Skrining Fitokimia Fraksi Methanol, Etil Asetat, N-Heksan Ekstrak Kulit Buah Sirsak
Annona Muricata L.
ABSTRAK
Pemanfaatan obat yang berpotensi besar dalam bidang kefarmasian saat ini adalah pemanfaatan obat
tradisional khususnya pada kulit buah sirsak. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui
kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak kulit buah sirsak (Annona muricata L.) fraksi methanol,
etil asetat, n-heksan dan untuk mengetahui profil KLT ekstrak kulit buah sirsak (Annona muricata L.)
fraksi methanol, etil asetat, n-heksan. Hasil kromatografi dengan eluen kloroform : methanol dengan
perbandingan 28 : 1 memberikan profil kromatogram yang baik, yaitu dengan diperoleh 22 spot yang
diduga didalamnya terdapat senyawa alkaloid, terpenoid/steroid dan flavonoid. Hasil penyinaran
menggunakan sinar UV dengan Gelombang 366 didapat 4 spot yang diduga masuk dalam kategori
metabolit sekunder, antara lain; pada Rf 0,33 dengan spot yang berwarna biru hijau, Rf 0,43 dengan
spot yang berwarna kuning, Rf 0,52 dan Rf 0,56 dengan spot yang berwarna ungu-merah. Dalam hal
ini adalah mengumpulkan informasi data senyawa matabolit sekunder yang terkandung dalam ektrak
kulit buah sirsak. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam ekstrak kulit buah sirsak terkandung
senyawa metabolit sekunder alkaloid, saponin, terpenoid dan flavonoid dengan nilai Rf nya berada pada
0,33 - 0,56. Hal Ini berarti bahwa ekstrak kulit buah sirsak memiliki senyawa metabolit sekunder yang
dapat diolah menjadi bahan alam berkhasiat obat.
Kata kunci : Fraksi methanol, etil asetat, n-heksan, Senyawa Metabolit Sekunder, Kromatorafi Lapis
Tipis
ABSTRACT
Drug utilization great potential in the field of pharmacy today is the use of traditional medicine,
especially in the soursop fruit skin. The purpose of this study was to determine the chemical constituents
contained in soursop fruit peel extract (Annona muricata L.) fraction methanol, ethyl acetate, n-hexane,
and to determine the TLC profile soursop fruit peel extract (Annona muricata L.) fraction methanol,
ethyl acetate , n-hexane. Results chromatography with eluent chloroform : methanol in the ratio 28 :
1 provides a good chromatogram profiles, namely the allegedly gained 22 spots in which there are
alkaloids, terpenoids / steroids and flavonoids. The result of irradiation with UV light at 366 Wave 4
spots were allegedly obtained in the category of secondary metabolites, among others; at Rf 0.33 with
blue green spot, Rf 0.43 with a yellow spot, Rf 0.52 and Rf 0.56 with spots purple-red. In this case the
data is gathered information secondary metabolites contained in soursop fruit peel extract. Results of
the analysis showed that the soursop fruit peel extract contains secondary metabolites alkaloids,
saponins, terpenoids and flavonoids with its Rf value was at 0.33 to 0.56. It means that the soursop
fruit peel extract has secondary metabolites that can be processed into natural medicinal ingredients.
Keywords : Fraction methanol, ethyl acetate, n-hexane, Secondary Metabolites Compounds, thin layer
chromatography
73
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2022 5 (1) 73-78 e-ISSN 2685-3167
menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel yang bertahan selama 15 menit berarti positif
kanker [2]. adanya saponin.
Daun sirsak berdasarkan penelitian terdahulu 4. Pemeriksaan Fenolik
juga memiliki kandungan flavonoid yang Beberapa tetes lapisan air diletakkan
merupakan salah satu dari kelompok fenolik yang pada plat tetes kemudian ditambahkan
dapat ditemukan di buah dan sayur, dimana 1-2 tetes larutan besi (III) klorida 1%.
flavonoid memiliki berbagai macam aktivitas Apabila terbentuk warna biru berarti
biologis [1] positif adanya fenolik.
