Riset
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas ridho
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Metodologi Penelitian
dengan baik. Maksud dan tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metodologi Penelitian. Penulis merasa bahwa dalam penulisan ini
masih menemui kesulitan dan hambatan, disamping itu juga penulis menyadari
bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan – kekurangan lainnya.
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
tugas Metodologi penelitian ini. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya. Saran dan Kritik yang bersifat membangunn
akan diterima dengan senang hati untuk kesempurnaan penulisan tugas ini dimasa
yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak biji bunga matahari merupakan salah satu minyak nabati yang masih
sangat terbatas perkembangannya di Indonesia. Minyak biji bunga matahari adalah
salah satu bahan alami yang dipergunakan untuk mencegah penyakit kanker. Adapun
manfaat terbesarnya terdapat pada selenium yang digunakan untuk perbaikan DNA,
menjaga kesehatan jantung dan mempercepat penyembuhan luka. Minyak biji bunga
matahari selain merupakan sumber minyak terbaru juga termasuk minyak bukan
untuk kebutuhan pangan manusia, sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan
konsumsi manusia, seperti : minyak kelapa sawit, minyak jagung, dan minyak nabati
lainnya.
Saat ini minyak biji bunga matahari digunakan sebagai bahan dasar merawat
kulit, mambantu mengatasi kutu air, meningkatkan kesehatan rambut,
menyembuhkan luka, meningkatkan energi, meningkatkan sistem imun,
meningkatkan kesehatan penernaan, menjaga kesehatan jantung, dan berpotensi
mencegah kanker.
Pada penelitian ini berisi tentang mendapatkan minyak dari biji bunga
matahari dengan cara pengepresan berulir (screw press) dimana keunggulan mesin
tipe ini adalah karena mudah dioperasikan dan biaya pemeliharaan murah, prosesnya
kontinu sehingga kapasitas produksi lebih besar dibandingkan dengan mesin press
biji bunga matahari tipe hidrolis. Selain itu ekstraksi menggunakan screw press lebih
aman dan mudah digunakan sehingga lebih efisien daripada ekstraksi menggunakan
pelarut.
1
Pada penelitian ini perlakuan pendahuluan yang digunakan berupa variabel
temeratur dan waktu pemanasan yang bertujuan untuk mengurangi kandungan air
dalam biji bunga matahari karena kandungan molekul air didalam biji bunga matahari
dapat menghambat keluarnya minyak pada proses ekstraksi. Biji bunga matahari
disortir dan dibersihkan kemudian dipanaskan dengan variabel temperatur dan waktu.
Analisa yang dilakukan terhadap produk adalah rendemen, yield, densitas, viskositas,
kadar air, kadar asam, dan bilangan penyabunan.
1.3.1. Untuk mengetahui rendemen dan yield minyak biji bunga matahari yang
dihasilkan dari variabel yang telah ditentukan.
1.3.2. Untuk mengetahui sifat fisik minyak biji bunga matahari yang dihasilkan dari
variabel yang ditentukan.
1.3.3. Untuk mengetahui nilai bilangan asam dan bilangan penyabunan minyak biji
bunga matahari yang dihasilkan dari variabel yang telah ditentukan.
1.3.4. Untuk mengetahui variabel optimum dalam pembuatan minyak biji bunga
matahari dengan cara pengepresan berulir (screw press).
Melalui penelitian ini dapat diketahui variabel optimal dalam minyak biji
bunga matahari dengan cara pengepresan berulir (screw press) dan juga informasi
data rendemen, yield, densitas, viskositas, kadar air, bilangan asam, dan bilangan
penyabunan minyak yang dihasilkan berdasarkan variabel waktu pemanasan awal dan
ukuran partikel.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan
dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan
ialah minyak kelapa sawit, jagung, dan zaitun.
Minyak nabati adalah cairan kental yang di ambil atau di ekstrak dari tumbuh
tumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak,
yang mencapai 95%-B. komponen lainnya adalah asam lemak bebas, monogliserida,
digliserida, fosfolipit, vitamin, dan mineral.
3
Bunga matahari menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini
menyukai suasana yang cerah. Mengingat asalnya, tumbuhan ini cocok tumbuh pada
tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada
dataran tinggi. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa tumbuhan ini hanya bisa
ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena frost.
