OLEH :
22050051
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
curahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah Kimia Minyak Atsiri. Dalam pembuatan makalah ini,
penulis masih memiliki banyak kesulitan dan hambatan, dikarenakan kurangnya
wawasan penulis dan sumber informasi pengetahuan yang terbatas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca untuk saat ini dan dapat
pula dijadikan pedoman pada masa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 3
1. 1 Latar Belakang ……………………………… 3
1. 2 Rumusan Masalah ………………....………….... 4
1. 3 Tujuan ……………....……………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………….... 5
2. 1 Minyak Atsiri …....………………………………… 5
2. 2 Minyak Melati....…………........…………………… 6
2. 3 Ekstraksi Penguap ....…………………………… 7
BAB III PEMBAHASAN …………………………………........ 9
3. 1 Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Rendemen ....... 9
3. 2 Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Minyak .. 10
3. 2. 1. Aroma ……………………………………… 10
4. 1 Kesimpulan ……………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1. 1 Latar Belakang
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils,
atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang
berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada
150 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional
dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia. Meskipun banyak jenis
minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis
minyak atsiri yang telah berkembang dan sedang dikembangkan di Indonesia.
iv
proses pengolahan terhadap bunga melati menjadi produk olahan. Salah satu
contoh pengolahan bunga melati yaitu diolah menjadi minyak atsiri. Salah satu
metode untuk mendapatkan minyak bunga melati adalah metode ekstraksi
pelarut menguap.
1. 2 Rumusan Masalah
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Minyak Atsiri
Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
minyak terbang. Pengertian atau definisi minyak atsiri yang ditulis dalam
Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri
merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, dan biji maupun dari bunga
dengan cara ekstraksi (Sastrohamidjojo 2004). Minyak atsiri mempunyai sifat-
sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, umumnya
larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri akan
mengabsorpsi oksigen dari udara sehingga akan berubah warna, aroma, dan
kekentalan sehingga sifat kimia minyak atsiri tersebut akan berubah (Ketaren
1985).
6
non migas yang dibutuhkan oleh berbagai negara. Aplikasi banyak digunakan
pada berbagai industri antara lain
2) industri farmasi sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, dan anti bakteri,
4) industri kosmetik dan personal care product seperti sabun, pasta gigi,
lotion, skin care, produk-produk kecantikan, dan sebagainya,
5) industri parfum.
Penggunaan minyak atsiri dapat melalui konsumsi langsung melalui mulut atau
dengan pemakain luar. Minyak atsiri yang dikonsumsi secara langsung dapat
berupa makanan atau minuman seperti jamu yang mengandung minyak atsiri,
penyedap, flavor ice cream, permen, dan pasta gigi. Pemakaian luar minyak
atsiri antara lain pemijatan, lulur, obat luka, pewangi (parfum), pewangi
ruangan, lotion, dan sebagainya (Ketaren 1985).
2. 2. Minyak melati
7
Pengambilan minyak atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak
bisa dilakukan dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada bunga
melati, sedap malam, violet, jonquil, dan beberapa jenis bunga lainnya. Hal ini
disebabkan oleh penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif
lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisa,
polimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya
yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen
minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah (Ketaren, 1985). Oleh
karena itu melati harus diproses dengan metode ekstraksi lain untuk mengambil
minyak atsirinya (minyak melati). Salah satu metode ekstraksi yang dapat
dilakukan untuk melati adalah metode enfleurasi (ekstraksi dengan lemak
dingin) dan ekstraksi pelarut menguap (Sani, 2012).
2. 3 Ekstraksi Penguap
8
tertinggi dibandingkan dengan rasio 1:1 dan 1:2. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari rasio bunga dengan pelarut
terhadap rendemen dan mutu minyak melati yang dihasilkan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
kesempatan untuk bersentuhan antara bunga melati dengan n-heksan semakin
besar sehingga rendemen juga akan bertambah sampai titik jenuh larutan,
akan tetapi setelah mencapai waktu optimal jumlah minyak yang terambil
mengalami penurunan.
