FLAVON
FLAVONOL
FLAVONON
FLAVONONOL
Kelompok 4
Adinda Rafi ka Ayu
Hana Rotua Selvi
Maria Romauli
Putu Pradnya Paramitha
Salshabila
Syifa Aqliyah
Putri Zahra A.
TUGAS FLAVONOID
(LANJUTAN)
Golongan flavonoid, sifat-sifat dan contohnya
Nama flavonoid dan struktur kimia
Nama Tanaman serta klasifikasinya (terutama nama familia)
Kandungan kimia, cara identifikasi umum
Cara isolasi mulai dari ekstraksi, pemisahan, pemurnian,
penetapan kadar.
Tahap kerja untuk menentukan struktur flavonoid, identifikasi
senyawa kimia isolat secara fisika, kimia dan spektroskopi.
FLAVON
Perbedaan Flavon dan Flavonol terletak pada gugus R pada posisi 3
Glikosilasi umumnya terjadi pada posisi 5 dan 7, metilasi dan asilasi dari gugus
hidroksil pada cincin B.
A B
Flavon glikosida yang terpenting adalah Apiin (Glukosa +
Apiosa + Apigenin) dan Diosmin (Glukosa
+Rhamnosa +Diosmetin)
Flavon dalam bentuk aglikon yang paling umum dijumpai adalah
apigenin dan luteolin.
Chromen-4-one
2-(3’,4’-dihydroxyphenyl)-5,7- 5,7-dihydroxy-2-(4’-
dihydroxychromen-4-one hydroxyphenyl)chromen-4-one
LUTEOLIN APIGENIN
• Flavon tersebar luas dalam daun dan juga
Penyebara kulit buah, anggur merah, gandum, paprika
merah, dan kulit tomat serta menjadi ko-
n pigmen takwarna pada bunga sianik dan
asianik
Harbone, J.B. 1987. Metode Kimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan., terj KosasihPadmawinata, edisi II. Penerbit ITB Bandung
TANAMAN YANG MENGANDUNG
FLAVON
Sumber Tanaman Famili Bagian yang
Flavonoid digunakan
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?
search_topic=TSN&search_value=38959#null
KANDUNGAN
5,6,7,30,40,50- 5,6,7,30,40,50- 6-hydroxyapigenin-
6-hydroxyluteolin-7- 6-hydroxyapigenin-
hexahydroxyflavone hexahydroxyflavone 7-O-(600-O-[E]-
O-(600-O-acetyl)-b- 7-O-(600-Oacetyl)-
-7-O-b- -7-O-(600-O-acetyl)- coumaroyl)-b-
glucopyranoside b-glucopyranoside
glucopyranoside b-glucopyranoside glucopiranoside
6-hydroxyapigenin- 6-hydroxyluteolin-7-
6-hydroxyluteolin7-
7-O-(600-O-[E]- O-(600-O-[E]- scutellarein-7-O-b-
O-b- spicoside
caffeoyl)-b- coumaroyl)-b- glucopyranoside
glucopyranoside
glucopyranoside glucopyranoside
Meng, Y., Krzysiak, A. J., Durako, M. J., Kunzelman, J. I., & Wright, J. L. C. (2008). Flavones and flavone glycosides from Halophila
johnsonii. Phytochemistry, 69(14), 2603–2608. https://doi.org/10.1016/j.phytochem.2008.07.007
BIOSINTESIS
KHASIAT
Antioksidan
Imunomodulator
Antibakteri
Penghambatan asam urat
peluruh kencing (diuretic)
penghancur batu (lipotriptik) antiurolitiasis
menghilangkan bengkak
ISOLASI FLAVON
Salshabilla N.S
H. Johnsonii segar diekstraksi
dengan menggunakan pelarut
metanol (100 ml) selama 5 menit.
PROSEDUR
KERJA
ISOLASI Filtrat Residu
Residu
diekstraksi
dengan metanol
sebanyak 4 kali
(4x100 ml).
Filtrat digabung dan dipekatkan hingga kering
dengan menggunakan rotavapor pada suhu 37
°C
Ekstrak kering
Diperoleh 5 fraksi
(F1, F2, F3, F4,
dan F5).
Diperoleh 15
senyawa.
HASIL PENELITIAN
Dengan menggunakan
HPLC dan kromatografi
Combiflash, ekstrak H.
johnsonii diisolasi dan
dimurnikan menghasilkan
15 senyawa.
