Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan fitokimia merupakan suatu analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan yang bermanfaat dan merupakan hasil dari

metabolit sekunder yang berupa alkaloida, steroida/ terpenoida, flavonoida, saponin, dan tanin. flavonoid adalah senyawa alami hasil fotosintesis yang mengandung cincin aromatik yang dapat diganti gugus hidroksi atau alkoksinya. Senyawa ini terdapat pada semua bagian tumbuhan, seperti daun, buah, kayu, dan kulit kayu. Alkaloid bersifat racun bagi manusia sebagian besar alkaloid memiliki kerangka polisiklik dengan kandungan atom karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, dan substituen yang tidak begitu beragam. Umumnya, alkaloid tidak berwarna, bersifat basa, dan larut dalam pelarut organik. Terpenoid terdapat dalam senyawa tumbuhan, memiliki struktur siklik dan satu gugus fungsi atau lebih serta umumnya terpenoid larut lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi dengan kemampuannya membentuk busa yang tahan lama ketika diekstraksi. Selanjutnya tanin yaitu senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang memiliki kemampuan untuk mengendapkan protein dengan membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air (Harborne, 1996) . Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi Tujuan Mengidentifikasi senyawaan kimia metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid, steroid/terpenoid, saponin dan tanin dari kunyit, bangle, dan daun sirih serta mengamati pengaruh perubahan pH terhadap warna pigmen antosianin bunga aster kuning. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah kaca arloji, sudip, neraca analitik, batang pengaduk, corong, gelas piala, tabung reaksi, rak tabung, hotplate, vortex, mortar, blender, pipet mohr, pipet tetes, bulp, botol akuades, pisau, gunting, buret, dan gelas ukur. Bahan yang dipakai pada praktikum ini ialah serbuk kunyit, simplisia bangle dan daun sirih, bunga aster, akuades, serbuk mg, HCl pekat, amil alkohol, kloroform, amoniumhidroksida, H2SO4 2M, pereaksi meyer, pereaksi dargendrof, pereaksi wagner, liebermen buchard, metanol, FeCl3 1%, HCl 0,1 M, KH2PO4 0,1M, dan K3PO4 0,1M. Prosedur kerja Uji fitokimia yang diidentifikasi yaitu senyawa flavonoid, alkaloid, steroid/terpenoid, saponin, dan tanin pada sampel kunyit, bangle dan daun sirih. Uji flavonoid dilakukan dengan ditimbang sebanyak 3gram sampel kemudian dilarutkan menggunakan air panas + 25ml sampai larut lalu dididihkan selama 5 menit diatas hotplate selanjutnya disaring dan filtratnya diambil +1ml kedalam tabung reaksi ditambahkan seujung sudip serbuk Mg kemudian beberapa tetes HCl pekat