3. 2. 1. Aroma
Uji organoleptik ini terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama, panelis
menguji panelis menguji keharuman aroma dan tingkat kewangian terhadap
aroma minyak bunga melati yang dihasilkan dengan bahan uji pembanding
berupa minyak bunga melati yang sudah beredar dipasaran (komersil) dan
yang kedua menguji keharuman aroma dan tingkat kesukaan terhadap aroma
minyak bunga melati hasil penelitian. Hasil pengujian tingkat kewangian
minyak bunga melati terlihat pada Gambar 2.
11
Rata-rata panelis menyatakan bahwa tingkat kewangian minyak bunga
melati baik minyak bunga melati hasil ekstraksi maupun minyak bunga melati
komersil masuk pada kategori wangi. Akan tetapi, ada perlakuan yang masuk
pada kategori agak wangi yaitu perlakuan lama ekstraksi 16 jam. Adapun
pengaruh lama ekstraksi terhadap aroma minyak bunga melati yaitu pada
perlakuan lama ekstraksi 12 jam waktu yang optimal untuk mendapatkan
wangi yang baik, karena lama ekstraksi yang pendek akan memberikan hasil
yang rendah sebab tidak semua komponen dapat diharapkan untuk terekstrak
sedangkan semakin lama waktu ekstraksi akan menyebabkan minyak atsiri
menguap dan mengalami oksidasi, sehingga menimbulkan perubahan bau
(Irawan, 2010).
3. 2. 2. Bobot Jenis
12
Secara keseluruhan, nilai bobot jenis minyak bunga melati hasil ekstraksi
antara 0,8446 hingga 0,8675. Perlakuan lama ekstraksi berpengaruh terhadap
nilai bobot jenis. Semakin lama ekstraksi, maka semakin tinggi pula nilai
bobot jenis minyak bunga melati yang dihasilkan. Hal ini diduga karena
semakin lama ekstraksi maka semakin banyak komponen yang terekstraksi
dari dalam bunga sehingga menaikkan nilai bobot jenisnya.
13
3. 2. 4. Kadar Sisa Pelarut
14
pelarut. Rekapitulasi nilai rata-rata rendemen dan mutu minyak bunga melati
hasil ekstraksi menggunakan metode pelarut menguap dengan tiga perlakuan
yang berbeda tersaji pada Tabel 3.
15
menjadi dua golongan yaitu golongan hidrokarbon yang terbentuk dari unsur
karbon (C) dan hidrogen (H) dan golongan hidrokarbon teroksigenasi yang
terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).Guenther
(1987) menyebutkan bahwa golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan
senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya beraroma lebih
wangi dan mempunyai kelarutan yang tinggi dalam alkohol encer, serta lebih
tahan dan stabil terhadap proses oksidasi dan resinifikasi. Sebaliknya,
senyawa hidrokarbon lebih mudah mengalami proses oksidasi dan resinifikasi
di bawah pengaruh cahaya dan udara atau pada kondisi penyimpanan yang
kurang baik, sehingga dapat merusak aroma dan menurunkan nilai kelarutan
minyak dalam alkohol. Berdasarkan analisis GC-MS, minyak bunga melati
dengan perlakuan 16 jam karena perlakuan tersebut yang terbaik berdasarkan
hasil penelitian ini mengandung 38 komponen dengan persentase komponen
utama dapat dilihat pada Tabel 5.
16
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Amiarsi, D., Yulianingsih, dan Sabari S.D. 2006. Pengaruh Jenis dan
Perbandingan Pelarut terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar.
Jurnal Hortikultura 16 (4) : 356-359.
Benedicta, Nur Oktavia, dkk. 2016. Pengaruh Rasio Bunga Dengan Pelarut
Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Melati (Jasminum Sambac)
Menggunakan Metode Ekstraksi Pelarut Menguap (Solvent Extraction).
Jurnal Teknotan Vol. 10 No. 2, November 2016
Atawia, B.A., S.A.S. Hallabo, and M.K Morsi. 1988. Effect of type of solvent
on quantity and quality jasmine concrete and absolute. Egyptian J. Food
Sci. l6(1-2):213224.
Prabawati, S., Endang D.A., Suyanti, dan Dondy. 2002. Perbaikan Cara
Ekstraksi untuk Meningkatkan Rendemen dan Mutu Minyak Melati. Jurnal
Hort. Vol. 12 No. 4 : 270-275.