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat 5. Pemeriksaan Alkaloid
dalam tumbuhan biasanya tersebar keseluruh Beberapa tetes lapisan kloroform
bagian tumbuhan, akan tetapi dalam kadar yang ditambahkan kloroform amoniak 0,05
berbeda-beda [3] N dikocok, ambil lapisan kloroform.
Selama ini pemanfaatan kulit buah sirsak Tambahkan asam sulfat 2 N, dikocok
masih sangat jarang bahkan belum ada yang perlahan. Ambil lapisan asam
pernah menggunakannya sebagai bahan obat kemudian tambahkan pereaksi Mayer
tradisional. Skrining fitokimia pada kulit buah atau Dragendorff. Apabila terbentuk
sirsak diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa endapan putih dengan pereaksi Mayer
metabolit sekunder, yang selama ini masyarakat atau warna jingga dengan pereaksi
hanya memandangnya sebagai limbah dan tidak Dragendorff berarti positif alkaloid.
dapat digunakan sebagai obat tradisional. 6. Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid
Lapisan kloroform disaring melalui
2. METODE PENELITIAN pipet yang berisi norit dan kapas. Hasil
saringan dipipet dan dibiarkan
Alat dan Bahan
mengering pada plat tetes. Setelah
Rotary Evaporator, Desikator, Lempeng
kering ditambahkan pereaksi
KLT Tabung Reaksi dan rak Pipet tetes Corong
Liebermann-Burchard (2 tetes asam
Pisah
asetat anhidrat ditambah 1 tetes asam
Kulit Buah Sirsak Aquadest Metanol sulfat pekat). Apabila terbentuk warna
Heksan Etil asetat Kapas Kloroform Amoniak merah berarti positif adanya terpenoid
Tetes larutan besi (III) klorida 1% dan warna hijau biru berarti positif
adanya steroid.
Prosedur Kerja 7. Pemeriksaan Flavanoid
1. Ekstraksi Kulit Buah Sirsak Larutan Percobaan:
Sampel ditimbang ± 300 gram kemudian Ekstrak methanol ditambahkan 5 ml n-
direndam dalam pelarut kloroform 3-5 hari. heksan, dikocok hati-hati, lalu
Lakukan hingga 3x maserasi, hasil maserasi didiamkan. Lapisan methanol diambil,
kemudian dipekatkan menjadi ekstrak kental dan diuapkan pada temperatur 400C,
ditimbang. Ekstrak kental yang diperoleh masih sisanya dilarutkan dalam 5 ml etil
mengandung campuran beberapa senyawa asetat, dan disaring.
sehingga perlu dilakukan pemisahan dengan cara Cara Percobaan:
fraksinasi. a. Sebanyak 1 ml larutan percobaan
2. Pemeriksaan Kandungan Metabolit diuapkan hingga kering, sisanya
Sekunder dilarutkan dalam 1-2 ml etanol
Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder 96%, ditambahkan 0,5 g serbuk
dilakukan berdasarkan Farmakope Indonesia seng dan 2 ml asam klorida 2 N,
Edisi IV terhadap ekstrak kental methanol dengan didiamkan selama satu menit.
cara menambahkan air suling dan kloroform sama Ditambahkan 10 ml asam klorida
banyak (± 5ml) lalu dikocok kuat dan dibiarkan pekat, jika dalam waktu 2-5 menit
sampai terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan terjadi warna merah yang intensif
lapisan kloroform kemudian pisahkan. Lapisan menunjukan adanya flavonoida.
air digunakan untuk uji senyawa fenolik dan b. Sebanyak 1 ml larutan percobaan
saponin. Sedangkan lapisan kloroform digunakan diuapkan hingga kering, sisanya
untuk uji senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid dilarutkan dalam 1 ml etanol 96%,
dan steroid. ditambahkan 0,1 g magnesium dan
3. Pemeriksaan Saponin 10 tetes asam klorida pekat, terjadi
Lapisan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi warna merah jingga sampai merah
kemudian dikocok kuat. Apabila terbentuk busa
74
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2022 5 (1) 73-78 e-ISSN 2685-3167
75
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2022 5 (1) 73-78 e-ISSN 2685-3167
terdapat senyawa alkaloid, terpenoid/steroid dan sangat baik. Untuk noda yang muncul pada bagian
flavonoid. bawah lempeng pada fraksi etil asetat adalah
senyawa polar dikarenakan semakin kecil nilai Rf
Pada fraksi methanol terdapat 2 spot noda yang nya menandakan semakin polar senyawa tersebut
salah satu spotnya masuk dalam kategori nilai Rf dikarenakan senyawa polar akan semakin terikat
yang baik yaitu dengan ini Rf 0,43 dengan spot pada lempeng KLT yang juga bersifat polar
yang berwarna hijau. Fraksi n-heksan terdapat 1 sebaliknya noda yang nampak di bagian atas pada
spot noda namun tidak masuk dalam kategori Rf fraksi etil asetat adalah senyawa non polar (tabel
yang baik karena spot nodanya terdapat pada nilai 4.3.).
Rf 0.09 dengan hasil warna biru. Fraksi etil asetat Identifikasi sampel pada hasil penotolan fraksi
terdapat 18 spot noda dengan warna yang etil asetat menghasilkan senyawa alkaloid yang
bervariasi dan terdapat 12 spot noda yang masuk ditandai dengan timbulnya spot berwarna biru
dalam kategori nilai Rf yang baik, dan hijau yang berfluoresensi di bawah sinar UV 366
berdasarkan hasil penyinaran menggunakan sinar nm dengan harga Rf = 0.33. Menurut [5] , alkaloid
UV dengan Gelombang 366 didapat 4 spot yang positif bila timbul noda berwarna cokelat atau
diduga masuk dalam kategori metabolit sekunder, jingga setelah penyemprotan dragendorff. Bila
antara lain; pada Rf 0,33 dengan spot yang tanpa pereaksi kimia, di bawah lampu UV 366 nm,
berwarna biru hijau, Rf 0,43 dengan spot yang alkaloid akan berfluoresens biru, biru-hijau atau
berwarna kuning, Rf 0,52 dan Rf 0,56 dengan spot ungu.
yang berwarna ungu-merah. Berdasarkan hasil pada penotolan fraksi etil
asetat menghasilkan senyawa terpenoid/steroid
Pengujian kualitatif mengikuti Farmakope yang ditandai dengan timbulnya spot noda yang
Indonesia untuk pengujian metabolit sekunder berwarna ungu-merah, terdapat dua spot yang
diduga dalam kulit sirsak terkandung senyawa diduga adalah senyawa terpenoid/steroid yang
Saponin, Alkaloid, Terpenoid dan Flavonoid. berfluoresensi di bawah lampu UV 366 nm
Kandungan metabolit sekunder ini ditunjukan dengan nilai Rf pada spot 1 Rf = 0.52 dan spot 2
dengan: harga Rf = 0.56. [5] bila tanpa pereaksi kimia, di
¾ Adanya saponin, ditandai oleh adanya busa bawah lampu UV 366 nm, terpenoid/steroid akan
yang bertahan selama 15 menit. berfluoresensi ungu hitam, ungu merah, ungu
¾ Adanya alkaloid, ditandai oleh adanya gelap.
endapan putih pada bagian bawah tabung
reaksi saat ditambahkan denagn pereaksi Kemudian pada penotolan fraksi etil asetat
Mayer. juga menghasilkan senyawa flavonoid yang
¾ Adanya terpenoid, ditandai dengan ditandai dengan timbulnya spot yang berwarna
terbentuknya warna merah saat ditambahkan kuning yang berfluoresensi di bawah lampu UV
pereaksi Lieberman-Burchard. 366 nm dengan nilai Rf = 0.43. Menurut [5] bila
¾ Adanya Flavonoid, ditandai dengan tanpa pereaksi kimia, flavonoid berfluoresensi
terbentuknya watna merah yang intensif saat kuning, biru atau hijau, tergantung strukturnya.
dilakukan percobaan.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah
sebuah teknik sederhana yang memisahkan
campuran zat-zat terlarut atas dasar perbedaan
kelarutan dalam eluen (fasa gerak) dan kekuatan
interaksi (adsorpsi) oleh adsorben (fasa diam),
melalui suatu proses elusi yang sama, maka besar
nilai Rf dari suatu zat (makin tinggi posisi dalam
plat KLT), maka makin tinggi pula sifat
nonpolarnya. Ini berkaitan dengan sifat fasa diam
plat KLT (yakni silika gel SiO2) yang bersifat
sangat polar. Molekul-molekul yang polar akan a. Eluen 28 : 1 III UV254 b. Eluen 28 : 1 III UV366
dengan mudah berinteraksi secara dipol-dipol Gambar 5. Hasil penyinaran menggunakan sinar
dengan ikatan SiO2 yang polar, dan oleh UV gelombang 254 dan 366
karenanya akan teradsorbsi dengan lebih kuat pada Dengan demikian hasil Skrining Fitokimia
plat KLT dan tidak bermigrasi lebih jauh ke atas. yang dilakukan dengan metode KLT, terhadap
Analisis kualitatif dengan KLT menunjukan Ekstrak Kulit Buah Sirsak (Annona muricata L.)
bahwa eluen yang baik adalah eluen yang dapat mengandung senyawa metabolit sekunder
memberikan nilai Rf pada kisaran harga Rf 0,2- senyawa alkaloid, terpenoid/steroid dan
0,8, yaitu eluen dapat memisahkan noda dengan flavonoid.
77
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2022 5 (1) 73-78 e-ISSN 2685-3167
Hasil pengujian ini sejalan dengan yang antioksidan ataupun senyawa alkaloid yang dapat
dikemukakan [7] bahwa: sebagian besar tanaman digunakan sebagai antikanker.
penghasil senyawa metabolit sekunder
memanfaatkan senyawa tersebut untuk
mempertahankan diri dan berkompetisi dengan 4. KESIMPULAN
makhluk hidup lain di sekitarnya. Tanaman dapat Hasil pengujian kualitatif menunjukan bahwa
menghasilkan metabolit sekunder (seperti: ekstrak kulit buah sirsak dengan fraksi methanol,
quinon, flavonoid, tanin, dll.) yang membuat etil asetat, n-heksan ternyata mengandung
tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. senyawa metabolit sekunder yang berupa
Berbagai senyawa metabolit sekunder telah Saponin, Alkaloid, Terpenoid dan Flavonoid yang
digunakan sebagai obat atau model untuk diperkuat dengan data hasil KLT pada nilai Rf
membuat obat baru, contohnya adalah aspirin nya, berada pada 0,33 - 0,56. Dengan demikian
yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang ekstrak kulit buah sirsak (Annona muricata L.)
secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu. dapat diolah menjadi bahan alam berkhasiat obat.
Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah
sebagai pestisida dan insektisida, contohnya 5. DAFTAR PUSTAKA
adalah rotenone dan rotenoid. Beberapa metabolit
1. Farkas, et al, 2004. Potensi dan Manfaat
sekunder lainnya yang telah digunakan dalam
Tumbuhan sebagai Sumber Bahan Bioaktif.
memproduksi sabun, parfum, minyak herbal,
Acta Pharmaceutica Indonesia. Vol XXII.
pewarna, permen karet, dan plastic alami adalah
2. Markham, R.K., 1988. Cara Mengidentifikasi
resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak
Flavonoid, Bandung, Penerbit ITB.
volatil > @¶
3. Farmakope Indonesia, 1995. Edisi IV,
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
bahwa kandungan metabolit sekunder yang
Hak Cipta Direktorat Jenderal Pengawasan
terdapat dalam ekstrak kulit buah sirsak memiliki
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI.
potensi yang dapat juga dijadikan sebagai salah
4. Wagner 1996. Metode Fitokimia. Edisi III.
satu bahan alam berkhasiat obat. Sebagai contoh
Bandung. Penerbit ITB.
senyawa metabolit sekunder seperti senyawa
5. Alferman, 2000. Detection and Identification
yang terkandung dalam ekstrak kulit buah sirsak
of Organic Compound. New York: Planum
(Annona muricata L.) adalah flavonoid sebagai
78
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2022 5 (1) 73-78 e-ISSN 2685-3167
79