Anda di halaman 1dari 7

SKEMA KERJA

1. Maserasi

Dimasukkan 200 gr serbuk kedalam bejana kemudian ditambah


dengan etanol 95% sebanyak 1,4 L

Direndam selama 6 jam sesekali diaduk kemudian diamkan


selama 18 jam

Setelah 24 jam, dipisahkan maserat dengan cara filtrasi. Diulangi


proses penyarian sekurangnya 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
yang sama

Filtrat dibuat ekstrak kental dengan cara diuapkan diatas penangas air sambil
diaduk, kemudian ekstrak kental yang diperoleh ditimbang dan dihitung
randemennya (disisihkan 5,5 gram untuk kontrol kualitas)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙


Cara menghitung randemen = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 x 100 %

2. Perkolasi
Ditimbang 100 gram simplisia halus tertentu yang telah dibasahi dengan 50 ml etanol 95%
lalu dimasukkan bejana tertutup selama minimal 3 jam

Disiapkan percolator bersih, dibagian bawah diberi kapas dan kertas saring

Dipindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam percolator sambil ditekan hati-hati,
ditambahkan kertas saring diatasnya

Dituang etanol 95% secukupnya sampau cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih
terdapat selapis cairan penyari. Percolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam
Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml/ menit dan ditambahkan berulang-ulang cairan
penyari secukupnya sen=hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia. Perkolat yang
keluar ditampung, perkolasi dilanjutkan sehingga jika 500 mg perkolat yang keluar terkahir
diuapkan tidak meninggalkan sisa

Perkolat diuapkan diatas penangas air dengan bantuan kipas diaduk sampai diperoleh ekstrak
dengan konsentrasi kental. Ditimbang bobit ekstrak kental yang diperoleh, dihitung randemen

3. Infundasi

Disiapkan bahan simplisia kemudian ditimbang 100 gram dan dimasukkan ke dalam
panci A dan ditambahkan aquades 1 L

Panci bagian bawah (B) ditambah air ledeng secukupnya hingga panci A
terendam sebagian. Panci A ditutup

Dipanaskan selama 15 menit, dihitung mulai dari suhu di dalam panci 90o C
(saat panci B mendidih)

Infusa diserkai dengan kain flannel, kemudian dibuat ekstrak kental

Infusa diuapkan diatas penangas air dengan bantuan kipas angina hingga
ekstrak mengental. Ditimbang ekstrak yang diperoleh dan dihitung
randemen
4. Ekstraksi dengan alat soxhlet
Disiapkan seperangkat alat soxhlet yang terdiri dari labu alas bulat, alat
soxhlet, dan pendingin

Dibuat wadah dari kertas saring yang berbentuk seperti silinder dengan
ukuran yang sesuai sehingga dapat masuk ke dalam alat soxhlet

Dimasukkan serbuk simplisia ke dalam silinder kertas saring lalu ujung


kertas saring dikatupkan dan ditekuk ke bawah sehingga tinggi silinder
kertas saring tidak melebihi pipa jalur distilasi

Ditambahkan etanol 95 % ke dalam labu alas bulat sejumlah volume


pelarut yang setara dengan 2-3 kali sirkulasi

Dilakukan ekstraksi hingga seluruh zat aktif dalam simplisia telah


tersari dengan maksimal. Pastikan bahwa aliran air pada alat
pendingin berjalan dengan baik

5. Fraksinasi
Sebanyak 3-5 gram ekstrak kental hasil maserasi difraksinasi
dengan heksana kemudian dipisahkan

Sisa ekstrak kembali difraksinasi dengan heksana. Diulangi 3 kali

Dikumpulkan fase heksana dan sisa ekstrak, kemudian diuapkan dengan


pemanasan diatas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental

Ditimbang fraksi kental dan dihitung randemen


6. Pembuatan Ekstrak kering

Ekstrak kental yang diperoleh dari fraksinasi ditambahkan bahan pengering


(aerosol, laktosa) sedikit demi sedikit dalam mortar dengan bobot maksimal
bahan pengering sebanyak 30 % b/b

7. Kontrol kualitas ekstrak


a. Perhitungan randemen
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
Randemen = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 x 100 %
b. Organoleptis
- Warna :
- Bau :
- Konsistensi :
c. Skrining Fitokimia golongan Alkaloid
- Direaksikan dengan pereaksi Meyer
Diambil 1 mL ekstrak kemudian ditambahkan 2 mL pereaksi Meyer,
jika terdapat endapan putih maka mengandung alkaloid

- Direaksikan dengan pereaksi Dragendroff


Diambil 1 mL ekstrak kemudian ditambahkan 2 mL pereaksi
Dragendroff , jika terdapat endapan merah bata maka mengandung
alkaloid

d. Susut pengeringan

Ekstrak diratakan dalam botol timbang, dengan menggoyangkan botol


hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5-10 mm

Ditimbang 1 gram ekstrak kental atau ekstrak kering dalam botol timbang yang
sudah memenuhi bobot (dipanaskan pada suhu 105o C selama 30 menit

Dimasukkan ke dalam ruang pengering, dibuka tutupnya, dikeringkan pada suhu


105o C selama 5 jam

Setelah dikeringkan 5 jam ekstrak dikeluarkan dan didinginkan dalam eksikator,


selanjutnya ditimbang kembali
Pengerjaan dilakukan setiap kali dengan lama pemanasan 30 menit sampai
tercapau bobot konstan (selisih 2 kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,25% )

Dihitung susut pengeringan

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑏𝑙𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑔)−𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑔)


Susut pengeringan = x 100 %
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑔)

e. Profil KLT

Ditimbang 100 mg ekstrak dilarutkan dengan etanol 95 % divortex sampai larut

Ditotolkan pada fase diam silica gel F254

Dikembangkan dengan fase gerak= heksan : etil asetat 7:3 dan


pembanding 2 µL piperin dalam methanol

Di deteksi dengan sinar tampak 254 nm dan UV 366 nm

f. Penetapan kadar dengan KLT Densitometri

Kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri yaitu alat untuk mengukur kuantitatif
secara langsung pada lempeng kromatografi lapis tipis (KLT). Densitometry
merupakan metode analisis instrumental yang didasarkan pada interaksi radiasi
elektromagnetik dengan analit yang merupakan bercak kromatografi lapis tipis (KLT).

Ditimbang 100 mg ekstrak kemudian dilarutkan dalam 5 ml etanol 95%, divortex


sampai semua larut

Dibuat larutan pembanding dengan 3-5 seri kadar


Larutan pembanding dan sampel ditotolkan pada lempeng KLT sebanyak 5
µL kemudian dielusi dengan fase gerak yang ditetapkan

Setelah selesai dielusi, lempeng diambil, diangin-anginkan, kemudian dilakukan


pengukuran puncak kromatogram dengan TLC Scanner. Ditentukan kadar senyawa
dengan persamaan regresi linier
Destilasi uap dan air

Ditimbang bahan sebanyak 1 kg

Diambil dandang dan diisi air secukupnya

Diletakkan bahan diatas penyekat berpori (angsang) dalam dandang,


kemudian dandang dihubungkan dengan kondensor yang telah
dilengkapi dengan penampung minyak atsiri

Dandang dipanaskan sehingga minyak akan terdestilir. Minyak ditampung


dalam alat penampung. Pemanasan dilakukan sampai tidak ada lagi minyak
yang menetes

Minyak diambil dan dimasukkan ke dalam corong pisah dan dipisahkan kembali
antara minyak dan air

Lapisan minyak diberi natrium sulfat anhidrat secukupnya kemudian disaring. Minyak
yang diperoleh dimasukkan ke dalam flakon dan ditutup aluminium foil kemudian
disimpan

Dihitung randemen

Anda mungkin juga menyukai