Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FITOKIMIA

TUGAS 5
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ANTRAKINON
(Ekstrak Rheum officinale L.)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia

KELOMPOK 1
KELAS A

1. Hijriyani Musa (201510410311095)


2. Sofiyana Adawiya (201910410311003)
3. Ari Esta Enggar Jati (201910410311005)
4. Fadia Prajayanti S.A (201910410311007)

DOSEN PEMBIMBING :
Apt. Siti Rofida, S.Si., M.Farm.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
I. Judul
Identifikasi Senyawa Golongan Antrakinon Ekstrak ( Rheum officinale L.)

II. Tujuan
Mahasiswa mampu untuk melakukan identifikasi senyawa golongan antrakinon dalam
tanaman.

III. Tinjauan Teori


A. Antrakuinon
Antrakuinon merupakan golongan dari senyawa glikosida termasuk turunan
kuinon. Antrakuinon merupakan suatu senyawa yang memiliki kerangka standar
bercincin tiga yaitu antrasena. Struktur antrakuinon biasanya terdapat sebagai
turunan antrakuinon terhidroksilasi, termetilasi, atau terkarboksilasi.
Antrakuinon dapat berikatan dengan gula sebagai oglikosida atau sebagai c-
glikosida. Turunan antrakuinon umumnya larut dalam air panas atau dalam alkohol
encer. Senyawa antrakuinon dapat bereaksi dengan basa memberikan warna kuning
hingga merah serta ungu atau hijau Antrakuinon dapat diperoleh dari isolasi bahan
alam dan sintesis. (Lantriyadi, Alimuddin, and Rudiyansyah 2018)

Gambar I. Struktur Kimia Antrakuinon

Cara Identifikasi :
1. Uji Borntrager
Semua antrakuinon memberikan warna reaksi yang khas dengan reaksi
Borntraeger. Jika larutan ditambah dengan ammonia maka larutan tersebut
akan berubah warna menjadi merah untuk antrakuinon dan kuning untuk
antron dandiantron.
2. Uji Modifikasi Borntrager
Jika terbentuk warna merah pada lapisan amonia, maka bahan tanaman
tersebut mengandung senyawa golongan antrakuinon

B. Tanaman Kelembak (Rheum officinale L.)


Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman
Rheum officinale L. atau yang dikenal dengan tumbuhan kelembak. Kegunaan dari
kelembak banyak sekali diantaranya yaitu sebagai obat pelangsing, menurunkan
kolestrol, sebagai obat pencahar alami untuk mengatasi sembelit, meningkatkan
kesehatan otak sebab kaya akan vitamin K, menguatkan tulang, menjaga kesehatan
jantung dan melawan kanker.
Gambar II. Tanaman Kelembak

1. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledoneae
Bangsa : Poligonal
Suku : Polygonaceae
Marga : Rheum
Jenis : Rheum officinale L. ( Jefri, 2018)

2. Morfologi Tanaman
Tanaman ini merupakan semak tahunan dengan pertumbuhan tanaman
25-80 cm. Kelembak memiliki karakter akar tunggang, lunak, bulat berwarna
coklat kadang berlubang dengan panjang 5 cm sampai 15 cm, lebarnya 3 cm
sampai 10 cm, permukaannya yang terkupas agak tersudut-sudut. Batang
berwarna coklat pendek beralur melintang. Daun tunggal, bertangkai dengan
helaian daun berbentuk bulat telur. Perbungaan majemuk, berkelamin 2 atau
1 , muncul di ketiak daun atau di ujung ranting; aktinomorf, ada kelopak tetapi
tidak ada mahkota. Tepala 4-6, benang sari 4-9. Buah berbentuk seperti padi,
bulat telur berwarna merah (N. Nurhasanah and Iriani 2021)
3. Kandungan dan Manfaat Tanaman
Akar dan daunnya mengandung flavonoid, disamping itu akarnya juga
mengandung glikosida; krisofanol, rein-emodin, dan saponin, sedangkan
daunnya mengandung polifenol, antraglikosida dan frangula-emodin. Pada
batangnya mengandung asam krisofanat, emodin dan rhein (Nurhasanah and
Iriani 2021)
Kelembak (Rheum officinale L.) mengandung antrakinon, terutama
glikosida antrakuinon; rhein (sennosides A dan B), aloe-emodin, asam oksalat,
tanin (5% - 10%) terdiri dari tannin galat, katekin, procyanidin, serta
kandungan lainnya seperti pectin, asam karboksilat fenolik .Hasil pengujian
secara in vivo pada hewan uji menunjukkan aktivitas dari kelembak dalam
mengatasi konstipasi. Antrakinon diduga kuat merupakan golongan senyawa
yang bertanggung jawab sebagai pencahar. Mekanisme kerja senyawa aktif
tersebut dengan meningkatkan motilitas kolon dan stimulasi klorida serta
sekresi air. Penelitian lainnya menyatakan aktivitas dari kelembak dalam
mengatasi konstipasi yaitu mempengaruhi pergerakan ion klorida pada sel
erpitel usus. Hal tersebut mempengaruhi osmolaritas, sehingga meningkatkan
sekeresi air dan mampu membuat masa feses lebih lembek serta mudah
dikeluarkan dari usus (Hayati 2017)

D. Kromatografi Lapis Tipis


1. Pemisahan KLT
Kromatografi lapis tipis (Thin-layer chromatography/TLC) dalam penelitian
pada umumnya dan dalam fitokimia khususnya. Kromatografi lapis tipis adalah teknik
kromatografi planar sederhana, hemat biaya, dan mudah dioperasikan yang telah
digunakan di laboratorium kimia umum selama beberapa dekade untuk memisahkan
senyawa kimia dan biokimia secara rutin. Secara tradisional, metode kimia dan optik
digunakan untuk memvisualisasikan bintik analit pada pelat TLC. Juga memiliki
aplikasi luas dalam mengidentifikasi kotoran atau ketidakmurnian dalam senyawa.
Studi menyoroti ulasan tentang KLT dan penerapan estimasi kualitatif dan kuantitatif
senyawa bioaktif dari tanaman obat.
Teknik pemisahan dengan KLT memiliki banyak kelebihan, karena KLT
merupakan Teknik yang serbaguna, yang dapat diaplikasikan untuk hamper semua
senyawa. Pemisahan dapat dicapai dengan biaya tidak terlalu mahal, yang dihasilkan
dari adsorben yang baik dan pelarut yang murni. Pemisahan dapat dicapai dalam
waktu yang singkat, sehingga memungkinkan KLT merupakan suatu Teknik dengan
jaminan keberhasilan, di dalam pemisahan campuran yang tidak diketahui (Ninla
Elmawati Falabiba et al. 2014).
Kromatografi lapis tipis dilakukan dengan menggunakan sepotong kaca,
logam atau plastik kaku yang dilapisi lapisan tipis silika gel atau alumina. Silika gel
(atau alumina) adalah fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis juga sering
mengandung zat yang berfluoresensi dalam sinar UV. Fase gerak adalah pelarut cair
yang cocok atau campuran pelarut.(Forestryana and Arnida 2020)
1). Fase Diam
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil
dengan diameter partikel antara 10-30 μm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel
fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja
KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya.
Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara
mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah adsorpsi dan partisi. Lapisan tipis
yang digunakan sebaai penjerap juga dapat dibuat dari silika yang telah dimodifikasi,
resin penukar ion, gel eksklusi, dan siklodekstrin yang digunakan untuk pemisahan
kiral.
2). Fase Gerak
Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan
mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sistem yang paling
sederhana ialah campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut
ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemis ahan dapat terjadi secara
optimal.
Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :
a). Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT
merupakan
teknik yang sensitif.
b). Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak
antara
0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
c). Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas
fase
gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan
nilai Rf.
Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti dietil eter ke dalam pelarut
non
polar seperti metil benzene akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.
d). Solut-solut ionik dan solut solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut
sebagai
fase geraknya, seperti campuran air dan menthol dengan perbandingan tertentu.
Penambahan sedikit etanoat dan atau amonia masing-masing akan meningkatkan
solut-solut yang bersifat basa dan asam.
 Harga Rf
KLT dengan penyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa
polar. Zat yang memiliki kepolaran yang sama dengan fasa diam akan cenderung
tertahan dan nilai Rfnya paling kecil pada identifikasi noda/penampakan noda, jika
noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rfnya. Harga Rf
yang diperoleh pada KLT tidak tetap jika dibandingkan dengan yang diperoleh pada
kromatografi kertas. Oleh karena itu pada lempeng sama disamping kromatogram dari
zat yang diperiksa perlu dibuat kromatogram dari zat pembanding kimia lebih baik
dengan kadar yang berbeda-beda.

Jarak yang ditempuh sustansi


Rf = (Forestryana and Arnida 2020)
Jarak yang ditempuh pelarut (eluen)

Faktor yang mempengaruhi harga Rf


a) Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
b) Sifat dan penyerap, derajat aktivitasnya
c) Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
d) Pelarut fase gerak
e) Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang digunakan
f) Teknik percobaan
g) Jumlah campuran yang digunakan
h) Suhu

1) Penotolan Sampel
Untuk memperoleh roprodusibilitas, volume sampel yang ditotolkan paling
sedikit 0,5 μl. Jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar dari 2-10 μl, maka
penotolan harus dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan antar
totolan.
2) Pengembangan
Bila sampel telah ditotolkan maka tahap selanjutnya adalah mengembangkan
sampel dalam bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi dengan uap fase
gerak. Tepi bagian bawah lempeng tipis yang telah ditotoli sampel dicelupkan
kedalam fase gerak kurang lebih 0,5-1 cm. Tinggi fase gerak dalam bejana harus
dibawah lempeng yang telah berisi totolan sampel.
Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapat mungkin volume fase
gerak sedikit mungkin, akan tetapi harus mampu mengelusi lempeng sampai
ketinggian lempeng yang telah ditentukan. Untuk melakukan penjenuhan fase gerak,
biasanya bejana dilapisi dengan kertas saring. Jika fase gerak telah mencapai ujung
dari kertas saring, maka dapat dikatakan bahwa fase gerak telah jenuh.(Rambe 2018)
3) Deteksi Bercak
Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara kimia
yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi
melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat
digunakan untuk menampakkan bercak adalah dengan cara pencacahan radioaktif dan
fluorosensi sinar ultraviolet. Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa
yang dapat berfluorosensi, membuat bercak akan terlihat jelas.(Rambe 2018)

IV. Prosedur Kerja


a) Uji Borntrager
1. Ekstrak sebanyak 0,3 gram diekstraksi dengan 10 ml aquadest, disaring, lalu
filtrat diekstraksi dengan 5 ml toluena dalam corong pisah.
2. Ekstraksi dilakukan sebanyak dua kali. Kemudian fase toluene dikumpulkan
dan dibagi menjadi dua bagian, disebut sebagai larutan VA dan VB.
3. Larutan VA sebagai blanko, larutan VB ditambah ammonia pekat 1mL dan
dikocok.
4. Timbulnya warna merah menunjukkan adanya senyawa antrakinon.

b) Uji Modifikasi Borntrager


1. Ekstrak sebanyak 0,3 gram ditambah dengan 5 ml KOH 0,5N dan 1 ml H2O2
encer.
2. Dipanaskan selama 5 menit dan disaring, filtrate ditambah asam asetat glasial,
kemudian diekstraksi dengan 5 ml toluena.
3. Fase toluene diambil dan dibagi menjadi dua sebagai larutan VIA dan VIB.
4. Larutan VIA sebagai blanko, larutan VIB ditambah ammonia pekat 1 ml.
5. Timbulnya warna merah atau merah muda pada lapisan alkalis menunjukkan
adanya antrakinon.

c) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


1. Sebagian larutan VIB digunakan untuk pemeriksaan dengan KLT.
Fase diam : Kiesel Gel 254
Fase gerak : Toluena : etil asetat : asam asetat glasial (75:24:1)
Penampak noda: Larutan KOH 10% dalam methanol
2. Jika timbul noda berwarna kuning, kuning coklat, merah ungu atau hijau ungu
menunjukkan adanya senyawa antrakinon.
Bagan Alir Prosedur Kerja
a) Uji Borntrager
Ekstrak sebanyak 0,3 gram diekstraksi dengan 10 ml aquadest, disaring, lalu
filtrat diekstraksi dengan 5 ml toluena dalam corong pisah.

Ekstraksi dilakukan sebanyak dua kali. Kemudian fase toluene dikumpulkan


dan dibagi menjadi dua bagian, disebut sebagai larutan VA dan VB. Larutan
VA sebagai blanko, larutan VB ditambah ammonia pekat 1 ml dan dikocok.
Timbulnya warna merah menunjukkan adanya senyawa antrakinon.

b) Uji Modifikasi Borntrager

Ekstrak sebanyak 0,3 gram ditambah dengan 5 ml KOH 0,5N dan 1 ml H2O2
encer. Kemudian dipanaskan selama 5 menit dan disaring, filtrate ditambah
asam asetat glasial, kemudian diekstraksi dengan 5 ml toluena.

Fase toluene diambil dan dibagi menjadi dua sebagai larutan VIA dan VIB.
c) Kromatografi
Larutan VIALapis Tipis
sebagai blanko, larutan VIB ditambah ammonia pekat 1 ml.
Timbulnya warna merahlapis
Uji kromatografi atau tipis
merah inimuda pada lapisan alkalis
menggunakan
menunjukkan adanya antrakinon.
Fase diam : Kiesel Gel 254
Fase gerak : Campuran Toluena : etil asetat : asam asetat
glasial (75:24:1)
Penampak noda : Larutan KOH 10% dalam methanol

Jika timbul noda berwarna kuning, kuning coklat, merah ungu atau hijau
ungu menunjukkan adanya senyawa antrakinon.
V. Hasil
VI. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Forestryana, Dyera, and Arnida Arnida. 2020. “Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi Lapis
Tipis Ekstrak Etanol Daun Jeruju (Hydrolea Spinosa L.).” Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
11(2):113. doi: 10.52434/jfb.v11i2.859.
Hayati, By Farida. 2017. “Tanaman Obat Indonesia 1: Pemanfaatan Dan Data Ilmiah Sebagai Sediaan
Obat Bahan Alam.”
Lantriyadi, Andi Hairil Alimuddin, and Rudiyansyah. 2018. “Sintesis Senyawa Antrakuinon Dari
Eugenol Dan Ftalat Anhidrida.” Jurnal Kimia Khatulistiwa 6(2):64–69.
Ninla Elmawati Falabiba, Wisnu Anggaran, Affiifi. Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, B. ..
Wiyono, Ninla Elmawati Falabiba, Yong Jun Zhang, Yong Li, and Xu Chen. 2014.
“Kromatografi Lapis Tipis Metode Sederhana Dalam Analisis Kimia Tumbuhan Berkayu.”
Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents 5(2):40–51.
Nurhasanah, and Dyah Iriani. 2021. “Struktur Anatomi Batang Kelembak (Rheum Officinale Baill.).”
1–5.
Nurhasanah, Nurhasanah, and Dyah Iriani. 2021. “Histochemical Test of Root, Petiole and Leaf of
Kelembak (Rheum Officinale Baill.).” Jurnal Biologi Tropis 21(3):726–33. doi:
10.29303/jbt.v21i3.2858.
Rambe, Normayanti. 2018. “UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Poliklinik UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA.” Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota 1(3):82–91.

Anda mungkin juga menyukai