Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM

“FENOLIK, FLAVONOID, SAPONIN”

OLEH :
RIZKY ARISKA NINGSIH (1801072)

DOSEN PENGAMPU : HAIYUL FADHLI, M.Si, Apt

KELAS S1-4B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2020
PERTANYAAN

1. Jelaskan tentang senyawa fenolik, flavonoid, dan saponin

2. Apa saja reagen yang digunakan untuk uji fenolik, flavonoid, dan saponin yang lain (minimal
3 reagen) dan jelaskan?

3. Bagaimanakah cara melakukan identifikasi fenolik, flavonoid, dan saponin

4. Jelaskan mekanisme reaksi yg terjadi sampai terjadi perubahan warna pada fenolik, flavonoid,
dan saponin!

5. Dari topik 2 yang lalu apakah tumbuhan yg kalian pilih mengandung fenolik, flavonoid, dan
saponin?

6. Dari topik 4, 5 dan 6 jelaskan perbedaan uji steroid dan terpenoid dengan uji fenolik,
flavonoid, dan saponin ?

JAWABAN

1. A. Fenolik

1. Definisi

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.


Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus –
gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa
induknya, fenol.

Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan
yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua
gugus OH. Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur
yang luas, mudah ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan
senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol
monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon
fenolik.

2. Klasifikasi

 Senyawa fenol sederhana


 Lignan, neolignan, lignin
 Stilbena
 Naftokinon
 Antrakinon
 Flavonoid
 Antosian
 Tannin
 Kumarin
 Kromon dan xanton

3. Manfaat

 Mencegah pertumbuhan sel kanker


 Mencegah penyakit jantung
 Mencegah diabetes

B. Flavonoid

1. Definisi

Senyawa Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yamg


ditemukan dialam. Senyawa- senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru.
Dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan di dalam tumbuh-tumbuhan. Dikenal
juga sebagai vitamin P atau Citrin. Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan didalam
tubuh sehingga disebut bioflavonoid.

2. Klasifikasi

Flavon Isoflavon Flavonol


Flavanon Katekin Antosianin

Auron Leukoantosianin Kalkon

Dari berbagai jenis Flavonoid tersebut, flavon, flavanol dan antosianidin adalah
jenis yang paling banyak ditemukan di alam, sehingga sering kali dinyatakan sebagai
flavonoid utama. Sedangkan jenis-jenis flavonoid yang ditemukan di alam dan
jumlahnya terbatas adalah kalkon, auron, katekin, flavonon, leukoantosianidin.

C. Saponin

1. Definisi

Merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroida yang


merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah merah.

 Bila terhidriolisis menjadi aglikon yang disebut sapogenin.


 Saponin mampu menghemolisis butir darah merah, bersifat racun bagi hewan
berdarah dingin.
 Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin.

2. Sifat-Sifat

 Mempunyai rasa pahit


 Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
 Menghemolisa eritrosit
 Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
 Membentuk persenyawaan dengan kolestol dan hidrok-sisteroid lainya
 Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.

3. Klasifikasi

2. A. Reagen Folin-Ciocalteu (Uji Fenolik)

Pereaksi Folin-Ciocalteu merupakan larutan kompleks ion polimerik yang


dibentuk dari asam fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat. Pereaksi ini terbuat
dari air, natrium tungstat, natrium molibdat, asam fosfat, asam klorida, litium sulfat, dan
bromin (Folin dan Ciocalteu, 1944). Pada kenyataannya reagen ini mengandung rangkaian
polimerik yang memiliki bentukan umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat (PO4)3-
yang dikelilingi oleh beberapa unit oktahedral asam-oksi molibdenum. Struktur tungsten
dapat dengan bebas bersubstitusi dengan molibdenum.

B. Magnesium + Asam Klorida (Uji Flavonoid)

Penambahan serbuk magnesium dan asam klorida pada sampel bila membentuk
warna merah jingga sampai warna merah ungu menunjukan adanya senyawa golongan
flavonoid. Bila bewarna kuning jingga menunjukkan adanya senyawa flavonoid golongan
flavon, auron atau kalkon. Senyawa flavonoid yang mengandung gugus hidroksil akan
berinteraksi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa komplek yang berwarna.

C. Reagen Salkowski (Uji Saponin bagian Steroid)

Digunakan H2SO4 pekat. Adanya steroid tak jenuh ditandai dengan timbulnya
cicin warna merah.

D. Reagen Lieberman-Burchard (Uji Saponin bagia Steroid & Triterpenoid)


Digunakan asam asetat anhidrat dan H2SO4 pekat. Terjadinya warna hijau biru
menunjukkan adanya saponin steroid, warna merah ungu menunjukkan adanya saponin
triterpenoid dan warna kuning muda menunjukkan adanya sapogenin jenuh.

3. A. Identifikasi Fenolik

Identifikasi adanya senyawa fenolik dalam suatu cupikan dapat dilakukan dengan
peraksi besi (III) klorida 1 % dalam etanol. Adanya senyawa fenolik ditandai dengan
timbulnya warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam yang kuat.
Uji adanya senyawa fenolik dapat dilakukan dengan menggunakan larutan FeCl3
5% sebagai reagen. Hasil uji positif ditandai dengan terbentuknya warna biru kehitaman.
Hal ini disebabkan terbentuknya karena terbentuknya senyawa komplek antara senyawa
fenolik yang mengandung gugus hidroksil (OH) dengan ion besi(III). Atom oksigen
mempunyai pasangan elektron bebas sehingga bersifat reaktif terhadap ion positif
membentuk senyawa komplek.

