam lemak). Perbedaan antara minyak dan lemak secara
fisik antara lain, secara umum minyak berasal dari tumbuhan, pada suhu kamar

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 4
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

berwujud cair danmempunyai titik beku rendah. Sedangkan lemak secara umum
berasal dari hewan, pada suhu kamar berwujud padat dan mempunyai titik lebur
tinggi.
Secara kimia minyak sebanding dengan lemak. Kandungan asam lemak tak
jenuhnya lebih tinggi, sehingga titik cair minyak lebih rendah disbanding
dengan lemak. Lemak cair (minyak) dapat dipadatkan dengan cara menjenuhkan
ikatan rangkapnya melalui hidrogenasi. Proses ini dilakukan dalam pembuatan
margarine (mentega tiruan) dari minyak kelapa.
Sifat fisik maupun sifat kimia dari trigliserida sangat ditentukan oleh jkenis
bobot asam lemak pembentuknya. Tingkat kejenuhan dan tidak kejenuhan dari
asam lemak menentukan titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya. Asam
lemak jenuh umumnya rantainya memanjang dan lebih teratur. Jika terdapat
ikatan ganda dua cis dalam rantai asam lemak, maka rantainya akan membelok
dan tidak teratur. Semakin banyak terdapat ikatan ganda dua dalam rantai asam
lemak, semakin tidak teratur strukturnya dan semakin rendah titik lelehnya.
(Fessenden dan Fessenden, 1982)

C. Sabun
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofilik dan larut dalm
zat-zat non polar, sedangkan ujjung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air
karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun, sabun mudah tersuspensi dalam air
karena membentuk misel yakni segerombolan (50-150) molekkul sabun yang
rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ion menghadap ke air.
Sifat-sifat sabun diantaranya adalah :
1. Dapat mengemulsi kkotoran berminyak sehingga dapt dibuang dengan
pembilasan.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 5
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

2. Sabun dapat mengendap dalam air sadah dan meninggalkan suatu residu
2RCO2- + Ca2+ → (RCO2)2Ca
3. Bersifat basa.
4. Sabun mudah tersuspensi dalam air dengan membentuk missel.
5. Sabun dengan gugus karboksilatnya “benzalkonium” klorida (N-
benzil)ammonium klorida) bersifat anti bakteri.
Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran,sabun
dan air. Kotoran yang menempel pada tangan manusia umumnya berupa lemak.
Contohnya minyak goring. Minyak goring mengandung asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh yang ada pada minnyak gorng pada
umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat, dan asam
kaprat. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goring adalah asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolena. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau
asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6).
Bahan baku pembuatan sabun adalah :
1. Minyak Kelapa Sawit
(mengandung asam palmitat, asam oleat, asam stearat, asam mufistat)
2. Minyak Zaitun
(mengandung asam palmitat, asam oleat, dan asam stearat)
3. Minyak Kelapa
(mengandung asam palmitat, asam oleat, dan asam stearat)

D. Air Sadah
Air sadah harus dilunakkan terlebih dahulu yaitu dengan menghilangkan
Ca2+ dan ion Mg2+ dari air tesebut. Jika air sadah itu mengandung Ca(HCO)3
atau Mg(HCO)3 maka air sadah itu dikatakan mempunyai kesadahan sementara
(tempores). Ion Ca2+ dan Mg2+ dalm larutan dapat diendapkan dengan cara
pemanasan.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 6
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Reaksi yang terjadi :