Kerapatan tanam biasanya 60000 hingga 70000 tanaman per-hektar.
Biji bunga matahari adalah buah dari bunga matahari (Helianthus annuus).
Istilah "biji bunga matahari" sebenarnya adalah kesalahpahaman yang menyangkanya
sebagai bagian biji dalam anatomi buah-nya. Dalam bidang botani, buah tersebut
disebut sebagai cypsela.
Biji bunga matahari lebih sering dimakan sebagai camilan daripada sebagai
bagian dari makanan. Mereka juga dapat digunakan sebagai hiasan atau bahan dalam
berbagai resep. Benih dapat dijual sebagai biji in-shell atau kernel yang dihilangkan
kulitnya. Benih juga dapat tumbuh dan dimakan dalam salad. Dalam cangkang, biji
bunga matahari sangat populer di negara-negara Mediterania, Eropa Timur, dan Asia
di mana mereka dapat dibeli baru dipanggang dan biasanya dikonsumsi sebagai
makanan jalanan, cangkangnya mudah terbuka dengan gigi dan dimuntahkan,
sementara di banyak negara, mereka dapat dibeli dalam kemasan baru dalam berbagai
rasa panggang. Di Amerika Serikat, mereka biasanya dimakan oleh pemain bisbol
sebagai alternatif untuk mengunyah tembakau. Selain di konsumsi manusia, biji
bunga matahari juga digunakan sebagai makanan untuk hewan peliharaan dan burung
liar dalam kotak dan tas kecil.
4
2.3. Minyak Biji Bunga Matahari
Minyak biji bunga matahari adalah minyak non volatil yang dihasilkan dari
biji bunga matahari (Helianthus annuus) yang dikompres. Minyak biji bunga
matahari biasanya digunakan dalam masakan sebagai minyak goreng dan bahan baku
kosmetik. Minyak ini memiliki campuran lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh
ganda dengan konstituen utama asam oleat dan asam linoleat.
Minyak biji bunga matahari menjadi komoditas industri sejak tahun 1835
di Kerajaan Rusia. Produsen minyak biji bunga matahari terbesar saat ini
yaitu Ukraina, Russia, dan Argentina. Kandungan utama minyak biji bunga matahari
yaitu:
Jenis minyak biji bunga matahari yang dihasilkan tidak terlepas dari kondisi
genetik bunga dan iklim setempat. Minyak biji bunga matahari diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis, yaitu kadar asam oleat tinggi, sedang, dan rendah. Minyak biji
bunga matahari dengan kadar asam stearat tinggi mulai dikembangkan untuk industri
makanan pengganti minyak nabati ter-hidrogenasi.
Minyak biji bunga matahari bersifat cair pada temperatur ruang. Minyak yang
telah dimurnikan akan berwarna jernih dan sedikit kekuningan.
Titik asap
232 °C 450 °F
(setelah dimurnikan)
Titik asap
107 °C 225 °F
(sebelum dimurnikan)
5
Nilai saponifikasi 188-194
Standar yang ditetapkan dalam menentukan nutrisi dari minyak biji bunga
matahari adalah tanaman bunga matahari yang dikembangkan tanpa melalui rekayasa
genetika (non-GMO). Minyak yang dihasilkan dari tanaman ini mengandung lebih
banyak asam linoleat dibandingkan asam oleat. Strain baru yang mampu
menghasilkan asam oleat tinggi dikembangkan pada akhir abad ke-20. Namun di luar
variasi kandungan asam lemak, nutrisi lainnya seperti vitamin E dan vitamin K tidak
memiliki perbedaan yang signifikan.
Lemak tak
Lemak Lemak Lemak tak
jenuh Titik asap
total jenuh jenuh tunggal
majemuk
Minyak 205 °C
100g 7g (7%) 63g 28g
kanola (401 °F)
14g 190 °C
Minyak zaitun 100g 73g 11g
(14%) (374 °F)
6
Minyak 17g 225 °C
100g 46g 32g
kacang tanah (17%) (437 °F)
39g 190 °C
Lemak babi 100g 45g 11g
(39%) (374 °F)
52g 200 °C
Suet 94g 32g (34%) 3g (3%)
(55%) (400 °F)
51g 150 °C
Mentega 81g 21g (26%) 3g (4%)
(63%) (302 °F)
86g 177 °C
Minyak kelapa 100g 6g (6%) 2g (2%)
(86%) (351 °F)
Rendahnya titik asap menjadikan minyak biji bunga matahari tidak ideal
untuk menggoreng dengan temperatur tinggi. Namun ideal sebagai pelengkap
masakan yang telah matang atau siap disajikan, misal sebagai salad dressing. Minyak
biji bunga matahari juga dapat dijadikan margarin.
