Anda di halaman 1dari 33

(Natural Products Chemistry)

Dosen Pengampu MK
Dr. Emrizal, M.Si., Apt.
Dr. Hilwan Y. Teruna, M.Si., Apt.

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


1. Pendahuluan
2. Skrining fitokimia,
3. Biosintesis, Isolasi, Penentuan struktur
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Terpenoid
4. Steroid
1. Lignan
2. Kumarin
Kimia Bahan Alam I  Page 2

3. Tanin
4. Asetogenin
5. Kuinon
Pengujian Alkaloid
A TYPICAL PLANT
hn
Glycolysis

Photosynthesis
(daytime)
CO2
Respiration
(nighttime) H2O
O2
N2

bacteria
TRACE METALS “N”
Na, Ca, K, Mg NO2-/NO3-/NH4+
Fe, Cu, Co, Mo
H2O
CO2 hν H2O

Pengujian Alkaloid Fotosintesis


Mono, oligo
polyoside

Glukosa
Eritrosa-4-
Fosfat
Glikosida
Fosfoenol Piruvat
Tannin Fenol, kuinon, polyacetilen,
Flavonoid Macrolida, asam lemak, lemak
Antocyanin Piruvat

Polyacetate
Shikimate Acetyl CoA
Mevalonat

Siklus de Creb
Cinnamate, Lignan Terpen/Steroid
Kumarin, Kuinon
Asam Amino
Ess. Oil, Sesqui, diterpen
Saponin, cardanolide,
Protein carotene
Alkaloid
SKRINING FITOKIMIA

FLAVONOIDA
Flavonoid
Definisi Umum  Senyawa organik BA kelompok fenol dengan
kerangka dasar karbon C6-C3-C6, dimana dua gugus aril
terikat pada rantai propana (C3). Variasi disebabkan reaksi
hidroksilasi, alkoksilasi dan glikosilasi, berasal dari jalur
biosintesa asam sikimat (fenilpropanoid)
Kimia Bahan Alam I  Page 6

Penggolongan Flavonoid diarilpropana


1,3-diaril propana.
1,2-diaril propana (flavonoid)
1,1-diaril propana (neo-flavonoid / isoflavonoid)
Biosintesis Flavonoid
Robinson 1936  Kerangka C6-C3-C6, berhubungan dengan fenil
propana (C6C3) yang punya gugus fungsi oksigen pada
posisi para, para dan meta, atau dua meta dan satu para dari
cincin aromatik
Biosintesis I  Birch, dimana tahap I suatu unit C6C3 berkombinasi
dengan 3 unit C2 menghasilkan unit C6-C3(C2+C2+C2).
Kerangka C15 yang terbentuk telah mengandung gugus
fungsi oksigen di posisi yang diperlukan
Kimia Bahan Alam I  Page 7

Cincin A  Jalur poliketida, kondensasi 3 unit asam asetat


malonat
Cincin B  Jalur fenil propanoid (shikimat)
Biosintesis  Berasal dari 2 jalur utama yaitu jalur shikimat dan
jalur asetat-malonat
Modifikasi Flavonoid
Modifikasi dapat terjadi melalui berbagai tahap dan menghasilkan
penambahan/pengurangan melalui reaksi:
Hidroksilasi
Metilasi gugus hidroksil / inti flavonoid
isoprenilasi gugus hidroksil / inti flavonoid
Metilasi gugus orto-dihidroksil
Dimerisasi (pembentukan biflavonoid)
Pembentukan bisulfat
Kimia Bahan Alam I  Page 8

Glikosilasi gugus hidroksil (pembentukan flavonoid O-


glikosida)
Glikosilasi inti flavonoid (pembentukan flavonoid C-
glikosida)
Flavonoid O-Glikosida
Umum flavonoid  satu gugus hidroksil atau lebih terikat dengan
satu gula atau lebih dengan ikatan hemiasetal
Bentuk gula biasanya tak tahan asam
Flavonoid kurang aktif dan lebih mudah larut air sehingga
memungkinkan disimpan dalam vakuola sel
Gugus hidroksil yang mudah terglikosilasi:
7-hidroksil pada flavon, isoflavon, dihidroflavon
3-(dan 7-) hidroksil dalam flavanol & dihidroflavanol
Kimia Bahan Alam I  Page 9