CONT’D
Analisis menggunakan LC-MS
diketahui bahwa dari 15
senyawa yang diisolasi,
terdapat 5 senyawa flavon
(pedalitin, ladanetin, luteolin,
apegenin dan myricetin), yang
ditunjukkan dengan struktur
nomor 11-15.
KROMATOGR
AM HPLC-UV
EKSTRAK
METANOL
HALOPHILA
JOHNSONII
KROMATOG
RAM HPLC-
UV
EKSTRAK
DAUN,
RIMPANG
DAN AKAR
HALOPHILA
JOHNSONII
TAHAP KERJA
DAN ISOLASI
Maria Romauli - 1506677401
Carilah informasi mengenai jenis flavonoid yang biasa ditemukan pada
tumbuhan yang berkaitan.
Murnikan flavonoid yang akan ditelaah
Pada Kromatogram Kertas (KK), tentukan apakah bentuk glikosida atau aglikon.
Bila glikosida, buatlah spektrum serapan UV tampak dan dihidrolisis dengan
asam
Analisis hasilnya dengan KK untuk menentukan apakah terbentuk aglikon, dan
tentukan apakah jenisnya O-glikosida, O-glukuronida, atau C-glikosida serta
apakah flavonoid terasilasi atau flavonoid sulfat.
Pisahkan gula dari aglikon
Analisis gula dengan KK atau dengan KG
Buatlah spektrum UV tampak aglikon. Kemudian bandingkan spektrum dengan
spekrtum flavonoid yang sudah dikenal.
Jika spektrumnya sama, bandingkan langsung aglikon yang diperiksa dengan
aglikon yang diduga (aglikon autentik)
Jika tidak ada spektrum yang cocok, gunakan cara spektrometri massa (SM)
atau resonansi magnet inti (RMI) untuk menentukan struktur lebih lanjut
Jika aglikon itu baru atau aglikon pembanding tidak ada, cobalah ubah
menjadi aglikon yang dikenal atau sebaliknya
Jika gula dan aglikon telah diidentifikasi, tentukan letak O-glikosilasi dengan
membandingkan spektrum UV tampak aglikon dan glikosida
Jika analisis gula atau gerakan glikosida pada KK menunjukkan gula lebih
dari satu, mungkin tempat O-glikosilasi lebih dari satu. Oleh karena itu,
lakukan hidrolisis sebagian atau hidrolisis enzim.
Jika 2 gula atau lebih terikat pada satu tempat, ikatan antar glikosida paling
baik diidentifikasi dengan RMI.
Bandingkan flavonoid yang diperika dengan cuplikan yang mirip, atau
bandingan dengan data yang sudah ada.
Jika tahap 5 menunjukkan adanya C-glikosida dan tidak terlihat
adanya perubahan gerakan setelah mendapat perlakuan
asam, cobalah reaksi tata susun Wessely – Moser. Mono dan
di-C glikosida dibedakan dengan gerakan pada KK.
Jika tahap 5 menunjukkan adanya C-glikosida dan terlihat
adanya perubahan gerakan pada KK setelah mendapat
pelakuan asam. C-glikosida juga ter o-glikosilasi.
Jika tahap 5 menunjukkan adanya O-glikosilasi gula yang
terikat pada atom C, gunakan data SM dan RMI untuk
menentukan letak ikatan.
1. SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET
Untuk keperluan penentuan struktur, spektroskopi
ultra violet memiliki kemampuan untuk mengukur
jumlah ikatan rangkap atau konjugasi aromatik
dalam suatu molekul. Daerah panjang gelombang
dari spektrum ultra violet berkisar 200 - 400 nm.
Spektrum UV-Vis flavonoid terdiri dari absorpsi dari cincin benzena A
dan B dan konjugasinya dengan cincin C.
Spektrum UV-vis dari subkelas flavonoid yang berbeda akan
memberikan informasi tentatif tentang struktur aglikon flavonoid.
Spektroskopi UV-Vis adalah salah satu teknik yang umum digunakan
untuk analisis flavonoid dengan adanya dua karakteristik pita UV/Vis
pada flavonoid,
pita I berada pada rentang 300 – 550 nm (karena cincin B dan
cincin C berkonjugasi melalui ikatan rangkap antara karbon C-2 dan
C-3 pada cincin C)
pita II berada pada rentang 240 – 285 nm (karena konjugasi cincin
A).