Ca(HCO3)2 → CaCO3 + CO2 + H2O
Mg(HCO3)2 → MgCO3 + CO2 + H2O
Selanjutnya endapan garam karbonat yang terbentuk dipisahkan dwngan
melakukan penyaringan.
Jika air sadah mengandung garam sulfat (CaSO4, MgSO4) atau garam-
garam klorida (MgCl2, CaCl2) maka air sadah ini dikatakan mempunyai
kesadahan tetap sebab ion Ca2+ dan Mg2+ tidak dapat dihilangkan dengan
pemanasan. Untuk melunakkan air sadah semacam ini, perlu ditambahkan
natrium karbonat untuk mengendapkan Ca2+ dan Mg2+.
Reaksi yang terjadi :
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + 2 NaCl
Mg(HCO3)2 → MgCO3 + CO2 + H2O
Selanjutnya endapan garam karbonat yang terbentuk dipisahkan dengan
melakukan penyulingan.
Jika air sadah mengandung garam sulfat (CaSO4) atau garam-garam
klorida (MgCl2, CaCl2) maka air sadah ini dikatakan mempunyai kesadahan
tetap sebab ion Ca2+ dan Mg2+ tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan.
Untuk melunakkan air sadah, perlu ditambahkan natrium karbonat untuk
mengendapkan Ca2+ dan Mg2+.
Reaksi yang terjadi :
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 + 2 NaCl
MgSO4 + Na2CO3 → MgCO3 + Na2SO4 (Ansori, Irfan, 1999)

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 7
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan
1. Cawan penguapan
2. Gelas kimia 250 ml
3. Batang pengaduk
4. Spatula
5. Pipet tetes
6. Pipet volume 5 ml
7. Pipet ukur 10 ml
8. Bulp
9. Tabung reaksi
10. Tabung reaksi
11. Kaca arloji
12. Hot plate
B. Bahan yang digunakan
1. Sampel minyak
2. Etanol 95%
3. NaOH 10M
4. Larutan NaCl jenuh
5. Kerosin atau Minyak Tanah
6. Larutan Kalsium Sulfat
7. Indikator PP
8. Aquadest
9. Sabun bermerek

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 8
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

2.2 Prosedur Kerja


A. Pembuatan Sabun
 Mengambil 5 ml sampel minyak kelapa dan memasukkannya kedalam cawan
penguapan.
 Tambahkan 5 ml etanol kedalam cawan yang telah berisi sampel minyak.
 Menambah 3 ml larutan NaOH 10M sambil mengaduk.
 Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji.
 Memanaskan hingga tidak tercium bau alkohol lagi.
 Dinginkan campuran yang ada dalam cawan penguapan.
 Amati apa yang terjadi pada cawan penguapan.
 Menambahkan 20 ml larutan NaCl pekat dan mengamati terjadi perubahan
apa.
 Catat hasil pengamatan.

B. Sifat Sabun
 Masukkan 1 ml kerosin atau minyak tanah an 10 ml air kedalam tabung
reaksi.
 Kocok campuran dan catat hasil pengamatan.
 Masukkan sedikit sabun pada larutan campuran air dan kerosin.
 Kocok kembali dan catat hasil pengamatan.
 Kocok dan catat pengamatan.
 Tambah sedikit campuran jika campuran tidak berubah dan kocok lagi.
 Catat pengaruh penambahan sabun pada campuran ini dan kerosin.
 Larutkan sedikit sabun dalam 10 ml air panas kedalam tabung reaksi yang
bersih.
 Menambahkan 8-10 tetes larutan Kalsium Sulfat.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 9
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

 Catat pengaruh kalsium sulfat terhadap air sabun.


 Larutkan sedikit sabun ke dalam 5 ml etanol dalam tabung reaksi yang bersih.
 Tambahkan 2 tetes indicator PP.

2.3 Diagram Alir


A. Pembuatan Sabun

Memasukkan 5 ml sampel minyak kelapa ke dalam cawan penguapan.

Menambahkan 5 ml etanol kedalm cawan yang tlah berisi minyak.

Menambahkan 3 ml NaOH 10M sambil mengaduk.

Menutup cawan dengan kaca arloji.

Memanaskan hingga tidak berbau alkohol lagi.

Mendinginkan campuran dan mengamati apa yang terjadi.


Amati apa yang terjadi pada cawan penguapan

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 10
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Menambahkan 20 ml NaCl pekat.

