B. Flavanoi
Flavonoid termasuk kelompok senyawa fenil propanoid, dengan kerangka
karbon C6-C3-C6 . Fenil propanoid adalah senyawa fenol alam yang mempunyai cincin
aromatik dengan rantai samping terdiri atas 3 atom karbon. Senyawa ini turunan asam
amino protein aromatik, fenil propena dan lignin. Warna zat yang telah di uji bila
mengandung flavonoid akan mengalami perubahan waran menjadi merah intensif dan
jika kuning dan violet,berarti sampel mengandung flavon, kalkon dan auron.
Identifikasi Flavanoid
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml metanol
dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa
tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna
merah/pink atau kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid.
C. Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada
umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid
biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal,
tetapi hanya sedikit yang berupa cairan. Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa
pereaksi pengendap. Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida,
dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan berwarna putih. Pereaksi
Dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrat berair.
Senyawa positif mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan pereaksi
Dragendorff membentuk warna jingga
Identifikasi Alkaloid : Metoda Culvenor-Fiztgerald
1. Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan
bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta.
2. Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring
campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
3. Tambahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk
dua lapisan.
4. Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk
menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil (
Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ).
5. Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya
endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan pereaksi
Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel
mengandung alkaloid.
D. Triterpenoid / steroid
Triterpenoid senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena.
Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang – kurangnya empat golongan senyawa :
triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Sterol adalah triterpena
yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena. Dahulu sterol
terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormone kelamine, asam empedu,
dll), tetapi pada tahun – tahun terakhir ini banyak senyawa tersebut yang ditemukan
dalam jaringan tumbuhan
Identifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard
ditimbang 1 g serbuk simplisia ditambahkan 20 mL eter dan dimaserasi selama 2
jam, dipindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji, diteteskan pereaksi Lieberman-
Burchard (asam asetat glasial-asam sulfat pekat), bila terbentuk wama merah
menunjukkan senyawa steroid atau hijau menunjukkan senyawa triterpenoid.
E. Saponin
Saponin adalah senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid /steroid. Sebagian
besar saponin ditemukan pada biji – bijian dan tanaman pemakan ternak. Saponin
bersifat racun dan memiliki rasa yang pahit. Pembentukan busa yang mantap sewaktu
mengekstrasi tumbuhan/waktu memekatnya ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanya
saponin.
Identifikasi Saponin : Uji Busa
sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok
dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung
saponin.
PUSTAKA
1. Anonim. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/article/download/82/74
diakses tanggal 1 Juni 2018
2. Portal garuda. Desinta , T .2015. Penetuan Kadar tanin secara Kualitatif dari kulit
buah rambutan. Fakultas farmasi: jurnal mahasiswa Surabaya.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=386481&val=5455&title=PENE
NTUAN%20JENIS%20TANIN%20SECARA%20KUALITATIF%20DAN%20PEN
ETAPAN%20KADAR%20TANIN%20DARI%20KULIT%20BUAH%20RAMBUT
AN%20(Nephelium%20lappaceum%20L.)%20SECARA%20PERMANGANOMET
RI diakses tanggal 1 juni 2018