Rentangan serapan spektrum UV-tampak flavonoid adalah sebagai
berikut:
DAERAH IR
• Sub daerah IR dekat (lamda = 780 nm – 2,5 mikrometer)
• Sub daerah IR sedang (lambda = 2,5 mikrometer – 15
mikrometer)
• Sub daerah IR jauh (lambda = 15 mikrometer – 50
mikrometer)
3. SPEKTROSKOPI NMR Spektroskopis resonansi
magnetik inti (NMR)
merupakan teknik yang sangat
baik didalam menentukan
struktur senyawa organik.
Spektroskopi NMR
berhubungan dengan sifat
magnetik inti. Penentuan
senyawa dengan
menggunakan NMR akan
diperoleh gambaran
perbedaan sifat dari berbagai
inti yang ada untuk menduga
letak inti tersebut dalam
molekul.
PERGESERAN KIMIA
(CHEMICAL SHIFF)
Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena
tidak setiap proton dalam molekul beresonansi pada frekuensi yang
identik sama.
Setiap proton dalam molekul dikelilingi elektron, sehingga
menimbulkan sedikit perbedaan lingkungan elektronik dari satu
proton dengan proton lainnya.
Proton-proton dilindungi oleh elektron-elektron yang mengelilingi, di
dalam medan magnet, perputaran elektronelektron valensi dari
proton menghasilkan medan magnet yang melawan medan magnet
luar yang digunakan
KEDUDUKAN SINYAL PROTON PADA SENYAWA TURUNAN
ETER TMS-FLAVONOID CCL4.
Geser Kimia ( ppm Jenis Proton
)
0 Tetrametilsilan ( pembanding )
0 – 0,5 Gugus eter trimetilsilil
k. 1,0 C-CH3 ramnosa ( doblet lebar )
K 1,7 Gugus metil pada prenil ( CH2-CH=C(CH3)2), (Proton lain 3,5
dan 5,2 ppm)
K 2,0 Asetat ( -COCH3 ) dan C=CH3 aromatik)
2–3 H-3 flavanon (multiplet-dua proton)
3,5 – 4,0 Kebanyakan C-H gula
4,2 – 6,0 H-1 gula ( juga H-2 dihidroflavonol ), 5,0 ppm dan H-2
flavanon 5 – 5,5 ppm
Tujuan
: identifikasi ion molekul utuh/ ion induk (M +), kemudian
menghubungkan pecahan utama lain dengan ion induk.
M+ puncak utama pada spektrum pengukuran tepat = penghitungan
susunan unsur aglikon.
M+ harus berupa bilangan massa genap & menujukkan BM inti flavonoid
dasar.
Flavon, isoflavon, dan auron 222; flavanon dan khalkon 224; flavonol 238;
dan hidroflavonol.
Untuk setiap gugus –OH harus ditambahkan 16 satuan massa, untuk gugus
–OCH3 ditambahkan 30 satuan massa, dan untuk gugus –OCD 3 ditambahkan
33 satuan massa
M+ -1 Kehilangan hidrogen. Lazim terjadi pada sebagian besar
jenis flavonoid.
M+ -15 Bila flavonoid mengandung metoksil pada C-6 / C-8,
kehilangan CH3 (radikal) menghasilkan ion kuat
M+ -17 Kehilangan OH ditunjukkan oleh adanya ion M-17. Ini
biasanya melibatkan pembentukan cincin-dalam dan
biasanya berkaitan dengan hidroksilasi pada flavon,
flavonol, isoflavon, dsb
M+ -18 Kehilangan H2O. Lazim tjd pd flavonol, flavon 3,4-diol, dan
C-glikosida.
M+ Menunjukkan kehilangan CO(CHO) dari fungsi 4-keto,
-28(29) membentuk cincin 5 anggota (terutama pada bagian 3-
hidroksiflavon dan dihidroflavonol
M+ -31 Kehilangan 31 satuan massa menunjukkan kehilangan
OCH3 dr flavonoid termetoksilasi pd C-2’
M+ -43 Kehilangan CH3 serempak dengan CO (yaitu CH3CO) dapat
terjadi juga pada flavonoid termetoksilasi
M+ -55 Ion ini menunjukkan adanya penyulih isopentenil (CH 3-
(56) CH=C(CH3)2)
Mono dan di-C-glikosida flavonoid yang dipermetilasi memberikan
spektrum yang jelas termasuk ion M+ yang kekuatannya lumayan (15
– 100 %). Bila bagian aglikon diketahui, bobot molekul ion M +
menentukan jenis gula yang terikat pada flavonoid.
Daftar berikut, C-glikosida apigenin yang dipermetilasi merupakan
contoh cara penggunaan tersebut dan angka yang tercantum dapat
diubah untuk digunakan pada sembarang jenis aglikon dengan hanya
menambahkan 30 satuan massa (sm) untuk setiap –OH atau –OCH 3
tambahan.
5. SPEKTROSKOPI RESONANSI
MAGNET INTI KARBON-13 (RMI-13C)
• Resonansi karbon-13 terjadi terutama di daerah 0-200 ppm medan
bawah dari tetrametilsilan (TMS); setiap karbon yang berlainan
akan menghasilkan satu sinyal.
• Penggandengan antar sinyal atom yang bertetangga dekat terjadi
pada spektrum RMI-13C. Hal ini disebabkan oleh antaraksi atom
karbon dengan proton yang berdekatan. Hal ini berguna untuk
menetapkan karbon mana yang mneghasilkan sinyal tersebut.
• Tetapan gandeng 13C-1H pada karbon yang terdapat pada pada
cincin aromatik berjangka mulai dari 155-170 Hz untuk proton
yang terikat angsung pada karbon tersebut sampai 1-3 Hz untuk
proton pada kedudukan orto dan para. Proton pada kedudukan
meta dari atom karbon menyebabkan sinyal karbon terbelah 6-8
PENGGUNAAN KHAS
a. Penentuan jumlah atom karbon keseluruhan dari setiap
molekul, jumlah atom karbon yang teroksigenasi dalam
inti flavonoid, dan jumlah atom karbon dalam bagian gula.
b. Identifikasi gula yang terikat pada C- (dan O-)
c. Penentuan titik ikatan antarglikosida.
d. Identifikasi penyulih asil dan titik asilasi.
e. Penentuan titik ikatan-C (misalnya pada C-glikosida,
biflavonoid, dsb.)
TABEL RENTANGAN
GESER KIMIA
KARBON-13 DARI
BERBAGAI JENIS
KARBON FLAVONOID
IDENTIFIKASI GULA
RMI-13C sangat bermanfaat pada penentuan bagian gula
dan penyulihannya, terutama untuk C-glikosida
flavonoid.
Semua gula yang ditemukan, apakah terikat pada O
atau C, menghasilkan sinyal resonansi karbon-13 yang
polanya berbeda.
Penyulih tambahan pada gula tersebut dapat
diidentifikasi dengan mudah berdasarkan RMI- 13C,
demikian juga titik ikatannya pada gula.
REFERENSI
Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J.R. 2009. Introduction to Spectroscopy.
Sauders College. Philadelphia.
Pinheiro, Pedro F. dan Goncalo C. J. (2012). Structural Analysis of Flavonoids and Related
Compounds: A Review of Spectroscopic Applications. [Online]. Diakses 16 April 2016, dari:
http://www.intechopen.com/books/phytochemicals-a-global-perspective-of-their-role-in-nutri
tion-and-health/structural-analysis-of-flavonoids-and-related-compounds-a-review-of-spectr
oscopic-applications
.
Vihakas, Matti. (2014). Flavonoids and Other Phenolic Compounds: Characterization and
Interactions with Lepidopteran and Sawfly Larvae. University of Turku.
IDENTIFIKASI
FLAVON SECARA
KIMIA, FISIKA DAN
SPEKTROSKOPI
FLAVONES AND
FLAVONE GLYCOSIDES
FROM HALOPHILA
JOHNSONII
IDENTIFIKASI
HPLC analisis dari ekstrak methanol dapat menjukan kandungan
flavonoidnya melalui detector UV diode array pada panjang gelombang
340-350 nm
Menggunakan NMR dan LC-MS untuk identifikasi flavon
Senyawa 1-7 unknown flavon glikosida
Senyawa 8-10 known flavon glikosida
11-15 known flavon
SENYAWA 1
Isolatnya berwarna kuning pucat
Senyawa 12 ladanetin
Senyawa 13 luteolin
Senyawa 14 apigenin
Senyawa 15 myricetin
SUMBER
Meng, Y., et al. (2008). Flavones and Flavone glycosides from Halophila
johnsonii. Phytochemistry, 69, 2603-2608.
FLAVONOL
FLAVONOL
Flavonol merupakan turunan dari
flavon, yang mengalami penambahan
gugus OH
3’
4’
4’
7 2 7
5’
3
4 4
5 3
5
3,5,7-trihydroxy-2-(3,4,5- 3,5,7-trihydroxy-2-(4-
trihydroxyphenyl)chromen-4-one hydroxyphenyl)chromen-4-one
MYRICETIN KAEMPFEROL
3’
4’
7
2
4
3
5
2-(3,4-dihydroxyphenyl)-3,5,7-
trihydroxychromen-4-one
KUERSETIN
• Flavonol tersebar luas dalam daun dan
Penyebara menjadi ko-pigmen takwarna pada bunga
sianik dan asianik, dapat juga ditemukan
n dalam bawang, anggur merah, minyak
zaitun, buah, dan jeruk.
Filum Tracheophyta
Class Magnoliopsida
Order: Myrtales
Family: Combretaceae
Genus: Getonia
Species: G. floribunda
Sumber : http://eol.org/pages/2900101/names?
KANDUN KHASIA
GAN T
4′-hydroxy-6,7,8,3′-
tetramethoxyflavo
nol Antimycobacteri
al
4′-hydroxy-6,7,8-
trimethoxyflavonol Antioksidan
pachypodol
ISOLASI
FLAVONOL
Salshabilla N.S
PROSEDUR KERJA ISOLASI
G. Floribunda (150g) dikeringkan tanpa pemanasan. Bunga
PREPARASI ini di tumbuk hingga berbentuk serbuk
&
EKSTRAKSI
SENYAWA 2
Pale yellow powder; UV (MeOH) lmax (log e) 227 (3.15), 341 (3.43) nm; IR (KBr) nmax 3144, 2925,
2853, 1733, 1647, 1595,1462,1437, 1355 cm1;
IDENTIFIKASI
FLAVONOL SECARA
KIMIA, FISIKA DAN
SPEKTROSKOPI
TWO NEW FLAVONOLS
FROM FLOWERS OF
GETONIA FLORIBUNDA
ROXB.
Analisis menggunakan Spektroskopi UV, IR, 1D
dan 2D NMR dan analisis MS
Senyawa flavonol yang terkandung:
4’-hydroxy-6,7,8,30-tetramethoxyflavonol
4’-hydroxy-6,7,8-trimethoxyflavonol
Pachypodol
5,7-dihydroxy-2-(3-hydroxy-4- 5,7-dihydroxy-2-(3-hydroxy-4-
methoxyphenyl)-2,3-dihydrochromen-4-one methoxyphenyl)-2,3-dihydrochromen-4-one
Hesperetin Naringenin
FLAVANON : SIFAT DAN
PENYEBARAN
Flavanone paling banyak terdapat dalam jeruk maupun lemon.
Tanwarna – colorless - tak berwarna
Merupakan perantara dalam biosintesis kelompok flavonoid yg lainnya (flavon,
flavonol, isoflavonoid)
Kebanyakan memiliki λ max 290 nm
Terkadang sangat pahit
TANAMAN YANG MENGANDUNG
FLAVANON
Sumber Tanaman Famili Bagian yang
Flavonoid digunakan
https://www.ars.usda.gov/ARSUserFiles/80400525/Articles/jfca19_S74-S80.pdf
TANAMAN YANG
MENGANDUNG
FLAVANON
ASAL TANAMAN
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Order:
Sapindales
Family: Rutaceae
Genus: Citrus L.
Species: Citrus
aurantiifolia
KHASIA
T
antimicrobial
antithrombotic
diuretic
antidiabetic
anti-inflammatory
antioxidant
anticancer
CARA ISOLASI
FLAVANON
Adinda Ayu Rafika A. (1506722065)
PENDAHULUAN
“A Method for the Isolation and Identification of the
Flavanone Glycosides of Citrus Fruit Juices”
Fraksi glikosida flavanon diisolasi dari sari jeruk, anggur, lemon, dan limun
dengan ekstraksi etil asetat dan kromatografi. Glikosida flavanon dipisahkan
dengan kromatografi pada poliamida. Sari anggur mengandung 7-
neohesperidosides and 7-rutinosides, yaitu isosakuranetin, hesperetin, and
naringenin. Sedangkan 7-rutinosides juga ditemukan di sari jeruk. Sari
lemon mengandung 7-rutinosides yaitu isosakuranetin, hesperetin,
naringenin, and eriodictyol, dan glikosida yang mengandung rhamnose,
glucose, and an flavanone belum teridentifikasi. Sari limun mengandung 7-
rutinosides yaitu hesperetin, naringenin, and eriodictyol.
