Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

APLIKASI TEKNIK PENGEMASAN PADA INDUSTRI MINYAK ATSIRI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengemasan Bahan Hasil Pertanian

Dosen Pengampu : Dr. S. Rosalinda,S.T.,MT

Disusun Oleh :
Kelompok : 5 (Lima)
Nama (NPM) : Riza Fajrun N 240110160040
Sumarna 240110160042
Alya Sendetiana 240110160076
Rini Nurul F. 240110160108
Wilyam Leryon 240110167001

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadhirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “APLIKASI TEKNIK
PENGEMASAN PADA INDUSTRI MINYAK ATSIRI”. Penyusun berterima
kasih kepada Dr. S. Rosalinda,S.T.,MT, selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengemasan Bahan Hasil Pertanian yang telah membimbing penyusun sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagai
penambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Penyusun menyadari bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Penyusun juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Jatinangor, November 2019

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman rempah-rempah.
Kekayaan alam akan berbagai tanaman hayati, telah menempatkan Indonesia
sebagai salah satu negara pengekspor rempah-rempah terbesar di dunia sampai
sekarang disamping India dan Cina. Pemerintah mengakui rempah-rempah
merupakan salah satu bahan ekspor non migas yang paling stabil dan sebagai
salah satu penyumbang devisa negara cukup besar. Hal ini teruji pada saat krisis
moneter tahun 1998 rempah-rempah merupakan komoditas ekspor Indonesia yang
paling menguntungkan. Berdasarkan data tersebut Indonesia menjadikan rempah-
rempah sebagai salah satu topik penelitian unggulan saat ini.
Minyak atsiri merupakan salah satu produk bahan rempah-rempah.
Minyak atsiri lazim disebut minyak yang mudah menguap (volatil oils). Minyak
atsiri umumnya berwujud cair, diperoleh dari bagian tanaman akar, kulit batang,
daun, buah, biji atau bunga dengan cara destilasi uap, ekstaksi atau dipres
(ditekan). Minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak akar wangi, minyak
nilam, minyak kenanga, minyak kayu cendana merupakan beberapa bahan ekspor
minyak atsiri Indonesia. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi,
parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang
hasil sintesis senyawa turunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon,
aditif biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun screen
block dan banyak lagi kegunaan lainnya. Kemampuan untuk melakukan konversi
komponen minyak atsiri menjadi menjadi senyawa-senyawa yang lebih berguna
merupakan suatu hal penting yang mendesak sekarang. Hal ini disebabkan
senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia harganya jauh lebih
mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor oleh Indonesia .Oleh sebab
itu,makalah ini akan mempelajari tentang minyak atsiri agar lebih banyak
diketahui oleh masyarakat luas.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pokok dalam uraian ini antara lain:
1. Apa definisi dari minyak atsiri ?
2. Bagaimana sifat-sifat minyak atsiri ?
3. Apa saja klasifikasi minyak atsiri ?
4. Bagaimana cara memperoleh minyak atsiri ?
5. Apa manfaat dan fungsi minyak atsiri ?
6. Apa sumber-sumber minyak atsiri ?
7. Apa teknik pengemasan minyak atsiri?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang minyak atsiri
2. Mengetahui sifat-sifat minyak atsiri
3. Mengetahui klasifikasi minyak atsiri
4. Mengetahui cara memperoleh minyak atsiri
5. Mengetahui manfaat dan fungsi minyak atsiri
6. Mengetahui sumber-sumber minyak atsiri
7. Mengetahui teknik pengemasan minyak atsiri
1.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Minyak Atsiri


Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil),
Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok
besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.
Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau
ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran
yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya.Kata essential oil diambil dari kata quintessence,
yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada
konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa
tumbuhan (misalnya rempah-rempah, daun-daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis
untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang
secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat
dilepaskan dari bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan
mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat didalam bahan bakunya.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama
dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap
senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat

3
menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri
merupakan komponen penting dalam aromaterapi.

2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri


a. Sifat Fisika
1. Bau yang Karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan
tanaman tertentu, seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan
rimpang. Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar (25 0C)
tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan
tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik
tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
2. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu
250C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama.
Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer. Berat jenis
minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis
merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan
kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
3. Kelarutan dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan
banyaknya minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol.
Setiap minyak atsiri mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang
spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk menentukan suatu
kemurnian minyak atsiri.

b. Sifat Kimia
1. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya
kandungan asam organik pada minyak tersebut. Asam organik pada
minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat
digunakan untuk menentukan kualitas minyak (Kataren, 1985)

4
2. Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang
diperlukan untuk penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada
minyak dapat menandakan bahwa minyak tersebut mempunyai aroma
yang baik.
Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah
menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan
perubahan secara fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan
sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
a. Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran
bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya
penguapan secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara
yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada
udara kering bersuhu rendah.
b. Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dibagi menjadi beberapa proses, yaitu:
a. Proses ekstraksi: perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena
suhu ekstraksi terlalu tinggi.
b. Proses distilasi: perubahan sifat kimia pada proses ini terutama
disebabkan karena adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
c. Proses pengepresan: perubahan sifat kimia pada proses ini
terutama disebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan
udara.

2.3 Klasifikasi Minyak Atsiri


Minyak atsiri diklasifikan berdasarkan komponen utama yang terdapat
dalam prosentasi yang paling tinggi dan merupakan isi yang penting untuk
penggunaan m.a. dalam farmasi. Klasifikasi minyak atsiri antara lain:
Minyak atsiri hidrokarbon, alkohol, fenol, eter fenolik, oksida, dan ester.
1. Minyak Atsiri Hidrokarbon

5
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar
terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya minyak terpentin
diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili Pinaceae).
Komponen Hidrokarbon dalam minyak atsiri :
a. Hidrokarbon alifatik (asiklik), misal : mirsan
b. Hidrokarbon aromatic, misal : Naftalen
c. Seskuiterpen monosiklik, misal : Zingiberen
2. Minyak Atsiri Alkohol
Alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri digolongkan menjadi :
a. Alkohol asiklik, misal : geraniol, linolol dan sitronelol
b. Alkohol terpen, misal : mentol, borneol
c. Alkohol seskuiterpen, misal: Santalol (minyak sandalwood) dan
gingerol.
3. Minyak Atsiri Fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini
diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia
caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian
yang dimanfaatkan bunga dan daun.
4. Minyak Atsiri Eter Fenolik
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas
berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari
Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang
dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti
anetol, sineol, pinena dan felandrena.
5. Minyak Atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari
isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen
penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).
6. Minyak Atsiri Ester
Minyak gandapura merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini
diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L (famili

6
Erycaceae). Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang
merupakan bentuk ester.

2.4 Cara Memperoleh Minyak Atsiri


Komponen minyak atsiri dalam tumbuhan terdapat dalam jumlah yang
sangat kecil, sehingga diperlukan bahan awal yang besar jumlahnya untuk
memperoleh minyak atsiri yang memadai jumlahnya untuk diteliti.
Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak atsiri antara lain :
1. Metode Penyulingan ( Destilasi )
Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan
metode penyulingan (Guenther, 1987). Bahan untuk penyulingan biasanya
diambil pada pagi hari secepat mungkin setelah embun menghilang. Ada
tiga metode penyulingan yang digunakan dalam industri minyak atsiri,
yaitu : Penyulingan dengan air (hydrodistillation), Penyulingan dengan air
dan uap (hydro and steam distillation), dan Penyulingan dengan uap
langsung (steam distillation)
Dalam setiap metode penyulingan bahan tumbuhan, baik dengan
penyulingan air, penyulingan air dan uap atau penyulingan uap minyak
atsiri hanya dapat diuapkan jika kontak langsung dengan uap panas.
Minyak dalam jaringan tumbuhan mula-mula terekstraksi dari kelenjar
tanaman dan selanjutnya terserap pada permukaan bahan melalui peristiwa
osmosis (Guenther, 1987). Lamanya penyulingan yang dilakukan pada
setiap tumbuhan tidak sama satu dengan yang lain tergantung pada mudah
atau tidaknya minyak atsiri tersebut menguap, dua sampai delapan jam
tersebut secara maksimal.
2. Maserasi dengan Lemak/Minyak
Kebanyakan bahan flavon bersifat larut dalam lemak atau minyak,
tetapi mempunyai range polaritas yang lebar. Minyak dapat bertindak
sebagai pelarut dan merupakan medium yang dapat melindungi bahan
yang mudah menguap. Lemak/minyak mempunyai daya absorbsi yang
tinggi dan jika dicampur dan kontak dengan bunga yang beraroma wangi,
maka lemak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga

7
tersebut. Pada akhir proses, minyak dari bunga tersebut diekstraksi dari
lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan
(Guenther, 1987).
3. Ekstraksi dengan pelarut menguap
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak
atsiri adalah dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap
(Mondello, dkk, 1997). Contoh pelarut yang digunakan adalah dietil eter
untuk mengekstraksi daun Citrus aurantium. (Juchelka, dkk, 1996).
Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga hasil penyulingan,
maka minyak hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut lebih
mendekati aroma bunga alamiah, namun demikian metode ini juga
mempunyai kelemahan yaitu kesulitan penghilang residu pelarut dari
ekstrak (Pino, dkk, 1997).
4. Ekstraksi dengan Karbon Dioksida ( CO2 ) Superkritis
Ekstraksi dengan karbon dioksida superkritis pada prinsipnya
didasarkan pada kelarutan senyawa-senyawa aromatik dari bahan nabati
dalam CO2. Bahan nabati dan CO2 dimasukkan kedalam ekstraktor berupa
labu yang diberi tekanan dan temperatur yang telah diatur, kemudian CO2
dipompa kedalam separator pada tekanan dan temperatur yang rendah,
yang kemudian masuk kedalam tangki ekstraksi. Kelebihan CO2
dimurnikan kembali didalam bejana terisi arang (charcoal trap).
Keuntungan dari metode ini adalah tidak menggunakan pelarut yang
beracun, biaya murah, mampu mengisolasi senyawa termolabil tanpa
diikuti denaturasi karena dilakukan pada temperatur rendah, juga
kemungkinan untuk memperoleh produk baru dengan komposisi yang
biasanya diperoleh dengan teknik distilasi (Pino, dkk, 1997). Namun
demikian metode ini juga mempunyai kekurangan yaitu dalam hal
penentuan kondisi untuk ekstraksi dari minyak atsiri dari tumbuhan
tertentu (Boelens dan Boelens, 1997).

8
2.5 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri
Minyak atsiri biasanya dimanfaatkan sebagai salah satu campuran
pada bahan baku pada industri kosmetik, sabun dan deterjen, farmasi, produk
makanan dan minuman dan masih banyak produk lainnya. Minyak atsiri
digunakan sebagai pengikat aroma pada industri kosmetik dan farmasi serta
sebagai pemberi rasa pada industri makanan.
Beberapa fungsi dari minyak atsiri adalah:
a. Membantu proses penyerbukan
b. Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
c. Sebagai cadangan makanan dalam tanaman

2.6 Sumber Minyak Atsiri


Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200
spesies tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak  atsiri dapat bersumber pada
setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan
akar atau rhizome.
Bagian
Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal
Tanaman

Sereh wangi Cymbopogon nardus Daun Srilanka


R

Nilam Pogostemon cablin Daun Malaysia,


(patchouli) Indonesia
Benth

Kayu Putih Melaleuca Daun Indonesia

(cajuput) Leucadenron

Sereh dapur Cymbopogon citrates Daun Madagaskar,


Guetemala
(lemon grass)

Kenanga Cananga odorata Bunga Indonesia

(cananga) Hook

Cengkeh Caryophyllus Bunga Zanzibar,

9
(clove) Indonesia,
Madagaskar

Lavender Lavandula offcinalis Bunga Perancis, Rusia

Chaix

Mawar (rose) Rosa alba L Bunga Bulgaria, Turki

Kapolaga Elettaria cardamomun Biji India, amerika


(cardamom)
L

Adas (fennel) foeniculum fulgares Buah/Kulit Eropah,


Buah tengah, Rusia
Mill

Akar wangi Vetiveria zizanioides Akar/rhizoma Indonesia,


(Vetiver) Lousiana
Stap

Kunyit Curcuma longa Akar/rhizoma Amerika


(Turmeric) selatan

Jahe (ginger) Zingiber officinale Akar/rhizoma Jamaika

Roscoe

“Camphor” Cinnamomun Batang/kulit Formosa,


buah Jepang
Camphora L

10
BAB III
TEKNIK PENGEMASAN

Bahan kemasan harus memenuhi persyaratan umum diantaranya, yaitu :


bentuk dan rupa yang menarik, kuat, mudah dipakai, tidak beracun dan dapat
menjamin mutu produk yang dikemas. Selain persyaratan umum, bahan kemasan
yang digunakan untuk minyak atsiri termasuk minyak nilam memerlukan
persyaratan khusus yang dihubungkan dengan sifat minyak yang mudah menguap,
dapat rusak karena pengaruh air, panas, cahaya, oksigen, dan dapat bereaksi
dengan bahan tertentu seperti logam dan jenis film tertentu (Ketaren, 1985).
Berdasarkan sifat yang dimiliki minyak alsiri, bahan kemasan harus
memenuhi persyaratan tertentu, yaitu tidak bereaksi dengan minyak, tidak dilalui
cahaya, dan tidak dipengaruhi oksigen, air dan lebih baik jika bersifat insulator
panas. Minyak nilam dalam jumlah kecil (< 5 liter) baik disimpan dalam botol
gelas berwarna sehingga lebih resisten terhadap cahaya. Dalam jumlah lehih besar
(> 5 liter) minyak nilam dapat disimpan dalam kemasan plastik karena beberapa
jenis plastik seperti polietilen, polistiren, dan poliester memiliki sifat resisten
terhadap bahan kimia (Ketaren, 1985). Untuk tujuan ekspor, minyak nilam banyak
dikemas dalam drum yang terbuat dari logam seperti seng dan besi yang dilapisi
dengan timah putih (galvanis) atau bahan plastik (coaling) yang tidak bereaksi
dengan minyak nilam. Kemasan aluminium dan stainless steel sangat baik
digunakan sebagai kemasan minyak nilam, namun jarang digunakan karena
harganya yang mahal.
Hasil penelitian Muchlis dan Rusli (1979), menunjukkan bahwa jenis
kemasan dan waktu penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap hobot jenis,
indeks bias, bilangan asam dan bilangan ester dari minyak nilam. Semakin lama
minyak nilam disimpan semakin besar bobot jenis, bilangan asam dan bilangan
esternya. Sampai penyimpanan 5 bulan sifat minyak masih memenuhi syarat mutu
atau standar perdagangan. Namun demikian masih ada keterbatasan di mana untuk
kemasan botol warna hijau minyak nilam masih memenuhi standar sampai
penyimpanan selarna 120 hari, sedangkan kemasan aluminium dan besi bertahan

11
sampai 90 hari. Dalam kemasan seng minyak nilam hanya dapat bertahan sampai
60 hari.

12
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap
dari bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan
atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan
campuran yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya. Berdasarkan sifat yang dimiliki minyak alsiri,
bahan kemasan harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu tidak bereaksi dengan
minyak, tidak dilalui cahaya, dan tidak dipengaruhi oksigen, air dan lebih baik
jika bersifat insulator panas.

4.2 Saran
Melihat dari persyaratan yang terdapat pada pengemasan minyak atsiri
perlu adanya kemasan yang lebih praktis dan efisien untuk bahan pengemas
minyak atsiri.
1.

13
DAFTAR PUSTAKA

Guenther, E. (1987).Minyak Atsiri jilid I (Terjemahan). Jakarta : UI Press. Hal.


44-484.

Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta, 21,
45-47, 142-143

NA Muchlis, S Rusli. 1978. "The total geraniol analysis problem. in citronella


oil". Bogor. Lembaga Penelitian Tanaman Industri.

14

Anda mungkin juga menyukai