3-(dan 5-) hidroksil dalam antosianidin


Glukosa gula paling umum
gula lain: galaktosa, ramnosa, xilosa, arabinosa (sering),
alosa, manosa, fruktosa, apiosa & asam glukoronat,
galakturonat
Last Here B4 17-03-15 Last Here A4 18-03-15
Flavonoid O-Glikosida
Disakarida, seperti:
 Soforosa (2-O-β-D-glukosil-D-glukosa),
 Gentibiosa (6-O-β-D-glukosil-D-glukosa)
 Rutinosa (6-O-α-L-ramnosil-D-glukosa)
 Neohesperidosa (2-O-α-L-ramnosil-D-glukosa)
Kadang-kadang tri bahkan tetrasakarida
O-glikosilasi (dan metilasi) merupakan tahap akhir pada
biosisntesis tumbuhan dan dikatalisis oleh enzim khas
Kimia Bahan Alam I  Page 10

Kadang-kadang glikosilasi alami modifikasi lanjut yaitu


asilasi yang berkaitan dengan asam asetat atau asam
ferulat, dimana ikatan ester teresterifikasi dengan gula
Flavonoid C-Glikosida
Gula terikatan pada atom C dari flavonoid (inti benzen)
dengan ikatan C-C yang tahan asam
Umumnya hanya ditemui pada C nomor 6 dan 8
Gula terlibat lebih sedikit:
 Glukosa yang umum (viteksin, orientin)
 Galaktosa (apigenin 8-C-galaktosa),
 Ramnosa (violantin),
 Xilosa (visenin-1)
Kimia Bahan Alam I  Page 11

 Arabinosa (skaftosida)
Aglikon flavonoid terlibat juga terbatas
C-glikosida sering mengalami glikosilasi lebih lanjut (pada
OH gula atau fenol) atau mengalami asilasi (pada OH gula)
Flavonoid Sulfat
Mudah larut dalam air
Mengandung 1 ion sulfat atau lebih, terikat pada Oh fenol
atau gula
Umumnya bentuk garam bisulfat (flavon-O-SO3K)
Banyak juga berupa glikosida bisulfat, bagian bisulfat
terikat pada OH fenol atau gula
Keberadaan sangat terbatas pada angiospermae terutama
pada habitat berair
Kimia Bahan Alam I  Page 12
Biflavonoid
Flavonoid dimer
Flavonoid terlibat: flavon dan flavanon yang punya pola
teroksigenasi sederhana 5,7,4’ (kadang 5,7,3’,4’) dan ikatan
antar flavonoid berupa ikatan C-C, atau kadang eter
Monomernya bisa same atau berbeda
Ikatan yang sering terjadi:
 Ikatan -6,8” (golongan agatisflavon)
 Ikatan -8,8” (golongan kupresuflavon)
Kimia Bahan Alam I  Page 13

 Ikatan 3’,8” (golongan amentoflavon) Ikatan C-C


 Ikatan -6,3” (golongan robiustaflavon)
 Ikatan -3,8”
 Ikatan -6,4” (golongan hinoliflavon)
Ikatan eter
 Ikatan -3’,4” (golongan oknaflavon)
Biflavonoid
Contoh OH
3'
HO
OH
8
OH O HO

OH O
Kimia Bahan Alam I  Page 14

Amentoflavon dari Selaginella tamariscina

Biflavonoid sukar dikenali, sifat sama monoflavonoid


Bedakan dengan KLT (silika gel) dan MS
Penyebaran terbatas pada Gymbospermae
Ciri Struktur Flavonoid
A. Gugus hidroksil hampir selalu ditemukan pada posisi 5 dan
& 7 dari cincin A.
OH OH
OH

HO HO O HO O
OH

OH

OH O OH O
OH O

apigenin kaemferol
floretin

OH
Kimia Bahan Alam I  Page 15

OH
+
HO O HO
HO O O
OH C OH
H
OH
OH
OH O OH
OH
pelargonidin sulfuretin
epikatecin

Kekecualian
Ciri Struktur Flavonoid
B. Cincin B flavonoid seringkali mempunyai gugus gugus
hidroksil atau alkoksil pada posisi 4’, atau 3’ & 4’.
C. Adanya tiga gugus hidroksil atau alkoksil, atau tidak
teroksigenasi sama sekali, atau teroksigenasi pada posisi 2’,
sangat jarang ditemukan.
D. Hal tersebut disebabkan biogenesis dari flavonoid.
E. Glikosida senyawa flavonoid berikatan dengan gula pada
gugus hidroksil yang ada.
Kimia Bahan Alam I  Page 16
Penggolongan Flavonoid
1. Calkon
2. Flavan OH
3. Flavanol HO O
4. Flavanon R
5. Flavanonol OH
6. Flavon OH OH
7. Isoflavon
8. Antosianidin
Kimia Bahan Alam I  Page 17

9. Auron
10. Garam flavilium
11. Dehidrokalkon
Penggolongan Flavonoid
“Flavonoid” diambilkan pada satu golongan besar senyawa
yang paling umum yaitu flavan (gambar 3). Senyawa ini
terbentuk akibat adanya ikatan yang terjadi pada oksigen
diposisi ortho cincin A benzen dengan C-3 membentuk cincin
baru C. Senyawa flavan adalah bentuk oksidasi pada cincin C
dengan tingkat oksidasi yang paling rendah.