Catat hasil pengamatan.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 11
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

B. Sifat Sabun

Memasukkan kerosin 1 ml dan 10 ml air ke tabung reaksi.

Kocok campuran dan mencatat hasil pengamatan.

Memasukkan sedikit sabun pada campuran air dan kerosin kemudian


mencatat perubahan yang terjadi.

Larutkan sedikit sabun dalam 10 ml air panas ke dalam tabung reaksi.

Kocok dan catat perubahan yang terjadi.


Menambahkan 8-10 tetes larutan Kalsium Sulfat serta mencatat pengaruh
penambahan tersebut.

Melarutkan sedikit sabun kedalam 5 ml etanol dalam tabung reaksi.

Catat hasil pengamatan.


Menambahkan 2 tetes indicator PP pada larutan campuran sabun dan
etanol.

Mengamati serta mencatat perubahan yang terjadi.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 12
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan


3.1.1 Pembuatan Sabun
Tabel I Hasil Pengamatan Pembuatan Sabun

No. Bahan Pengamatan

Minyak kelapa + Etanol + Tidak dapat bercampur, namun setelah diaduk


1
NAOH minyak menggumpal.

Larutan menjadi kental dan lama kelamaan bau


2 Campuran dipanaskan
alcohol tidak tercium atau hilang.

Larutan memadat (kering tidak ada cairan sedikit


3 Campuran didinginkan
pun) dan berubah warna menjadi putih susu

Campuran tidak bercampur. Sabun tetap


Campuran + NaCl
4 memadat di bagian bawah dan larutan NaCl
diatasnya.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 13
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

3.1.2 Sifat Sabun


Tabel II Hasil Pengamatan Pada Sabun Bermerek

No Bahan Pengamatan

Campuran tidak dapat bercampur,


1 Kerosin + Air membentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah
kerosin dan lapisan bawah adalah air.
Terbentuk 2 lapisan serta ada busa. Lapisan
2 Sabun + Larutan kerosin atas berwarna putih keruh dan lapisan
bawah berwarna bening agak keruh
Larutan bercampur dan membentuk busa
3 Sabun + Air panas
(gelembung) diatas berwarna bening.
Larutan kalsium sulfat larut dalam larutan
4 Kalsium sulfat + Larutan sabun sabun namun tak memberi perubahan pada
larutan.
Larutan tidak berbusa kerena pengaruh
5 Sabun + Etanol etanol dan terdapat endapan berwarna putih
sedikit dibawah.
Indicator tidak memberi pengaruh pada
6 Indikator PP + (sabun + etanol)
larutan campuran.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 14
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

Tabel III Hasil Pengamatan Pada Sabun Buatan Sendiri

No Bahan Pengamatan

Campuran tidak dapat bercampur,


1 Kerosin + Air membentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah
kerosin dan lapisan bawah adalah air.
Terbentuk 3 lapisan. Lapisan atas adalah
kerosin, lapisan tengah adalah sabun
2 Sabun + Larutan kerosin (busa), dan lapisan bawah adalah air yang
berwarna keruh karena sabun sedikit larut
dalam air.
Larutan bercampur dan membentuk busa
3 Sabun + Air panas
(gelembung).
Saat ditetesi terbentuk endapan / emulsi
ditengah-tengah larutan berwarna putih,
4 Sabun + Air panas
namun setelah diaduk larutan bercampur
dan berwarna putih keruh
Larutan tidak berbusa kerena pengaruh
5 Sabun + Air panas
etanol dan berwarna putih keruh.
Larutan bercampur dan menunjukkan
6 Indikator PP + (sabun + etanol)
perubahan warna menjadi warna ungu.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 15
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

