Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI STRUKTUR PARSIAL GLIKOSIDA FLAVONOID

Nama : Avita Trista Ningrum


Kelas : 3A
NIM : 1900023047
Gol/Kel : 2/5
Hari, Tgl Praktikum :
Dosen Pengampu : apt. Hardi Astuti Witasari, M.Sc.

Pernyataan Keaslian :
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang saya buat
adalah hasil karya sendiri dan atau tidak memanipulasi data. Jika terbukti ada
bagian yang merupakan hasil meniru karya orang lain dan atau memanipulasi
data, maka saya siap menerima sanksi yang semestinya.

Yang menyatakan,

(Avita Trista N )

LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD
DAHLAN YOGYAKARTA
2021
PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI STRUKTUR PARSIAL GLIKOSIDA FLAVONOID

I. Tujuan
1. Mampu memahami identifikasi struktur parsial glikosida flavonoid
2. Dapat menerapkan teori dalam elusidasi struktur parsial flavonoid

II. Dasar teori


Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi
oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Pada tumbuhan flavonoid ini berfungsisebagai
pengaturan tumbuh, fotosintesis, antimikroba dan antivirus. Flavonoid dapat dijadikan sebagai
obat tradisional karena flavonoid dapat bekerja sebagai inhibitor pernafasan, menghambat
aldoreduktase, monoamina oksidase, protein kinase, DNA polymerase, dan lipooksigenase
(Robinson, 1995).
Flavonoid merupakan suatu senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri
dari dua cincin benzene yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai lurus yang terdiri dari tiga
atom karbon. Kerangka ini ditunjukkan dalam sistem 6 3 6 C − C − C (Markham, 1988).
Struktur berbagai tipe atau golongan flavonoid bervariasi sesuai dengan kerangka
dasar heterosiklik beroksigen yang dapat berupa gama piron, piran atau pirilium. Kecuali
pada auron dan khalkon, siklisasi terjadi antara atom karbon didekat cincin benzen (B) dan
satu gugus hidroksil cincin A. Kelas-kelas yang berlainan di flavonoid dibedakan
berdasarkan cincin heterosiklik oksigen dan juga hidroksil yang tersebar menurut pola yang
berlainan (Robinson, 1991).
Penggolongan flavonoid berdasarkan substituen cincin heterostik yang mengandung
oksigen dan perbedaan distribusi dari gugus hidroksil. Perbedaan oksidasi di bagian atom 3 C
menentukan sifat, khasiat, dan golongan atau tipe flavonoid (Markham, 1988).
Flavonoid dibagi menjadi beberapa subkelompok berdasarkan substitusi karbon pada
gugus aromatik sentral (C). Subkelompok tersebut adalah: flavon, flavonols, flavanone,
flavanol/ katekin, antosianin dan kalkon (Panche et al., 2016)
1) Flavon
Flavon merupakan flavonoid yang sering ditemukan pada daun, buah dan bunga dalam
bentuk glukosida. Tanaman yang banyak mengandung flavon diantaranya adalah seledri,
kamomil, daun mint, dan ginkgo biloba.
2) Flavonol
Flavonol merupakan flavonoid dengan gugus keton. Senyawa flavonol diantaranya
adalah kuersetin, mirisetin, fisetin, galangin, morin, rutin, dan robinetin. Tanaman yang
banyak mengandung flavonol adalah: tomat, apel, anggur, bawang, beri, dan lain-lain.
3) Flavanon
Flavanon merupakan flavonoid yang paling banyak terdapat pada famili Compositae,
Leguminosae dan Rutaceae. Ciri dari flavanon ini adalah cincin C yang saturasi, memiliki
katan rangkap diantara posisi 2 dan 3 dan ini yang membedakan dengan flavon.
4) Flavanol
Flavanol atau disebut juga katekin, merupakan derivat dari flavanone dengan
penambahan gugus hidroksi. Perbedaan yang mencolok yaitu tidak adanya ikatan rangkap
pada posisi 2 dan 3 serta gugus hidroksi yang selalu menempel di posisi 3 pada cincin C.
Senyawa flavanol diantaranya adalah katekin, epikatekin, dan galokatekin yang dapat dibagi
lagi menjadi turunan yang lebih kompleks (Brodowska,2017).
5) Antosianidin
Merupakan pigmen yang bertanggung jawab terhadap warna pada tumbuhan.
Antosianidin ini banyak ditemukan pada kokoa, sereal, kacang-kacangan, madu, teh dan
beri-berian
6) Kalkon
Merupakan flavonoid yang unik karena dibedakan dengan tidak adanya cincin
aromatik C yang merupakan basis rangka dari flavonoid itu sendiri. Beberapa khalkon
misalnya merein, koreopsin, stillopsin, lanseolin yang terdapat dalam tanaman, terutama
sebagai pigmen daun bunga berwarna kuning, kebanyakan terdapat dalam tanaman
Heliantheaetribe, Coreopsidinae subtribe, dan family Compositea.
Flavonoid dalam bentuk glikosida dapat direaksikan dengan berbagai pereaksi warna
dan fluoresensinya di bawah sinar ultraviolet. Pereaksi yang banyak digunakanadalah :
1. Amonia dan juga basa lain yang akan mempengaruhi gugus fenol yang bersifat asam
dan memberikan warna kuning.
2. Pereaksi pembentuk kompleks misalnya AlCl 3 dan pereaksi sitroborat yang dapat
memberikan warna kuning (Trease, 1978).
Secara umum golongan senyawa flavonoid biasanya ditentukan dengan uji warna,
penentuan larutan, bilangan Rf dan ciri spectra ultraviolet. Flavonoid dapat diklasifikasikan
berdasar pada perbedaan reaksi warna dan kelarutannya (Markham, 1988)