O
Kimia Bahan Alam I  Page 18

O O
OH
OH
OH
flavan flavanol Flavan-3,4-diol
Penggolongan Flavonoid

O O O

OH OH
O O
katekin
flavanon Flavanolol
Kimia Bahan Alam I  Page 19

O O
Garam flavilium
Calkon dihidrocalkon
Penggolongan Flavonoid
O
O O CH
OH
O auron
antosianidin
flavon

Deteksi Flavonoid
Kimia Bahan Alam I  Page 20

J. Shinoda (1928) juga disebut metoda Sianidin Test. Prinsip


reaksi reduksi  Penambahan logam magnesium (Mg)
dalam suasana asam (HCl)
Deteksi Flavonoid
Gugus OH / OMe pada posisi 2 gugus fenil akan
memberikan warna merah hingga ungu.
Isoflavon kuning-orange setelah beberapa waktu,
Bila Mg diganti Zn (seng), dapat bedakan flavonol, flavanon
dan flavanol-3-glikosida warna lebih intensif.

Deteksi Lainnya Flavonoid


1. Pereaksi Mg/HCl (Sianidin test)
Kimia Bahan Alam I  Page 21

2. Pereaksi NaOH
3. KLT menggunakan silica gel
4. KKt (kromatografi kertas)
5. Spray Reagent (basa, garam, amina diazo, dan reaksi
lainnya)
Deteksi Flavonoid (NaOH dan Mg/HCl)
FLAVONOID NaOH Mg/HCl
Kalkon Orange-merah negatif
Dihidrokalkon Kuning pucat negatif
Auron Merah-ungu negatif
Kuning-orange, Merah, magenta, violet hingga
Flavanon
Merah-ungu (panas) biru
Flavon kuning Kuning merah
Flavonol Kuning-orange Kuning-merah
Kuning-pucat, berubah jadi
Flavanolol Merah-magenta
Kimia Bahan Alam I  Page 22

coklat (oksidasi)
Pink dengan HCl, menjadi kuat
Leucoantosianin Kuning
dengan Mg
Antosianidin / Merah, berubah menjadi
Biru-violet
Antosianin merah muda
Kuning, berubah menjadi
Katekin negatif
merah dan coklat
Isoflavon Kuning Kuning
Isoflavanon Kuning Negatif
Deteksi Flavonoid
A. Pereaksi Spray Basa
REAGENSIA KEKUATAN JENIS FLAVONOID
Semua flavonoid, kecuali
Ammoniak Pekat
antosinin
NaOH Larutan encer Antosianin
Na Karbonat 1-5% Semua flavonoid

B. Pereaksi Spray Amina Diazo


Kimia Bahan Alam I  Page 23

REAGENSIA KEKUATAN JENIS FLAVONOID


Asam sulfanilat Semua jenis flavonoid
p-nitro anilin
Garam diazonium
Anilin
Deteksi Flavonoid
C. Pereaksi Spray Garam-garaman
REAGENSIA KEKUATAN JENIS FLAVONOID
Aluminium asetat 2,5% flavonol
Aluminium klorida 1-5% dalam etanol Semua flavonoid
Aluminium sulfat 2% Antosianin
Ferri klorida 1% dalam etanol Semua flavonoid
0,2% dalam
Ferri potasium tartrat Flavon
Kimia Bahan Alam I  Page 24

metanol
Ferri ammonium
0,2% Katekin dan esternya
sulfat
Magnesium sulfat - Semua jenis flavonoid
Larutan Bennedict’s Semua jenis flavonoid
Deteksi Flavonoid
D. Pereaksi Spray Lainnya
REAGENSIA KEKUATAN JENIS FLAVONOID
Vanilin-HCl p 1% Katekin, leukoantosianin
1% dalam isopropil
Na borohidrat Flavanon
alkohol
Asam sitrat-asam
3% dalam metanol Flavonol
borat
Kimia Bahan Alam I  Page 25

Asam p-toluensul Leukoantosianin,


3% dalam alkohol
fonat katekin, dan flavonol
Identifikasi dan karakterisasi flavonoid secara spektroskopi dapat dilakukan dengan
penambahan pereaksi-pereaksi geser.
Deteksi Flavonoid
A. Prosedur Umum
1. 4 g sampel segar, potong halus, masukkan ke Erlenmeyer
100 ml, maserasi dengan 25 ml EtOH, panaskan 15 menit.
2. Saring ke Erlenmeyer 50 ml dalam keadaan panas, uapkan
sampai seluruh EtOH habis.
3. Tambahkan kloroform & air suling @ 5 ml (1:1), kocok, biar
sampai memisah sempurna antara kloroform dan air.
4. Masing-masing bagian pelarut yang memisah dipindahkan
Kimia Bahan Alam I  Page 26

ke dalam tabung reaksi yang bersih.


Lapisan kloroform (disebut fraksi kloroform) di bagian
bawah  Pemeriksaan terpenoid dan steroid,
Lapisan air (disebut fraksi air)  Pemeriksaan
flavonoid, fenolik dan saponin.
Deteksi Flavonoid
B. Cara Kerja Uji Flavonoid
1. Ambil lapisan air (1 ml) dan pindahkan dengan pipet ke
dalam tabung reaksi kecil.
2. Masukkan 1-2 butir logam Mg dan beberapa tetes HCl
pekat (penambahan HCl pekat dilakukan dalam lemari
asam).
3. Terbentuknya warna orange – merah menandakan adanya
flavonoid (kecuali untuk isoflavon).
Kimia Bahan Alam I  Page 27
Beberapa Struktur Flavonoid
R1 R1 O

R2 R3
HO O R1 O
R3 R2 R4
OH
R5
OH +
HO O Isoflavone
OH R2
Flavanol
OH
OH
Kimia Bahan Alam I  Page 28

R1 Anthocyanin R1
R2 R2

HO O HO O
R3 R3

OH
OH O OH O
Flavonol Flavanone
Reaksi Flavonoid (Flavon & Flavonol)
Flavon dan flavonol + asam mineral  Garam flavilium yang
berwarna. Garam tersebut dengan basa menghasilkan kembali
flavonoid semula.
Gugus fungsi oksigen pada posisi 5, 7, 4’ dapat meningkatkan
stabilitas ion flavilium.
5' OH
OH
6'
1 4' +
8
O 2 O
7 3'
HCl
Kimia Bahan Alam I  Page 29

-
2' Cl:
6 4 NaOH
3 R R
5
O OH

R= H flavon
R=OH flavonol
Reaksi Flavonoid (Flavon & Flavonol)
Reduksi gugus keton yang selanjutnya disertai diperlakukan
dengan asam mineral, akan dihasilkan garam flavilium.
5' OH
OH
6'
1 4' +
8
O 2 O
7 3'
1. LiAlH4 -
2' Cl:
6 4
3 R 2. HCl R
5
O
Kimia Bahan Alam I  Page 30

R= H flavon
R=OH flavonol
Reaksi Flavonoid (Flavon & Flavonol)
Gugus metoksi pada posisi 5 bila dipanaskan dengan HI akan
mengalami demetilasi, diikuti penataan ulang dan resiklisasi, yang
disebut penataan ulang Wessley-Moser.
5' OH
OH OH
O Me 6'
1 4' OH O
7
O 2 3'
HI
2'
6 4 - MeOH R
3 R 5
5
OH O
OMe O
Kimia Bahan Alam I  Page 31

OH OH
OH O
O
HI 5

HO R HO R
OH O OH O
Reaksi Flavonoid (Flavon & Flavonol)
Bila cincin B mengandung gugus fungsi oksigen pada posisi 2’,
maka dapat terjadi penataan ulang Wessley-Moser.

OH O
O HI OH
OM e 2'
2' - MeOH
OM e OH
R R
5 5
O O
Kimia Bahan Alam I  Page 32

OH 5
OH OH O
O 2'
HI
OH OH
R R

O O
Efek Neuroprotektif Flavonoid
Efek
Antioksidan

Modulasi Modulasi
Neuronal dan Fungsi Reseptor
Ganglion signalling
Kimia Bahan Alam I  Page 33

Mempengaruhi Modulasi
“gene expression” “Membrane Fluidity”

Menghambat
“Neuroinflammation”

Last Here B5 24-03-15 Last Here A5 25-03-15

Anda mungkin juga menyukai