Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI MINYAK ATSIRI KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii)

DENGAN METODE DESTILASI UAP-AIR

 Klasifikasi kayu manis


Kingdom : Plantae

Divisio : Gymnospermae

Sub divisi : Spermatophyta

Sub kelas : Dialypetalae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Ranales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii (Ness.) Bl

 Makroskopi kayu manis


Tinggi tanaman kayu manis berkisar antara 5 – 15 m, kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau
khas, kayunya berwarna merah coklat muda. Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling,
panjang tangkai daun 0,5 – 1,5 cm, dengan 3 buah tulang daun yang tumbuh melengkung. Bentuk
daun elips memanjang, panjang 4 – 14 cm, lebar 1,5 – 6 cm, ujung runcing, tepi rata, permukaan
atas licin warnanya hijau, permukaan bawah bertepung warnyanya keabu-abuan. Daun muda
berwarna merah pucat. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning.
Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian. Bunga ini tidak bertajuk
bunga. Benang sarinya besrjumlah 12 helai yang terangkai dalam empat kelompok, kotak sarinya
beruang empat. Persariann berlangsung dengan bantuan serangga. Buahnya buah buni berbiji satu
dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang. Warna buah muda hijau tua dan buah tua ungu tua.
Panjang buah sekitar 1,3 – 1,6 cm, dan diameter 0,35 – 0,75 cm. Panjang biji 0,84 – 1,32 cm dan
diameter 0,59 - ,68 cm.
 Kandungan zat kimia kayu manis
Kulit kayu manis mempunyai komposisi kimia yang sangat bermanfaat seperti minyak asiri.
Minyak atsiri yang berasal dari kulit komponen terbesarnya ialah cinnaldehida 60–70% ditambah
dengan eugenol, beberapa jenis aldehida, benzyl-benzoat, phelandrene dan lain–lainnya. Kadar
eugenol rata–rata 80–66%. Dalam kulit masih banyak komponen–komponen kimiawi misalnya:
damar, pelekat, tanin, zat penyamak, gula, kalsium, oksalat, dua jenis insektisida cinnzelanin dan
cinnzelanol, cumarin dan sebagainya (Rismunandar, 1995).

Kadar komponen kimia kulit kayu manis, tergantung pada daerah asal, secara rinci
komposisi kimia kayu manis sebagai berikut: kadar air 7,9%, minyak asiri 3,4%, alkohol ekstrak
8,2%, abu 4,5%, abu larut dalam air 2,23%, abu tidak dapat larut 0,013%, serat kasar 29,1%,
karbohidrat 23,3%, eter ekstrak yang tidak menguap 4,2%, nitrogen 0,66%. (Rismunandar dan
Paimin, 2001).

Penelitian terhadap minyak atsiri dari Cinnamomum burmannii yang berasal dari
Guangzhou, China yang dilakukan oleh Wang dkk (2009) melaporkan bahwa komponen mayor
minyak atsiri yang terkandung adalah transsinamaldehid (60,72%), eugenol (17,62%) dan kumarin
(13,39%). Minyak atsiri adalah senyawa organik yan diperoleh dari hasil metabolit sekunder
tanaman yang komposisi kimia minyak atsiri tergantung pada jenis tumbuhan, daerah tempat
tumbuh, iklim, dan bagian yang diambil minyaknya (Guanther, 2006).

Patokan mutu cinnamon bark oil menurut Essential oil Association of USA (EOA) meliputi
sifat alami dan kimiawi terlihat pada tabel berikut:

No. Parameter Zat/Ukuran


1 Warna, penampilan, dan bau Cairan kuning dengan bau
kayu manis dan rasa pedas
yang membakar;
2 Berat jenis pada 250C 1,010 sampai 1,030;
3 Putaran optic 00 sampai 20 ;
4 Refractive index, 200C 1.5730 sampai 1.5910;
5 Kandungan 55% sampai 78%
cinnamicaldehyde
6 Kelarutan dalam alkohol 70% Larut dalam 3 volume

 Sinamaldehid

Rumus: C9H8O
Massa molar: 132,16 g/mol
Titik didih: 248°C
Kepadatan: 1,05 g/cm³
Titik lebur: -7,5°C
CID PubChem: 637511
Harga Rf standar : 0,62 (Wasia et al, 2017).

 Eugenol

Rumus: C10H12O2
Nama IUPAC: 4-Allyl-2-methoxyphenol
Titik didih: 254°C
Massa molar: 164,2 g/mol
Kepadatan: 1,06 g/cm³
Indeks bias : 1,5410 (suhu 20oC)

 Metode isolasi minyak atisiri


Minyak atsiri dapat diperoleh dengan 3 metode yaitu penyulingan atau destilasi,
ekstraksi, dan melalui pengepresan atau penekanan (Ketarn,1985). Destilasi adalah proses
pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih,
berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang
tidak larut dalam air. Titik didih komponen minyak mudah menguap berkisar antara 1500 C
sampai 3000 C pada tekanan 760mmHg. Pada proses penyulingan, komponen – komponen
yang bertitik didih rendah yang tersuling terlebih dahulu kemudian bertitik didih tinggi.

Destilasi atau penyulingan didefinisikan sebagai pemisah komponen-komponen suatu


campuran dari dua jenis cairan atau lebih yang berdasarkan perbedaan tekanan uap dari
masingmasing zat tersebut (Guenther, 1987).

1. Destilasi sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauhatau dengan salah satu komponen bersifat volatil.Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alcohol.

2. Destilasi bertingkat atau refraksionalisasi


Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis
ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen- komponen
dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu
yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.

3. Destilasi uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawaini
dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau
air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat
mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut
dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air.
4. Destilasi vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat
dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau
aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

Metode destilasi juga dapat dibagi menjadi 3 macam :


a. Destilasi Air
Pada sistem distilasi (penyulingan) dengan air, bahan yang akan disuling langsung
kontak dengan air mendidih. Bahan akan dapat melayang atau seluruhnya dapat tenggelam
dalam air, hal ini tergantung pada berat jenis dan banyaknya bahan yang berada dalam ketel
penyuling. Oleh karena itu sistem ini sangat baik digunakan untuk penyulingan bahan yang
dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Saat penyulingan berlangsung, setiap butir-butir
minyak yang terdapat di dalam jaringan bahan dapat ditarik dari kelenjar dan di bawa ke
permukaan bahan oleh peristiwa osmosis. Kemudian bersama dengan uap air menuju alat
pendingin (kondensor), dan akhirnya ditampung dengan alat pemisah air dengan minyak.
kelemahan penyulingan dengan air langsung ialah sebagian zat kimianya yang dapat larut
dalam air dan mempunyai titik didih yang tinggi akan tetap terikat bersama air dalam ketel.
Alat-alat yang digunakan sederhana dan mudah dipindah-pindahkan. Rendemen minyak
umumnya rendah. Air sulingan yang dipisahkan dengan minyak sebaiknya dikembalikan
ke dalam ketel penyulingan agar minyak yang larut dalam air dapat tersuling kembali.

b. Destilasi Uap Air


Alasan pemilihan destilasi air uap yaitu selain cepat, alat sederhana dan praktis,
juga senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya tidak akan rusak oleh proses
hidrolisis akibat bersinggungan langsung dengan air. Destilasi dihentikan jika sudah tidak
ada lagi minyak atsiri yang tersari keluar dari simplisia. Penyimpanan minyak atsiri
ilakukan dalam flakon, ditutup aluminium foil, dan diberi serbuk Na2SO4 untuk mencegah
ketengikan.
Pada sistem penyulingan air dan uap, kondisi dalam ketel penyulingan selalu jenuh
dan basah. Bahan hanya berhubungan dengan uap, bukan dengan air yang mendidih. Uap
bertekanan rendah dalam jenuh basah, melalui bahan dan keluarnya butir-butir minyak dari
sel kelenjer dipengaruhi oleh kepadatan bahan dalam ketel tekanan uap, berat jenis dengan
kadar air bahan serta berat molekul komponen bahan disuling.

Salah satu keuntungan dari penyulingan air dan uap apabila dibandingkan dengan
penyulingan langsung bahwa uap yang tidak merata dapat dihindarkan. Uap bergerak
diseluruh permukaan dan dididihkan sehingga penetrasi uap kedalam jaringan-jaringan
bahan berjalan dengan baik dan sempurna. Kecepatan penyulingan dengan sistem
penyulingan air dan uap ini relatif lebih cepat apabila dibandingakan dengan sistem
penyulingan air langsung, dan hasil minyak yang diperoleh lebih banyak jumlahnya serta
mutu lebih baik.

c. Destilasi dengan Uap Langsung (steam distillation)


Pada dasarnya prinsip penyulingan dengan uap hampir sama dengan penyulingan
dengan air dan uap. Perbedaannya ialah bahwa air yang dipanaskan tidak terdapat dalam
ketel penyulingan, tetapi dalam boiler yang terpisah. Uap yang dihasilkan mempunyai
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara luar dan dialirkan melalui bahan yang terdapat
dalam ketel penyulingan. Dengan menggunakan uap dari boiler periode pertama suhu
bahan dalam ketel akan naik, dan sebagian dari uap akan berkondensasi. Uap yang
berkondensasi ini akan mengekstrak minyak yang terkandung dalam kelenjer-kelenjer
minyak pada bahan dan di bawa ke permukaan.

Apabila penyulingan dimulai dengan uap bertekanan tinggi akan terjadi penguraian
dari kandungan bahan. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan uap bertekanan
rendah kemudian secara berangsur-angsur tekanan dinaikkan. Biasanya tekanan mula-
mula 1 atsmosfer, kemudian secara berangsur-angsur dinaikkan sampai 3 atmosfer.
Apabila kadar minyak dalam bahan dianggap telah menurun sedengkan zat penting yang
mempunyai titk-titik didih tinggi belum tersuling, maka tekanan uap dapat dinaikan lagi.

Selama penyulingan suhu tekanan uap dalam ketel penyuling harus dijaga, karena
ini akan mengakibatkan mengeringnya bahan yang disuling dan merendahkan kadar
minyak yang dihasilkan, sedangkan tekanan uap yang tinggi menyebabkan terjadinya
penguraian komponen-komponen minyak. Oleh sebab itu penyulingan harus dimulai
dengan tekanan rendah, berangsur-angsur tekanan dinaikan.

Cara penyulingan ini cocok sekali digunakan untuk mengekstraksi minyak biji-
bijian, akar dan kayu-kayuan yang mengandung minyak dengan titik didih yang tinggi,
tidak baik untuk serbuk. Jumlah dan mutu minyah lebih tinggi dibandingan dengan cara
penyulingan terdahulu asal saja tidak terjadi atau pengumpulan waktu penyulingan. Air
distilasi yang dipisahkan dengan minyak dapat dibuang langsung.

Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1. Besarnya tekanan uap yang digunakan


2. Bobot molekul masing-masing senyawa
3. Kecepatan keluarnya minyak dari simplisia
Pembuatan minyak atsiri dengan cara penyulingan mempunyai beberapa kelemahan :

a. Tidak baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya
panas dan air.
b. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisia karena adanya air dan
panas.
c. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuling.
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
menentukan daya ikat terhadap bau, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal
dalam bahan (Sastrohamidjojo, 2004).

 Destilasi Stahl
Menurut Ketaren (1987) metode destilasi minyak atsiri salah satunya adalah destilasi
Stahl, metode ini pada prinsipnya sama dengan destilasi dengan air dan uap kecuali air
tidak diisikan dalam labu. Uap yang digunakan uap jenuh atau kelewat
panas pada tekanan lebih dari pada 1 atmosfir. Uap dialihkan melalui pipa uap
berlingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui
bahan yang terletak di atas saringan.
Keuntungan destilasi stahl adalah
1. Minyak atsiri yang diperoleh dapat langsung diukur pada buret
2. Optimal untuk isolasi bahan alam yang tahan pemanasan secara langsung
3. Pelarut tidak mengalami kekeringan
4. Suhu dapat diatur
5. Minyak atsiri yang dihasilkan tidak berhubungan langsung dengan udara luar
sehingga tidak mudah menguap.

Kekurangan destilasi stahl adalah

1. Tidak cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan


2. Proses ekstraksi lama
3. Perlu penambahan pelarut secara continue untuk menghindari kekeringan pada sampel

 Kontrol kualitas minyak atsiri

Kontrol kualitas yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kandungan kimia dalam
minyak atsiri tersebut menggunakan metode kromatografi gas dan spektrofotometri massa.
Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) merupakan metode pemisahan senyawa
organik yang menggunakan dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas untuk
menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa untuk menganalisis
kandungan dan struktur molekul senyawa analit (Mcnair, 2009).

Profil GC-MS digunakan untuk mengetahui komponen kimia yang terkandung dalam
sampel melalui bobot molekul dan fragmentasi molekul sehingga dapat diketahui struktur
kimia dari senyawa yang terekam. Komponen kimia dalam minyak kayu manis yang diuji
dapat diketahui jenisnya dengan membandingkan spektra dari spektroskopi massa sampel uji
dengan spectra library yang telah tersimpan dalam peralatan GC-MS.

Pada kromatogram ini terdapat waktu retensi (R.Time) yang menyatakan waktu dimana
komponen ini terpisahkan atau menguap dan terdeteksi oleh detektor pada GC-MS. Setiap
puncak memiliki nilai luas area tertentu, luas area ini berbanding lurus dengan kadar
komponen senyawa yang menyebabkan terbentuknya puncak ini. Oleh karena itu dalam
analisis ini perbandingan kadar bisa dilihat dari luas area yang dibentuk oleh puncak.

 Kontrol kualitas dengan penentuan indeks bias

Indeks bias minyak atsiri adalah perbandingan sinus sudut jatuh dan sinus sudut bias jika
seberkas cahaya dengan penjang gelombang tertentu jatuh dari udara menuju minyak atsiri.
Pengujian indeks bias sangat penting dalam penentuan kemurnian minyak atsiri. Karena jika
minyak tercampur dengan air atau substansi pemalsu, maka indeks biasnya akan menjadi
rendah. Indeks bias dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer. Jika cahaya melewati
media kurang padat (udara) ke media lebih padat (minyak), maka sinar akan membelok atau
membias dari garis normal. Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek
biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang, namun
sebaliknya jika terdapat campuran bahan – bahan yang memiliki berat molekul tinggi
(kerapatan tinggi) maka semakin tinggi pula indeks biasnya (Guenther, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E., 2006, Minyak Atsiri, Jilid 1, penerjemah Ketaren S., Penerbit UI Press, Jakarta
Rismunandar, 1995, Kayu Manis, Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismunandar, Paimin, F.B., 2001, Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan, Edisi Revisi,
Penebar Swadaya, Jakarta.

Sastrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta, :


Gadjah Mada University Press. Hal : 13-14.

Wang, R., Wang, R., Yang, B., 2009, Extraction of essential oils from five cinnamon leaves and
Identification of their volatile compound compositions, Innovative Food Science and
Emerging Technologies, 10, 289–292 .

Wasia, Nurul, H., Sudarma, I Made., Savalas, Lalu R. T., Hakim, Aliefman., 2017, Isolasi Senyawa
Sinamaldehid dari Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) dengan Metode
Kromatografi Kolom, J. Pijar MIPA, Vol. XII No.2, September 2017: 91-94.

Anda mungkin juga menyukai