Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI - FITOKIMIA

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SENYAWA FLAVONOID


DALAM KULIT BUAH JERUK (CITRUS AURANTIUM)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK III

ANDI NAHWA MOH. ROBIN

AYU SATYA NARAYANTI NANI EKAWATI

EMALIA SAUDO SISILIA BAAN PASANG

FINA MEI LIYA SRI HUDAYA

MARNIATI WIDIAWATI

Dosen Pembimbing: Apt. Magfirah, S.Farm.,M.Si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA) PELITA MAS

PALU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Flavonoid merupakan salah satu golongan metabolit sekunder

yang dihasilkan oleh tanaman yang termasuk dalam kelompok besar

polifenol. Senyawa ini terdapat pada semua bagian tanaman termasuk

daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar, bunga, buah, dan biji.

Flavonoid mempunyai kemampuan sebagai penangkap radikal bebas

dan menghambat oksidasi lipid (Treml & Smejkal, 2016). Flavonoid

adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat aleopati terdapat pada

kulit jeruk manis, merupakan persenyawaan glukosida yang terdiri dari

gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang tidak ada rasanya

disebut hesperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit dan

mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam. Sebagian besar

merupakan pigmen warna kuning dapat larut dalam air dan pelarut

orgnaik, mudah terurai pada temperature tinggi (Eridawati, 2019)

Analisis kuantitatif flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Spektrum serapan ultra violet dan serapan

tampak merupakan cara tunggal yang paling bermanfaat untuk

mengidentifikasi struktur flavonoid. Metode tersebut juga dapat

digunakan untuk melakukan uji secara kuantitatif. untuk menentukan

jumlah flavonoid yang terdapat dalam ekstrak methanol juga dilakukan

dengan spetrofotometer UV-Vis yaitu dengan mengukur nilai


absorbansinya. Absorbansi sebagai analisis kuantitatif dilakukan

berdasarkan Hukum Lambert-Bee (Diah, 2019)

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui dan memahami cara identifikasi senyawa flavonoid dalam

ekstrak dengan menggunakan reaksi warna.

2. Mengetahui dan memahami penetapan kadar total flavonoid dalam

ekstrak dengan menggunakan spektrofotometer.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang memiliki

struktur inti C6-C3-C6 (dua cincin aromatik yang dihubungkan dengan

ikatan atom O yang berupa ikatan oksigen heterosiklik. Flavonoid

mempunyai sejumlah gugus hidroksil sehingga merupakan senyawa

polar. Umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar seperti etanol,

metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air

sedangkan aglikonnya yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon,

flavon, serta flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih mudah larut

dalam pelarut seperti eter dan kloroform. Sejumlah tanaman yang

mengandung flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri,

antivirus, antiradang, antialergi, dan antikanker (Ahmad dkk, 2017).

Flavonoid yang memiliki gugus hidroksil pada posisi C3 atau C5

dan gugus keto pada posisi C4 akan membentuk kompleks yang stabil

terhadap asam ketika bereaksi dengan pereaksi AlCl3. Pereaksi AlCl3

yang ditambahkan menimbulkan pergeseran batokrom akibat

penjumlahan pengaruh semua kompleks yang terbentuk(Herawati,

2017).Berdasarkan penelitian Rapika (2020) kadar flavonoid total

pada ekstrak etanol kulit buah jeruk manis (Citrus aurantiumL.) adalah

sebesar 0,102mg/g ekstrak.


2.1.1 Identifikasi flavonoid senyawa kulit jeruk (Citrus aurantium) dengan

pereaksi.

Sebanyak 2 mg sampel ditambahkan 10 mL air panas, kemudian

dididihkan selama 5 menit lalu disaring. Filtrat sebanyak 5 ml

ditambahkan 0,05 mg serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat, kemudian

dikocok kuat –kuat. Uji positif ditunjukan dengan terbentuknya warna

merah, kuning atau jingga (Agustina dkk, 2016). Tujuan penambahan

HCl mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi reduksi antara serbuk

Mg sebagai pereduksi dengan senyawa flavonoid sehingga terjadi

perubahan warna menjadi merah, kuning atau jingga. Hasil

menunjukkan bahwa pada simplisia dan ekstrak kulit buah jeruk manis

positif mengandung senyawa flavonoid yang ditandai dengan

terbentuknya warna kuning. (Herawati, 2017).

2.1.2 Identifikasi flavonoid senyawa ekstrak kulit jeruk (Citrus aurantium)

dengan menggunakan KLT.