B. Identifikasi Flavonoid

1. Ekstraksi Sampel

Ditimbang 500 gram sampel, kemudian dimasukan serbuk simplisia kedalam


bejana maserasi dituang secara perlahan pelarut etanol 96% sebanyak 2L kedam bejana
maserasi yang berisi serbuk simlisia. Setelah itu dibiarkan cairan penyaring merendam
seluruh serbuk simlisia selama 3 hari sambil diaduk secara priodik. Campuran kemudian
disaring dan ampasnya direndam lagi dengan cairan penyaring yang baru ,proses
penyarian selanjutnya dilakukan sebanyak 2 kali dengan etanol 96% setiap 1L. Ekstrak
cair dikumpulkan kemudian dipaketkan dengan menggunakan alat rotavapor hingga
diperoleh ekstrak kental.

2. Reaksi Pewarnaan

Sejumlah 1 ml larutan n-butanol (ekstrak daun dewa) diuapkan sampai kering.


Terhadap sisa ditambahkan 1ml etanol 95%. 400mg serbuk zink dan 2ml asam klorida
2N. Lalu didiamkan selama 1 menit kemudian ditambahkan 0,5 gram asam klorida p,
adanya flavonoid ditunjukan dengan terbentuknya warna merah intensif 2-5 menit.

3. Reaksi Shinoda

Sejumlah 1ml larutan dari fase n-butanol diuapkan sampai kering. Terhadap
sisa ditambahkan 95%. 100mg serbuk magnesium dan 0,5 gram asam klorida, bila
terbentuk warna merah jingga sampai warna merah ungu menunjukan adanya senyawa
golongan flavonoid. Bila bewarna kuning jingga menunjukkan adanya senyawa
flavonoid golongan flavon, auron atau kalkon. Senyawa flavonoid yang mengandung
gugus hidroksil akan berinteraksi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa komplek yang
berwarna.

C. Identifikasi Saponin

Uji Busa

- Pada identitas ini, sampel kering dirajang halus, dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambah air suling, kemudian dididihkan selama 2-3 menit,didinginkan dan dikocok
kuat-kuat.

- Jika dalam tabung reaksi timbul busa, maka busa ini mengindikasikan adanya saponin.

Reaksi warna

- 0,3 gram ekstrak dilarutkan dalam 15 ml etanol,lalu dibagi menjadi tiga bagian masing-
masing 5 ml, disebut sebagai larutan IIA, IIB, dan IIC.

Uji salkowski

- Larutan IIA digunakan sebagai blanko, larutan IIC sebanyak 5 ml ditambah 1-2 ml
H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi. Adanya steroid tak jenuh ditandai dengan
timbulnya cicin warna merah.

Uji liebermann-burchard

- Larutan IIA digunakan sebagai blanko, larutan IIB sebanyak 5 ml ditambah 3 tetes asam
asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4 pekat, lalu dikocok perlahan dan diamati terjadinya
perubahan warna

- Terjadinya warna hijau biru menunjukkan adanya saponin steroid, warna merah ungu
menunjukkan adanya saponin triterpenoid dan warna kuning muda menunjukkan
adanya sapogenin jenuh.

4. A. Mekanisme Reaksi Fenolik


Fenolik dalam suasana basa

Uji adanya senyawa fenolik dapat dilakukan dengan menggunakan larutan FeCl3
5% sebagai reagen. Hasil uji positif ditandai dengan terbentuknya warna biru kehitaman.
Hal ini disebabkan terbentuknya karena terbentuknya senyawa komplek antara senyawa
fenolik yang mengandung gugus hidroksil (OH) dengan ion besi(III). Atom oksigen
mempunyai pasangan elektron bebas sehingga bersifat reaktif terhadap ion positif
membentuk senyawa komplek.

B. Mekanisme Reaksi Flavonoid

Mg + HCl → MgCl2 + H2
MgCl2 → Mg2+ + 2Cl

Senyawa flavonoid yang mengandung gugus hidroksil akan berinteraksi dengan


2+
ion Mg membentuk senyawa komplek yang berwarna.

C. Mekanisme Reaksi Saponin

Terjadinya warna hijau biru menunjukkan adanya saponin steroid, warna merah
ungu menunjukkan adanya saponin triterpenoid dan warna kuning muda menunjukkan
adanya sapogenin jenuh.
Mekanisme reaksi uji steroid

Mekanisme reaksi uji terpenoid

5. Menurut hasil penelitian, tanaman pilihan Eurycoma longifolia Jack mengandung senyawa
saponin yang berperan dalam melancarkan peredaran darah. Hal tersebut kemudian berimplikasi
pada peningkatan sirkulasi darah di daerah alat kelamin pria. Sedangkan fenolik dan flavonoid
tidak ditemukan terkandung dalam tanaman tersebut.

6. Pengujian steroid dan terpenoid sama-sama menggunakan reagen Lieberman-Burcher, namun


cara ekstraksinya berbeda. Uji steroid hanya dilakukan maserasi, sedangkan pada uji terpenoid
ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dan sokhletasi. Pada uji fenolik reagen yang digunakan
adalah reagen Folin-Ciocalteu. Pada uji flavonoid reagen yang digunakan adalah senyawa
magnesium + asam klorida. Sedangkan pasa uji saponin agak berbeda karena ddapat dilakukan
pengujian adanya busa, dan lalu dapat diidentifikasi dengan uji Salkowski dan Lieberman-
Burchard.

Anda mungkin juga menyukai