Disusun oleh
Nama : Wahyuni futri
Nim : 2020E1C060
Kelas : 4C
B. Uraian teori
1. Skrining fitokimia
Skrining fitokimia merupakan cara untuk mengidentifikasi bioaktif yang belum tampak
melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat dengan cepat memisahkan antara bahan
alam yang memiliki kandungan fitokimia tertuntu dengan bahan alam yang tidak memiliki
kandungan fitokimia tertentu. Srining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu
penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan
senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia
dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi
warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan
pelarutdan metode ekstraksi (Kristianti dkk., 2008)
Kajian fitokimia meliputi uraian yang mencakup aneka ragam senyawa organik yang
dibentuk dan disimpan oleh organisme, yaitu struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan
serta metabolisme, penyebaran secara alamiah dan fungsi biologisnya, isolasi dan
perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman (Harborne,
1987; Najib, 2006). Analisis fitokimia dilakukan untuk menentukan ciri komponen bioaktif
suatu ekstrak kasar yang mempunyai efek racun dan efek farmakologis lain yang bermanfaat
bila diujikan dengan sistem biologi atau bioassay (Harborne, 1987)
2. Metabolit sekunder
Matabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesis tanaman dan digolongkan menjadi
lima yaitu glikosida, terpenoid, fenol, flavonoid, danalkaloid (Vickery dan vickery, 1981).
Metabolit sekunder disebut juga dengan fitoleksin. Senyawa ini diproduksi oleh tanaman
pada waktu mengalami infeksi atau stress lingkungan fitoleksin merupakan senyawa kimia
yang berasal dari derivat flavonoid dan isoflavon, turunan sederhana dari fenilpropanoid,
dan derivat dari sesquiterpens (Vickery,1981)
Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan fenol tersebar yang senyawanya terdiri dari C6-C3-
C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau
gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik (Sirait, 2007).
Pemeriksaan golongan-golongan flavonoid dapat dilakukan dengan uji warna yaitu
fitokimia untuk menentukan keberadaan senyawa golongan flavonoid dan adanya
senyawa polifenol. Uji keberadaan senyawa flavonoid dari dalam sampel digunakan
uji wilstatter, uji Bate-Smith, dan uji dengan NaOH 10%. Sedangkan uji adanya
senyawa polifenol dilakukan dengan larutan penambahan FeCl3 (Achmad, 1986;
Harbone, 1987)
Tannin
Tanin merupakan senyawa yang memiliki gugus fenol, memilikirasa sepat dan
mampu menyamak kulit karena kemampuannya menyambung silang protein tanin
secara kimia dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu golongan tanin
terkondensasi dan tannin terhidrolisis (Harbone, 1987)
Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol. Glikosida adalah suatu kompleks
antara glikon dan aglikon. Banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai lima
dan komponen yang umum ialah asam glukuronat. Adanya saponin dalam
tumbuhan ditunjukkan dengan pembentukan busa yang sewaktu ekstraksi
tumbuhan atau memekatkan ekstrak (Harbone, 1987)
Alkaloid
Semua alkaliod mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa dan membentuk cincin hetestatik (Harbone, 1984). Kadar alkaloid dari
tumbuhan dapat mencapai 10-15%. Alkaloid kebanyakan bersifat racun, tetapi ada
pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloid merupakan senyawa tanpa
warna, sering kali bersifat optik aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya
sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar (Sabirin etal., 1994)
Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap. Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau
dari tanaman asalnya (Kristantidkk, 2008). Minyak atsiri harus disimpan dalam
bejana gelas yang berwarna gekap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan
ditempat yang kering dan sejuk (Kristanti dkk, 2008)
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu
skualena. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang-kurangnya empat golongan
senyawa; triterpene sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung (Harbone,
1987)
Kuinon
Kumarin
Kumarin merupakan golongan senyawa fenil propanoid yang memiliki cincin karbon
lingkar enam dan memiliki inti 2H-1- benzopiron-2-on dengan rumus molekul
C9H5O2 (Marray et al.,1982). Kumarin dan turunannya banyak memiliki aktifitas
biologis diantaranya dapat menstimulasi pembentukan pigmen kulit, mempengaruhi
kerja enzim, antikoagulan darah, antimikroba, dan menunjukkan aktifikas
menghambat efek karginosen (Syarif, 2003).Disisi lain senyawa turunan kumarin
polisiklik aktif sebagaian tikarsigonen yang disebabkan hidrokarbon aromatik
polisiklik karsinogen seperti 6-metil (α) piron (Kusuma, 1997)
Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula
dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan
oksigen (o-glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida), jembatan sulfur (S-
glikosida), maupun jembatan karbon (C-glikosida). Bagian gula biasanya disebut
glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon
C. Pelaksanaan praktikum
Alat : Pisau (pemotong), oven, waterbath, tabung reaksi, corong, wadah tahan panas, pipet
Bahan : Simplisia, kloroform 0,05 N, asam sulfat 2 N, pereaksi mayer, metanol, logam Mg,
etanol, FeCl3, pereaksi Liebermann-Burchard, aquadest
b. Prosedur kerja
b. Identifikasi karbohidrat
a. Identifikasi fenol
b. Identifikasi tannin
Larutan uji ditambahkan larutan 10% gelatin akan timbul endapan putih
Larutan uji ditambahkan larutan NaCl-gelatin (larutan 1% gelatin dalam
larutan 10% NaCl dengan perbandingan 1:1). akan timbul endapan dan
dibandingkan dengan hasil yang diatas.
Larutan uji ditambah dengan FeCl3 3% akan terjadi warna hijau, biru
hingga hitam.
c. Identifikasi flavonoid
Uji shinoda : larutan uji diuapkan hingga kering, ditambahkan 2-3 tetes
etanol, kemudian ditambahkan serbuk Mg dan beberapa tetes HCl 5M.
Warna merah hingga warna merah lembayung yang timbul menandakan
adanya senyawa flavanon, flavonol, flavanonol dan dihidroflavonol.
Uji dilakukan seperti diatas, tetapi serbuk Mg diganti Zn. Hanya senyawa
dihidroflavonol yang meni (masih kurang ditambahi alkaloid)
d. Identifikasi alkaloid
Larutan uji diteteskan 3 tetes pada kaca arloji lalu ditambahkan pereaksi
Dragendorff. Catat warna endapan yang timbul.
Larutan uji diteteskan 3 tetes pada kaca arloji lalu ditambahkan pereaksi
Mayer. Catat warna endapan yang timbul.
Larutan uji diteteskan 3 tetes pada kaca arloji lalu ditambahkan pereaksi
Bouchardat. Catat warna endapan yang timbul.
e. Identifikasi triterpenoid/steroid
f. Identifikasi saponin
D. Evaluasi
Hasil percobaan
1. Fenol
a. Mengkudu
c. Daun johar
- Hijau kebiruan (+)
- Hijau pekat (kuning kecoklatan)
- Hitam (-)
2. Tannin
a. Mengkudu
c. Daun johar
3. Flavonoid
a. Mengkudu (kuning)
b. Rimpang temu hitam (kuning pucat)
c. Daun johar (kuning kecoklatan)
4. Alkaloid
a. Mengkudu
c. Daun johar
- Endapan hitam (+)
- Tidak ada endapan (-)
- Tidak ada endapan (-)
5. Triterpenoid (steroid)
a. Mengkudu
- Merah (-)
- Kuning (-)
- Merah (-)
- Putih keruh (+)
c. Daun johar
6. Saponin
PEMBAHASAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obatyang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya
yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa
kimia murni.
Kandungan kimia, Alkaloid, Flavanoid, Tanin, saponi dan kuinon. Skrining Fitokimia,
Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukkan golongan metabolit sekunder yang
mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan . Metode yang digunakan dalam
penapisan fitokimia harus selektif, sederhana, cepat serta hanya memerlukan sedikit alat
dan bahan.
