Anda di halaman 1dari 25

Senyawa Metabolit Sekunder

Pengertian :
Metabolit sekunder merupakan suatu senyawa sangat
penting bagi kehidupan tumbuhan penghasilnya untuk
mempertahankan diri dari serangan oleh makhluk lain.
untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan
yang kurang menguntungkan, misalnya untuk
Fungsi mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan
sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit
sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi
dengan lingkungannya.
Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder

Senyawa metabolit sekunder diproduksi melalui


jalur di luar biosinthesa karbohidrat dan protein.
Ada tiga jalur utama untuk pembentukan
metabolit sekunder, yaitu
1) jalur Asam Malonat asetat,
2) Asam Mevalonat asetat
3) Asam Shikimat.
Jalur Asam Malonat
• Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui
jalur asam malonat diantaranya: asam lemak (laurat,
miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat, linolenic),
gliserida, poliasetilen, fosfolipida, dan glikolipida.
• Tanaman yang menghasilkan senyawa ini antara lain:
 Jarak pagar, kelapa sawit, kelapa, jagung, kacang
tanah, zaitun, bunga matahari, kedelai, wijen, kapas,
coklat, dan alpukat
Jalur Asam Mevalonat
• Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini
diantaranya adalah Essential oil, Squalent,
 Monoterpenoid, Menthol, Korosinoid, Streoid,
Terpenoid, Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.
Jalur Asam Sikhimat
• Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam
shikimat diantaranya adalah Asam Sinamat, Fenol,
Asam benzoic, Lignin, Koumarin, Tanin, Asam amino
benzoic dan Quinon.
GOLONGAN METABOLIT SKUNDER
1. Golongan Alkoloid
• Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
dialam
• Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan
• Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa
• Alakaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji,
daun, ranting dan kulit batang
• Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloid
dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin.Hampir
semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.
Uji Alkaloid :
• Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan
bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta.
• Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring
campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
• Tmbahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk
dua lapisan.
• Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk
menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil
( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ).
• Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya
endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan
pereaksi Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan
sampel mengandung alkaloid.
2.Golongan Terpenoid

• Terpenoid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hydrogen,


atau  karbon, hydrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatis.
• Terfenoid merupakan senyawa-senyawa yang mudah menguap terdiri
dari 10 atom C dan merupakan senyawa penyusun minyak atsiri.
Terpenoid dengan titik didih yang lebih tinggi disususn oleh diterpen
(C20), triterpen (C30), dan tertaterpen (C40) dengan penambahan
atom oksigen.
 Uji Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard

Beberapa tetes kloroform pada uji alkaloid,


ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan anhidrida
asetat 5 tetes dan biarkan mengering. Kemudian
ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya warna
merah jingga atau ungu menandakan uji positif
terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru
menunjukan uji positif untuk steroid.
3.Golongan Flavonoid

• Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa


fenolik yang banyak merupakan sebagai pigmen tumbuhan.khususnya dari
golongan leguminoceae (tanaman berbunga kupu-kupu).
• Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa
ini terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa
ditemukandalam kandungan tumbuhan. Flavonoid juga dikenal sebagai
vitamin P dancitrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi oleh
sejumlah tanaman sebagaiwarna pada bunga yang dihasilkan.
• Secara umum, flavonoid dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih
kecil (sub kelompok), yaitu:Flavon, Flavanon, Flavonol, Antosianin dan
Calkon.
Uji Flavonoid

• Prinsip identifikasi dapat dilakukan dengan reaksi sianidin-wistater


dimana freaksi ini terutama akan diberikan oleh senyawa flavon,
merah sampai merah tua oleh flavanol atau flavonon dan warna
hijau sampai biru diberikan oleh aglikon dan glikosida.
• Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan
5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi.
Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit
serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau
kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid.
4. Saponin

• Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika
dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis
sel darah merah
• saponin sangat beracun untuk ikan dan tumbuhan yang mengandung saponin telah
digunakan sebagai racun ikan selama beratus-ratus tahun. Beberapa saponin juga
digunakan sebagai anti mikroba.
• Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air
dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama
• Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit
menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir
• Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti bakteri
dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas,
mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.
Identifikasi Saponin : Uji Busa

• Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang telah


dikeringkan, karena test yang digunakan adalah test
pembentukan busa. Bila sampel yang basah dididihkan
dengan air suling, kemungkinan cairan sel akan membentuk
busa bila dikocok.
• Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan air suling, didihkan selama
2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok dengan kuat.
Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel
mengandung saponin.
5. Golongan fenolik

• Fenolik merupakan kelompok senyawa aromatis dengan gugus fungsi hidoksil


• Salah satu golongan fenolik yaitu melamin tumbuhan pada penguraian basa
yang menghasilkan fenol sederhana.
• Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH-)
dan gugus-gugus lain penyertanya
• Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol.
Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga
disebut sebagai polifenol. Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah
atom karbon pada kerangka penyusunnya.
• Cara klasik untuk mendeteksi senyawa fenol sederhana ialah dengan
menambahkan larutan besi (III) klorida 1 %. 
Uji fenolik

Sebanyak 4 gram sampel segar dirajang halus dan


dididihkan dengan 25 ml etanol selama lebih kurang 25
menit, disaring dalam keadaan panas, kemudian pearut
diuapkan sampai kering. Ekstrak dikocok kuat dengan
kloroform lalu ditambahkan air suling, biarkan sampai
terbentuk dua lapisan, yakni lapisan kloroform dan lapisan
air. Beberapa tetes ditempatkan dalam tabung reaksi
ditambahkan besi (III) klorida, timbul warna hijau sampai
ungu menandakan positif mengandung fenolik.
6. Golongan tanin

Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk


ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak di
jumpai pada tumbuhan. terutama banyak teradapat
dalam daun teh, bayam yang dapat diekstrak dengan air
dan larutan alkalin, warnanya kuning cokelat. Tanin dahulu
digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena
sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin
dapat mengikat alkaloid dan gelatin.
Identifikasi tanin
• mempersiapkan 0,3 gram ekstrak ditambah dengan 10 ml aquadest panas. Mengaduknya
dan membiarkannya sampai temperature kamar, kemudian menambahkan 3-4 tetes 10%
NaCl, mengaduknya lalu disaring. Filtrat dibagi menjadi 3 bagian masing-masing 4 ml
dan memberinya label IVA, IVB, dan IVC. Larutan IVA digunakan sebagai blanko.
• Uji FeCl3
Menambahkan beberapa tetes larutan FeCl 3 pada larutan IVC, dan mengamati
perubahan warna yang terjadi. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya
tannin.
• Uji Gelatin
Menambahkan sedikit demi sedikit larutan gelatin dan larutan NaCl 10 % pada larutan
IVB. Jika terbentuk endapan berwarna putih maka menunjukkan adanya tannin
7.kumarin

• Kumarin adalah kelompok senyawa fenil provanoid dengan kerangka benzene


dan pirin C6-C3. Hampir semua kumarin alam mempunyai oksigen.
• Kumarin terdapat dalam rumput-rumputan (graminae), angrek, jeruk
(rutaceae), dan polong-polongan (leguminasae)
• Kumarin mempunyai berbagai efek fisiologi terhadap tumbuh-tumbuhan dan
hewan.
• ada tumbuhan efeknya adalah menghambat atau menstimulasi asam
indol-3-asetat oksidase, menstimulasi produksi etilena, menghambat
sintesis selulosa.
• Pada hewan, kumarin mempunyai efek toksik terhadap mikroorganisme
dan dapat membunuh serangga.
Identifikasi kumarin
• Ekstrak sampel diuapkan sampai kering tambahkan
air panas dan dinginkan. Setelah dingin bagi menjadi
dua tabung. Tabung I diberi ammonia 10% dan
tabung II sebagai pembanding. Dilihat di bawah
lampu UV, jika terdapat fluoresensi kuning kehijauan
atau kebiruan berarti positif mengandung kumarin.
8. Minyak atsiri
• adalah kelompok besar minyak nabatiyang berwujudcairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikanaroma yang khas.
• Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangianatau minyak gosok (untuk
pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal
sebagai bibit minyak wangi
• Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam (daun, batang, akar, biji)
untuk minyak atsiri dibagi menjadi dua kelompok yakni :
1) kelompok pertama; minyak atsiri yang komponen-komponennya mudah dipisahkan
yang kemudian menjadi bahan awal sintesis (minyak sereh, minyak daun cengkeh,
minyak permen, dan minyak terpenting)
2) kelompok kedua;minyak atsiri yang komponen-komponennya tidak mudah dipisah
(minyak akar wangi, minyak nilam, minyak cendana, minyak kenanga), dimana minyak
atsiriini dapat langsung digunakan.
Idenfikasi minyak atsiri
1.Teteskan 1 tetes minyak pd permukaan air, minyak atsiri akan
menyebar dan permukaan air tidak keruh.
2. Teteskan 1 tetes minyk atsiri pada sepotong kertas saring, bila
dibiarkan minyak akan menguap sempurna tanpa
meninggalkan noda lemak (transparan)
3. Kocoklah 1 ml minyak atsiri dengan 1 ml natrium klorida
jenuh dalam gelas ukur 5 ml, biarkan memisah kembali,
volume lapisan air tidak boleh bertambah.
4. Minyak atsiri + sudan III menghasilkan warna merah karmin
Perhitungan Antioksidan
•• Nilai
  konsentrasi efektif merupakan bilangan yang menunjukkan
konsentrasi ekstrak (mikrogram/mililiter) yang mampu menghambat
50% oksidasi. Perhitungan nilai konsentrasi efektif atau IC50
menggunakan rumus (1) sebagai berikut:

• Keterangan : = Nilai absorbansi kontrol A= Nilai absorbansi sampel


• Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai
IC50 kurang dari 50, kuat (50-100), sedang (100150), dan lemah (151-
200).Semakin kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan.
(Badarinath, 2010).

• Aktivitas antioksidan dari masing-masing sampel dan pembanding BHT dinyatakan
 dengan persen inhibisi, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:


• Nilai konsentrasi sampel (ekstrak maupun pembanding BHT) dan persen
inhibisinya diplot masing-masing pada sumbu x dan y pada persamaan regresi
linear. Persamaan regresi linear yang diperoleh dalam bentuk persamaan y = a +
bx, digunakan untuk mencari nilai IC50 (inhibitor concentration 50%) dari masing-
masing sampel dengan menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan
diperoleh sebagai IC50. Nilai IC50 menyatakan besarnya konsentrasi larutan
sampel (ekstrak maupun antioksidan pembanding BHT) yang dibutuhkan untuk
mereduksi radikal bebas DPPH sebesar 50%.

Anda mungkin juga menyukai