Sebagai bahan baku kosmetik, minyak biji bunga matahari berperan dalam
memperhalus kulit.
2.4.1. Rendering
7
dengan kadar air tinggi. Penggunaan panas bertujuan untuk menggumpalkan
protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut
sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung
didalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu
wet rendering dan dry rendering. Wet rendering adalah proses rendering
dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses. Sedangkan
dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung
8
b. Pengepresan berulir (screw pressing)
2.4.3. Pelarut
9
• Rendemen yang dihasilkan lebih tinggi.
Menurut Heruhadi (2008), cara kerja alat ekstraksi biji tipe berulir ini adalah
dengan menerapkan prnsip ulir dimana bahan yang akan dipress ditekan
menggunakan daya dorong dari ulir yang berputar. Bahan yang masuk ke dalam alat
akan terdorong dengan sendirinya ke arah depan, kemudian bahan akan mendapatkan
tekanan setelah berada diujung alat. Semakin bahan menuju ke bagian ujung alat,
tekanan yang dialami bahan akan menjadi semakin besar. Tekanan ini yang akan
menyebabkan kandungan minyak yang terdapat dalam bahan keluar. Minyak kasar
yang keluar dari mesin press dialirkan dan ditampung ke dalam tangki penampung
selama beberapa waktu agar kotoran – kotoran yang terikut di dalamnya mengendap.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
%Yield=𝐴 𝑥 100%
𝐵
11
Selanjutnya, mentitrasi campuran dengan KOH 0,1 N hingga titik
akhir titrasi (merah muda). Nilai bilangan asam dihitung dengan
rumus:
56,1 𝑥 𝑇 𝑥 𝑉
AV=
𝑚
12
𝑡𝑥.𝑑𝑥
𝜇𝑥 = 𝑥 𝜇𝑜
𝑡𝑜.𝑑𝑜
𝜇𝑜 = Viskositas air, cp
13
Biji bunga matahari
Pemisahan
Analisa Produk
14
harus dilonggarkan agar bungkil dapat keluar. Setelah itu biji bunga matahari
dimasukkan kedalam alat screw press melalui hopper. Bungkil yang keluar
dimasukkan lagi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Prose pengepresan ini
diulang sebanyak 5 kali. Apabila proses pengepresan dilakukan terlalu banyak maka
dampaknya adalah oli yang ada pada penutup ulir akan ikut keluar dan menyebabkan
bungkil menjadi bercamur dengan oli.
Dua belas minyak biji bunga matahari yang dihasilkan memiliki nilai
viskositas pada kisaran 14,33 – 15,92 Cp. Sudik, et al. (2013) menyapaikan bahwa
nilai viskositas minyak biji bunga matahari pada suhu 1000C sebesar 14,86 Cp.
Penelitian dilakukan pada suhu ruangan yaitu 280C maka nilai viskositas akan
menjadi lebih besar karena nilai viskositas berbanding lurus dengan suhu. Namun
nilai viskositas yang didapat tidak bisa disimpulkan apakah memenuhi syarat atau
tidak karena belum adanya syarat baku mutu viskositas pada minyak biji bunga
matahari.
Analisa bilangan asam dan bilangan penyabunan dilakukan duplo atau dua
kali untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan mengetahui tingkat kesalahan
yang tejadi. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 0,1 N yang
15
digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak
atau lemak.
