A. Prinsip
Penetapan kadar parasetamol dalam campuran menggunakan spektrofotometri UV dengan
2 panjang gelombang. Pada praktikum kali ini digunakan spektrofotometri UV karena
parasetamol memiliki kromofor dan auksokrom sehingga dapat terbaca dalam
spektrofotometer UV pada panjang gelombang antara 200 – 400 nm. Parasetamol
dilarutkan dalam NaOH karena parasetamol memiliki nilai 𝐴1𝑐𝑚 1% = 715 di λ = 257 nm,
ε > 1000, sehingga dapat divalidasi menggunakan spektrofotometri UV (Moffat, et al.,
2011).
Perhitungan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝐴𝜆1 = (𝑎1𝑐1)1 + (𝑎2𝑐2)𝜆1
𝐴𝜆2 = (𝑎1𝑐1)2 + (𝑎2𝑐2)𝜆2 (Gandjar & Rohman, 2007).
B. Pereaksi
1. Paracetamol baku
2. Kafein baku
3. Paracetamol campuran
4. NaOH 0,1N
C. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Ditimbang lebih kurang 2,0 gram NaOH padat dan dimasukkan ke dalam labu takar
500 mL
3. Penetapan absorptivitas molar Paracetamol dan Kafein pada λmax paracetamol dan λmax kafein
Diukur absorptivitas paracetamol dan kafein pada λmax paracetamol dan λmax kafein. Dengan
rumus A = a . b . c akan diperoleh absorptivitas paracetamol (ap) dan kafein (ak)
Dibuat persamaan
A (λp) = (ap . cp) pada λp + (ak . ck) pada λp
A (λk) = (ap . cp) pada λk + (ak . ck) pada λk
Ditimbang lebih kurang 100,0 mg serbuk sampel, dimasukan dalam labu takar 25 mL.
ditambahkan NaOH 0,1 N hingga tanda batas
Diukur absorbansi larutan sampel pada λmax paracetamol dan λmax kafein menggunakan
blanko NaOH 0,1N
Direplikasi 3x
D. Reaksi
E. Data
Tablet yang dianalisis : Panadol
Produksi : PT. Combiphar, Bandung, Indonesia
PT. Sterling Production, Jakarta
No. registrasi : DBL 9424502004A1
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔)
Normalitas = 𝐵𝑀 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔)
0,1 = 40 𝑥 0,5
Bobot = 2 gram
3. Penentuan λmax paracetamol dan λmax kafein serta Penentuan Absorptivitas Molar
λparacetamol : 255,5 nm
λkafein : 272,0 nm
256 nm 272 nm
Paracetamol 0,828 0,644
Kafein 0,277 0,510
0,828 0,644
ε = 1 x 10 = 0,0828 ε = 1 x 10 = 0,0644
0,277 0,510
ε = 1 x 10 = 0,0277 ε = 1 x 10 = 0,0510
4. Persamaan
No. Bobot (mg) No. Bobot (mg) No. Bobot (mg) No. Bobot (mg)
1 686,7 6 690,6 11 703,7 16 675,7
2 678,9 7 685,3 12 686,7 17 689,4
3 684,2 8 687,2 13 681,6 18 689,2
4 695,4 9 688,7 14 698,1 19 696,4
5 697,3 10 689,5 15 694,9 20 687,5
Rata-rata 689,35
SD 6,827
CV 0,99%
Bobot tablet > 300 mg sehingga penyimpangan bobot rata-rata tidak boleh ada > 2
tablet menyimpang > 5% dan tidak boleh ada 1 tablet yang menyimpang > 10%.
Penyimpangan 5 % = 689,35 ± (5% x 689,35)
= 689,35 ± 34,4675
= 654,8825 mg < x < 723,9175 mg
Penyimpangan 10% = 689,35 ± (10% x 689,35)
= 689,35 ± 68,935
= 620,415 mg < x < 758,285 mg
Tidak ada satupun tablet yang menyimpang 5% dan 10% dari bobot rata-rata tablet.
6. Penimbangan sampel
a. Sampel 1
0,397 = (0,0828 x cp) + (0,0277 x ck)
0,331 = (0,0644 x cp) + (0,0510 x ck)
0,331−0,0644 cp
ck = 0,0510
0,331−0,0644 cp
0,397 = 0,0828 cp + 0,0277 x 0,0510
0,397 = 0,0828 cp + 0,1798 – 0,0350 cp
0,2172 = 0,0478 cp
cp = 4,5439 ppm = 4,5439 µg/mL
b. Sampel 2
0,772 = (0,0828 x cp) + (0,0277 x ck)
0,646 = (0,0644 x cp) + (0,0510 x ck)
0,646−0,0644 cp
ck = 0,0510
0,646−0,0644 cp
0,772 = 0,0828 cp + 0,0277 x 0,0510
0,772 = 0,0828 cp + 0,3509 – 0,0350 cp
0,4211 = 0,0478 cp
cp = 8,8096 ppm = 8,8096 µg/mL
c. Sampel 3
0,895 = (0,0828 x cp) + (0,0277 x ck)
0,707 = (0,0644 x cp) + (0,0510 x ck)
0,707−0,0644 cp
ck = 0,0510
0,707−0,0644 cp
0,895 = 0,0828 cp + 0,0277 x 0,0510
0,895 = 0,0828 cp + 0,3840 – 0,0350 cp
0,5110 = 0,0478 cp
cp = 10,6904 ppm= 10,6904 µg/mL
d. Sampel 4
0,821 = (0,0828 x cp) + (0,0277 x ck)
0,682 = (0,0644 x cp) + (0,0510 x ck)
0,682−0,0644 cp
ck = 0,0510
0,682−0,0644 cp
0,821 = 0,0828 cp + 0,0277 x 0,0510
0,821 = 0,0828 cp + 0,3704 – 0,0350 cp
0,4506 = 0,0478 cp
cp = 9,4268 ppm = 9,4268 µg/mL
3. Rentang Kadar
t x SD
Rentang kadar = 𝓍̅̅ ± √n
Nilai t untuk 4 data adalah 3,18
3,18 x 226,9501
Rentang kadar = 713,3911 mg ± √4
= 713,3911 mg ± 360,8507
= 352,5404 mg ≤ x ≤ 1.074,2418 mg
G. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menetapkan kadar parasetamol dari sediaan
tablet Panadol® menggunakan prinsip spektrofotometri UV pada panjang gelombang
optimal Parasetamol dan Kafein. Dari hasil absorbansi sampel yang didapat pada dua
panjang gelombang tersebut, lalu dimasukkan pada suatu persamaan untuk mencari
kosentrasi parasetamol dalam tablet. Hasil uji keseragaman bobot tablet Panadol® yang
diperoleh rata-rata bobot yaitu 689,35 mg, dengan CV 0,99% menunjukkan data presisi
serta tidak ditemukan adanya penyimpangan bobot tablet. Dari hasil pengujian diperoleh
rata - rata zat aktif parasetamol dalam tablet sebesar 713,3911 mg dengan rentang kadar
352,5404 mg ≤ x ≤ 1.074,2418 mg, sedangkan secara teoritis tablet Panadol® mengandung
500 mg Parasetamol. Kesalahan dalam analisis dimungkinkan terjadi pada pembacaan
absorbansi senyawa lain yang ikut terbaca. Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, kadar
zat aktif parasetamol antara 90 – 110%, sehingga dapat dikatakan hasil tidak memenuhi
persyaratan.
H. Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian diperoleh rata - rata zat aktif parasetamol dalam tablet sebesar
713,3911 mg sehingga hasil analisis tidak sesuai dengan etiket pada kemasan obat dan
tidak sesuai dengan persyaratan menurut Farmakope Indonesia V.
I. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Gandjar, IG., Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Moffat, AC., Osselton, MD., Widdop, B., 2011, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons
in pharmaceuticals, Body Fluids, and Postmortem Material, Fourth Edition,
Pharmaceutical Press, London.