Pada praktikum kali ini melakukan skrining fitokimia pada tanaman. Tujuan dari skrining
fitokimia ini yaitu untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam sampel
tanaman, serta dalam praktikum ini untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada saat
melakukan skrining fitokimia dimana tes yang dilakukan yaitu secara kualitatuf dengan
mereaksikan sampel dengan pereaksi tertentu sehingga menghasilkan perubahan.
Tanaman yang digunakan yaitu daun mengkudu. Pengujian pertama yaitu identifikasi
alkaloid. Alkaloid merupakan suatu senyawa yang bersifat basa karena mengandung
atom nitrogen. Pengujian alkaloid dengan reagen Mayer, reagen Dragendorff, dan reagen
Wagner menunjukkan hasil positif hal ini ditandai dengan terbentukknya endapan
berwarna kuning, merah dan coklat pada masing-masing reagen.
Endapan yang terbentuk karena senyawa alkaloid berikatan koordinasi dengan iok K+
dari reagen- reagen tersebut. Perbedaan warna endapan pada setiap penambahan setiap
reagen dikarenakan adanya ligan berupa logam golongan transisi didalam reagen Mayer,
Dragendorff, dan Wagner yang berbeda-beda.
Pada percobaan ini, dari kedua sampel tidak ada yang menunjukan hasil positif. Hal ini
berarti pada kedua sampel tidak mengandung alkaloid. Percobaan selanjutnya yaitu
mengidentifikasi flavonoid dalam sampel. Prinsip reaksi uji flavonoid adalah reaksi
oksidasi reduksi, dimana senyawa flavonoid akan direduksi oleh gas hidrogen hasil reaksi
antara pita Mg dan HCl. Selanjutnya senyawa hasil reduksi akan membentuk senyawa
komplek dengan Mg2+ yang merupakan senyawa berwarna merah. Menurut Harborne
(1996) menyatakan bahwa perubahan warna yang terjadi yaitu kuning, jingga, dan merah.
Pengujian selanjutnya yaitu pengujiian senyawa tanin. Menurut Harborne (1996) tanin
merupakan polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan mengendapkan protein..
Gelatin merupakan protein alami yang memberikan sifat penstabil dan pengental bagi
media yang berbasiskan air, mengandung asam amino yaitu dengan kandungan glisin
(27%), prolin (16%) dan hidroxiprolin (14%), sehingga terbentuknya senyawa tanin
protein dikarenakan adanya ikatan hidrogen antara tanin dan protein pada gelatin
sehingga terbentuk endapan putih (Leemensand, 1991 dalam Kusumaningsih, 2015).
Pada praktikum ini hasil positif ditunjukan oleh kedua sampel pada pengujian dengan
menggunakan FeCl3. Hal ini berarti pada kedua sampel mengandung fenol. Pengujian
terakhir yaitu pengujian steroid dan triterpenoid. Pada praktikum ini kedua sampel tidak
meunjukn hasil positif pada pengujian steroid maupun triterpenoid. Hal ini dibuktikan
dengan tidak berubhnya warna filtrat sampel ketika ditambah tetesean pereaksi liberman
burchardat.
E. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.A., 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Krnunika
Harbone, J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Terbitan kedua.
Bandung: ITB
Kristanti, A.N, N.S. Aminah, M Tanjung, dan B. Kurniadi. 2008. Buku AjarFitokimia. Surabaya: Jurusan
Kimia Laboratorium Kimia OrganikFMIPA Universitas
Kusuma, T.S., 1997. Mempelajadi Sifat Antikarsinogen Alamiah JurusanFenol, Kumarin, Kromon, Flavon,
dan isokumarin. Jurnal Andalas No.15. Januari Tahun VI
Najib, Ahmad. 2006. Ringkasan Matreri kuliah Fitokimia II Fakultas FarmasiUniversitas Muslim
Indonesia.Http://moko31. file Wordpress com.Diakses 10 Maret 2018 jam 12.15
Sabirin, M, Harjdono, S., respati S. 1994. Pengantar praktikum KimiaOrganik II. Yogyakarta: UGM Press
Vickery, M.L and B Vickery. 1981. Secondary Metabolism The MacmillanPress ltd. London and
baisngstoke