TUGAS 5
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ANTRAKINON
(Ekstrak Rheum officinale L.)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia
KELOMPOK 1
KELAS A
DOSEN PEMBIMBING :
Apt. Siti Rofida, S.Si., M.Farm.
II. Tujuan
Mahasiswa mampu untuk melakukan identifikasi senyawa golongan antrakinon dalam
tanaman.
Cara Identifikasi :
1. Uji Borntrager
Semua antrakuinon memberikan warna reaksi yang khas dengan reaksi
Borntraeger. Jika larutan ditambah dengan ammonia maka larutan tersebut
akan berubah warna menjadi merah untuk antrakuinon dan kuning untuk
antron dandiantron.
2. Uji Modifikasi Borntrager
Jika terbentuk warna merah pada lapisan amonia, maka bahan tanaman
tersebut mengandung senyawa golongan antrakuinon
1. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledoneae
Bangsa : Poligonal
Suku : Polygonaceae
Marga : Rheum
Jenis : Rheum officinale L. ( Jefri, 2018)
2. Morfologi Tanaman
Tanaman ini merupakan semak tahunan dengan pertumbuhan tanaman
25-80 cm. Kelembak memiliki karakter akar tunggang, lunak, bulat berwarna
coklat kadang berlubang dengan panjang 5 cm sampai 15 cm, lebarnya 3 cm
sampai 10 cm, permukaannya yang terkupas agak tersudut-sudut. Batang
berwarna coklat pendek beralur melintang. Daun tunggal, bertangkai dengan
helaian daun berbentuk bulat telur. Perbungaan majemuk, berkelamin 2 atau
1 , muncul di ketiak daun atau di ujung ranting; aktinomorf, ada kelopak tetapi
tidak ada mahkota. Tepala 4-6, benang sari 4-9. Buah berbentuk seperti padi,
bulat telur berwarna merah (N. Nurhasanah and Iriani 2021)
3. Kandungan dan Manfaat Tanaman
Akar dan daunnya mengandung flavonoid, disamping itu akarnya juga
mengandung glikosida; krisofanol, rein-emodin, dan saponin, sedangkan
daunnya mengandung polifenol, antraglikosida dan frangula-emodin. Pada
batangnya mengandung asam krisofanat, emodin dan rhein (Nurhasanah and
Iriani 2021)
Kelembak (Rheum officinale L.) mengandung antrakinon, terutama
glikosida antrakuinon; rhein (sennosides A dan B), aloe-emodin, asam oksalat,
tanin (5% - 10%) terdiri dari tannin galat, katekin, procyanidin, serta
kandungan lainnya seperti pectin, asam karboksilat fenolik .Hasil pengujian
secara in vivo pada hewan uji menunjukkan aktivitas dari kelembak dalam
mengatasi konstipasi. Antrakinon diduga kuat merupakan golongan senyawa
yang bertanggung jawab sebagai pencahar. Mekanisme kerja senyawa aktif
tersebut dengan meningkatkan motilitas kolon dan stimulasi klorida serta
sekresi air. Penelitian lainnya menyatakan aktivitas dari kelembak dalam
mengatasi konstipasi yaitu mempengaruhi pergerakan ion klorida pada sel
erpitel usus. Hal tersebut mempengaruhi osmolaritas, sehingga meningkatkan
sekeresi air dan mampu membuat masa feses lebih lembek serta mudah
dikeluarkan dari usus (Hayati 2017)
1) Penotolan Sampel
Untuk memperoleh roprodusibilitas, volume sampel yang ditotolkan paling
sedikit 0,5 μl. Jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar dari 2-10 μl, maka
penotolan harus dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan antar
totolan.
2) Pengembangan
Bila sampel telah ditotolkan maka tahap selanjutnya adalah mengembangkan
sampel dalam bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi dengan uap fase
gerak. Tepi bagian bawah lempeng tipis yang telah ditotoli sampel dicelupkan
kedalam fase gerak kurang lebih 0,5-1 cm. Tinggi fase gerak dalam bejana harus
dibawah lempeng yang telah berisi totolan sampel.
Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapat mungkin volume fase
gerak sedikit mungkin, akan tetapi harus mampu mengelusi lempeng sampai
ketinggian lempeng yang telah ditentukan. Untuk melakukan penjenuhan fase gerak,
biasanya bejana dilapisi dengan kertas saring. Jika fase gerak telah mencapai ujung
dari kertas saring, maka dapat dikatakan bahwa fase gerak telah jenuh.(Rambe 2018)
3) Deteksi Bercak
Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara kimia
yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi
melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat
digunakan untuk menampakkan bercak adalah dengan cara pencacahan radioaktif dan
fluorosensi sinar ultraviolet. Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa
yang dapat berfluorosensi, membuat bercak akan terlihat jelas.(Rambe 2018)
Ekstrak sebanyak 0,3 gram ditambah dengan 5 ml KOH 0,5N dan 1 ml H2O2
encer. Kemudian dipanaskan selama 5 menit dan disaring, filtrate ditambah
asam asetat glasial, kemudian diekstraksi dengan 5 ml toluena.
Fase toluene diambil dan dibagi menjadi dua sebagai larutan VIA dan VIB.
c) Kromatografi
Larutan VIALapis Tipis
sebagai blanko, larutan VIB ditambah ammonia pekat 1 ml.
Timbulnya warna merahlapis
Uji kromatografi atau tipis
merah inimuda pada lapisan alkalis
menggunakan
menunjukkan adanya antrakinon.
Fase diam : Kiesel Gel 254
Fase gerak : Campuran Toluena : etil asetat : asam asetat
glasial (75:24:1)
Penampak noda : Larutan KOH 10% dalam methanol
Jika timbul noda berwarna kuning, kuning coklat, merah ungu atau hijau
ungu menunjukkan adanya senyawa antrakinon.
V. Hasil
VI. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Forestryana, Dyera, and Arnida Arnida. 2020. “Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi Lapis
Tipis Ekstrak Etanol Daun Jeruju (Hydrolea Spinosa L.).” Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
11(2):113. doi: 10.52434/jfb.v11i2.859.
Hayati, By Farida. 2017. “Tanaman Obat Indonesia 1: Pemanfaatan Dan Data Ilmiah Sebagai Sediaan
Obat Bahan Alam.”
Lantriyadi, Andi Hairil Alimuddin, and Rudiyansyah. 2018. “Sintesis Senyawa Antrakuinon Dari
Eugenol Dan Ftalat Anhidrida.” Jurnal Kimia Khatulistiwa 6(2):64–69.
Ninla Elmawati Falabiba, Wisnu Anggaran, Affiifi. Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, B. ..
Wiyono, Ninla Elmawati Falabiba, Yong Jun Zhang, Yong Li, and Xu Chen. 2014.
“Kromatografi Lapis Tipis Metode Sederhana Dalam Analisis Kimia Tumbuhan Berkayu.”
Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents 5(2):40–51.
Nurhasanah, and Dyah Iriani. 2021. “Struktur Anatomi Batang Kelembak (Rheum Officinale Baill.).”
1–5.
Nurhasanah, Nurhasanah, and Dyah Iriani. 2021. “Histochemical Test of Root, Petiole and Leaf of
Kelembak (Rheum Officinale Baill.).” Jurnal Biologi Tropis 21(3):726–33. doi:
10.29303/jbt.v21i3.2858.
Rambe, Normayanti. 2018. “UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Poliklinik UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA.” Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota 1(3):82–91.