Nilai free fatty acid atau bilangan asam yang didapat pada dua belas minyak
biji bunga matahari yang dihasilkan yaitu berkisar dari 10,46 – 28,75 mg KOH/gr
minyak. Ketaren (2008) menyatakan bahwa nilai bilangan asam berkisar antara 6,3 –
8 mg KOH/gr minyak. Menurut Siboro (2010) bilangan asam yang semakin besar
dapat berpegaruh terhadap kualitas minyak. Yaitu senyawa – senyawa asam tersebut
dapat merubah bau dari minyak. Pada proses pembuatan minyak, apabila minyak
yang dihasilkan memiliki angka asam yang tinggi, dapat diatasi dengan cara
penetralan atau adsorbsi dengan adsorbmen tertentu seperti zeolite, bentonit, dll.
Dari dua belas minyak biji bunga matahari yang dihasilkan didapat nilai
bilangan penyabunan yang berkisar antara 142,67 – 201,01 mg KOH/gr minyak. Dari
penelitian yang telah dilakukan, didapat run denga nilai rendemen dan yield tertinggi
pada run 5 yaitu suhu 700C dan waktu pemanasan awal 90menit. Namun run 5 ini
nilai bilangan asam dan bilangan penyabunan tidak masuk syarat baku mutu.
Sedangkan minyak yang memiliki warna dan kekeruhan yang baik serta nilai
bilangan asam dan bilangan penyabunan sesuai dengan syarat baku mutu adalah
minyak dengan variabel suhu 600C.
40
Rendemen (%)
30
20
10
0
60 70 80
Suhu (0C)
20
10
0
60 70 80
Suhu (0C)
Perolehan yield tertinggi terdapat pada suhu 700C dan pada waktu
pemanasan awal 90 menit. Namun bila dibandingkan dengan perolehan
rendemen, run tertinggi dengan rendemen tertinggi memiliki yield yang
cenderung rendah. Sedangkan run dengan rendemen kedua tertinggi
memiliki jumlah yield yang paling tinggi. Sehingga perolehan yield dan
rendemen optimum pada suhu 700C dan wakt pemanasan awal 90 menit.
0.93
0.925
0.92
0.915
0.91
17
0.905
60 70 80
Suhu (0C)
Dengan menggunakan biji bunga matahari yang utuh maka akan
didapatkan densitas yang menurun seiring dengan naiknya suhu karena
pada suhu yang lebih tinggi air akan mula menguap sehingga massa jenis
minyak pada suhu 600C densitas minyak cenderung sama.
15
14.8
14.6
14.4
14.2
60 70 80
Suhu (0C)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu maka
viskositas akan menurun. Namun penurunannya tidak signifikan
Viskositas tertinggi terdapat pada suhu 600C dan waktu pemanasan 60
menit.
25
Bilangan Asam
20
15
10
5
0
60 70 80
Suhu (0C)
18
Nilai bilangan asam cenderung naik seiring dengan naiknya
temperatur, kecuali pada run 8 yaitu suhu 800C dan waktu pemanasan
awal 90 menit. Pada run 8 ini nilai bilangan asam turun dengan cukup
signifikan. Naiknya bilangan asam seiring dengan bertambahnya suhu
karena suhu mempengaruhi reaksi hidrolisis pada minyak.
200
150
100
50
0
60 70 80
Suhu (0C)
19
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Jumlah 4.195.000
1. Studi Pustaka
2. Persiapan Bahan dan Alat
3. Penelitian
4. Analisa Hasil dan Data
5. Pembuatan Laporan
20
DAFTAR PUSTAKA
Andarawulan, N., Kusnandar, F., Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat.
Jakarta/
Arleme et al. 2010. Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji Terhadap Perolehan Minyak
Kemiri Pada ekstraksi Biji Kemiri dengan Penekanan Mekanis. Universitas Katolik
Parahyangan. Yogyakarta.
Hariani et al. 2013. Pengaruh Variasi Temperatur dan Konsentrasi Minyak Terhadap
Rendemen dan Karakteristik Biodiesel dan Miyak Biji Kemiri. Universitas Sriwijaya,
Sumatra Selatan.
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit
Indonesia Indonesia (UI-Press).
Sudik, A., Aryadi, W. 2013. Perbandingan performa dan Konsumsi Bahan Bakar Motor
Diesel Satu Silinder dengan Variasi Tekanan Injeksi Bahan Bakar dan Variasi
Campuran Bahan Bakar Solar, Minyak Kelapa dan Minyak Kemiri.
21
Tambun, R. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Medan: Departemen Teknik Kimia
USU.
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
22