Uji penegasan adanya flavonoid dilanjutkan metode KLT,

diamkan plat silica gel yang telah ditotolkan dan dielusi. Plat silica gel

diamati dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 254 UV, terlihat bercak noda yang berfluorosensi dengan

warna biru, kuning , jingga. Nilai Rf yang didapat pada sampel 0,84

sedangkan Rf yang didapat pada baku pembanding 0,87. Rf KLT yang

bagus berkisar antara 0,2 sampai dengan 0,8. Jika Rf terlalu tinggi

yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen. Nilai Rf


sangat karakteristik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu, hal

tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan

senyawa sampel. Senyawa yang memiliki Rf lebih besar berarti

kepolaran yang rendah begitu juga sebaliknya. Adapun faktor-faktor

yang mempengarui harga Rf yaitu derajat kejenuhan uap

pengembang dalam bejana, pelarut, dan derajat kemurnian,

penetesan cuplikan (Gandjar, 2017).

2.1.3 Penetapan kadar flavonoid kulit jeruk (Citrus aurantium) dengan

mengunakan spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri UV –Vis merupakan teknik analisis yang

memakai sumber radiasi sinar tampak (380 –800 nm) dengan

memakai instrument spektrofotometer. Metode ini merupakan metode

yang sederhana, mudah dan mempunyai tingkat ketelitian yang cukup

tinggi (Amelia,2018)

Prinsip spektrofotometri UV –Vis berdasarkan Hukum Lambert Beer

adalah bila cahaya monokromatik melalui suatu media makasebagian

diserap sebagian dipantulkan dan sebagian dipancarkan (Herawati,

2017).

Kuersetin merupakan senyawa flavonoid kuat golongan flavonol yang

memiliki gugus keto pada atom C4 dan gugus hidroksi pada atom C3

atau C5 yang bertetangga. Kuersetin diketahui sebagai senyawa

penciri adanya flavonoid karena keberadaanya yang banyak tersebar

dalam tumbuhan (Sa’adah dkk, 2017).


Penentuan panjang gelombang maksimum Quersetin berdasarkan

jurnal Ahmad dkk., (2017) dengan modifikasi sebanyak 10 mg

quersetin dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dilarutkan dalam

10 mL etanol 96%. Kemudian dipipet 0,1 mL ditambahkan 0,2 mL

aluminiumklorida (AlCl3) 10%, 0,2 mL kalium asetat 1 M dan

ditambahkan akuadestilata sampai 10 mL. Selanjutnya absorbansi

diukur pada panjang gelombang 400 –800 nm.

Pembuatan kurva standar quarsetin berdasarkan jurnal Ahmad dkk.,

(2017) dengan modifikasiQuersetin ditimbang sebanyak 10 mg

dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan dilarutkan dalam 10 ml

etanol 96% untuk konsentrasi 1000 ppm, kemudian dipipet 1 ml dan

dilarutkan dalam 10 ml etanol 96% untuk konsentrasi 100 ppm,

kemudian dibuat beberapa konsentrasi standar 2 ppm,4 ppm, 6 ppm,

8 ppm dan 10 ppm. Dipipet masing-masing konsentrasi larutan

standar quersetin sejumlah 0,1 mL ditambah dengan 0,2 ml aluminium

klorida (AlCl3) 10%, 0,2 ml kalium asetat 1 M dan ditambahkan

akuadestilata sampai 10 ml. Kemudian diukur absorbansinya pada

spektrofotometri UV –Vis dengan panjang gelombang Quersetin yang

telah didapat.

Penentuan kadar flavonoid total dengan metode kolorimetri

berdasarkan Ahmad dkk., (2017) dengan modifikasi ditimbang 50 mg

ekstrak etanol kulit jeruk sambal dilarutkan dalam 50 mL

akuadestilata. Diambil 0,1 mL ditambahkan 0,2 ml AICI310%, 0,2 ml


kalium asetat 1 M dan ditambahkan akuadestilata sampai 10 mL. Ukur

absorbansinya pada spektrofotometri UV –Vis dengan hasil dari

panjang gelombang Quersetin yang telah didapat. Pengukuran

dilakukan sebanyak 3 kali. Analisis data dilakukan dengan metode

kurva standar regresi linier dibuat berdasarkan data absorbansi dan

konsentrasi larutan standar Quersetin. (Ahmad dkk., 2017)

