Anda di halaman 1dari 3

Daun Singkong memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, saponin,tannin yang lebih

tinggi daripada sayuran lainnya. Selain itu daun singkongternyata juga mengandung
sianida. Sianida menyebabkan kerusakan spirakel,akibatnya serangga tidak bias bernafas
dan akhirnya mati. Sedangkan flavonoidmerupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang
dapat bersifat menghambatmakan serangga dan juga bersifat toksis. Flavonoid
menyebabkan vaso konstriksi yang berlebihan sehingga permeabilitas rongga badan
pada nyamuk Aedes aegypti menjadi rusak dan hemolimfe tidak dapat didistribusi secara
sempurna. Metodeelektrik dipilih karena tidak menimbulkan asap dan debu serta cepat
dinetralisirlingkungan dibandingkan dengan metode semprot. Meskipun telah ada
penelitiantentang ekstrak daun singkong terhadap Culex sp namun belum ada penelitian
terhadap Aedes aegypti yang sesuai dengan standar.

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan didalam jaringan tanaman(Rajalakshmi, 1985). Flavonoid berperan
sebagai antioksidan dengan caramendonasikan atom hidrogennya atau melalui
kemampuannya mengkelat logam,berada dalam bentuk glukosida(mengandung rantai
samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut glikon(Cuppett,1954).

Tanaman yang mengandung senyawa flavonoid dapat digunakansebagai antikanker,


antioksidan, antiinflamasi, antialergi dan antihipertensi(Fauziah, 2010). Peran terpenting
flavonoid dari sayuran dan buah segaradalah mengurangi resikoterkena penyakitjantung
dan stroke (Safitri,2004). Menurut Sarastani (2002) kebanyakan sumber antioksidan
alamiadalah tanaman yang mengandung senyawa fenol yang tersebar di seluruhbagian
tanaman baik di kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuksari.

Flavonoid dialam sering dijumpai dalam bentuk glikosidanya(Kristanti,2008).Apabila


suatu senyawa terdapat banyak ikatan glikosidanya maka senyawa tersebut cenderung
bersifat lebih polar. Sehingga pada proses ekstraksi, senyawa metabolit sekunder akan
lebih terekstrak pada pelarut-pelarut polar,senyawa yang bekerja kurang spesifik karena
terikat dengan gugus gula dan pada proses pemisahan senyawadengan KLT akan
cenderung tertahan pada fase diamnya. (Saifudin dkk.,2006 )

Maserasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

1
pengadukan pada temperatur kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan priinsip
metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan(Ferdiansyah,2006).

Maserasi merupakan proses yang sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan
alam. Perendaman sampel tumbuhan dengan maserasi akan terjadi kontak sampel dan
pelarut yang cukup lama.Terdistribusinya pelarut organik yang terus menerus ke dalam
sel tumbuhan mengakibatkan perbedaan tekanan antara didalam dan diluar
sel.Sehingga,pemecahan dinding dan membran sel dan metabolit sekunder yang berada
dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik.Ha ini membuat ekstraksi senyawa
berlangsung sempurna karena lama perendaman yangdilakukan(Baraja, 2008).

Kelebihan dari metode maserasi adalah sederhana,relatif murah,tidakmemerlukan


peralatan yang rumit, terjadi kontak antara sampel dan pelarut yang cukup lama dan
dapat menghindari kerusakan komponen senyawa yang tidak tahan panas. Kekurangan
dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama untuk mencari pelarut organik
yang dapat melarutkan dengan baik senyawa yang akandiisolasi dan harus mempunyai
titik didih yang tinggi pula sehingga tidak mudahmenguap(Voight, 1995)

Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan komponen dalam suatusampel


dimana komponen tersebut didistribusikan di antara dua fasa yaitu fasagerak dan fasa
diam. Fasa gerak adalah fasa yang membawa cuplikan, sedangkanfasa diam adalah fasa
yang menahan cuplikan secara efektif (Sastrohamidjojo,1991).

Pada KLT pemisahan yang terjadi secara adsorbsi,sedangkan dalam kromatografi kertas
proses pemisahannya terjadi secara partisi.Fase diamnya berupa padatan penyerap yang
dihasilkan pada sebuah plat datar dari gelas, plastik atau alumunium sehingga
membentuk lapisan tipis dengan ketebalan tertentu.Fase diam atau penyerap yang bisa
digunakan sebagai pelapis plat adalah silika gel(SiO2),selulosa,alumina(Al2O3)dan
kieselgur(tanah diatome).Kebanyakan penyerap yang digunakan adalah silika gel,
dimana telah tersedia plat yang siapbpakai (Padmawinata,1991).

Pelarut sebagai fasa gerak atau eluen merupakan faktor yang menentukan gerakan
komponen-komponen dalam campuran.Pemilihan pelarut tergantung pada sifat kelarutan
komponen tersebut terhadap pelarut yang digunakan.

2
DAFTARPUSTAKA
Baraja,M.2008.UjiToksisitasEkstrakDaunFicuselasticaNoisexBlumeTerhadapArte
niaSalinaLeachdanProfilKromatografiLapisTipis,SkripsiSurakarta:Fakulta
s FarmasiUniversitasMuhamadiyahSurakarta.
Cuppet, S.M., M. Schrepf and C. Hall III. 1954. Natural
Antioxidants,ChemistryHealthEffect
andAplication.Champaign:AOCSPress.
Fauziah, L. 2010. Isolasi Glikosida Flavonoid dari Daun Ketela Pohon.
PharmacyCommunity.
Safitri,R. 2004. Sayuran dan Buah-buahan Pencegah Penyakit Jantung.
Cakrawala.
Sarastani, D., Suwarna T., Soekarto, T., Muchtadi, R. 2002. Aktivitas
AntioksidanEkstrakdanFraksiEkstrakBijiAtung.JurnalTeknologidanIndust
riPangan.Vol. XIIINo. 2.149-156.
Sastrohamidjojo,H.1991.Kromatografi.Yogyakarta: Liberty.
Voight R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan
olehSoendarinoerono.Gajah MadaUniversittyPress :Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai