Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRETES PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

Nama : Luthfiah Eka Sulistyaningrum 17/411930/FA/11359


Maria Novia Puspita N 17/411931/FA/11360
Marina Elsaida H 17/411932/FA/11361
Kelompok /Gol: D/ B IV

SKRINING GOLONGAN FLAVONOID


Flavonoid memiliki kerangka dasar 15 atom karbon yang terdiri dari 2 cincin benzena (C6)
terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6 (Utami dkk,
2005). Sebagian besar fllavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida dimana unit flavonoid
terikat pada satu gula. Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling
berikatan melaluinikatan glikosida. Flavonoid dapat ditemukan sebagai mono, di, atau triglikosida
(Khotimah, 2004). Flavonoid yang berupa glikosida merupakan senyawa polar sehingga dapat
diekstrak dengan metanol, etanol, atau air.
Utami (2005) menjelaskan bahwa jika ekstrak sampel terdapat senyawa flavonoid maka
setelah penambahan logam Mg dan HCl akan terbentuk garam flavilium berwarna merah atau
jingga. Penambahan HCl pekat dalam uji flavonoid pada metode Wilstater dimaksudkan untuk
menghidrolisis flavonoid menjadi aglikonnya, yaitu dengan menghidrolisis O-glikosil. Glikosil
akan tergantikan oleh H+ dari asam karena sifatnya yang elektrofilik. Glikosida berupa gula yang
biasa dijumpai yaitu glukosa, galaktosa, dan ramnosa. Reduksi dengan Mg dan HCl prkat ini
menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah atau jingga pada flavonol, flavonon,
flavononol, dan xanton . Selain itu dapat digunakan pereaksi semprot dalam KLT yaitu amoniak,
NaOH, AlCl3, dan sitroborat yang akan memberikan warna kuning ( Mabry dkk, 1879)
Golongan Penyebaran Ciri khas
Flavonoid
Antosianin Pigmen bunga warna merah Larut dalam air, panjang gelombang
marak, merah, merah senduduk maksimal 515-545 nm, bergerak dengan
dan biru, juga dalam daun dan BAA pada kertas
jaringan lain
Proantosianidin Terutama tak berwarna, dalam Menghasilkan antosianidin, warna dapat
daun tumbuhan berkayu diekstraksi dengan amil alkohol bila
jaringan dipanaskan dengan HCl 2 M
selama 2,5 jam
Flavonol Terutama ko-pigmen tidak Setelah hidrolisis berupa bercak kuning
berwarna dalam bunga sianik dan murup pada kromatogram bila disinari
asianik, tersebar luas dalam daun UV maksimal spektrum 350-386 nm
Flavon Seperti flavonol Setelah hidrolisis berupa bercak coklat
redup pada kromatogram maksimal pada
spektrum 330-350 nm
Glikoflavon Seperti flavonol Mengandung gula yang terikat melalui
C-C, bergerak dengan pengembang air,
tidak seperti flavon biasa
Biflavonil Tak berwarna, terbatas pada Pada kromatogram BAA berupa bercak
gymnospermae redup dengan Rf tinggi
Khalkon dan Pigmen bunga kuning, kadang- Dengan amonia berwarna merah
auron kadang terlihat di jaringan lain (perubahan warna dapat diamati in situ),
maksimal spektrum 370-410 nm
Flavonon Tak berwarna, dalam daun dan Berwarna merah kuat dengan Mg/HCl,
buah (terutama citrus) kadang-kadang sangat pahit
Isoflavon Tak berwarna, seringkali dalam Bergerak pada kertas dengan
akar, hanya terdapat di suku pengembang air, tak ada uji warna yang
leguminosae khas
(Harborne, 1987).
KLT (Kromatografi Lapis Tipis) NARINGIN
Senyawa (hingga 1 mg) dilarutkan dalam 0,1 ml etil asetat. Senyawa ini diisolasi dari
larutan berair dengan ekstraksi dengan 4 ml etil asetat. Hasil ekstraksi ini di uji dengan
kromatografi lapis tipis pada TLC Merck pelat silika gel 60 F 254. Pelat dikembangkan dalam
asetonkloroform:air (80: 20: 4.8). Deteksi tempat dilakukan baik di bawah uv pada 254 nm atau
dengan menyemprotkan dengan vanilline-H2S04 (Le Rosen et al., 1952) dan (Tyihik et al., 1963).
Rf naringin: 0,17. Rf naringenin: 0,64.
Berdasarkan Medić-Šarić et al. (2004), analisis optimalisasi kondisi kromatografi pada
lapisan tipis kromatografi flavonoid naringenin dilakukan pada 20-20 cm pracetak (0,25 tebal mm)
Piring TLC Silika gel K6F 60 A. 10 µl setiap larutan standar (konsentrasi 0,1 mg ml). Dibawah
ini merupakan komposisi solvent yang digunakan dalam analisis optimasi kondisi kromatografi
pada lapisan tipis kromatografi flavonoid naringenin:
Dibawah ini merupakan harga Rf dari kesembilan komposisi pelarut (fase gerak) yang digunakan:

Komposisi terbaik yaitu pada komposisi no.8 yang memiliki nilai Rf tertinggi yaitu 0,73.
Komposisi no.8 berupa petroleum eter:etil asetat: asam format (30:15:5)(Medić-Šarić et al., 2004).

METODE KLT

Senyawa (hingga 1 mg) dilarutkan dalam 0,1 ml etil asetat.

Senyawa ini diisolasi dari larutan berair dengan ekstraksi dengan 4 ml etil asetat.

Hasil ekstraksi ini di uji dengan kromatografi lapis tipis pada TLC Merck
pelat silika gel 60 F 254.

Pelat dikembangkan dalam asetonkloroform:air (80: 20: 4.8).

Deteksi tempat dilakukan baik di bawah uv pada 254 nm atau dengan menyemprotkan dengan
vanilline-H2S04

KLT PREPARATIF
Kromatografi Lapis Tipis preparative merupakan suatu metode pemisahan senyawa dalam
jumlah besar. Hasil pemisahan KLT preparatif sama dengan KLT analitik hanya berbeda pada
jumlah senyawa yang ditotolkan pada plat dan ukuran plat KLT yang digunakan. Plat yang
digunakan pada KLT Preparatif adalah plat KLT silica gel G 60 F254 dengan ukuran lebih besar
yaitu 10 cmx 10 cm. Eluen yang digunakan pada KLTP adalah eluen terbaik hasil pemisahan
pada KLT analitik yaitu n-butanol : asam asetat : air (BAA) dengan perbandingan 4:1:5.
KLT DENSITOMETRI
Ekstrak dielusikan pada plat KLT sebanyak 30μl. Panjang elusi yang digunakan adalah 8 cm.
Plat yang telah ditotolkan sampel dan standar dimasukkan ke dalam chamber yang sudah jenuh
sampai elusi mencapai tanda batas atas. Penjenuhan chamber dibantu dengan kertas saring agar
lebih cepat. Untuk melihat adanya flavonoid, plat KLT dielusikan menggunakan fase gerak
toluena: etil asetat: asam format: air (3 : 6 : 1,5 : 0,5). Hasil plat dilanjutkan dengan TLC
densitometer untuk pengukuran konsentrasi senyawa (Kusumawardhani, 2017).
Kromatogram dikembangkan untuk naringin dalam kondisi saturasi ruang menggunakan pelarut
hijau etil asetat – GAA–MeOH – H2O (30: 10: 5: 1, v / v) sebagai sistem pelarut. Waktu saturasi
yang dioptimalkan diamati sebagai 20 menit. Analisis densitometri dilakukan pada 275 nm
dalam mode pemantulan. Pita naringin yang ringkas, tajam, simetris, dan beresolusi tinggi
diperoleh di RF 0,46 ± 0,001 . Identifikasi pita senyawa dalam ekstrak sampel dikonfirmasi
dengan overlay spektrum serapan sampel dengan standar (Alam dkk, 2014)

REFERENSI:
Alam, Perwez, Nasir Siddiqui, Adnan Al-Rehaily, Mohamed Alajmi, Omar Basudan, and Tajdar
Khan. "Stability-indicating densitometric high-performance thin-layer
chromatographic method for the quantitative analysis of biomarker naringin in the
leaves and stems of Rumex vesicarius L." JPC-Journal of Planar Chromatography-
Modern TLC 27, no. 3 (2014): 204-209.
Khotimah, K.D.S., 2004, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kloroform dan Metanol Daun
Dewandaru (Eugenia uniflora L.) Terhadap Staphylococcus aereus, Shigella
dysentriae, dan Eschericia coli, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kusumawardhani, Lintar Respati. "Analisis Kandungan Flavonoid dan Alkaloid pada Kalus
Tanaman Pohpohan (Pilea trinervia W.) yang Diinduksi dengan Hormon Kinetin dan
2, 4 Diklorofenoksiasetat." PhD diss., UAJY, 2017.
Le Rosen, A. L., Moravek, R. T., and Carlton, J. K., 1952, Anal. Chem. 24, 1335-1336.
Mabry, T.J., Markham, K.R., dan Thomas, M.B., 1970, The Systematic Identification of Flavonoid,
3-56, 165-171, Spinger-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin.
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata, 19-21, 31, 41-47, 65-75, Penerbit ITB, Bandung.
M. Medić-Šarić, Ivona Jasprica, A. Smolčić-Bubalo, Ana Mornar, 2004, Optimization of
Chromatographic Conditions in Thin Layer Chromatography of Flavonoids and
Phenolic Acids, Croatica Chemica Acta 77(1):361-366.
Tyihak, E., Vaguifalvi, D., and Hagony. P. L. ( 1963) J. Chromatography. 11, 45-49.
Utami, W., Da’I, M., dan Sofiana., 2005, Aktivitas Penangkap Radikal dengan Metode DPPH
serta Penetapan Kandungan Fenol dan Flavonoid dalam Ekstrak Kloroform, Ekstrak
Etil Asetat, Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.), Pharmacon, Vol
6, No.1, 5-9

Anda mungkin juga menyukai