B. Uraian Bahan

1. Aquadest ( Depkes RI, 1997 Halaman 96)

Nama resmi : AQUADESTILATA

Nama lain : Air suling, Aquadest

Rumus kimia : H 2O

Berat molekul : 18,02 g/mol

Kelarutan : Larut dengan semua jenis pelarut

Pemerian : Caiaran jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai ras

Penyimpanan : Dalam wadah tertututup rapat

Kegunaan : Sebagai Pelarut

2. Methanol ( 8:706)

Nama resmi : METANOL

Nama lain : Metanol

Rumus kimia : CH3OH g/mol

Berat molekul : 34,00


Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk

cairan jernih dan tidak berwarna

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, atau bau khas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : Sebagai larutan penyari ekstrak kulit jeruk

3. Eter ( FI Edisi III, hal 66)

Nama resmi : AETHER ANESTHETICUS

Nama lain : Eter

Rumus kimia : C14H10O

Berat molekul : 74,12 g/mol

Kelarutan : Larut dalam sebagian air, dapat bercampur

dengan etanol (95%) P, dengan kloroform

P,dengan minyak lemak, dan dengan minyak

atsiri

Pemerian : Cairan transparan,tidak berwarna, bau khas,

rasa manis dan membakar, sangat mudah

terbakar, campuran uapnya dengan oksigen,

udara atau dinitrogen iksida,pada kadar

tertentu dapat meledak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, ditempat sejuk

Kegunaan : Memisahkan residu dari sisa pengotor

4. Asam Borat ( FI Edisi III, hal 49)


Nama resmi : ACIDUM BORICUM

Nama lain : Asam borat

Rumus kimia : H3BO3

Berat molekul : 61,83 g/mol

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 air mendidih,

dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 5

bagian gliserol P

Pemerian : Hablur, serbuk putih atau sisik mengkilap atau

tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak

asam dan pahit.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Larutan pereaksi

5. Asam Oksalat ( Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : ACIDUM OKSALAT

Nama lain : Asam Oksalat

Rumus kimia : CO2OH2.2H2O

Berat molekul : 90,03 g/mol

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol

Pemerian : Serbuk putih atau kuning gading

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Larutan pereaksi

7. Natrium Nitrat (DITJEN POM ,1979. Hal: 714)

Nama resmi : NATRII NITRIT


Nama lain : Natrium nitrit

Rumus kimia : NaNO2

Berat molekul : 69,00 g/mol

Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut

dalam etanol 95% P

Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai larutan baku/penitran

8. Natrium Hidroksida ( Depkes RI, 1979 Halaman 421)

Nama lain : NATRII HIDROCIDUM

Rumus kimia : NaOH

Berat molekul : 40 g/mol

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keping-keping,

keras dan rapuh dan menunjukkan susunan

hablur putih mudah meleleh, basa sangat kalis

dan korosif segera menyerap karbondioksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Larutan uji


BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah penangas air,

spektrofotometer dan tabung reaksi.

3.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan ialah asam borat, asam oksalat,

aseton, aquadest, etanol, ekstrak kental kulit buah jeruk, eter, HCl

pekat, metanol, natrium nitrat, NaOH dan serbuk Mg.

3.1.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Membuat larutan pembanding quersetin sebanyak 10 mg dan

dilarutkan dengan 10 ml etanol

3. Membuat konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100, 120 dalam labu ukur 10 ml

dan menambahkan etanol sampai tanda batas.

4. Kemudian dipipet sebanyak 1 ml dari masing-masing konsentrasi dan

ditambahkan 1-2 tetes pereaksi aluminium klorida, biarkan selama 30

menit pada suhu ruangan.

5. Mengukur serapan larutan baku quersetin pada panjang gelombang

425 nm.
6. Setelah itu, pembuatan larutan induk sebanyak 10 mg ekstrak

dilarutkan dalam 10 ml etanol dengan konsentrasi 50 ppm.

7. Sebanyak 0,5 ml larutan induk kemudian ditambahkan dengan 2 ml

aquadest dan 0,15 ml larutan natrium nitrat dan diamkan selama 6

menit, warna yang diperoleh yaitu warna kuning.

8. Lalu menambahkan 2 ml larutan NaOH dan 1 ml aluminium klorida.

9. Kemudian diencerkan dengan aquadest hingga 5 ml dan diamkan

selama 30 menit.

10. Selanjutnya mengukur serapan absorbansi larutan sampel pada

panjang gelombang 425 nm


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan dan Perhitungan

4.1.1 Perhitungan bahan

1. Larutan stok quersetin 1000 ppm

 1000 ppm = 1gram / 1 L = 10 mg / 10 ml etanol


2. Larutan deret standart
 20 ppm
M1 M2
=
V1 V2

M 2 .V 1
V 2=
M1

20 PPM . 10 ml
=
1000 ppm

= 0,2 ml

 40 ppm
M1 M2
=
V1 V2
M 2. V 1
v 2=
M1
40 PPM .10 ml
=
1000 ppm
= 0,4 ml
 60 ppm
M1 M2
=
V1 V2
M 2. V 1
v 2=
M1
60 PPM . 10 ml
=
1000 ppm
= 0,6 ml
 80 ppm
M1 M2
=
V1 V2
M 2. V 1
v 2=
M1
80 PPM . 10 ml
=
1000 ppm
= 0,8 ml
 100 ppm
M1 M2
=
V1 V2
M 2. V 1
v 2=
M1
100 PPM . 10 ml
=
1000 ppm
= 1 ml
 120 ppm
M1 M2
=
V1 V2
M 2. V 1
v 2=
M1
120 PPM . 10 ml
=
1000 ppm
= 1,2 ml

4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Larutan Standar kuersetin

Tabel 1. Hasil pengukuran absorbansi standar kuersetin

KONSENTRASI ABSORBAN
20 0,060
40 0,114
60 0,097
80 0,108
100 0,078
120 0,120

Tabel 2.Hasil pengukuran absorbansi standar kuersetin sesuai


literatur

KONSENTRASI ABSORBAN
20 0,067
40 0,078
60 0,092
80 0,106
100 0,118
120 0,132
4.1.3 Pembuatan kurva baku kuersetin

Grafik absorbansi terhadap konsentrasi kuersetin pada


panjang gelombang 425 nm
1.000
0.900
0.800 f(x) = 0.01 x + 0.22
R² = 0.99
0.700
ABSORBANSI

0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 20 40 60 80 100 120 140
KONSENTRASI
Gambar 1. Kurva baku sesuai hasil pengamatan
Grafik absorbansi terhadap konsentrasi kuersetin pada
panjang gelombang 425 nm
0.140
f(x) = 0 x + 0.05
0.120 R² = 1

0.100
ABSORBANSI

0.080

0.060

0.040

0.020

0.000
0 20 40 60 80 100 120 140
KONSENTRASI
Gambar 2. Kurva baku sesuai literatur

4.1.4 Perhitungan Larutan Sampel


1000 ppm = 10mg ekstrak /10ml etanol
 50 ppm
M1 M2
=
V1 V2
M 2. V 1
v 2=
M1
50 PPM . 10 ml
=
1000 ppm
= 0,5 ml

4.1.3 Tabel Hasil Pengamatan Larutan Sampel

KONSENTRASI (ppm) ABSORBAN


50 0,217
4.1.4 Perhitungan konsentrasi

flavonoid dalam sampel

Y = 0,0053x + 0,216

0,217 = 0,0053x + 0,216


0,217- 0,216 = 0,0053x

0,001 = 0,0053x

x = 0,0053

0,001

x = 5,3 ppm

Jadi kadar konsentrasi flavonoid dalam sampel adalah 5,3 ppm

4.2 Pembahasan

Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang memiliki stuktur

inti C6-C3-C6 (dua cincin aromatik yang di hubungkan dengan ikatan

atom O yang berupa ikatan oksigen heterosiklik .flavonoid mempunyai

sejumlah gugus hidroksil sehingga merupakan senyawa polar .( Ahmad

dkk, 2017)

Pada percobaan ini kita akan membuat larutan pembanding

quersetin, quesertin berfungsi untuk membantu menghentikan partikel

yang merusak dalam tubuh yang dikenal sebagai radikal bebas,larutan

pembanding quersetin yang digunakan sebanyak 10 mg dilarutkan


dengan 10 ml etanol, etanol berfungsi sebagai pelarut yang penting

untuk sintesis senyawa kimia. Kemudian dibuat konsentrasi 20, 40, 60,

80, 100, 120 dalam labu ukur 10 ml ditambahkan etanol sampai tanda

batas. Kemudian dipipet sebanyak 1 ml dari masing-masing konsentrasi

dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi aluminium klorida yang berfungsi

untuk reaksi polimerisasi dan isomerisasi hidrokarbon. biarkan selama

30 menit pada suhu ruangan. Lalu mengukur serapan larutan baku

quersetin pada panjang gelombang 425 nm. Hasil absorbansi yang

diperoleh yaitu pada konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100, 120 masing-

masing didapatkan nilai absorbansinya adalah 0,060, 0,114, 0,097,

0,108, 0,078 dan 0,120.

Setelah itu, pembuatan larutan induk yang berfungsi untuk

membuat larutan baku yang berkonsentrasi lebih rendah sebanyak 10

mg ekstrak dilarutkan dalam 10 ml etanol dengan konsentrasi 50 ppm.

Sebanyak 0,5 ml larutan induk kemudian ditambahkan dengan 2 ml

aquadest yang berfungsi sebagai pelarut untuk meneliti kandungan

suatu konsentrasi atau senyawa. dan 0,15 ml larutan natrium nitrat yang

berfungsi untuk bahan kimia intermediet(bahan antara) dan diamkan

selama 6 menit, warna yang diperoleh yaitu warna kuning. Lalu

menambahkan 2 ml larutan NaOH yang berfungsi untuk mengendalikan

tingkat keasaman atau PH. dan 1 ml aluminium klorida. Kemudian

diencerkan dengan aquadest hingga 5 ml dan diamkan selama 30

menit. Selanjutnya mengukur serapan absorbansi larutan sampel pada


panjang gelombang 425 nm. Hasil yang diperoleh yaitu nilai absorbansi

ekstrak kental kulit jeruk yaitu 0,217.

Hubungan farmasi dengan percobaan kali ini agar seorang farmasis

dapat mengidentifikasi dan menetapkan suatu kadar senyawa flavonoid

dalam kulit jeruk (citrus aurantium).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Identifikasi senyawa flavonoid dengan menggunakan reaksi warna

yaitu 2 mg sampel ditambahkan 10 mL air panas, kemudian dididihkan

selama 5 menit lalu disaring. Filtrat sebanyak 5 ml ditambahkan 0,05

mg serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat, kemudian dikocok kuat –kuat. Uji

positif ditunjukan dengan terbentuknya warna merah, kuning atau

jingga (Agustina dkk, 2016). Tujuan penambahan HCl mengakibatkan


terjadinya reaksi oksidasi reduksi antara serbuk Mg sebagai

pereduksi dengan senyawa flavonoid sehingga terjadi perubahan

warna menjadi merah, kuning atau jingga. Hasil menunjukkan bahwa

pada simplisia dan ekstrak kulit buah jeruk manis positif mengandung

senyawa flavonoid yang ditandai dengan terbentuknya warna kuning.

(Herawati, 2017).

2. Penentuan kadar flavonoid total dengan menggunakan metode

kolorimetri dengan modifikasi yaitu ditimbang 50 mg ekstrak etanol

kulit jeruk sambal dilarutkan dalam 50 mL akuadestilata. Diambil 0,1

mL ditambahkan 0,2 ml AICI310%, 0,2 ml kalium asetat 1 M dan

ditambahkan akuadestilata sampai 10 mL. Ukur absorbansinya pada

spektrofotometri UV –Vis dengan hasil dari panjang gelombang

Quersetin yang telah didapat. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali.

Analisis data dilakukan dengan metode kurva standar regresi linier

dibuat berdasarkan data absorbansi dan konsentrasi larutan standar

Quersetin. (Ahmad dkk., 2017)

5.2 Saran

5.2.1 Asisten

Diharapkan kepada asistensi agar pada saat menjelaskan jangan

terlalu cepat agar pratikan lebih paham.

5.2.2 Saran Pratikum


Diharapkan kepada pratikan agar memperhatikan asistensi pada

saat menjelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad A. R., Juwita., Ratulangi D. A. S.,Malik A., 2017., Penetapan Kadar

Fenolik Dan Flavonoid Total Ekstak Metanol Buah Dan Buan Patilaka

( Etlingera elatior(Jack) R. M. SM )., Vol2.,No1.,April.,Universitas Muslim

Indonesia., Makasar

Ganjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman,2017, Kimia Farmasi

Analisis,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.


Haeria, Hermawati, Andi T. U. D. P., 2016., Penentuan Kadar Flavanoid

Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus

spina-christiL.)., Journal of pharmaceutical and medicinal sciences., UIN

Alauddin Makasar

Rapika.2020. Analisis KadarSenyawaFlavonoid TotalDan Tanin Total Ekstrak

Etanol Kulit Buah Jeruk Manis ( Citrus Aurantiuml.)

Menggunakanmetodespektrofotometri Uv –Vis. Universitas Al-Ghifari.

Bandung

Sa’adah H., Henny N., Vivi P., 2017., Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap

Kadar Flavanoid Ekstrak Etanol UmbiBawang Dayak

( Eleuthrinepalmifolia (L) Merr) Dengan Metode Spektrofotometri., Jurnal

Borneo Journal of Pharmascienth.,Vol01.,No01., Akademi Farmasi

Samarinda

Anda mungkin juga menyukai