Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNOLOGI MINYAK NABATI

‘PENGOLAHAN MINYAK GORENG DARI BIJI BUNGA


MATAHARI’

Disusun Oleh :

1. PIPIN TRI JANUARTI (16 614 019)


2. ANISA APRILIA (16 614 039)
3. MUHAMMAD FAUZI (16 614 040)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

TAHUN 2018

i
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
Bab II Isi............................................................................................................................... 4
1. Minyak Goreng Biji Bunga Matahari .................................................................... 5
2 Alat dan Bahan ..................................................................................................5
Bab III Penutup ................................................................................................................... 9
3.kesimpulan ................................................................................................................. 9
4.Saran ............................................................................................................................ 9
Daftar pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan industri di dunia akhir-akhir ini semakin pesat. Mulai dari
industri kecil sampai industri besar. Perkembangan industri merupakan salah satu
wujud perkembangan kebudayaan dan kehidupan manusia di dunia. Berbagai
macam industri dibangun di dunia termasuk di Indonesia salah satunya industri
makanan. Hal ini dikarenakan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer
manusia. Berbagai macam industri yang berhubungan dengan makanan tumbuh
dan berkembang di Indonesia, salah satunya industri minyak.
Bunga matahari (Helianthus annuus L.) termasuk famili compositae. Tanaman
bunga matahari berasal dari Meksiko dan Peru Amerika Latin. Di Indonesia,
bunga matahari sudah di teliti sejak tahun 1970. Pada mulanya tanaman bunga
matahari dikenal sebagai tanaman hias, kini manfaatnya semakin luas. Salah satu
produk utama bunga matahari adalah biji-bijinya yang diolah sebagai bahan baku
industri makanan berupa kwaci dan penghasil minyak nabati yang dibutuhkan
dalam industri minyak (Atjung, 1981),masyarakat pada umumnya secara turun-
temurun telah memanfaatkan tumbuhan ini sebagai sumber penghasil minyak
pemanfaatan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil minyak yang baik dan
bermutu.
Biji bunga matahari termasuk golongan minyak rendah kolesterol menyaingi
minyak jagung, minyak kacang tanah dan minyak kadelai, sehingga sangat baik
untuk kesehatan (Rukmana, 2004).
Minyak dan lemak dapat mengalami penurunan kualitas baik waktu proses
maupun saat penyimpanan. Kerusakan minyak dan lemak yang utama adalah
timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut ketengikan. Hal ini disebabkan oleh
proses hidrolisis dan oksidasi akan terbentuk senyawa-senyawa yang dapat
menurunkan kualitas dari minyak dan lemak. Parameter yang umum dipakai
untuk menentukan kualitas minyak adalah kadar air,kadar asam lemak bebas dan
bilangan peroksida.

1
Bunga matahari saat ini merupakan satu diantara komoditas tanaman jenis
penghasil minyak yang bernilai ekonomi tinggi. Namun demikian,hingga saat ini
hasil bunga matahari belum dapat memnuhi kebutuhan minyak dalam negeri dan
masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya
dan kualitas bijinya. Apabila dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata bunga
matahari di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/hari jika dibandingka dengan
negara-negara lain. Hal ini mendorong upaya perluasan lahan bunga matahari
setiap tahun untuk memenuhi sumber minyak yang bermutu, yang pencapaian nya
hingga saat ini belum signifikan dan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan biji bunga matahari menjadi minyak yang berkualitas.
Tanaman ini menghasilkan biji yang mengandung minyak nabati dengan
kandungan asam lemak tidak jenuh tinggi yang bermanfaat untuk industri besar
maupun kecil, misalnya industri mentega, industri minyak goreng, penyedap
masakan, margarin dan pada industri sabun.
Proses pengolahan minyak dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
ekstraksi-destilasi, rendering, pengepresan mekanis (Mechanical Expresision).
Namun pengerjaan yang dilakukan tergantung pada sifat dan hasil akhir yang
dikehendaki. Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan proses ekstraksi
destilasi padat-cair.
1.2 Rumusan Masalah
Bunga matahari ( Helianthus annuus ) termasuk famili compositae dan
penghasil minyak nabati yang dibutuhkan dalam industri minyak. Bunga matahari
sendiri memiliki sejarah penemuan dan pengertian yang sangat dalam. Juga
memiliki klasifikasi dan sifat-sifat yang berbagai macam. Dalam proses, bunga
matahari sendiri memiliki proses untuk memperoleh minyak pada biji bunga
matahari.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan Minyak Biji Bunga Matahari
2. Untuk mengetahui proses pembuatan minyak goreng dari Biji Bunga
Matahari

2
BAB III

PROSES PRODUKSI

1. Minyak Goreng Biji Bunga Matahari

Minyak biji bunga matahari merupakan salah satu jenis minyak nabati yang
pegembangannya masih terbatas di Indonesia. Beberapa industri di Indonesia
masih harus mengimpor minyak biji bunga matahari, tingginya impor minyak biji
bunga matahari di Indonesia disebabkan kurangnya pasokan dari dalam negeri,
kualitas yang belum memadai, dan kontinuitas hasil yang belum dapat diandalkan
(Guenther, 1990).