Spektrofotometri serapan ultraviolet dan serapan tampak barangkali merupakan cara


tunggal yang paling berguna untuk menganalisis struktur flavonoid. Cara tersebut digunakan
untuk membantu mengidentifikasi jenis flavonoid dan menentukan pola oksigenasi.
Disamping itu kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan
dengan menambahkan pereaksi (pereaksi geser) ke dalam larutan cuplikan dan mengamati
pergeseran puncak serapan yang terjadi. Dengan demikian, secara tidak langsung cara ini
berguna untuk menentukan kedudukan gula atau metil yang terikat pada salah satu gugus
hidroksil fenol (Markham, 1988).
Sifat berbagai golongan flavonoid (Harborne, 1996)

Golongan flavonoid Penyebaran Ciri khas


Antoniasin gmen bunga merah marak, rut dalam air, O maks 515-545 nm,
merah senduduk, dan biru, bergerak dengan BAA padakertas
juga dalam daun dan
jaringan lain
Proantosianidin rutama tak berwarna, dalam enghasilkan antosianidin (warna
galih dan daun tumbuhan dapat diekstraksi dengan amil
berkayu alkohol) bila jaringan dipanaskan
dalam HCI 2 M
selama setengah jam

Flavonol rutama ko-pigmen telah hidrolisis, berupa bercak


takwarna dalam bunga kuning murup pada
sianik dan asianik, tersebar kromatogram forestall bila disinari
luas dalam daun dengan sinar UV, maksimal
spektrum pada 350-
386 nm
Flavon perti flavonol telah dihidrolisis, berupa bercak
coklat redup pada kromatogram
forestall, maksimal spektrum
pada 330-350 nm
Glikoflavon perti flavonol engandung gula yang terikat melalui
ikatan C-C bergerak dengan
pengembang air, tidak
seperti flavon biasa
Biflavonil k warna, hampir da kromatogram BAA berupabercak
seluruhnya terbatas pada redup dengan RF tinggi
gimnospermae
Khalkon dan auron gmen bunga kuning, kadang ngan amonia berwarna merah
terdapat juga dalam (perubahan warna dapat diamati in
jaringan lain situ), maksimal spektrum 370-
410 nm
Flavanon k warna; dalam daun dan rwarna merah kuat dengan
buah (terutama dalam Mg/HCI; kadang-kadang sangat
citrus) pahit
Isoflavon k warna; seringkali dalam rgerak pada kertas dengan
akar; hanya terdapat dalam pengembang air; tak ada uji warna
satu suku, yang khas.
Leguminosae

Tabel 4. Rentangan serapan spektro UV-tampak flavonoid (Markham, 1988)

Pita II (nm) Pita I (nm) Jenis flavonoid


250-280 310-350 Flavon
250-280 330-360 Flavonol (3-OH
tersubstitusi)
250-280 350-385 Flavonol (3-OH bebas)

245-275 310-330 bahu kira-kira Isoflavon


320 puncak isoflavon (5-deoksi-6,7-
dioksigenesi)
275-295 300-330 bahu Flavonol dan
dihidroflavonol
230-270 (kekuatan 340-390 Khalkon
rendah)
230-270 (kekuatan 380-430 Auron
rendah)
270-280 465-560 Antosianidin dan
antosianin
III. Metode Kerja
a. Alat
- Spektrofotometer
- Pipet tetes
- Kuvet
- Tabung reaksi
b. Bahan
- Methanol
- Natrium hidroksida 2M
- Alumunium klorida
- HCl
- CH3COONa
- Asam borat

c. Cara Kerja

1. Larutan isolat flavonoid dalam metanol dimasukkan ke dalam kuvet, dengan menggunakan
metanol murni sebagai blanko, kemudian rekam spektrumnya pada panjang gelombang
200-500 nm..
2. Larutan isolat flavonoid dalam metanol ditambahkan 3 tetes pereaksi NaOH 2M kemudian
direkam spektranya. Untuk mengetahui apakah ada penguraian, spektrum diperiksa lagi
setelah 5 menit, kemudian cuplikan dibuang, kuvet yang telah dipakai dicuci dengan
aquadest.
3. Kuvet diisi kembali dengan isolat flavonoid dalam metanol ditambah 6 tetes pereaksi AlCl3,
dicampur, kemudian direkam spektrumnya.
4. Selanjutnya ditambah 3 tetes HCl dan spektrum direkam lagi. Cuplikan dibuang dan kuvet
dicuci.
5. Pada isolat flavonoid dalam metanol ditambah CH3COONa, kemudian dikocok sebelum
spektrum direkam.

6. Kemudian tambahkan H3BO3 kira-kira banyaknya setengah dari penambahan


CH3COONa, kemudian spektrum dibaca kembali
IV. Gambar spectra senyawa rutin dan quersetin dalam berbagai media

1. Spectra isolate dalam methanol

Gambar spectra awal isolate flavonoid

2. Spectra isolate dalam methanol + NaOH

Gambar spectra setelah penambahan NaOH

3. Spektra isolate dalam methanol + AlCl3

Gambar spectra setelah ditambah AlCl3


4. Spectra isolate dalam methanol + AlCl3 + HCl

Gambar setelah ditambah AlCl3+HCl

5. Spectra isolate dalam methanol + Na Asetat

Gambar setelah ditambah Na asetat

6. Spectra isolate dalam methanol + Na asetat + asam borat

Gambar setelah ditambah Na asetat + asam borat

Anda mungkin juga menyukai