METODE ISOLASI FRAKSI
FLAVANON (1)
100 ml sari buah Sari buah
Ekstrak etil asetat
diekstraksi 2x Ekstrak eter diekstraksi 4x
digabung dan
dengan 100 ml dibuang dengan 100 ml etil
dievaporasi (40°C)
eter asetat
Spektrum UV : max. 255, 284, 331 mu ; min. 247, 316 0,78 dalam aquades
mu; panjang gelombang max 284 mu
0,92 dalam NBW
Mirip dengan flavanon, hanya saja C3 berikatan dengan satu atom hidrogen dan
satu gugus -OH
Terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali jika dibandingkan dengan flavonoid lain
4 3
2-(3,4-dihydroxyphenyl)-3,5,7-trihydroxy-2,3-dihydrochromen-4-one
FLAVANONOL : SIFAT
Stabil dalam
asam klorida
Tidak berwarna panas tetapi
terurai oleh basa
menjadi kalkon
Flavanonol yang
diasetilasi
rasanya sangat
manis
TANAMAN YANG MENGANDUNG
FLAVANONOL
Sumber Tanaman Famili Bagian yang
Flavonoid digunakan
Kingdom: Plantae
Phylum: Tracheophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Asterales
Family: Asteraceae
Genus: Pulicaria
Species: Pulicaria incisa
CARA ISOLASI
DAN PEMURNIAN
FLAVANONOL
Adinda Ayu Rafika A. (1506722065)
PENDAHULUAN
“Phytochemical screening, antioxidant activity and
isolation the compounds of Pulicaria incisa”
Subfraksi F5.3
mengandung produk
mayor endapan dalam Endapan dicuci Didapatkan senyawa
CH3Cl-etil asetat dengan kloroform B
(85:15)
HASIL EKSTRAKSI DAN
ISOLASI
PEMISAHAN DAN
PEMURNIAN
Ekstrak Pulicaria incisa kering yang telah dilakukan fraksinasi menjadi 7 fraksi
(F1-F7). Kemudian F2 dan F5 dikromatografi dan menghasilkan senyawa 1 dan
senyawa 2.
IDENTIFIKASI
FLAVANONOL
(DIHIDROFLAVO
NOL)
SENYAWA C2 :
DIHIDROFLAVONOL
Senyawa 2 berupa serbuk
putih yang larut dalam
metanol
Bereaksi dengan reagen Neu
yang menunjukkan fluoresensi
biru di bawah sinar UV pada
365 nm, menyerupai struktur
flavonoid.
Spektrum massa dalam
positive mode electrospray
(ESI+) menunjukkan ion
molekuler kuasi pada m/z 289
[M + H]+ yang menunjukkan
Spektrum H-NMR senyawa C2 terdapat di 300 MHz dalam metanol
deuterasi menunjukkan tiga sinyal grup karakteristik cincin flavonoid
A, B dan C.
Integrasi sinyal spektrum proton menunjukkan bahwa struktur
tersebut memiliki 12 proton dan spektrum HMQC-NMR
mengkonfirmasi temuan ini. Spektrum C NMR dari senyawa ini
memiliki 12 sinyal berbeda yang sesuai dengan 12 karbon flavonoid.
Antara 12 karbon ini, dibedakan 7 karbonil yang terdeteksi pada δC
197,10 ppm serta karbon 2 dan 3, karakteristik dihidroflavonol
(masing-masing 72,21 ppm dan 83,55 ppm), selain empat CH
aromatik.
Analisis spektrum HMBC menunjukkan bahwa proton H-6 berkorelasi
dengan karbon C-4a (100,63 ppm), C-5 (163, 90 ppm), C-7 (167, 79
ppm) dan C-8 (95,09 ppm).
SENYAWA C2 :
DIHIDROFLAVONOL
Spektrum 13C NMR
menunjukkan resonansi
downfield khas pada δC
197,10 ppm, karakteristik
resonansi karbonil C-4
dari kerangka flavanonol