Minyak biji bunga matahari menjadi komoditas industri sejak tahun 1835
di Kerajaan Rusia. Produsen minyak biji bunga matahari terbesar saat ini
yaitu Ukraina, Russia, dan Argentina (Rukhmana,2004) .

Minyak biji bunga matahari adalah minyak non volatil yang dihasilkan dari
biji bunga matahari (Helianthus annuus) yang dikompres. Minyak biji bunga
matahari biasanya digunakan dalam masakan sebagai minyak goreng dan bahan
baku kosmetik. Minyak ini memiliki campuran lemak tak jenuh tunggal dan tak
jenuh ganda dengan konstituen utama asam oleat dan asam linoleat.

Komposisi minyak biji bunga matahari berkisar antara 23-45%. Minyak biji
bunga matahari mengandung asam linoleat 44-72% dan asam oleat 11,7%. selain
itu mengandung β-sitosterol, flavonoid dan linoleic acid yang mampu memacu
proses penyembuhan luka dan sudah dipakai pada pengobatan tradisional
(Rodhiyah). Minyak biji bunga matahari memiliki kandungan utama berupa
triasilgliserol (98-99%), dan sebagian kecil berupa fosfolipid, tokoferol, sterol,
dan lilin. (Husna, 2012). Minyak biji bunga matahari digunakan untuk berbagai
keperluan seperti minyak goreng, dll.

3
Tabel 1.1Komposisi kimia minyak lemak Biji Bunga Matahari
Asam lemak Jumlah %
Asam linolenat 47-72%
Asam oleat 11,7%

Tabel 2.1 Komposisi minyak biji bunga matahari


Dalam 100 g Minyak Biji Bunga Matahari (pangan)

Asam Lemak Kadar (%)

Asam Lemak Jenuh

Asam Palmitat 6.8

Asam Stearat 5

Asam Lemak tak Jenuh

Asam Oleat 31.5

Asam Linoleat 55.4

Dalam 100 g Minyak Biji Bunga Matahari (Non pangan)

Asam Lemak Kadar (%)

Asam Lemak Jenuh

Asam Palmitat 3

Asam Stearat 5

Asam Lemak tak Jenuh

Asam Oleat 83

Asam Linoleat 9

4
2. Alat dan Bahan
II.2.1 Alat
Minyak dari biji bunga matahari dilakukan dengan cara ekstraksi-
destilasi. Destilasi bertujuan untuk memurnikan minyak dari pelarut yang
dipakai untuk melarutkan minyak dari dalam biji bunga matahari, untuk itu
diperlukan proses destilasi. Destilasi bertujuan untuk memisahkan dua
campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih.Selain itu juga
menggunakan timbangan analitik, ayakan ukuran 80 mesh.

II.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi biji


bunga matahari yang telah dikeringkan dan menumbuk sampai ukuran
yang diinginkan. Menggunakan pelarut N-hexane. N-heksan adalah
sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer
utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3, dan sering digunakan
sebagai pelarut organik yang inert (Wikipedia,1997).

3. Proses Pembuatan Minyak


a) Pengeringan biji
Pengeringan dilakukan selama satu hari (jika cuaca cerah) untuk
menghilangkan kandungan airnya.
b) Pembersihan dan Penyortiran biji
Untuk menghasilkan minyak biji bunga matahari bermutu tinggi
diperlukan bahan baku biji bunga matahari yang bermutu pula. Untuk ini
perlu dilakukan penyortiran untuk memilih biji bunga matahari yang
bersih, berwarna cerah, dan tidak mengandung cendaan atau hama gudang.
Untuk membersihkan kotoran dan debu dari bahan dapat di gunakan nyiru,
pengayak, dan aspirator.

5
c) Penghalusan biji
Penghalusan biji dapat dilakukan dengan dengan cara perajangan,
pemipihan, maupun penyerpihan. Alat yang dapat dipakai untuk keperluan
ini dapat berupa pisau, alat penumbuk atau penggiling tergantung
kebutuhan.
d) Pengayakan
Biji bunga matahari yang telah dihaluskan lalu diayak sesuai dengan
kebutuhan. Pada percobaan ini pengayakan dilakukan dengan ukuran 80
mesh.
e) Ekstraksi padat-cair