lalu + 1ml amil alkohol selanjutnya dikocok kuat sampai terbentuk 2 lapisan, diamati lapisan amil alkohol berwarna merah, jingga, atau kuning uji positif adanya flavonoid. Uji alkaloid dilakukan dengan ditimbang sebanyak 3gram sampel kemudian ditambah + 30ml campuran kloroform:amoniumhidroksida (3:1) dikocok kemudian disaring lalu filtratnya diambil +3ml kedalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes H2SO4 2M dikocok lalu didiamkan sampai terpisah lapisan asam dengan lapisan organiknya selanjutnya lapisan organik dibagi kedalam 3 tabung reaksi berbeda masing-masing ditambahkan dengan pereaksi mayer, dargendrof, dan wagner beberapa tetes sampai terbentuk endapan warna positif alkaloid masing-masing pada pereaksi wagner terdapat endapan putih, pereaksi dargendrof endapan jingga, dan pereaksi wagner endapan coklat. Uji terpenoid/steroid dilakukan dengan ditimbang sebanyak 3gram sampel kemudian dilarutkan dengan +30ml kloroform dikocok lalu disaring residu disimpan untuk uji saponin dan filtratnya diambil beberapa tetes kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan pereaksi liebermen buchard. Uji positif adanya terpenoid/steroid ini ditandai dengan terbetuknya warna hijau-biru untuk terpenoid dan merah lembayung untuk steroid. Uji Saponin dilakukan dengan diambil residu dari hasil penyaringan uji terpenoid/steroid kemudian dilarutkan dengan akuades sampai larut lalu dipanaskan pada hotplate selama 5menit setelah itu diangkat lalu didinginkan kemudian dikocok kuat jika terbentuk busa yang stabil dalam 15menit maka uji positif adanya saponin pada sampel. Uji Tanin dilakukan dengan ditimbang sebanyak 3gram sampel kemudian dilarutkan dengan metanol sampai terendam, lalu disaring dan filtratnya diambil beberapa tetes dan ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1% selanjutnya diamati perubahan warna yang terjadi. Jika positif adanya tanin ditunjukkan perubahan warna menjadi hijau, biru, atau ungu. Uji Pengaruh pH terhadap warna antosianin bunga aster, sampel dicuci bersih lalu dikeringkan dengan tisu dan diiris halus. Ditimbang 15 gram sampel kedalam gelas piala dan ditambahkan akuades sebanyak 100ml kemudian pigmen warna diekstrak dengan dididihkan pada hotplate selama 15 menit kemudian disaring. Filtrat ditampung kedalam gelas ukur lalu ditepatkan dengan air sampai 50ml selanjutnya ekstrak dimasukkan kedalam buret. Disiapkan 16 tabung reaksi yang masing-masing diisi buffer dengan pH yang bervariasi yang dibuat langsung pada tabung seperti pada tabel 2. Selanjutnya dari buret dikeluarkan 2ml ekstrak kedalam tabung reaksi dan dikocok lalu diamati warna yang terbentuk. Data dan Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil Uji Fitokimia sampel kunyit, Bangle, dan daun sirih Uji Fitokimia Kunyit Flavonoid Alkaloid - Meyer - Dragendrof - Wagner + + + + + + + Sampel Bangle + + + +

Daun sirih

Steroid/triterpenoid Saponin Tanin

+ -

+ -

+ +

Tabel 2 Pengaruh pH terhadap Warna Antosianin Bunga Aster Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 HCl 0,1M (ml) 9.5 0,5 KH2PO4 0,1M (ml) 0,5 9,5 10 9.5 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 4.5 5.0 3.0 K3PO4 0,1M (ml) 0.5 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 5.5 5.0 7.0 pH Warna

Pembahasan Analisis fitokimia dilakuakan pada sampel kunyit, bangle, dan daun sirih. Uji fitokimia dilakukan untuk menunjukkan kandungan metabolit sekunder yang terekstrak dari sampel secara kualitatif dan mengetahui efektivitas pelarut dalam mengekstrak senyawa kimia yang terkandung dalam bahan alam. Metabolit sekunder merupakan Menurut (Harborne, 1984) guna memperoleh informasi lebih awal mengenai kandungan kelompok senyawa metabolit sekunder dapat diidentifikasi dengan metode fitokimia. Sejalan dengan hal tersebut, Robinson (1991) menyatakan bahwa, metode ini diawali dengan mengisolasi kandungan senyawa metabolit sekunder tersebut menggunakan metode ekstraksi pelarut seperti maserasi dan partisi. Untuk mengetahui golongan senyawa dilakukan penapisan fitokimia. Penapisan fitokimia dimaksudkan sebagai pemeriksaan pendahuluan tentang kandungan kimia tumbuhan Carica papaya yang berhasiat. Tumbuhan umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti (alkaloid), (saponin), (flavanoid), (steroid), (triterpenoid), (kumarin) dan lain-lain. Tumbuhan papaya belum diketahui secara detail kandungan metabolit sekundernya, maka perlu dilakukan uji fitokimia pada daun pepaya (Carica papaya) untuk mengetahui senyawa metabolit sekundernya, sehingga dapat diketahui potensi tumbuhan tersebut. Dengan demikian upaya pelestariannya dapat dimanfaatkan lebih besar dan lebih baik.

Daftar Pustaka

Tamin, R. dan D. Arbain. 1995. Biodiversity and Survey Etnobotani. Makalah Lokakarya Isolasi Senyawa Berkhasiat Obat. Madang: Kerjasama HEDS-FMIPA Universitas Andalas. Tidak diterbitkan. Ismail, S., E. Marliana, I. Fikriah, dan Noorhidayah. 2007. Eksplorasi Biotamedika Kandungan Kimia, Toksisitas, dan Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Asli Kalimantan Timur. Laporan Penelitian. Universitas Mulawarman. Samarinda. Tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai