Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN II

ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID


A. Tujuan
1. Memahami dan melakukan isolasi glikosida flavonoid pada daun singkong dengan tekhnik
ekstraksi maserasi.
2. Memahami dan dapat melaksanakan analisis kualitatif golongan senyawa glikosida flavonoid
dengan metode kromatografi lapis tipis.
B. Prinsip Metode
Prinsip kerja kromatografi lapis tipis adalah pemisahan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran dari
sampel versus pelarut fase gerak yang digunakan. Teknik KLT menggunakan fase diam dalam
bentuk plat tipis silika dan fase geraknya bisa berupa air atau pelarut organik. Pemilihan fase gerak
ini tergantung dengan jenis sampel yang akan dipisahkan

C. Dasar Teori
Selama ini, masyarakat hanya mengenal daun singkong sebagai sayuran dan bahan makanan.
Masyarakat kurang mengetahui bahwa daun singkong memiliki banyak manfaat di dunia kesehatan
karena memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi (sekitar 27,5%), senyawa organik
flavonoid, triterpenoid, tanin serta saponin. Flavonoid dan saponin sejak lama diketahui memiliki
aktivitas antimikroba dan antivirus. Demikian juga triterpenoid yang sering ditemukan pada banyak
tanaman obat dan diketahui memiliki aktivitas antivirus dan antibakteri, serta dapat mengobati
kerusakan pada kulit.11
Flavonoid yang diisolasi dari daun singkong sebesar 100-200 μg/ml dapat mengurangi
degranulasi sel mast yang diinduksi senyawa 48,80 albumin pada sebuah penelitian in vitro.
Flavonoid diyakini dapat menghambat prostaglandin [1]. Senyawa bioakif umumnya dihasilkan
melalui metabolisme sekunder. Berbeda dengan metabolit primer, metabolit sekunder lebih berperan
dalam pertahanan dan peran ekologis tanaman dengan lingkungannya. Tiga kelompok besar senyawa
metabolit sekunder pada tumbuhan antara lain terpenoid, alkaloid, dan senyawa fenol.
Flavonoid merupakan derivat dari senyawa fenol. Secara umum, flavonoid merupakan
senyawa dengan 15 atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin
aromatik yang dihubungkan oleh tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga.
Gugus hidroksil (OH) hampir selalu terdapat dalam flavonoid, khususnya pada cincin B di posisi 3’
dan 4’, cincin A pada posisi 5 dan 7, atau cincin C pada posisi 3. Gugus hidroksil ini merupakan
tempat menempelnya berbagai gula yang dapat meningkatkan kelarutan flavonoid dalam air.
Sebagian besar flavonoid disimpan dalam vakuola tengah, walaupun disintesis di luar vakuola[2].
Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar.
Flavonoid di dala tumbuhan biasanya terikat dengan gugus gula sebagai glikosida dan aglikon dalam
beberapa bentuk kombinasi glikosida. Flavonoid yang telah diisolasi dari tumbuhan mempunyai
berbagai keaktifan biologis antara lain mempunyai keaktifan sebagai obat, insektisida, antimikroba,
anti virus, anti jamur, obat infeksi pada luka, mengurangi pembekuan darah di dalam tubuh,
mempercepat pembekuan darah di luar tubuh, merangsang pembentukan estrogen pada mamalia,
antihipertensi, antioksidan, anti tumor dan kanker[3].
Flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan karena flavonoid bertindak sebagai free radical
scavengers dengan melepaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Atom hidrogen yang
dilepaskan mampu berikatan dengan radikal bebas, hingga bermuatan netral. Flavonoid yang
kehilangan atom hidrogen kemudian mengalami resonansi dari gugus hidroksil yang menyebabkan
energi aktivitasnya berkurang dan tetap stabil. Radikal bebas yang sudah distabilkan akan berhenti
melakukan reaksi berantai sehingga mencegah terjadinya kerusakan lipid, protein, atau DNA[2].
Pemisahan merupakan aspek yang paling penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran, sehingga untuk mendapatkan materi yang murni
(isolat) dari suatu campuran, maka dilakukan proses pemiahan[3].
Kemurnian senyawa hasil isolasi diuji dengan pola noda KLT dan titik leleh. setelah
diperoleh ekstrak dalam isolasi senyawa organik bahan alam adalah pemisahan komponen-
komponen yang terdapa dalam ekstrak tersebut. Teknik yang banyak digunakan adalah kromatografi.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan
komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan
antara dua buah fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan
pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan
bergerak lebih cepat. Beberapa teknik kromatografi yang banyak digunakan antara lain kromatografi
lapis tipis, kromatografi kolom vakum (KCV), kromatgorafi kolom gravitasi (KG), dan
kromatotron[6].
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik pemisahan komponenkomponen campuran suatu
senyawa yang melibatkan partisipasi suatu senyawa di antara padatan penyerap (adsorbent, fasa
diam) yang dilapiskan pada pelat kaca atau aluminium dengan suatu pelarut (fasa gerak) yang
mengalir melewati adsrobent (padatan penyerap). Pengaliran pelarut dikenal sebagai proses
pengembangan oleh pelarut (elusi). KLT mempunyai peranan penting dalam pemisahan senyawa
organik maupun senyawa anorganik, karena relatif sederhana dan kecepatan analisisnya. Di dalam
analisis dengan KLT, sampel dalam jumlah yang sangat kecil ditotolkan menggunakan pipa kapiler
di atas permukaan pelat tipis fase diam (adsorbent), kemuadian pelat diletakkan dengan tegak dalam
bejana pengembang yang berisi sedikit pelarut pengembang. Oleh aksi kapiler, pelarut mengembang
naik sepanjang permukaan lapisan pelat dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam
sampel[6].
Klasifikasi Ketela Pohon[7]

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima Pohl.

D. Alat dan Bahan


ALAT BAHAN
Erlenmayer 1000 ml Serbuk daun singkong kering
Batang Pengaduk Aquades
Corong Etanol 96%
Gelas kimia Hcl 2N
Kertas saring n-Heksana
Water Bath Metanol
Tabung Reaksi Natrium Sulfat Anhidrat
Spatula Amonia NH3
Oven Tissu
Plat KLT Kapas
Pipa Kapiler Kertas saring
Alumuinum foil Kain flanel
Corong pisah 500 ml
Cawan Porselin
Lampu UV -Vis
Wadah untk maserasi
Lemari es
Klem dan statis
DAFTAR PUSTAKA
[1] Meilawaty, Z., 2013, Efek Ekstrak Daun Singkong (Manihot utilissima) terhadap Ekspresi COX-
2 pada Monosit yang Dipapar LPS E. Coli, Dental Journal Majalah Kedokteran Gigi, Vol. 40 (4).
[2] Pambudi, A., Syaefudin, Nita N., Risa S., Purwanty R.A., 2014, Identifikasi Bioaktif Golongan
Flavonoid Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica L.), Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan
Teknologi, Vol. 2 (3).
[3] Putra, R.T., Yani L., Reza A.K., 2015, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam
Tumbuhan Lamun Cymodocea rotundata Ehrenberg & Hemprich Ex Ascherson, Prosiding Penelitian
SPeSIA Unisba (Kesehatan dan Farmasi), Farmasi Gelombang 2.
[4] Daniatik, Suwijoyo P.,Sugeng R., 2015, Penentuan Kadar Flavonoid Total Fraksi Etil Asetat dan
Fraksi Kloroform Hasil Hidrolisis Ekstrak Etanolik Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (BL) Hook
f. & Th.) dengan Metode Spektrofotometr Menggunakan Rutin sebagai Pembanding, Kartika Jurnal
Ilmiah Farmasi, Vol. 3 (1).
[5] Pasaribu, S.P., Erwin, Putri I., 2014, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun
Tumbuhan Kerehau (Callicarpa longifolia Lam.), Jurnal Kimia Kemahasiswaan, Vol. 11 (2).
[6] Atun, S., 2014, Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan Alam, Jurnal
Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Vol. 8 (2).
[7] Thamrin, M., Ainul M., Samsul Em., 2013, Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilissima),
Agrium, Vol. 18 (1)

https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-fitokimia-ii-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai