FARMAKOGNOSI II
MINYAK ATSIRI DAN RESIN
disusun oleh:
Angdel Batubara_21011014
Bunga Andika Pratama Putri Caniago_21011045
Julia Khoirunnisa_21011112
Laras Karmila Zaida_21011120
Shintia Pratiwi_21011219
STRATA 1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG
PADANG
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Minyak Atsiri dan Resin"
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakognosi II. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang minyak atsiri dan resin
bagi para pembaca dan juga bagi kami penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….3
BAB 1…………………………………………………………………….4
PENDAHULUAN……………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………4
1.3 Tinjauan Penulisan……………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….6
2.1 Definisi minyak atsiri…………………………………………..6
2.2 Pemerian minyak atsiri…………………………………………6
2.3 Identifikasi minyak atsiri……………………………………….6
2.4 Sifat kimia minyak atsiri……………………………………….7
2.5 Komponen utama minyak atsiri………………………………..10
2.6 Penggolongan secara umum…………………………………...10
2.7 Kegunaan bagi seorang farmasi………………………………..10
2.8 Definisi resin…………………………………………………...12
2.9 Sifat kimia resin………………………………………………..12
2.10 Penggolongan resin……………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri adalah salah satu jenis minyak nabati yang multi manfaat.
Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun,
bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama
minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas (Rusli, 2010).
Pemanfaatan minyak atsiri cukup beragam, tidak hanya sebagai parfum,
kosmetik, bahan tambahan makanan penambah cita rasa, obat luar (obat gosok,
obat pijat, aromaterapi), dan industri farmasi (Chamorro et al., 2012) tetapi
dimanfaatkan juga sebagai antimikroba (antijamur dan antibakteri) dan
antioksidan (Silva et al., 2012; Martins et al., 2014), antiserangga (Khani &
Heydarian, 2014), dan antiinflamasi (Miguel, 2010).
Resin (damar) adalah suatu campuran yang kompleks yang berasal dari
tumbuhan daninsekta, berupa sekret (eksudat),terbentuk pada skizogen
danskozolisigen pada batang.Beberapa peneliti percayabahwa resin tidak lain
adalahproduk oksidasi dari zat-zatterpenoid
4
1.3.2 Mengetahui bagaimana pemerian miyak atsiri
1.3.3 Mengetahui identifikasi minyak atsiri
1.3.4 Mengetahui apa saja sifat kimia minyak atsiri
1.3.5 Mengetahui bagaimana komponen utama minyak atsiri
1.3.6 Mengetahui apa saja penggolongan minyak atsiri
1.3.7 Mengetahui apa saja kegunaan minyak atsiri bagi seorang pharmacist
1.3.8 Mengetahui apa itu resin
1.3.9 Mengetahui apa saja penggolongan resin
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3.Kocok sejumlah minyak dg lar. NaCl P volume sama, biarkan memisah
volume lapisan air tidak boleh memisah(DepKes RI, 1985).
Identifikasi lebih lanjut:
1. Bobot per ml (BJ)
Perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume air yang
sama dengan volume minyak yang sama pula. Semakin besar fraksi berat yang
terkandung dalam minyak maka semakin besar pula nilai densitasnya.
2. Indeks bias
Indeks bias suatu zat (n) adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam
hampa udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut. Indeks bias dapat
pula didefinisikan perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias.
Kecuali dinyatakan lain indeks bias dinyatakan dengan menggunakan sinar
natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm pada suhu 20o. Alat untuk
menentukan indeks bias adalah Refraktometer .
3. Bilangan Asam
Jumlah miligram KOH 0,1 N untuk menetralkan asam lemak bebas yang
terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Senyawa asam --> mengubah bau khas minyak atsiri --> karena lama
penyimpanan minyak dan adanya kontak antara minyak atsiri dengan udara /
lembap --> reaksi oksidasi dengan udara yang dikatalisis oleh cahaya sehingga
terbentuk senyawa asam (Heinrich.M.et al ,2009)
7
satu genus tetapi berbeda spesies dan kandungan kimia di dalamnya. Menurut
Sumangat dan Ma'mun (2003), nilai bobot jenis minyak ditentukan oleh
komponen kimia yang terkandung di dalamnya. Semakin tinggi kadar fraksi berat
dalam minyak atsiri maka bobot jenisnya semakin tinggi. Selain itu perbedaan
bobot jenis dapat disebabkan oleh perbedaan kultivar, umur panen dan kondisi
tempat tumbuh dan metode penyulingan yang digunakan (Wibowo et al., 2007).
2. Indeksbias
Hasil pengujian menunjukkan bahwa indeks
bias minyak cupressus dari daun segar dan daun kering adalah 1,478 dan 1,481.
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara
dengan kecepatan cahaya di dalam zat cair pada suhu tertentu. Indeks bias minyak
atsiri berhubungan erat dengan komponen yang tersusun dalam minyak atsiri yang
dihasilkan. Semakin banyak komponen berantai panjang atau komponen bergugus
oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri akan bertambah
sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks bias minyak lebih besar (Armando, 2009). Sementara itu
Guenther (1990) melaporkan bahwa nilai indeks bias juga dipengaruhi oleh
adanya air dalam kandungan minyak tersebut. Semakin banyak kandungan airnya,
semakin kecil nilai indeks biasnya. Hal ini karena sifat air yang mudah
membiaskan cahaya yang datang. Sehingga, minyak atsiri dengan nilai indeks bias
lebih besar, akan lebih bagus mutunya dibanding minyak atsiri dengan nilai
indeks bias yang kecil.
3. Putaranoptik
Hasil analisis putaran optik minyak cupresus
adalah memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kanan yaitu +16o. Hasil ini tidak
jauh berbeda dengan minyak atsiri jenis Cupressus samperviren dengan putaran
optik antara + 15o sampai + 30o (Aromatic, 2013). Minyak atsiri mempunyai sifat
memutar bidang polarisasi ke arah kanan (dex trorotatory) atau kiri (levorotatory)
bila ditempatkan dalam sinar atau cahaya. Besarnya putaran o ptik tergantung
pada j enis dan konsentrasi senyawa, panjang jalan yang ditempuh sinar melalui
senyawa tersebut dan suhu pengukuran (Guenther, 1990). Derajat rotasi dan
arahnya penting untuk menentukan kriteria kemurnian minyak atsiri. Minyak
8
atsiri yang sudah dicampur dengan minyak bumi atau bahan impuritas lainnya
seperti minyak castor akan mempunyai putaran optik yang sangat berbeda dengan
minyak atsiri asli. Misalnya besaran putaran optik minyak atsiri asli bernilai
negatif (−), dengan penambahan bahan lain akan menghasilkan minyak dengan
putaran optik bernilai positif (+ ) atau mengalami penurunan nilai putaran optik
(G uenther, 1990).
4. Kelarutandalamalkohol
Hasil analisis menunjukkan bahwa kelarutan
minyak cupresus dalam alkohol 95% adalah 1:4. Tingkat kelarutan minyak dalam
alkohol dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi senyawa yang dikandungnya.
Menurut Guenther (1990), pada umumnya minyak atsiri yang mengandung
senyawa terpena teroksigenasi lebih mudah larut dalam alkohol daripada yang
mengandung
terpena tak teroksigenasi. Semakin tinggi kandungan terpena tak teroksigenasi
maka makin rendah daya larutnya atau makin sukar larut dalam alkohol (pelarut
polar), karena senyawa terpena tak teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar
yang tidak mempunyai gugus fungsional. Hasil analisis G CMS menunjukkan
bahwa minyak Cupressus benthamii mempunyai senyawa terpen yang cukup
tinggi diantaranya; ɑ -pinene, sabinene, 4-terpineol, (+)-epi-
bicyclosesquiphelandrene, dan γ-terpinen. Hal inilah yang menyebabkan minyak
cupressus sukar larutdalamalkohol. Salahsatuminyakyangsukar larut dalam
alkohol adalah minyak cedar wood yang diperoleh dari penyulingan kayu
Juniperus virginiana, yang banyak mengandung terpen, dengan kelarutan
mencapai 1:10-1:20 volume alkohol (E ssential oil catalogue, 2011).
5. BilanganAsam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan
adanya kandungan asam organik pada minyak tersebut. Asam organik pada
minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan
untuk menentukan kualitas minyak. Semakin besar kandungan asam dalam suatu
minyak atsiri, mutunya semakin rendah, karena asam sangat mudah berubah oleh
reaksi oksidasi yang menyebabkan berubahnya aroma minyak tersebut (Sipahelut,
2012). Hasil analisis menunjukkan bahwa minyak Cupressus benthamii dari daun
9
kering yang disuling dengan metode kukus mempunyai bilangan asam 3,8 mg
KOH/g sampel, sedangkan minyak Cupressus benthamii dari daun segar
mempunyai bilangan asam 4,1 mg KOH/g sampel. Besarnya bilangan asam
Cupressus benthamii dari daun segar diduga karena perbedaan kandungan
senyawa asam dalam bahan baku.
10
Keuntungan dari produk aromaterapi jenis dupa ini adalah harga yang relatif
murah dan banyak diminati
Kerugian dari produk aromaterapi ini adalah kandungan minyak atsiri akan rendah
ketika dupa tersebut dibakar, karena sifat dari minyak atsiri yang mudah menguap.
3. Garam aromaterapi
Sediaan garam aromaterapi digunakan sebagai salah satu produk mandi.
Keuntungan dari produk aromaterapi ini adalah untuk merelaksasikan tubuh
memberikan perasaan tenang, dengan terbentuknya foaming.
Penggunaan garam aromaterapi ini biasanya untuk menghilangkan rasa sakit di
kaki.
4. Lilin
Lilin aromaterapi adalah salah satu produk alternatif yang dapat dirasakan
khasiatnya dengan menggunakan indra penciuman (secara inhalasi). Menurut
Raharja tahun 2016, produk lilin aromaterapi ini dapat dirasakan dengan cara
penghirupan aroma dari tetesan minyak atsiri dalam wadah berisi air panas.
Keuntungan dari lilin aromaterapi ini adalah dari sisi penggunaan sangat mudah
dilakukan. Tetapi kerugiannya yaitu wangi minyak atsiri dari produk aromaterapi
tersebut baru dapat dirasakan ketika dibakar.
5. Krim Pijat
Krim Pijat merupakan salah satu produk aromaterapi dengan menggunkan
minyak atsiri sekitar 2% dan bahan tambahan yang berfungsi sebagai basis dalam
pembuatan krim. Keuntungan dari krim pijat ini adalah untuk memberikan rasa
panas pada tubuh dan aroma yang wangi dari minyak atsiri.
6. Sabun
Sabun merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mandi. Sama
halnya dengan garam aromaterapi, fungsi sabun aromaterapi ini untuk
memberikan rasa segar pada tubuh serta menghilangkan bakteri yang ada pada
tubuh.
7. Roll on
Sediaan aromaterapi jenis ini merupakan sediaan yang paling banyak
digunakan saat ini. Di samping penggunaannya yang unik, mudah, dan menarik,
sediaan ini mampu menghilangkan rasa pegal, pusing, sakit kepala, serta kondisi
11
tidak enak lainnya. Penambahan minyak atsiri pada sediaan ini sekitar 2% dari
total komposisi lainnya.
Berdasarkan kandungan
1) Asam-asam resinat
2) Asam abitat dalam colopholium
3) Asam kkopaivat dalam oksikopaivat
4) Alkohol-alkohol resinat
5) Ester
6) Resene-resene : alban, luavil, dari gutta rescha
12
Berdasarkan isinya
Resin (damar), berupa zat padat, larut dalamalkohol/pelarut-pelarut organik
lainnya dan tidak larutdalam air.
Resin/damar gom (gummi resin), campuran gom danminyak dan disebut juga
damar lendir. Contoh : Asofoetida,Myrrh
Oleoresin, campuran homogen dari resin dengan minyakatsiri yang diperoleh dari
ekstraksi dengan menggunakanpelarut organik. Contoh : Terpentin, Canada
Balsam, Cubeba
Berdasarkan tsirch
1. Damar Ester atau Ester Harza
2. Damar Resin atau Resin HarzaBiasa disebut dengan resin-resin saja atau poli-
oksiresin. Sebagian adayang masih mengandung gom seperti Myrrh dan
olibanum. Contohnya :Mastiks dan Damar
13
4. Damar-damar berwarna atau FarbharzeSama sekali bukan gom, karena rresin
tidak larut dalam air. Contoh :Gummi gutti
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri adalah salah satu jenis minyak nabati yang multi manfaat.
Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun,
bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama
minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas (Rusli, 2010).
Resin (damar) adalah suatu campuran yang kompleks yang berasal dari
tumbuhan daninsekta, berupa sekret (eksudat),terbentuk pada skizogen
danskozolisigen pada batang.Beberapa peneliti percayabahwa resin tidak lain
adalahproduk oksidasi dari zat-zatterpenoid.
3.2 Saran
Pembaca diharapkan mengerti, memahami dan menghayati makalah ini.
Penulis diharapkan lebih baik lagi dalam menulis makalah ini.
Penulis diharapkan mengkaji lebih dalam hal yang berkaitan dengan judul
makalah.
Semoga bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.
15
DAFTAR PUSTAKA
16