3.2 PEMBAHASAN

Praktikum pembuatan sabun dan sifatnya bertujuan untuk menunjukkan reaksi


penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium serta menunjukkan beberapa
sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan. Pada praktikum ini praktikan
melakukan dua percobaan yaitu, pembuatan sabun dan sifat sabun.
Pada praktikum pembuatan sabun, praktikan pada langkah pertama mengambil
sejumlah sampel minyak untuk dimasukkan kedalam cawan penguapan dan setelah itu
diberi larutan etanol dan larutan NaOH 10M lalu kemudian diaduk. Pada saat larutan
dicampur, campuran larutan-larutan tersebut tidak dapat bercampur, namun setelah
pengadukan terjadi penggumpalan pada minyak. Langkah selanjutnya adalah
memanaskan campuran larutan tersebut hingga tak tercium bau alcohol lagi. Setelah
pemanasan dilakukan praktikan mendinginkan campuran tersebut. Pada saat
pendinginan, campuran menjadi memadat (tidak berbentuk cairan) dan berwarna putih
susu. Langkah terakhir adalah praktikan menambahkan sejumlah NaCl pekat dan yang
terjadi adalah sabun yang terbentuk tidak dapat bercampur dengan NaCl.
Pada praktikum pengamatan sifat sabun digunakan dua jenis sabun yang berbeda
yaitu, sabun bermerek (sunlight) dan sabun yang dibuat oleh praktikan sendiri
sebelumnya. Ketika kerosin dicampur dengan air maka yang terjadi adalah terbentuknya
dua lapisan dan ketika ditambahkan sabun yang terjadi adalah sabun menyatu dengan
kerosin karena pada lapisan atas menjadi berwarna keruh dan terdapat busa
(gelembung). Ketika sabun dicampur air panas, sabun larut dalam air sehingga
membentuk busa namun larutan sabun tidak menunjukkan perubahan pada saat ditetesi
dengan larutan Kalsium Sulfat, tetapi pada penggunaan sabun buatan praktikan saat
ditetesi larutan Kalsium Sulfat tedapat endapan / emulsi berwarna putih keruh di tengah-
tengah larutan. Terakhir sabun dilarutkan pada etanol dan yang terjadi adalah sabun
dapat bercampur namun tidak dapat menghasilkan busa serta terdapat endapan putih
sedikit di bagian bawah, kemudian larutan ditetesi dengan indikator PP. Pada sabun

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 16
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

sunlight tidak terjadi perubahan apa-apa namun pada penggunaan sabun buatan
praktikan larutan berubah menjadi warna ungu.

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 17
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

BAB IV
KESAIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bila sabun memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Apabila larutan air dan kerosin dicampur dengan sabun maka akan terbentuk 2
lapisan atau bahkan 3 lapisan pada penggunaan sabun yang berbeda.
2. Apabila sabun dilarutkan dalm air panas maka larutan dapat bercampur dan
menghasilkan busa.
3. Apabila larutan sabun dicampur dengan kalsium sulfat maka tak ada perubahan
atau tidak memberi pengaruh, namun dapat juga memberikan pengaruh dengan
terdapatnya endapan / emulsi berwarna putih.
4. Apabila sabun dicampur dengan etanol maka larutan menjadi tidak berbusa.

4.2 Saran
Saran yang dapat praktikan sampaikan yaitu, pada saat proses pendinginan jangan
terlalu lama. Hal ini dikarenakan jika pendinginan terlalu lama, maka dikhawatirkan
gliserol akan membeku sehingga sulit untuk dipisahkan

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 18
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

DAFTAR PUSTAKA

 Tim Laboratorium Kimia Dasar, 2016 “Penuntun Praktikum Proses Kimia


Organok” Samarinda : POLNES

 Laporan Praktikum Pembuatan Sabun. http : // www.sccribd.com

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 19
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

LAMPIRAN

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 20
PEMBUATAN SABUN DAN SIFATNYA

GAMBAR ALAT

Tabung Pipet Ukur 10


Spatula
Reaksi ml

Gelas Kaca Rak


Kimia Arloji Tabung

Aquadest

LABORATIRIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA[Type text]Page 21

Anda mungkin juga menyukai