Metode yang digunakan untuk leaching biasanya ditentukan oleh


jumlah konstituen yang akan dilarutkan, distribusi konstituen dalam solid,
sifat padatan dan ukuran partikel. Umumnya mekanisme proses leaching
dibagi menjadi:
1. Solvent ditransfer dari larutan ke permukaan solid, kemudian terdifusi
kedalam solid
2. Solute yang berada didalam solid akan larut oleh solvent
3. Kemudian terdifusi menjadi campuran solid-solvent ke permukaan solid
dan ditransfer keluar/ kedalam larutan solvent
Ketiga tahap tersebut diatas akan mempengaruhi kecepatan leaching,
tetapi umumnya kecepatan transfer solvent ke permukaan sangat cepat dan
transfer itu biasanya berlangsung begitu solid berkontak dengan solvent.
Sedang kecepatan difusi solute melalui solid dan solvent ke permukaan
seringkali merupakan tahapan yang mengontrol dalam keseluruhan proses
leaching dan dapat tergantung terhadap beberapa faktor, yaitu: pengaruh
suhu, proses pencampuran atau pengadukan dan lama pengadukan, luas
permukaan partikel, pelarut (solvent), perbandingan solute dan solvent.
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi, yaitu: ukuran partikel,

6
pelarut, suhu, pengadukan dari fluida ( campuran pelarut, solute dan
padatan ).

f) Destilasi

Destilasi bertujuan untuk memurnikan minyak dari pelarut yang


dipakai untuk melarutkan minyak dari dalam biji bunga matahari
diperlukan proses pemisahan antara minyak biji bunga matahari yang
diperoleh dengan n-hexana, untuk itu diperlukan proses destillasi.
Destillasi adalah suatu proses pemisahan dua campuran atau lebih yang
tercampur secara homogen berdasarkan perbedaan titik didih.

g) Proses Ekstraksi-Destilasi
1) Menimbang 200 gram biji bunga matahari yang sudah melalui
proses pengayakan.
2) Prosedur proses Ekstraksi adalah memasukkan bahan pada tangki
ekstraktor sebanyak 200 gram biji bunga matahari, memasukkan
pelarut pada tangki pemanas sebanyak 1 L dan memanaskan
sampai suhu 30 °C, menghidupkan pompa dan menjalankan
proses recycle selama 60 menit, setelah selesai kemudian
mematikan pompa.
3) Prosedur Proses Destillasi adalah Membuka kran dan
mengalirkan produk ekstraksi ke dalam tangki destillasi,
Memanaskan produk ekstraksi dengan temperature 70 °C selama
1 jam, mengeluarkan hasil bawah berupa minyak.

7
Gambar 1. Proses Ekstraksi-Destilasi

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.KESIMPULAN
1. Minyak biji bunga matahari adalah minyak non volatil yang dihasilkan dari
biji bunga matahari (Helianthus annuus)
2. Komposisi minyak biji bunga matahari berkisar antara 23-45%. Minyak biji
bunga matahari mengandung asam linoleat 44-72% dan asam oleat 11,7%.
selain itu mengandung β-sitosterol, flavonoid dan linoleic acid.
3. Proses Pembuatan Minyak
1. Pengeringan biji
2. Pembersihan dan Penyortiran biji
3. Penghalusan biji
4. Pengayakan
5. Ekstraksi padat-cair
6. Destilasi
7. Proses Ekstraksi-Destilasi
4. Mekanisme proses leaching dibagi menjadi:
1. Solvent ditransfer dari larutan ke permukaan solid, kemudian terdifusi
kedalam solid
2. Solute yang berada didalam solid akan larut oleh solvent
3. Kemudian terdifusi menjadi campuran solid-solvent ke permukaan solid
dan ditransfer keluar/ kedalam larutan solvent.
4. SARAN
1. mengembangkan sumber biji matahari yang memiliki kualitas terbaik.
2. Produk minyak biji bunga matahari yang di dapatkan dalam proses ini
bisa diproses lebih lanjut agar lebih mendapatkan minyak biji bunga
matahari yang lebih murni.
3. Sebaiknya melakukan secara berkala untuk menghasilkan minyak yang
bermutu.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.edibleoilextractionmachine.com/seed_oil_extractor/sunflower_oil
_extraction_machine/sunflower_oil_refinery_plant_39.html (Diakses,20-09-
2018)
2. https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-
b&biw=1366&bih=654&ei=ed6oW9u5GoHNvgS_7r7oAw&q=minyak+mak
an+biji+matahari+tahap&oq=minyak+makan+biji+matahari+tahap&gs_l=psy
-ab.3...9312.17353.0.17716.11.11.0.0.0.0.814.2656.3-
2j1j1j1.5.0....0...1.1.64.psy-ab..7.0.0....0.EQUgMbXeUp0 (Diakses,20-09-
2018)
3. https://ramesia.com/cara-membuat-minyak-goreng/ (Diakses,20-09-2018)
4. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/minyak-goreng-sehat/\
(Diakses,21-09-2018)
5. https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=proses+fraksin
asi+minyak+makan+biji+matahari&btnG (Diakses,21-09-2018)
6. https://dokumen.tips/search.html?q=Pembuatan+Minyak+Biji+Bunga+Matah
ari (Diakses,21-09-2018)
7. https://doktersehat.com/manfaat-dan-kandungan-biji-matahari/ (Diakses,23-
09-2018)
.

10

Anda mungkin juga menyukai